pada ketinggian 5 – 1.000 m dpl. Spesies ini sering ditanam di pekarangan untuk dimanfaatkan daun dan buahnya Backer dan van den Brink 1963.
Dijumpai sebanyak 7 individu yang tercatat dalam petak pengamatan yang terdiri atas: 3 individu tingkat semai, 1 individu tingkat pancang dan 3 individu
tingkat tiang. Tumbuh di tempat-tempat yang tidak didominasi bambu, belukar dengan pohon-pohon tidak terlalu rapat, pada daerah lereng bukit.
Gambar 11 Bunga a, daun b, dan perawakan pohon Syzygium polyanthum c
5.2.4. Syzygium pycnanthum Merr. L.M. Perry
Habitus S. pycnanthum berupa pohon kecil, tinggi hingga 15 m, diameter batang dapat mencapai 30 cm dan tidak berbanir. Daun tunggal tersusun
berhadapan, berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau pucat pada permukaan bawahnya. Bentuk daun ovate-oblong-lanceolate bulat telur-
memanjang-lanset, tepi daun rata, ujung daun acute-acuminate runcing- meruncing. Ukuran daun antara 12,5-37 cm x 3-10 cm, memiliki intramarginal
vein dengan jarak 8-10 mm dari tepi daun. Perbungaan muncul di ujung ranting. Bunga tersusun rapat dengan tangkai bunga pendek 3-4 mm, mahkota bunga
berwarna putih-keunguan, kelopak bunga berwarna putih-kehijauan-ungu,
a
b c
memiliki benang sari yang banyak berwarna putih dan berwarna kemerahan pada bagian pangkalmya. Buahnya berupa buah buni, berbentuk bulat, buah muda
berwarna hijau, buah tua berwarna merah keunguan atau hijau kemerahan dengan diameter buah 2,5-3,5 cm Gambar 12. Sinonim untuk spesies ini adalah Eugenia
densiflora Bl. Duthie, E. Axillaris Auct. Non Willd. Dijumpai dua varian S. pycnanthum di TWA Gunung Baung, yaitu yang
berbuah merah keunguan dan hijau. Perawakan dan karakter lainnya relatif sama, yang membedakan hanya pada warna buahnya saja. Perbandingan jumlah antara
keduanya tidak diketahui. Hal ini dikarenakan tidak banyak individu yang berbunga atau berbuah pada saat dilakukan penelitian.
Spesies ini memiliki rentang habitat yang lebar. Dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan berbagai tipe kondisi lingkungan. Menurut
Backer dan van den Brink 1963, di Jawa spesies ini tumbuh secara alami di areal semak belukar, hutan terbuka atau tepi-tepi sungai, pada ketinggian 5 – 1.500
mdpl. Mustian 2009 menjumpai S. pycnanthum beserta beberapa jenis Syzygium lainnya di kawasan pertambangan nikel di Soroako, pada kondisi tanah ultrabasa.
Jenis ini dijumpai tumbuh secara alami di tepi aliran sungai Mudiana 2009; 2011. Sunarti et al. 2008 mencatat habitat spesies ini pada ketinggian 750-850
m dpl di kawasan Hutan Polara, Pegunungan Waworete, Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara.
Spesies ini merupakan spesies Syzygium yang paling banyak dijumpai di TWA Gunung Baung. Sebanyak 235 individu tercatat dalam petak pengamatan,
terdiri atas 42 individu tingkat semai, 75 individu tingkat pancang, 49 individu tingkat tiang dan 69 idividu tingkat pohon. Tumbuh pada berbagai kondisi tempat,
seperti pada lokasi dengan dominasi rumpun bambu B. blumeana, tempat terbuka, tempat dengan dominasi semak dan pohon, di daerah lereng-lereng bukit.