Analisis tangga nada Analisis nada dasar

Analisis adalah suatu pekerjaan lanjutan setelah selesai melakukan transkripsi komposisi musik. Melalui proses analisis tersebut akan diperoleh gambaran tentang gaya atau prinsip-prinsip dasar struktur musikal yang tersembunyi di balik komposisi musik itu.

5.2.1 Analisis tangga nada

Sebagaimana dikemukakan oleh Nettl bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah dengan menuliskan semua nada yang dipakai dalam membangun sebuah komposisi musik tanpa melihat fungsi masing-masing nada tersebut dalam lagu. Selanjutnya tangga nada tersebut digolongkan menurut beberapa klasifikasi, menurut jumlah nada yang dipakai. Tangga nada ditonic dua nada, tangga nada tritonic tiga nada, tangga nada tetratonic empat nada, tangga nada pentatonic lima nada, tangga nada hexatonic enam nada dan tangga nada heptatonic tujuh nada. Dua nada dengan jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Mengacu dari uraian di atas jumlah nada yang dipakai untuk membangun komposisi lagu O Tao Na Tio adalah tujuh 7 nada, dengan demikian tangga nada yang digunakan adalah dalam lagu ini heptatonic.

5.2.2 Analisis nada dasar

Untuk melihat nada dasar lagu O Tao Na Tio, berikut akan diuraikan terlebih dahulu kuantitas pemakaian nada lagu yang ditranskripsikan. Ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Kuantitas nada lagu O Tao Na Tio Mengacu pada ketujuh metode Nettl serta memperhatikan tabel kuantitas pemakaian nada serta hasil tanskripsi lagu O Tao Na Tio, maka nada dasarnya adalah sebagai berikut. 1. Nada yang paling sering dipakai ialah nada Cis, B, E, A 2. Nada yang harga ritmisnya paling besar, yaitu nada A, E 3. Nada akhir, tengah, atau awal komposisi, yaitu nada A, Cis, E 4. Nada yang paling rendah atau pas di tengah, yaitu nada Cis, A 5. Nada yang berada pada posisi oktaf, yaitu nada E 6. Nada dengan tekanan ritmis paling kuat, yaitu nada A, Cis, E 7. Nada A sebagai nada dasar, dengan alasan bahwa saat introduksi dimulai, rasa tonalitas nada dasar A sangat terasa. Demikian juga pada bagian A lagu birama 13, 14 dan 15, nada A dinyanyikan oleh suara bas dan sopran pada ketukan kuat, meskipun solo bagian A berakhir pada nada E birama 19 rasa tonalitas A mayor sangat terasa oleh tekanan kuat pada nada A nampak dalam suara bas dan sopran. Pada bagian A’ solonya dipertegas dengan berakhir pada nada A birama 27. Bagian awal B birama 29 terasa pindah ke akord ke E mayor dan kemudian kembali ke A birama 32, dimana E mayor sebagai dominan dari A. Akhir bagian B Nada- nada yang dipakai A B Cis D E Fis Gis Dis Jumlah 150 162 175 90 160 103 47 6 Universitas Sumatera Utara kembali terasa berada pada wilayah E mayor setelah dihantarkan melalui nada Dis birama 34 ketukan terakhir dan birama 35, yang mana nada Dis adalah nada ke tujuh 7 dari tangga nada E mayor. Awal Bagian A’’ birama 36-37 kembali terasa pada nada dasar A, bagian B’ juga sama seperti bagian B sebelumnya. Awal bagian A’’ terakhir birama 52-53, nada dasar A terasa di sana, dan solonya berakhir pada nada A birama 58- 60. Meskipun nada Cis, B, E paling sering dipakai dibandingkan nada A sebagai nada dasar, nada-nada tersebut sangat berhubungan erat dengan nada A. Nada Cis merupakan nada ters mayor dari nada A yang merupakan nada akord dari A mayor, demikian juga nada E adalah nada kwint dari nada A yang juga merupakan nada akord dari A mayor. Selanjutnya, hasil metode ke tujuh inilah yang dipakai oleh penulis sebagai patokan untuk melakukan analisis selanjutnya. Tabel 2 Nada dasar lagu O Tao Na Tio Metode 1 2 3 4 5 6 7 Nada dasar Cis,B, E,A A, E A, Cis, E Cis, A E, A A, Cis, E A Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Analisis wilayah nada rangel ambitus