dilihat dari kepadatan penduduknya, maka Desa Purwodadi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi 1.801 jiwakm
2
.
Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2011
Gambar 4 Grafik jumlah penduduk di empat desa sekitar Gunung Baung Sebagian besar masyarakat di keempat desa tersebut bekerja di sektor
pertanian. Sektor pekerjaan lainnya yang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat adalah konstruksi bangunan dan industri olahan rumah tangga
Gambar 5.
Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2011
Gambar 5 Komposisi prosentase mata pencaharian penduduk di empat desa sekitar TWA Gunung Baung
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. Lokasi penelitian adalah TWA Gunung Baung, yang terletak di
wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. 4.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan berupa peralatan lapangan untuk kegiatan analisis vegetasi, pengoleksian spesimen herbarium dan pengukuran nilai variabel
lingkungan fisik. Peralatan tersebut adalah: Global Positioning System GPS, pita ukur diameter, hagameter, digital lightmeter, pH tester, thermohigrometer,
kompas, clinometer, kamera digital, gunting setek, dan peta tematik lokasi penelitian. Bahan yang digunakan berupa spesimen herbarium dan tegakan
vegetasi di lokasi penelitian.
4.3. Metode Pengumpulan Data 4.3.1. Keanekaragaman Spesies
Syzygium
Studi pendahuluan berupa survey awal dilakukan untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, penyebaran spesies dan kondisi vegetasinya. Untuk
mengetahui spesies-spesies Syzygium, khususnya yang terdapat di Jawa Jawa Timur dilakukan melalui studi awal spesimen herbarium baik yang terdapat di
Herbarium Bogoriense BO, Herbarium Purwodadiensis, dan studi koleksi Syzygium di kebun raya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data awal tentang
keanekaragaman spesies Syzygium di Jawa Timur, terutama daerah yang berada di sekitar TWA Gunung Baung.
Kegiatan survey dan pengamatan di lapangan dilakukan dengan metoda eksploratif. Metode eksploratif dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman
spesies Syzygium serta lokasi tempat tumbuhnya di dalam kawasan. Jalur yang digunakan adalah jalan setapak atau rintisan jalur patroli yang sudah terdapat di
dalam kawasan serta jalur rintisan baru yang dibuat. Pada setiap perjumpaan dengan Syzygium di tandai posisi geografinya dengan menggunakan GPS,
kemudian dibuatkan dokumentasi fotonya serta spesimen herbarium ataupun