Status dan Kepentingan Konservasi Syzygium

kajian ini akan diperoleh informasi mengenai kondisi populasi, regenerasi, preferensi habitat, persebaran, status konservasi dan bahkan strategi konservasi bagi spesies tumbuhan yang dipelajari Wihermanto 2004; Partomihardjo dan Naiola 2009. Penelitian mengenai ekologi tumbuhan selalu diawali dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi spesies di suatu lokasikawasan. Data dan informasi spesies merupakan data dasar yang diperlukan untuk melakukan suatu studi ekologi tumbuhan. Data-data tersebut selanjutnya akan bermanfaat bagi studi lebih lanjut mengenai kondisi vegetasi, komunitas atau spesies penyusun suatu kawasan beserta fungsi dan interaksinya Partomihardjo dan Rahajoe 2005. Silvertown 1982 mengemukakan bahwa kajian ekologi populasi tumbuhan mencakup dua hal utama, yaitu: jumlah atau ukuran dari populasi serta proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan tehadap ukuran populasi. Sekumpulan spesies tumbuhan yang sama yang hidup dalam suatu komunitas, tempat dan waktu yang sama disebut sebagai populasi. Kumpulan beberapa populasi selanjutnya akan membentuk suatu komunitas. Komunitas tersebut melakukan interaksi dengan komponen biotik ataupun abiotik lingkungannya membentuk suatu ekosistem atau sistem ekologi. Dengan demikian ekologi populasi membahas hal-hal yang berkaitan dengan sistem ekologi dari suatu populasi, yang mencakup interaksi di dalam dan antar populasi, serta interaksi dengan lingkungannya. Tarumingkeng 1994 menyatakan bahwa populasi tidak hanya sebagai kumpulan spesies yang sama dalam waktu dan tempat tertentu, akan tetapi juga harus mampu berinteraksi secara genetik diantara mereka. Berbagai kelompok tumbuhan yang hidup dalam suatu habitat dan saling berinteraksi juga dengan lingkungannya membentuk suatu komunitas. Komunitas tumbuhan berinteraksi dengan kondisi lingkungannya baik biotik ataupun abiotik membentuk suatu sistem ekologi yang disebut ekosistem. Populasi tumbuhan tersusun atas suatu struktur, yang dapat dikelompokan menurut kelas umur ataupun fasetingkat pertumbuhannya. Untuk populasi pohon dalam suatu hutan tanaman struktur populasinya dapat diketahui dari umur tegakan yang terbentuk. Hal ini akan sulit diterapkan pada kondisi populasi tumbuhan yang hidup secara alami. Oleh karena itu struktur populasinya dapat didekati dengan fasetingkat pertumbuhannya, yaitu: anakan, pancang, tiang dan pohon. Definisi untuk masing-masing strata pertumbuhan pohon adalah sebagai berikut: 1 anakan atau semai seedling adalah regenerasi awal pohon dengan ukuran hingga tinggi kurang dari 1,5 meter, 2 pancang adalah regenerasi pohon dengan ukuran lebih tinggi dari 1,5 meter serta dengan diameter batang kurang dari 10 cm, 3 tiang adalah regenerasi pohon dengan diameter 10-20 cm, dan 4 pohon adalah tumbuhan berkayu dengan diameter batang lebih dari 20 cm Soerianegara dan Indrawan 1988. Kondisi struktur populasi tumbuhan dapat menggambarkan status regenerasi dari suatu spesies Tripathi et al. 2010; Uma 2001. Dalam kajian ekologi tumbuhan, analisis vegetasi adalah cara yang digunakan untuk mempelajari struktur vegetasi dan komposisi spesies tumbuhan di suatu tempat Soerianegara dan Indrawan 1988. Data yang dapat diperoleh dari kegiatan ini antara lain adalah: komposisi spesies, kerapatan, potensi dominansi, indeks keanekaragamn spesies dan pola sebaran. Data dari suatu analisis vegetasi dapat juga digunakan untuk mengetahui kondisi populasi suatu spesies tumbuhan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya analisis vegetasi dilakukan terhadap keseluruhan spesies yang terdapat di lokasi yang dianalisis Gambar 2.

2.5. Pola Sebaran

Komunitas makhluk hidup tumbuhan dan satwa memiliki tiga pola dasar penyebarannya, yaitu: acak, berkelompok dan seragamteratur. Pola sebaran acak mengindikasikan suatu kondisi lingkungan yang homogen dan atau menunjukan pola perilaku makhluk hidup yang tidak selektif atas kondisi lingkungannya. Pola sebaran berkelompok dapat mengindikasikan adanya heterogenitas habitat atau adanya pola perilaku selektif makhluk hidup terhadap kondisi lingkungannya. Pola sebaran seragamteratur menunjukan interaksi yang negatif antara individu, seperti persaingan pakan dan ruang Ludwig dan Reynolds 1988. Tumbuhan pada umumnya menyukai hidup berkelompok Fachrul 2008; Risna 2009; Partomihardjo dan Naiola 2009; Lubis 2009. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antara tumbuhan dengan habitat dan lingkungannya. Hutchinson 1953 dalam Ludwig dan Reynolds 1988 mengemukakan beberapa faktor yang