Syzygium littorale Blume Amshoff
memiliki benang sari yang banyak berwarna putih dan berwarna kemerahan pada bagian pangkalmya. Buahnya berupa buah buni, berbentuk bulat, buah muda
berwarna hijau, buah tua berwarna merah keunguan atau hijau kemerahan dengan diameter buah 2,5-3,5 cm Gambar 12. Sinonim untuk spesies ini adalah Eugenia
densiflora Bl. Duthie, E. Axillaris Auct. Non Willd. Dijumpai dua varian S. pycnanthum di TWA Gunung Baung, yaitu yang
berbuah merah keunguan dan hijau. Perawakan dan karakter lainnya relatif sama, yang membedakan hanya pada warna buahnya saja. Perbandingan jumlah antara
keduanya tidak diketahui. Hal ini dikarenakan tidak banyak individu yang berbunga atau berbuah pada saat dilakukan penelitian.
Spesies ini memiliki rentang habitat yang lebar. Dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan berbagai tipe kondisi lingkungan. Menurut
Backer dan van den Brink 1963, di Jawa spesies ini tumbuh secara alami di areal semak belukar, hutan terbuka atau tepi-tepi sungai, pada ketinggian 5 – 1.500
mdpl. Mustian 2009 menjumpai S. pycnanthum beserta beberapa jenis Syzygium lainnya di kawasan pertambangan nikel di Soroako, pada kondisi tanah ultrabasa.
Jenis ini dijumpai tumbuh secara alami di tepi aliran sungai Mudiana 2009; 2011. Sunarti et al. 2008 mencatat habitat spesies ini pada ketinggian 750-850
m dpl di kawasan Hutan Polara, Pegunungan Waworete, Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara.
Spesies ini merupakan spesies Syzygium yang paling banyak dijumpai di TWA Gunung Baung. Sebanyak 235 individu tercatat dalam petak pengamatan,
terdiri atas 42 individu tingkat semai, 75 individu tingkat pancang, 49 individu tingkat tiang dan 69 idividu tingkat pohon. Tumbuh pada berbagai kondisi tempat,
seperti pada lokasi dengan dominasi rumpun bambu B. blumeana, tempat terbuka, tempat dengan dominasi semak dan pohon, di daerah lereng-lereng bukit.
Gambar 12 Varian buah muda berwarna merah keunguan a, varian buah
berwarna hijau b, dan perawakan pohon Syzygium pycnanthum c