Bagian A’’ diawali dari birama 52 ketukan terakhir dan berakhir pada birama
63 dan lagu ini ditutup dengan vokal paduan suara dengan frase-frase melodi yang
digunakan sebelumnya.
5.2.5 Analisi pola-pola kadensa
Sebagaimana kalimat bahasa yang diberi tanda baca berupa koma dan titik, frase-frase dalam melodi dipungtuasi dijelaskan oleh kadens-kadens. Sebuah
kadens adalah satu kerangka atau formula yang terdiri dari elemen-elemen harmonis, ritmis dan melodis yang menghasilkan efek kelengkapan yang bersifat
sementara kadens tak sempurna dan yang permanen kadens sempurna. Sebuah kadens yang berakhir pada akord tonis adalah sebuaha kadens lengkap. Sebuah
kadens berakhir pada akord yang lain dominan, sub dominan adalah sebuah kadens tak lengkap atau kadens setengah. Sebuah frase yang berakhir dengan
sebuah kadens setengah disebut frase anteseden. Ia diikuti oleh sebuah frase, yang disebut frase konsekuaen, yang berakhir dengan sebuah kadens lengkap.
Metode penetapan kadens ini, selain didasarkan pada perjalanan melodinya, juga sangat terkait pada aspek kesatuan teks syair lagu, artinya baik secara
melodis maupun tekstual antara kalimat lagu syair dan kalimat musik frase melodi memiliki sifat yang sama, sebagai anteseden titik koma, tanda tanya
atau konsekuen tanda titik atau jawaban.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Bentuk kadens anteseden lagu O Tao Na Tio
Tabel 5 Bentuk kadens konsekwen lagu O Tao Na Tio
Frase konsekuen kadens seperti ini terdapat pada birama 10-
11, 18-19, 26-27, 42-43, 58-59
kadens ini terdapat pada birama 31, ketukan terakhir ke birama 32
Frase Anteseden terdapat pada birama 7 ketukan terakhir
ke birama 8, pada birama 23-24, 55-56
terdapat pada birama 15 ketukan terakhir ke birama 16
model kadens seperti ini terdapat pada birama 9-10,atau yang bermiripan pada
birama 17- 18, 25-26, 39-40, 41-42, 57-58 kadens ini terdapat pada birama 35 ke
birama 36 dan birama 51-52
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Analisa formula melodi
Terdapat beberapa istilah yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi garapan formula melodi sebuah komposisi musik. Repetitif dapat digunakan untuk
menggambarkan bentuk lagu yang memakai formula melodi yang relatif pendek dan selalu diulang-ulang. Istilah lainya ialah iteratif yaitu lagu dengan formula
melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan dalam keseluruhan lagu. Apabila dalam lagu terjadi pengulangan pada frase pertama
setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi, bentuk ini disebut reverting. Jika salah satu dari bentuk tersebut diulang dengan formalitas yang sama tetapi
dengan teks nyanyian yang cenderung baru disebut strofic, kalau bentuknya selalu berubah dengan menggunakan materi teks yang selalu baru, ini disebut progresif.
Analisa formula melodi dari lagu O Tao NaTio difokuskan penulis pada solo vokalnya yang juga merupakan melodi pokok dari lagu ini. Dengan demikian
mengacu pada teori Malm, dapat disimpulkan sebagai berikut. Melodi-melodi lagu O Tao Na Tio dibangun melalui 9 frase-frase melodi. Ke-9
frase-frase melodi tersebut dibagi menjadi 2 periode yaitu A dan B, periode A terdiri dari 5 frase melodi dan periode B terdiri dari 4 frase melodi. Kemudian,
apabila kita memperhatikan kepada bentuk lagu yang sudah dianalisa terlebih
dahulu diatas yaitu A-A’-B-A’’-B’-A’’ bentuk lagu ini dibangun berdasarkan ke-
9 frase yang dibagi ke dalam 2 periode tersebut. Alasan penulis memasukkan ke-9 frase melodi tersebut ke dalam 2 periode
adalah sesuai dengan yang dikatakan Miller tentang struktur periode, yaitu jika
dua atau lebih frase digabung dalam sebuah wujud yang bersambung sehingga
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama membentuk sebuah unit seksional, struktur demikian disebut periode.
Penulis menyebutkannya dengan istilah frase dengan pertimbangan setiap frase melodi sangat terkait dengan teks yang digunakan, dengan kata lain secara secara
melodis maupun secara tekstual antara kalimat lagu teks dan kalimat musik frase melodi memiliki sifat yang sama sebagai sebuah pertanyaan dan jawaban.
Adapun ke-9 frase melodi tersebut dapat diamati di bawah ini.
