5.2.8 Analisa hubungan teks dan musik
Malm mengatakan bahwa dalam musik vokal, hal lain yang sangat penting diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan teksnya.
Umumnya dalam lagu O Tao Na Tio gayateknik bernyanyi yang digunakan adalah gaya syllabic.
Gaya syllabic ialah setiap suku kata dari teks disusun pada satu nada masing- masing. Perjalanan melodinya disusun dengan kebanyakan melangkah naik
maupun turun. Melodi melangkah naik maupun turun itu sejalan dengan ungkapan dari teksnya yang menceritakan tentang keindahan dan kekaguman terhadap
Danau Toba, airnya yang jernih, riak-riak ombak kecil dengan solu yang sedang berjalan di atasnya. Melodi yang melangkah dalam lagu ini juga indah dari segi
melodinya yang sangat cocok dengan teks-teks yang digunakan. Pada contoh cuplikan di bawah ini, dapat diperhatikan setelah lompatan oktaf birama 12
melodinya disusun dengan melangkah birama 14-15, 17.
Lompatan melodi dapat juga diamati pada birama 12 di atas yaitu lompatan oktaf, jangkauan lompatan oktaf ini dapat juga mengambarkan luasnya danau
Universitas Sumatera Utara
Toba dinyatakan dengan ditahannya nada E itu sepanjang empat ketuk lebih dengan menggunakan kata molo kalau. Lompatan-lompatan yang lain terdapat
pada birama 16 dan menuju akhir pada birama 17 dan 18. Lompatan-lompatan melodi itu merupakan suatu perimbangan terhadap melodi yang melangkah.
Estetika melodi juga mempertimbangkan mengenai hal-hal itu. Gaya Neumatic juga digunakan dalam lagu ini, yaitu melisma-melisma pendek
yang terdiri atas dua sampai empat nada pada setiap suku kata, dapat diamati pada birama 35 dan birama 36 cuplikan melodinya di bawah ini.
Penggunaan gaya neumatic ini menurut penulis untuk sebuah hiasan dalam melodinya, perhatikan pada birama 35 ketukan ke tiga, nada Cis, B dan kembali
ke Cis adalah tiga nada yang digunakan dalam suku kata do, demikian juga birama ke 36 ketukan ke 4 pada suku kata ai dengan nada E yang dihias
dengan nada-nada diatasnya yaitu Fis dan nada dibawahnya yaitu Dis. Gaya bernyanyi paduan suara pada era 1960-1970 masih sangat akrab dengan
orang-orang Batak, demikian juga dengan karakter bernyanyi seriosa. Umumnya orang-orang Batak pada era itu sangat senang, tergugah hatinya mendengarkan
karakter suara seriosa, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya bernyanyi di gereja, gaya paduan suara. Meskipun iringan gitar akustik sangat akrab dengan telinga
orang-orang Batak, soundnya disengaja tidak menonjol, dengan maksud agar
Universitas Sumatera Utara
solo vokalpaduan suara lebih jelas terdengar, Gordon Tobing dan kelompoknya mengutamakan vokal dibandingkan dengan sound iringannya.
Meskipun pada era itu instrumen-instrumen musik Barat yang lain sudah digunakan oleh kelompokgroup penyanyi-penyanyi Batak, Gordon Tobing
selalu konsisten, tampil hanya dengan iringan instrumen gitar akustik.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Analisa lagu Sirang Marale-ale