piano lembut, sehingga lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi lebih menarik.
Paduan suaranya cukup kompak, mengalir, kekuatannya yang berimbang antara suara sopran, alto, tenor dan bas, meskipun pada saat itu
teknologi rekaman belum secanggih seperti zaman sekarang.
Karakter lagu Lisoi yang dinyanyikan paduan suara Tetap Segar tidak hilang meskipun diberikan langgam keroncong, hal ini mereka perlihatkan dalam
pengucapan kata lisoi yang diberikan aksen dan variasi ritem pada birama-birama tertentu dan pada birama terakhir dalam aransemen lagunya. Iringan musiknya
juga lincah dengan lompatan melodi oleh seksi gesek dan instrumen flute. Secara otomatis temponya variatif akibat perubahan meter irama yang dilakukan pada
aransemen musiknya. Pada birama tertentu mempergunakan accelerando dan ritardando
sehingga suasana iringan musik dan paduan suaranya menjadi hidup.
3.2.6 Gaya andung-andung.
Nahum Situmorang menciptakan beberapa lagu Bataknya ke dalam gaya andung-andung
salah satu diantaranya adalah Huandung Ma Damang. Nahum dianggap oleh banyak orang Batak sebagai inovator dalam gaya andung-andung,
yang dikemudian hari banyak mempengaruhi, menginspirasi pencipta-pencipta lagu-lagu populer Batak pada masa-masa berikutnya, khususnya pada masa 1970-
an dengan Hanoy Simanjuntak, trio Friendship, akhir 1970-an ke awal 1980 oleh trio Lasidos yang diberi gelar si raja andung-andung. Gaya andung-andung
tersebut akhirnya menjadi genre tersendiri dalam perkembangan musik populer Batak.
Universitas Sumatera Utara
Dalam rekaman piringan hitam Paduan Suara Pusaka Nada Jakarta koleksi penulis ensambel vokal perempuan menyanyikan lagu Huandung Ma
Damang . Intronya diawali dengan bunyi drum dan tamtam dalam tempo lambat,
suasana yang dramatis digambarkan dari intronya. Disusul akord minor semakin menambah suasana dramatis dan kesedihan. Pada bagian B lagu refrein akord
mayor sejajar dari nada dasar minor muncul menggambarkan suatu variasi dalam pengembangan harmoninya.
Selain hal-hal menarik yang sudah diutarakan di atas, masa 1960-an di Medan muncul vokal group Solu Bolon di bawah pimpinan Walter Sirait.
Kelompok ini terdiri dari lebih 10 personil yang kebanyakan laki-laki, mereka cukup dikenal di Sumatera Utara khususnya di kota Medan. Lagu-lagu populer
Batak yang dinyanyikan mereka umumnya ciptaan Nahum Situmorang dengan gaya paduan suara. Sekitar tahun 1972, mereka berhasil mencetak dua album
piringan hitam
150
. Melalui mendengarkan ke dua album tersebut, penulis mendapat gambaran tentang gaya paduan suara yang mereka gunakan dengan
____________________________
150
Album piringan hitam vokal group Solu Bolon dengan judul album Silindung Nadjolo di produksi Mahkota Record 1972. Lagu-lagu yang direkam dalam album Silindung Najolo ialah:
Silindung Nadjolo , Molo Saut Ma Ho, Tumba Rudekdek, Sapata Ni Sidoli, Mardila Ni Palait,
Nungnga Lao , Baringin Ni Sabatolang, Bulan Pardomuan, Napinalu Tulila, Ingot Au Ito, Tading
Ma Ho Hutangki , Unang Sumolsol Dipudi. Diiringi oleh Cinzano Band dengan personil pengiring;
Eddy V. Tambunan orgenmerangkap suara vokal tenor, Yoseph Tatarang guitar melodi, A.M Rusdy gitar bass, Sudaryadi drum, personil vokal; Binny Hutapea, Anas Sianturi, Maruhum
Simatupang, Helena br Gultom, Sahat Simanjuntak, Humisar Siadari, Fernando Hutabarat, Amir Hajat S, Walter Sirait, Frans H Manurung. Album “Arga Do Bona Ni Pinasa” produksi Mahkota
Record, 1972,. Lagu-lagu yang direkam dalam album Arga Do Bona Ni Pinasa ialah: Tarhirim, Namboru Unang Manarita
, Dungkon Mulak Sian Siantar, Bulan Parissan, Holong Ni Roham Do Sinta-Sinta Di Au
, Mandapothon Ari Pesta, Pak Djonggi, Labuhan Batu, Parirna I, Na Tiniptip Sanggar
, Sada Sada Ma Ilungki. Diringan musik “Kwartet Hasan Pol”. Personil vokal; Fernando Hutabarat, Anas Sianturi, Binny Hutapea, Sahat Simanjuntak, Halomoan Sitanggang, Robinson
Hutabarat, Amir Hajat S, Frans Manurung dan Walter Sirait. Selain Helena br Gultom, Tio br Tampubolon sebenarnya yang paling sering tampil dengan vokal group Solu Bolon Helena sering
ikut dengan Ensambel Sabang Merauke di Medan.
Universitas Sumatera Utara
aransemen harmoni tiga suara paralel tertutup. Harmoni tiga suara ini sangat mempengaruhi perkembangan musik popular Batak pada periode 1970-an dengan
munculnya trio-trio Batak yang juga menggunakan harmoni tiga suara dalam vokalnya, dapat kita amati dalam trio The King, trio Golden Heart, trio Frienship,
trio Lasidos. Kemampuan olah vokal Solu Bolon juga dapat didengarkan melalui
rekaman piringan hitam mereka, dimana kekuatan bernyanyi yang sangat memiliki power, pemakaianpenguasaan instrumen musik dan hal-hal lain
menyangkut konteks sosial budaya dan konteks keartistikankesenimanan mereka.
3.3 Situasi Pada Tahun 1959-1965