mengatakan “Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki tradisi yang menempatkan nenek moyang sebagai leluhur yang layak mendapatkan
penghormatan yang tinggi. Salah satu bentuk penghormatan tersebut dilakukan dengan cara memelihara silsilah, dalam bentuk dokumen tertulis maupun cukup
dihafal secara lisan, mengenang jasa dan pengorbanan yang telah ditunaikan, mewarisi keteladanan yang telah diberikan”.
Cerita-cerita yang dituturkan orang mengenai bagaimana musik populer Batak sampai menjadi musik populer Batak, atau apa yang direprentasikannya,
atau siapa yang menjadi bagian dari sejarah musik populer Batak di Medan, semua akan dikaji dalam tesis dengan judul Perkembangan Musik Populer Batak
di Kota Medan Era 1960-1980.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi pertanyaan bagi penulis adalah, apa yang menjadi penyebab munculnya musik populer Batak itu?. Gaya-gaya musik apa saja yang
mempengaruhi musik popular Batak awal perkembangannya?. Bagaimanakah perkembangan musik popular Batak di kota Medan era 1960-1980 dikaitkan
dengan konteks sosial bubaya dan konteks keartistikan penciptapenyanyi?. Bagaimanakah struktur musik dan teks-teks musik populer Batak yang
digunakan?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan menyeluruh dari penelitian ini adalah mengkaji perkembangan awal munculnya musik populer Batak, mengkaji gaya-gaya apa saja yang
mempengaruhi musik populer Batak dan pada awal perkembangannya dan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengkaji konteks sosial budaya dan konteks
keartistikan dari penciptapenyanyi di kota Medan era 1960-1980. Selain itu penulis juga akan menganalisa struktur musik dan harmoni yang digunakan pada
musik populer Batak.
1.3.2 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca secara khusus masyarakat Batak agar lebih memahami secara mendalam mengenai musik
populer Batak. Memberikan bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam hal mengkaji musik populer Batak secara spesifik lagi. Memberikan kontribusi yang
positf tentang kearifan lokal budaya Sumatera Utara maupun secara keseluruhan tentang keragaman perkembangan kebudayaan di Indonesia.
1.4 Tinjauan Pustaka
Salah satu yang tidak dapat diabaikan di dalam tinjauan pustaka adalah harus memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh
peneliti terdahulu dan yang erat hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu untuk medapatkan dasar-dasar teori dan menelaah literatur- literatur tersebut dengan penelitian dalam lingkup pengkajian dan penciptaan seni
secara umum dan pembahasan musi populer secara khusus. Tujuan berikutnya adalah untuk menghindari penelitian yang tumpang tindih.
Skrisi dari Ivo Panggabean 1994, dengan judul skripsi “Musik Populer Batak-Toba Suatu Observasi Musikologi-Discografis” di Fakultas Kesenian
Universitas HKBP Nommensen Medan. Skripsi ini adalah salah satu dari sedikit penelitian dengan fokus pada musik populer masyarakat Batak Toba. Panggabean
menelusuri sejarah perkembangan musik popular Batak Toba dan teknologi yang terkait di Sumatera Utara selama abad 20. Penulis banyak terbantu mengenai
daftar discografi yang dibicarakan dalam skripsi ini, yang mana digunakan penulis sebagai bahan untuk melengkapi data-data penulisan dalam tesis ini.
Berikutnya skripsi dari Juliana Simanjuntak 1999 dengan judul skripsi “Analisis Sosiologi Sastra Terhadap Lagu Andung-Andung Karya Komponis
Nahum Situmorang” di Universitas Sumatera Utara. Fokus dari skripsi ini adalah pada bahasa daerah dan sastra, serta minatnya dalam teks lagu musik popular
Batak Toba karya Nahum Situmorang yang berhubungan dengan lagu ratapan andung-andung yang digunakannya, yang sangat akrab dengan bahasa ratapan
di dalam lagu-lagu ratapan musik populernya. Nahum dianggap oleh banyak orang Batak menjadi inovator dari gaya lagu andung-andung musik populer
Batak. Keterangan mengenai Nahum Situmorang sebagai inovator dari gaya andung-andung
digunakan penulis sebagai bahan acuan.
