Analisa formula melodi Analisa identifikasi tema

Tabel 29 Bentuk kadens kosekwen lagu Mitu Kadens V-I terdapat pada birama 15-16, 15- 17, 36-37, 36-38, atau yang bermiripan pada birama 24-25, 45-46, 61-62, 61-63.

5.5.6 Analisa formula melodi

Sesuai dengan analisa bentuk lagu Mitu anak sub bab 5.6.4 di atas, formula melodi yang digunakan adalah bentuk reverting. Frase-frase melodi vokal pada bagian A diulang kembali setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan frase-frase melodi pada bagian B yaitu bagian A’, menyimpang lagi ke bagian B’. Akhirnya lagu ini diselesaikan dengan bagian B’’.

5.5.7 Analisa identifikasi tema

motif a motif b Motif a dapat diamati pada birama 9 permulaan dari frase 1 melodi vokal bagian A, sedangkan motif b merupakan sambungan dari motif a langsung pada birama 9 ketukan 4 sampai birama 10 ketukan 2. Apabila ke dua motif di atas Universitas Sumatera Utara digabungkan maka akan membentuk frase 1 melodi vokal bagian A seperti yang terlihat di bawah ini. frase 1 melodi vokal bagian A Selanjutnya motif-motif tersebut dikembangkan melalui potongan motif, yang dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini. potongan motif a Potongan motif a di atas bentuknya diambil dari bentuk awal motif a, yang ritemnya dibalik, dengan interval prime perfect 1P, A-A terdapat pada birama 10 ketukan 4 naik sampai birama 11 ketukan 1. Sedangkan di bawah ini juga potongan motif a perhatikan bentuk ritemnya dan bandingkan dengan bentuk ritem pada motif a, potongan motif a ini dapat diamati pada birama 11 ketukan 2 naik sampai ketukan 3. potongan motif a Vokal bagian A seperti di bawah ini yang dapat diamati pada birama 10 ketukan 4 naik sampai birama 12. Universitas Sumatera Utara Potongan motif a potongan motif a potongan motif b Berikutnya di bawah ini adalah potongan motif b yang dapat diamati pada birama birama 11 ketukan 4 sampai birama 12. Potongan motif b Apabila potongan-potongan motif di atas digabung maka akan terbentuk frase 2 melodi pemakaian bentuk sekwens pada bagian B potongan motif a potongan motif b Sekwens biasanya dibentuk dari sebuah motif, potongan motif, balikan motif, motif yang diaugmentasikan atau didiminusikan. Sekwens yang terdapat pada bagian B lagu “Mitu” dibentuk dari potongan-potongan motif a dan b seperti di atas sehingga apabila digabungkan menjadi sebuah bentuk motif baru seperti dapat diamati di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Bahan motif inilah yang dipakai dalam mengembangkan frase-frase melodi yang terdapat pada bagian B lagu Mitu. Setelah terbentuknya sebuah motif yang berasal dari motif-motif sebelumnya, motif tersebut dirangkai atau dipadukan dengan progresi harmoni tertentu sehingga mengahasilkan frase-frase melodi atau rangkaian sekwes yang diinginkan oleh si penciptanya seperti yang dapat diamati di bawah ini. akord G ……….......……… D …………………. A ………………… D ………………. G ……………….. …... D ………………………. A ……………………. D …… 5.5.8 Analisa hubungan teks dan musik Musik gaya funky oleh iringan band dapat didengar dari pola-pola bas elektrik yang aktif berjalan sepanjang lagu, sehingga iringan musik menjadi lebih hidup. Gitar elektrik kebanyakan memainkan pola-pola ritem yang mempertegas gaya funky tersebut, perhatikan juga pada bagian frase-frase melodi vokal bagian A:, A’: organ elektriknya memainkan pola-pola bas dengan memakai suara efek dari organ pada regristrasi bawah suara bas. Pada bagian refrainnya bagian B, B’, suara organ elektriknya mengadakan sinkopasi kembali seperti pada bagian Universitas Sumatera Utara intro lagu. Interlude 1, iringan musik band memainkan materi melodi yang sama seperti intro lagu. Interlude 2, organ elektrik memainkan melodi improvisasi. Bagian coda, iringan band mengulangi lagi melodi intro dan ditutup dengan kadens V-I. Umumnya teknik bernyanyi syllabic dan neumatic yang digunakan dalam lagu Mitu. Teks dari lagu Mitu mengandung pesan dan nasehat kepada laki-laki orang-orang Batak yang sudah berkeluarga pada era itu agar tidak lalap membuang waktu, mengobrol dan lalai di kedai tuak, mabuk, membuat malu, menghabiskan uang pencarian sehingga tidak memperhatikan lagi kehidupan keluarga dan masa depan anak-anaknya. Teks yang serius itu dipadukan dengan iringan musik yang modern bergaya funky, tempo yang cepat, dapat dirasakan suasana yang gembira tetapi serius. Paling menarik menurut penulis dalam lagu ini adalah bagian refrain lagu B, B’, B’’, frase melodi yang dikomposisi dari rangkaian sekwens yang menurun dengan not yang melangkah, sebagai contoh dapat diamati dalam cuplikan sekwens dan teks dari bagian B di bawah ini. 17 Universitas Sumatera Utara Birama 17 sampai birama 21 adalah satu rangkaian sekwens dengan progresi harmoninya yang sederhana dengan teks berisi kata-kata nasihat, secara otomatis penyampaian teksnya juga terpola oleh bentuk-bentuk sekwens yang dirangkai tersebut, sehingga orang yang mendengarkan lagu tersebut dapat dengan mudah menangkap isi teksnya dan mencernahnya meskipun tempo dari lagunya cepat. Hal yang sama juga terdapat pada birama 21 ketukan 4 naik sampai birama 25, bagian B’ dan B’’. Menurut Dakka Hutagalung, Firman Marpaung menguasai teknik komposisi lagu dengan baik.

5.6 Analisa Lagu Boasa

Lagu yang terakhir dianalisa penulis adalah lagu Boasa karya cipta Dakka Hutagalung. Bahan analisa yang digunakan penulis adalah tulisan asli lagu Boasa dari penciptanya yang dinotasikan dalam not angka. Penulis juga berkesempatan merekam dengan digital Sony lagu Boasa yang dinyanyikan oleh Dakka Hutagalung, saat penulis mengadakan wawancara di rumah kediamannya di Tangerang minggu 26 Mei 2013. Iringan gitar akustik juga dimainkannya sendiri dengan sederhana. Lagu Boasa era 1970-an cukup terkenal ngetop diciptakan dan direkam tahun 1974 di Jakarta oleh trio Golden Heart. Isi teksnya tentang cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan Batak. Perempuan tersebut dilarang oleh orang tuanya berhubungan dengan si laki-laki, kemudian si perempuan di Universitas Sumatera Utara