Ende Dalam Masyarakat Batak Toba

BAB II ENDE DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA, PERKEMBANGAN

MUSIK BARAT DI TANAH BATAK DAN PENGERTIAN MUSIK POPULER

2.1 Ende Dalam Masyarakat Batak Toba

Telah diuraikan pada bab 1 di atas apa yang dimaksud dengan istilah folklor, fungsinya dan membedakannya dari kebudayaan lain dan bagaimana nyanyian-nyanyian rakyat atau musik rakyat itu menginspirasi terciptanya musik populer. Nyanyian-nyanyian rakyat dari Masyarakakat Batak Toba sering disebut juga dengan ende 60 1 Ende Parorot lagu pengasuh, meliputi Ende Mandideng nina bobo-lagu untuk mendorong anak-anak tidur, serta lagu-lagu yang dinyanyikan sambil bermain dengan anak anak yang masih muda untuk mendorong mereka tumbuh sehat dan kuat. Ende Sipaingot pesan-lagu-lagu yang paling sering dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anak perempuannnya yang akan melangsungkan pernikahan. Lirik lagunya menyampaikan rekomendasi untuk tugas sebagai istri kepada suami, orang tua, sikap yang tepat dari istri, cara merawat rumah. . Pembagian ende Batak Toba ke dalam beberapa jenis, antara lain: __________________________________ 60 Yang dimaksud dengan ende dalam konteks ini adalah nyanyian-nyanyian rakyat masyarakat Bata Toba. Pengertian tentang ende di luar dari konteks di atas adalah: istilah ende di dalam buku ende yaitu nyanyian jemaat misalnya di HKBP, di dalam musik populer Batak istiah ende itu digunakan juga misalnya “ende ni si Nahum Situmorang”lagunya Nahum Situmorang. Universitas Sumatera Utara 2 Ende Pargaulan lagu cinta, pacaran, sering ringan, menggoda hati, lagu antara kelompok campuran dari orang-orang muda secara solo- chorus. 3 Ende TumbaEmbas , lagu-lagu yang dinyanyiakan orang muda sebagai iringan untuk tari tumba atau embas, menari sambil membuat lingkaran di halaman kampung halaman ni huta pada hari-hari menjelang pernikahan pasangan muda. Gadis remaja membentuk lingkaran dalam dan remaja laki-laki membentuk lingkaran luar sekitar gadis-gadis. Sebuah keranjang beras yang sudah lama difungsikan sebagai gendang dan penari bertepuk tangan bersama di bawah paha mereka sambil bergerak sesuai lingkaran dengan lambat ke kanan dan ke kiri. Nyanyian itu sering merupakan solo-chorus, liriknya juga spontan diciptakan, dan penyanyi menggunakan lagu ini sebagai cara memberikan nasehat kepada pasangan yang akan menikah, menggoda satu sama lain, atau sebagai cara mengekspresikan keinginan terbaik dan perpisahan bagi mereka yang statusnya segera berubah. 4 Ende Sibaran lagu sedih, penderitaan, atau nasib buruk, terdiri dari banyak sub genre yang spesifik untuk keadaan penyanyi, apakah itu nasib buruk, kemiskinan, penyakit, atau kesedihan atas kematian, dinyanyikan secara solo. Melalui lagu-lagu penyanyi akan menceritakan kisah mereka sebagai cara memunculkan simpati dari pendengar tetapi juga sebagai cara untuk mengekspresikan dan melepaskan mereka dari kesedihan. Adalah umum dari lagu ini disertai dengan menangis-baik oleh penyanyi dan mungkin bagi orang-orang yang mendengarkan. Universitas Sumatera Utara 5 Ende Pasu-pasu lagu berkat, lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh orang tua yang lanjut usia yang ditujukan kepada keturunannya. Mereka menyatakan harapan bahwa para dewa akan memberkati dan melindungi, memperkuat dan meningkatkan generasi sekarang dan masa depan keturunanmarga mereka. 6 Ende Hata recitativ, lagu kata, permainan lagu, lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang lebih dewasa, sering tanpa melodi tetap, penyanyi melafalkan lirik berirama berpasangan dengan makna yang sering tidak berhubungan di antaranya. 7 Ende Andung lagu ratapan, lagu-lagu terutama meskipun tidak secara eksklusif dinyanyikan oleh perempuan digunakan untuk meratapi kematian, menggunakan khusus kosa kata sebagian besar metaforik yang dikenal sebagai hata andung kata ratapan, menceritakan kisah hidup almarhum untuk pelayat yang berkumpul sebelum pemakamandisemayamkan. Ende andung melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini. Tidak terbatas pada ritual penguburan, lagu ratapan yang dinyanyikan saat mengembala andung parmahan, bekerja di ladang andung parbabo, ketika terlibat di dalam menenun ulos andung martonun , mengnyadap tuak andung paragat, lagu ratapan saat akan menikah andung ni boru muli saat dinyanyikan calon pengantin pada saat menjelang pernikahan, sebagai sebuah keluh kesah, yang ditujukan kepada ibunya dan keluarga pada saat berkumpul, menyatakan kesedihan dia akan meninggalkan keakraban keluarganya untuk memulai hidup baru dengan suaminya. Universitas Sumatera Utara Di luar genre dari ende tradisional diatas, ada ende yang berhubungan dengan kegiatan mendayung solu bolon sampan besar tradisional saat melakukan perjalanan di atas perairan Danau Toba, lagu-lagu yang dikenal secara kolektif sebagai ende ni parluga, dan ende mencari pekerjaan, makanan dan penginapan ende ni pangardang. Dalam perkembangan awal dari musik populer Batak, jenis ende-ende di atas banyak menginspirasi para pencipta-pencipta awal dari musik populer Batak. Sebagai contoh ende parorot yang menginspirasi para pencipta antara lain Modom Ma Damang diciptakan 29 September 1957 oleh Ismail Hutajulu, Modom Ma Damang Unsok oleh Nahum Situmorang. Ende tumba antara lain Tumba Do, Tumba Goreng oleh Nahum 61 Untuk ende sibaran cukup banyak tercipta, antara lain Sulu Di Na Golap judul lain Pandokkon Ni Sibaran Medan 25 Desember 1955, Ro Do Au Mandulo Ho Indrapura, 2 Mei 1953, Marbahir Sibolga, 5 September 1978 oleh Ismail Hutajulu. Nahum juga terinspirasi oleh ende sibaran antara lain; Sada Ma Ilungki , Sapata Ni Si Doli, Na Hinali Bangkudu, Sapata Ni Napuran, Tumagon Na Ma Mate , oleh Dakka Hutagalung Dang Turpukkta Hamoraon 1978, Boasa trio Goleden Heart,1974, Di Dia Rongkappi 1978, oleh Paul Hutabarat Molo Huingot Sude , oleh Firman Marpaung Bulan Pardomuan, Sun Napuranna, oleh . Gongga Sitompul Sirang marale-ale dan banyak lagi oleh pencipta-pencipta lainnya. __________________________ 61 Nahum’s Song’s , Kumpulan Lagu-lagu Tapanuli Modern Ciptaan Nahum Situmorang, Jakarta. Yayaysan Pewaris Nahum Situmorang,1994. Universitas Sumatera Utara

2.2 Perkembangan Musik Barat di Tanah Batak