Universitas Sumatera Utara
Skripsi yang ke tiga adalah dari Rithaony Hutajulu 1988, dengan judul “Analisis Struktural Musik Vokal Pada Opera Batak”: Dengan Pusat Perhatian
Pada Karya Tilhang Gultom, Universitas Sumatera Utara. Hutajulu menelusuri pembentuk melodi, scalar, wilayah melodi, dan bentuk, lebih dari setengah dari
132 komposisi vokal opera Batak karya Tilhang Gultom. Dia juga meneliti pengaruh dari musik popular Barat pada komposisi Gultom. Yang diacu penulis
dari skripsi ini adalah karya-karya Tilhang Gultom merupakan suatu perkembangan tersendiri dibandingkan dengan perkembangan musik populer
Batak. Berikutnya adalah sebuah disertasi dari William Robert Hodges Jr, dengan
judul disertasi “Ganti Andung, Gabe Ende” Replacing Lament, Becoming Hymns
: The Changing Voice Of Grief In Pre-Funeral Wakes Of Protentant Toba Batak
North Sumatra, Indonesia. A Dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in
Music, Unniversity of California Santa Barbara
, 2009. Tujuan menyeluruh dari disertasi ini adalah untuk mengeksplorasi berbagai aspek perubahan sosial budaya, khususnya
perubahan agama, di dalam interaksi masyarakatnya seperti yang diungkapkan dalam musiknya. Lebih spesifik lagi disertasi ini menyelidiki beraneka segi dari
praktek bernyanyi ratapan Batak Toba. Selanjutnya Hodges di dalam disertasinya mengatakan lagu ratapan
andung, andung-andung tersebut berkembang menjadi gaya baru dalam musik populer Batak yang disebut dengan andung-andung yang memanfaatkan beberapa
elemen yang dibutuhkan yaitu vokal, instrumen dan teks andung-andung. Gaya
Universitas Sumatera Utara
ratapan atau andung-andung ini sangat populer di kalangan orang-orang Batak terutama mereka yang telah berimigrasi keluar dari kampung halaman atau juga
yang merantau ke tempat yang sangat jauh sehingga menimbulkan perasaan yang sangat kuat rindu akan kampung halaman, atau juga nostalgia untuk sanak
keluarga maupun seseorang. Untuk referensi tinjauan pustaka yang lain penulis juga menggunakan
beberapa buku-buku ilmiah lainnya antara lain: Stanley Sadie with Alison Latham
, The Cambribge Music Guide, 1985. Pada Bab XI artikel tentang The Traditions of Popular Music, dengan penjabaran ke bawah
berisi Blues and Ragtime, Jazz, American Musical, White Country Music, The Traditions of Popular Music.
Tulisan ini digunakan penulis sebagai bahan referensi tentang musik populer berkembang di Amerika seperti blues, jazz,
country yang mempengaruhi musik populer Batak dalam perkembangannya,
khususnya musik jazz yang nampak dalam permainan musik Bill Saragi dan trio Marihot
pimpinan Marihot Hutabarat. Peter Manuel, Popular Musics of the Non-Western World, New York.
Oxford University Press, 1988. Dalam buku ini dibahas mengenai, defenisi musik populer, defenisi kerja musik populer di masyarakat Barat yang juga berlaku pada
musik populer non Barat. Peranan phonograph, radio, kaset, televisi terhadap disseminasi musik populer khususnya di luar musik Barat. Musik populer Batak
juga tidak terlepas dari peranan phonograph, radio, kaset dalam penyebaran di masyarakat kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Buku ilmiah lain yang penting adalah dari Dieter Mack, “Sejarah Musik 4”. Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi, 2004: 436-440. Dieter mengatakan dalam
buku tersebut bahwa sering dikatakan musik populer tidak bisa dibahas secara
ilmiah, karena genre ini hanya bertolak dari selera dan fungsi sosial bagi masyarakat. Tetapi terdapat juga banyak contoh bahwa tidak harus demikian,
karena setidaknya satu karya yang diciptakan sesuai dengan trend bisa juga dibuat lebih orisinil. Di samping itu tidak boleh dilupakan bahwa kadang-kadang
ketajaman ekspresi lebih penting daripada mengisi berbagai kriteria kualitatif dalam hal garapan. Jika kita mendekati awal musik punk dengan kriteria
keorisinilan dan kekreatifan musikal, maka musik itu kalah sepenuhnya. Tetapi dilihat dari keutuhan ekspresi sebagai suatu musik sub-kultur dengan unsur protes
sosial kelas buruh, musik punk sangat tepat ekspresinya, bahkan keradikalan primitifnya menjadi suatu makna tertentu. Lalu, kenyataan ini menjadi suatu
masalah pada saat musik punk itu distandarisasi menjadi komoditi ekonomi dan ditiru terus-menerus demi keuntungan komersial.
