Pengaruh musik keroncong. Era 1940-1960

Paduan Suara Pusaka Nada Jakarta 147 juga menyanyikan lagu-lagu Tapanuli dari komponis Sidik Sitompul, Nahum Situmorang yang diaransemen ke dalam paduan suara dan direkam di atas piringan hitam dokumentasi penulis. Gaya paduan suara digunakan khususnya dalam lagu A Sing-Sing So solo-chorus dengan karakter suara seriosa pada solo vokalnya. Ensambel vokal pria, ensambel vokal wanita juga digunakan dalam lagu-lagu yang lain dalam rekaman ini mereka menggunakan instrumen musik perkusi drum, tamtam, bongos, gitar, bas betot contra bass dalam iringannya, dengan irama rumba,cha-cha, tango dan swing. Contoh improvisasi sederhana sudah ada, khususnya dalam melodi gitar.

3.2.5 Pengaruh musik keroncong.

Nahum Situmorang sangat akrab dengan musik keroncong. Beberapa lagu dari Nahum diciptakannya dalam irama keroncong antara lain Indada Tartangishon tak tertangisi, Pasabar Ma Roham tabahkanlah hatimu. Keterlibatan kelompok musik lain di luar orang Batak untuk menyanyikan lagu-lagu Batak adalah yayasan seni suara Tetap Segar Jakarta. Paduan suara ini dibentuk di Jakarta sekitar tahun 1959 yang dipimpin oleh Dr. Pirngadie. Keseluruhan personilnya di luar suku Batak, hal ini membuktikan bahwa lagu- lagu Batak digemari oleh orang-orang di luar suku Batak, suatu hal yang sangat _______________________ 147 Paduan Suara Pusaka Nada pimpinan S.G.P Nainggolan. Lagu-lagu yang dinyanyikan antara lain Tu Dia Ho Ito cipt: Sidik Sitompul, Bulan cipt: NN, Luat Pahae cipt: Naum Situmorang, Huandung Ma Damang cipt: Nahum Situmorang, Olo Ma Nian Tutu cipt: NN, Anakhonhi Do Hasangapon Di Ahu cipt: Nahum Situmorang. Para penyanyi yang terlibat antara lain: Olan Sitompul Bintang Radio Jakarta Raya 1960 jenis hiburan, Leila E Sitompul, S.P. Nainggolan, Ingot B. Nainggolan, Lien Nainggolan, Roesman Panjaitan, Lizbet Pardede dan lain- lain. Pemain musik: melodi gitar: William Hutabarat dan Datu P Nainggolan, Bas betot contra bass dan drum: S. Manumpak Sitompul dan Danny P Hutagalung, tamtam-bongos: Manta dan Irsjad. Direkam oleh REMACO piringan hitam Paduan Suara Pusaka Nada. Universitas Sumatera Utara membanggakan bagi orang-orang Batak pada masa itu. Salah satu personil dari paduan suara Tetap Segar adalah Idris Sardi, seorang pemain biola yang handal musikus kondang di Indonesia. Mereka merekam lagu-lagu Batak 148 Menurut analisa penulis yang khas dalam irama keroncong Tapanuli ini adalah tetap mempertahankan karakter dari lagu-lagu tersebut, tetapi mereka memberikan peluang kebebasan untuk mengendalikan sinkopasi, adaptasi ketukan melodi dan memberikan daya tarik pesona kepada lagu-lagu Tapanuli tersebut. di atas piringan hitam dengan memasukkan unsur-unsur keroncong seperti langgam keroncong ke dalam lagu-lagu Tapanuli. Aransemen paduan suaranya SATB sangat menarik antara lain lagu Ketabo Ketabo dan Lisoi. Dua lagu lagi yaitu Erkata Bedil dan Rura Silindung dengan solo vokal dan paduan suara solo- chorus. Lagu Ketabo-Ketabo 149 pada tonika yang sejajar paralel sepanjang lagunya. Penggunaan akord vokal paduan suarannya diaransemen dengan progresi harmoni terbuka dengan akord tiga suara mayor maupun minor dan akord empat suara penggunaan akord septim ______________________________ 148 Dalam Piringan Hitam paduan suara Tetap Segar koleksi penulis ada 12 lagu Tapanuli yang dinyanyikan oleh mereka ialah: 1. Madekdek Magambiri = berjatuhanlah kemiricipt Esau Simanumgkalit, dinyanyikan oleh Rita Zahara. 2 Ketabo Ketabo = mari Mari cipt Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh paduan suara Tetap Segar. 3. Ale Inang= o ibu cipt Naum Situmorang, dinyanyikan oleh Rita Zahara dan Idris Sardi. 4. Nasonang Do Hita Na Dua =sukacita kita berdua cipt Sidik Sitompul, dinyanyikan oleh Rita Zahara. 