Analisa Lagu Boasa TRANSKRIPSI DAN ANALISA LAGU POPULER BATAK

Birama 17 sampai birama 21 adalah satu rangkaian sekwens dengan progresi harmoninya yang sederhana dengan teks berisi kata-kata nasihat, secara otomatis penyampaian teksnya juga terpola oleh bentuk-bentuk sekwens yang dirangkai tersebut, sehingga orang yang mendengarkan lagu tersebut dapat dengan mudah menangkap isi teksnya dan mencernahnya meskipun tempo dari lagunya cepat. Hal yang sama juga terdapat pada birama 21 ketukan 4 naik sampai birama 25, bagian B’ dan B’’. Menurut Dakka Hutagalung, Firman Marpaung menguasai teknik komposisi lagu dengan baik.

5.6 Analisa Lagu Boasa

Lagu yang terakhir dianalisa penulis adalah lagu Boasa karya cipta Dakka Hutagalung. Bahan analisa yang digunakan penulis adalah tulisan asli lagu Boasa dari penciptanya yang dinotasikan dalam not angka. Penulis juga berkesempatan merekam dengan digital Sony lagu Boasa yang dinyanyikan oleh Dakka Hutagalung, saat penulis mengadakan wawancara di rumah kediamannya di Tangerang minggu 26 Mei 2013. Iringan gitar akustik juga dimainkannya sendiri dengan sederhana. Lagu Boasa era 1970-an cukup terkenal ngetop diciptakan dan direkam tahun 1974 di Jakarta oleh trio Golden Heart. Isi teksnya tentang cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan Batak. Perempuan tersebut dilarang oleh orang tuanya berhubungan dengan si laki-laki, kemudian si perempuan di Universitas Sumatera Utara sekolahkan ke luar negeri agar tidak berjumpa lagi dengan si laki-laki itu. Berselang beberapa saat, mereka sempat bertemu lagi setelah si laki-laki berkeluargamenikah dengan boru sileban perempuan asing dari suku bangsa lain. Pada bagian B lagu dikatakan si laki-laki lama menunggu kedatangan si perempuan, apa daya tangan tak sampai, diakhir teks dikatakan sebuah pesan agar masing-masing mendapat keselamatan, saling merestui, meridoi. Di bawah ini dapat dilihat teks lagu Boasa. Boasa A Boasa dung saonari pajuppang au dohot ho Boasa dihaposoon laos so huida ho Dung marhasohotan au hape Pajuppang ingkon pajuppang hita muse A1 Aut sura hutangihon poda ni damang dainangi Na mangorai au marboru silebani Saut ma au nuaeng sumolsol bagi Alai sohaulahan sude nai B Aha ma maulaning dohonokku tu ho Leleng hupaima nadi dia do ho Dang haulahan be mulak poso Horas ma ho, horas nang au Terjemahan teks dalam bahasa Indonesia Kenapa A Kenapa sekarang aku berjumpa denganmu Kenapa di masa muda terus tidak kulihat kau Ternyata setelah aku menikah Berjumpa, harus berjumpa kita lagi Universitas Sumatera Utara A1 Seandainya kudengarkan nasihat ayah dan ibu Yang melarangku menikah dengan perempuan asing Jadilah aku menyesal sekarang Namun tidak dapat terulang lagi semuanya B Apa lah sebenarnya ku katakan kepadamu Lama kutunggu dimanakah engkau Tidak dapat lagi kembali muda Selamatlah kau, selamat aku Teks-teksnya sudah lebih bebas, tidak terikat lagi kepada bentuk pantun atau perumpamaan. Menurut penulis setelah mendengarkan beberapa kali rekaman tersebut Dakka Hutagalung memberi jiwa pada lagunya. Sifat keromantisan dari seorang seniman mampu mengarang sebuah cerita cinta yang dituangkannya ke dalam teks yang gampang dicerna dan frase-frase melodi yang melancolis. Semua orang yang normal pasti pernah mengalami jatuh cinta, atau mungkin mengalami cinta yang tidak kesampaian seperti lagu diatas. Menurut Dakka Hutagalung improvisasi dalam vokalnya tidak terlalu diandalkan meskipun pada dasarnya dia sanggup berimprovisasi, dia mengutamakan agar lagu itu mampu dicernah oleh orang lain, batas-batas kemampuan dari masyarakat untuk mencernahnya yang lebih diutamakan. Merangkai sebuah teks itu harus komunikatif, walaupun penggunaan bahasa yang sederhana maknanya tidak sederhana. Kalau untuk ditonton di atas panggung ya boleh saja, tetapi untuk rekaman sebuah album sebaiknya improvisasi jangan berlebihan. Celline Dion, The Beatles, Elvis Presley juga improvisasi vokalnya tidak berlebihan, mereka adalah seniman-seniman terbaik. Dakka pada era 1970-an juga sampai sekarang banyak menyarankan kepada para pencipta khsusnya pencipta Batak untuk membuat lagu tentang cinta tanah Universitas Sumatera Utara air, tanah kelahiran, keindahan alam seperti danau Toba. Selanjutnya beliau mengatakan, dasar Negara itu adalah adanya sebuah wilayah teritorial, adanya rakyat, adanya kekuasaan, bendera kebangsaan dan tentunya lagu kebangsaan. Pada masa perjuangan kemerdekaan pemuda-pemuda Indonesia rasa patriotismenya banyak dibangkitkan oleh lagu-lagu perjuangan seperti “Halo-Halo Bandung”, “Maju Tak Gentar”, “Sapu Tangan Sutra Putih”, “Butet” dan lain-lain. Kesemua lagu-lagu itu mempunyai jiwa dan makna. Jangan membuat lagu yang merusak moralitas seperti bertemakan tentang selingkuh. Walaupun penggunaan bahasa yang sederhana maknanya jangan sederhana harus ada pesan dan kata-kata nasihat di sana, demikian Dakak utagalung. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Meskipun musik populer Batak sebagian besar musiknya memiliki struktur melodi dan harmoni musik Barat, musik populer Batak lahirmuncul dari masyarakatnya sendiri dan masyarakatnya itu sendiri yang menjadi audiensnya. Kemunculan tersebut tidak terlepas dari pengaruh nyanyian-nyanyian rakyatnya sendiri, yang kemudian berkembang dan diaktualisasikan ke aspek-aspek kehidupan masyarakatnya. Pengaktualisasian itu tercermin dalam teks-teksnya yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, mencerminkan dan mengekspresikan sikap, citarasa, aspirasi dan pandangan terhadap dunia orang- orang Batak. Sejak masa perjuangan melawan penjajah khususnya dekade 1940-1950 lagu-lagu perjuanganlagu rakyat dalam bahasa Batak sudah digemaridisenangi oleh suku-suku lain yang ada di Indonesia dan menjadi bagian dari lagu-lagu perjuanganrakyat secara Nasional. Sepanjang tahun 1950-an sampai dengan 1980 lagu-lagu populer Batak masih tetap digemaridisenangi oleh suku-suku yang ada di Indonesia. Peranan teknologi dalam diseminasi penyebaran musiklagu-lagu populer Batak sangat memegang peranan penting, seperti piringan hitam, radio, kaset mulai dari tahun 1950-an sampai dengan tahun 1980. Universitas Sumatera Utara