Selanjutnya Dieter mengatakan Pengertian “sejarah” dalam genre populer
tidak bisa dijelaskan seperti musik klasik, romantik dan jazz, jika pengertian istilah sejarah diartikan dengan “perkembangan melalui bahasa musik, antara
lain, sejalan dengan perubahan sosial politik pada umumnya pada suatu budaya tertentu”. Bahasa musik populer pada dasarnya bertolak dari struktur melodi,
harmoni, jenis ritme serta unsur formal yang kurang lebih sama oleh karena alasan tertentu, maka kriteria untuk membedakan antara masing-masing gaya adalah
yang disebut sound. Sound pada musik populer itu terutama diwakili oleh
Universitas Sumatera Utara
penyanyi, dan dalam hal ini tidak terdapat suatu standar, melainkan keunikan ucapan vokal yang penting. Tokoh rock’n roll Chuck Berry tidak bisa disebut
sebagai penyanyi yang halus dan lagunya biasanya bertolak dari tiga atau empat nada saja, gaya vokalnya bersifat resitatif, sama dengan gaya rap sekarang ini
yang sebenarnya sudah lama ada dalam bidang musik rock’n roll tahun 1950-an. Vokalis blues pun kebanyakan bertolak dari suatu gaya rap, dimana teks
diutamakan, sedangkan musiknya hanya menjadi alat untuk sajian teks. Namun sound
nya suara Chuck Berry sangat unik, dan inilah yang penting untuk identifikasi. Kemudian Dieter mengatakan, ternyata perkembangan musik populer
pada tahun 1960-an mengalami suatu kemacetan , teknologi elektronik masih sedang berkembang sekitar pada tahun 1965 dan baru pada tahun 19681969
dengan munculnya moog-synthesizer dan alat-alat elektronik canggih yang lain. Maka oleh karena itu dicari berbagai daya tarik sound baru untuk menimbulkan
khayalan musik baru dalam bidang musik populer. Group Jetro Tull dengan Ian Anderson sebagai penyanyi dan pemain flute. Kemudian penggunaan flute ini
diumumkan sebagai suatu perkembangan atau pembaharuan yang luar biasa. Padahal, jika musik Jetro Tull dianalisis, maka sama sekali tidak ada perubahan,
terdapat konsep formal yang biasa, terdapat struktur harmoni tonal, melodi yang enak didengar dan sebagainya. Flute pun bisa saja diganti dengan suatu alat solo
lain tanpa perubahan esensi musik, kecuali sound nya. Penulis sependapat dengan yang di uraikan Dieter di atas, dalam
perkembangan musik populer Batak ekspresi dan ciri sound itu tertuang dalam banyaknya penyanyi yang unik. Dapat kita dengarkan seperti vokal group Solu
Universitas Sumatera Utara
Bolon , menyanyikan lagu Lissoi dengan personil lebih dari 10 orang bernyanyi
dengan pemakaian harmoni 3 suara paralel tertutup. Mereka bernyanyi dengan power
yang sangat maksimal yang sangat menggambarkan ekspresi terhadap situasi minum-minum di pakter tuak, vokal group Impola dengan pemakaian solo-
chorus dalam lagu O Tao Na Tio dengan solonya yang berkarakter seriosa lebih
dekat kepada cara bernyanyi opera-opera populer Italia yang berkembang pada akhir abad 19. Demikian juga dengan trio Golden Heart dengan tiga laki-laki yang
lebih berkarakter suara bergaya pop country yang juga menggunakan harmoni 3 suara paralel tertutup, suara penyanyi solo Eddy Silitonga, suaranya cukup
menarik saat menyanyikan lagu Natiniptip Sanggar, Eddy mampu membuat lagu tersebut menjadi lebih hidup dibandingkan dengan yang dinyanyikan vokal group
Solu Bolon di Medan dan banyak lagi yang dapat didengarkan dari contoh-contoh
koleksi rekaman penulis. Buku Ilmu melodi karya Dieter Mack, digunakan penulis untuk melihat
cara menganalisa melodi dalam lagu-lagu populer Batak. Dalam menganalisa gaya yang digunakan dalam lagu-lagu populer Batak,
penulis menggunakan buku dari Leon Stein, Structur and Style : The Study and Analysis of Musical Form
Summy-Birchard Music, 1979. Buku ini berisi mengenai pengetahuan dan analisis bentuk musik yang membantu penulis dalam
analisa gaya-gaya musik yang digunakan. Penulis juga menggunakan buku Folk Song Style and Culture karya Alan
Lomax. Buku ini berisi hasil analisis ilmiah tentang gaya style dan budaya lagu- lagu rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Buku dari Robert W. Ottman, Elementary Harmony, Theory and Practice New Jersey Englewood Cliffs : prentice-Hall, Inc.1962. Berisi tentang pelajaran
harmoni yang digunakan penulis dalam menganalisa harmoni dalam musik populer Batak.
Chorale Music : Technique and Artistry karya Charles W Heffernan. Buku
ini tentang partitur koor dimana digunakan penulis untuk menganalisa lagu-lagu populer Batak yang diciptakan lebih awal, dimana menggunakan aransemen koor
seperti lagu O Tao Na Tio yang dinyanyikan oleh vocal group Impola pimpinan Gordon Tobing, lagu Lisoi yang dinyanyikan vokal group Solu Bolon, lagu
Ketabo-Ketabo yang dinyanyikan paduan suara Tetap Segar pimpinan Dr Rudy
Pirngadie. Buku dari Gustaf Strube, The Theory and Use of Chords A Texs Book of
Harmony Philadelphia : Over Dison, 1928. Buku ini membahas tentang harmoni
serta latihan-latihan yang juga mendukung penulis dalam menganalisa akord- akord posisi dasar, balikan, kadens dan lain-lain.
1.5 Landasan Konsep dan Teori 1.5.1 Konsep dan teori musik