5. Lisoi=angkat gelasmu tuak, dan mimumlah cipt Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh paduan suara Tetap Segar. 6. Turang =ito, teman cipt:Hasan Nalimun, dinyanyikan oleh Rita Zahara. 7. Dago Inang Sarge =aduh susah hatikucipt: NN, dinyanyikan oleh Nelly Supusepa. 8. Manigati Lungun =mengobati kerinduancipt NN, dinyanyikan oleh Idris Sardi. 9. Indada Siriton =belum pantas dilamarcipt Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh kuartet: Rita Zahara, Sujudi, M. Rivani, S. Dharmanto.10. Anju Au=sabarlah padakucipt NN, dinyanyikan oleh Rita Zahara. 11. Erkata Bedil =seruan berperangcipt Jagadepari, dinyanyikan oleh paduan suara Tetap Segar. 12. Rura Silindung =lembah silindung, cipt Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh paduan suara Tetap Segar. Arranged and directed by Brigadier General R. Pirngadie, with Technical Assitance of Idris Sardi. Recorded in Indonesia Dimita Moulding Industries Jakarta. 149 Ketabo-ketabo diciptakan Nahum Situmorang sekitar antara tahun 1960-sebelum tahun 1965 karena ada permintaan dari orang-orang Tapanuli Selatan, kenapa tidak ada diciptakan lagu- lagu Tapanuli Selatan wawancara dengan Eddy Tambunan Medan 26 Agustus 2013. Universitas Sumatera Utara septim sebagai sebuah variasi harmoni untuk menghasilkan vokal paduan suara yang lebih mengalir. Ketabo Ketabo adalah lagu dalam bahasa sub-suku Batak Mandailing yang menceritakan saat musim salak di kota Padang Sidempuan. Rekaman lagu Lisoi juga cukup hidup dinyanyikan oleh paduan suara Tetap Segar . Lisoi adalah sebuah lagu yang dikhususkan Nahum Situmorang untuk acara minum tuak dalam kebiasaan orang Batak. Berbagai acara adat orang Batak mewajibkan pihak tertentu yang menyertai acara tersebut untuk memberikan pasi tuak na tonggi untuk membeli tuak yang manis. Hal ini menunjukkan bahwa tuak memegang peranan dalam kehidupan masyarakat Batak. Selain pada acara adat, tuak juga disajikan di kedai-kedai tuak yang banyak terdapat di tanah Batak dan juga di kota Medan. Setelah kerja keras seharian mencari nafkah, banyak orang yang datang ke kedai tuak untuk bersama sama menghibur diri sendiri dengan gelak tawa yang mengendorkan ketegangan otot, ketegangan pikiran dan ketegangan saraf. Yang menarik di dalam aransemen musik lagu Lisoi adalah penggabungan sukat 34 dan sukat 44, yang mana lagu Lisoi pada dasarnya menggunakan sukat 34. Intro diawali oleh paduan suara dengan tempo yang lambat dalam sukat 34. Kemudian dilanjutkan dengan intro oleh musik orkes dalam sukat 44 dan dilanjutan dengan paduan suara dalam sukat yang sama. Pada bagian tengah sukat berubah ke 34 dan pada bagian penutup dengan sukat 44. Kualitas vokal paduan suara Tetap Segar cukup baik. Selain mampu bernyanyi dengan forte keras mereka mampu bernyanyi dengan suara-suara Universitas Sumatera Utara piano lembut, sehingga lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi lebih menarik. Paduan suaranya cukup kompak, mengalir, kekuatannya yang berimbang antara suara sopran, alto, tenor dan bas, meskipun pada saat itu teknologi rekaman belum secanggih seperti zaman sekarang. Karakter lagu Lisoi yang dinyanyikan paduan suara Tetap Segar tidak hilang meskipun diberikan langgam keroncong, hal ini mereka perlihatkan dalam pengucapan kata lisoi yang diberikan aksen dan variasi ritem pada birama-birama tertentu dan pada birama terakhir dalam aransemen lagunya. Iringan musiknya juga lincah dengan lompatan melodi oleh seksi gesek dan instrumen flute. Secara otomatis temponya variatif akibat perubahan meter irama yang dilakukan pada aransemen musiknya. Pada birama tertentu mempergunakan accelerando dan ritardando sehingga suasana iringan musik dan paduan suaranya menjadi hidup.

3.2.6 Gaya andung-andung.