5.4.6 Analisa formola meodi
Sesuai dengan analisa bentuk lagu Kota Siantar Nauli anak sub bab 5.5.4 di atas, formula melodi yang digunakan adalah bentuk reverting. Frase-frase awal
melodi vokal pada bagian A diulang kembali dengan teks yang berbeda setelah bagian B dengan skema bentuk sebagai berikut: A-B-A’-B’. Lagu ini ditutup oleh
bagian B’ dengan teks yang juga berbeda dari bagian B. Bagian B lagu pada
dasarnya dikembangkan dari materi-materi yang ada pada bagian A.
5.4.7 Identifikasi tema motif a pda bagian A
Motif a ini adalah salah satu motif asli yang membentuk frase-frase melodi vokal yang terdapat pada lagu Kota Siantar Nauli. Dibentuk dari pola ritem yang
sederhana yang dimulai pada pukulan ke dua, not-not yang dipakai nada G sebagai nada dasar dan nada A sebagai nada tetangga. Terdapat pada birama 5
pada suara tenor 2 sebagai melodi pokok.
motif b
Universitas Sumatera Utara
Motif b ini juga sebagai motif asli, dibentuk dari pola ritem yang juga sederhana dengan nada A dan B. Motif ini adalah sambungan dari motif a yang
langsung disambungkan pada birama 6, sehingga membentuk sebuah frase melodi vokal seperti di bawah ini.
5
5
Ke dua motif awaldasar di atas yaitu motif a dan b membentuk satu frase melodi vokal awal yang dapat dilihat pada birama 5-6. Frase-frase melodi
selanjutnya yang terdapat pada bagian A frase 2 sampai 9 disusundibentuk berdasarkan ke dua motif asli tersebut diatas. Sebagai contoh dapat dilihat di
bawah ini frase 2 bagian A yang disusundibentuk dari ke dua motif a dan b.
7
tiruan motif a tiruan motif b
Motif pada birama 7 adalah tiruan dari motif a, perhatikan pergerakan nada G yang naik melangkah ke nada A, pada motif aasli nada G tidak melangkah tetapi
tetap pada nada yang sama. Kemudian melangkah naik terus ke nada C dengan suspensi dan berakhir pada nada D. Pada motif aasli nada G itu hanya melangkah
naik ke nada A dan kembali lagi ke nada G. Pada birama 8 motif tiruan b balik arah melangkah ke bawah dengan perubahan ritem, sedangkan motif basli nada A
Universitas Sumatera Utara
melangkah naik ke nada B.Sebagai contoh yang lain dapat dilihat di bawah ini pada frase 3 melodi vokal bagian A
9
tiruan motif a tiruan motif b
Nada A pada birama 9 motif tiruan tidak melangkah tetapi disuspensikan dan kemudian naik melangkah ke nada B, bandingkan motif aasli dengan motif tiruan
a ini. Pada birama 10 nada C statis atau tidak bergerak, bandingkan motif basli yang bergerak melangkah ke atas.
Demikianlah selanjutnya dapat diamati motif-motif tersebut diperlakukan
pada frase-frase 4,5,6,7,8 dan 9 melodi vokal bagian A maupun pada bagian A’.
motif pada bagian B
21 tiruan motif a
motif b augmentasi
Pada bagian B lagu, tiruan motif a juga dapat diamati pada birama 21, perhatikan ketukan ke 3 menggunakan notasi yang diaugmentasikan menjadi not
14 , perhatikan juga motif aasli yang mengunakan 2 not 18. Demikian juga ketukan 4 birama 21 menggunakan notasi yang didiminusikan menjadi 2 not 18,
sedangkan motif aasli menggunakan not 14. Birama 22 kita dapat melihat motif b asli yang diaugmentasikan menjadi not penuh. Pada birama 25 cuplikan di
Universitas Sumatera Utara
bawah ini, kita dapat melihat penggunaan 3 not 14 dan pada birama 26 bandingkan dengan birama 8 bentuk ritem yang digunakan bermiripan.
25
Pada birama 27 di bawah keseluruhan menggunakan notasi 18 dan tanda istirahat dihilangkan, pada birama 28 memakai not penuh seperti pada birama 22.
27
5.4.8 Analisa hubungan teks dan musik Teks dan frase melodi bagian A