Periode A
Periode A terdiri dari 5 frase melodi, frase ke-1 diawali dari birama 12 ketukan terakhir sampai dengan birama 15 ketukan pertama. Frase ke-2 dari birama 15
ketukan ke dua samapai dengan birama 16 ketukan pertama, frase ke-3 dari birama 16 ketukan ke dua sampai birama 17 ketukan ke pertama, frase ke 4 dari
birama 17 ketukan ke dua sampai birama 18 ketukan pertama dan frase ke 5 dari birama 18 ketukan ke dua sampai birama 20 ketukan pertama.
Universitas Sumatera Utara
Frase ke-1 nada diawali nada E yang melompat ke oktafnya yang ditahan lebih dari 4 ketuk kemudian turun secara melangkah ke nada Cis dan kembali naik
secara melangkah ke nada D dan turun melangkah ke nada E. Frase ke-2 dari nada Fis turun melangkah ke nada B dengan suspensi, kemudian naik melangkah ke
nada E. Frase ke-3 dari nada B naik melangkah ke nada D dan melompat ke bawah ke nada B dan istirahat selama 18 ketuk yang kemudian dari nada Cis naik
ke D dan kembali ke nada Cis. Frase ke-4 dari nada B naik melangkah ke nada D kemudian melangkah kembali ke bawah ke nada B dengan suspensi turun
melangkah ke nada Gis dan melompat ke nada B. Frase ke-5 dari nada Fis melangkah ke atas ke nada Cis dengan suspensi kemudian melompat ke bawah ke
nada A dan Fis dan akhir frase ke lima diresolusikan ke nada E.
Periode B
Periode B terdiri dari 4 frase melodi, frase ke-6 dari birama 28 ketukan terakhir sampai birama 30, frase ke-7 dari birama 30 ketukan terakhir sampai ke birama
Universitas Sumatera Utara
32. Frase ke -8 dari birama 32 ketukan terakhir sampai birama ke-34 dan frase ke- 9 dari birama 34 ketukan terakhir sampai birama 36. Frase ke-6 diawali dari
birama 28 ketukan terakhir dengan nada A melangkah naik ke nada Cis, turun melangkah ke nada B dengan suspensi. Kemudian turun melangkah ke nada A,
naik ke nada B serta melompat ke nada E dengan suspensi. Frase ke-7, setelah suspensi lompat ke bawah ke nada Cis dan melangkah ke bawah ke nada B
ditahan sepanjang 2 ketuk, naik melangkah ke nada Cis kemudian turun melangkah ke nada B dengan suspensi diikuti dengan lompatan dua kali ke bawah
ke nada A dan Fis dan lompat lagi ke nada A. Frase ke -8 dari nada A melangkah ke nada B dan ditahan sepanjang 2 ketuk menuju ke nada Cis dan turun kembali
ke nada B. Setelah istirahat 18 ketuk dari nada A melangkah naik ke nada Cis dan melompat naik ke nada E dengan suspensi. Frase ke-9, dari nada Cis melangkah
ke bawah ke nada B kemudian melangkah naik ke nada D. Kemudian turun melangkah ke nada B dan kembali lagi melangkah naik ke nada D untuk
mengakhiri frase ini. Ke 2 periode yang di dalamnya terdiri dari 9 frase melodi itu yang
membangun bentuk lagu A-A’-B-A’’-B’-A’’ O Tao Na Tio. Apabila lebih
diamati lagi, frase-frase pada periode A itu dibangun dari bentuk frase ke-1 yang sama dari segi motif, tiruan motif, pengulangan motif untuk frase 2,3,4 dan 5
kecuali awal frase ke-1 nada E yang melompat ke oktafnya. Hal yang menarik pada periode A adalah setelah melompat dari nada E bawah ke oktafnya, frase-
frase tersebut secara perlahan-lahan dibangun secara menurun ke bawah kembali
Universitas Sumatera Utara
menuju ke nada E bawah. Dalam hal ini, diawali dari sebuah klimaks frase ke-1, lompatan nada E ke oktafnya menuju kepada anti klimaks frase ke-5.
Demikian juga pada periode B frase-frase melodi tersebut dibangun dari frase ke-6, juga sama dari segi motif, tiruan motif, maupun pengulangan motif untuk
frase 7,8 dan 9. Tetapi terjadi kebalikan dari periode A, periode B diawali dari anti klimaks frase 6 menuju kepada sebuah klimaks pada frase 9 nada D. Hanya
saja klimaks tersebut diakhiri pada nada D, ada sesuatu yang ditahan oleh Gordon Tobing dalam klimaks tersebut. Menurut penulis klimaks tersebut seharusnya
berada pada nada Gis di atas D tersebut. Kemungkinan karena wilayah suara Gordon Tobing yang Bariton itu, tidak memungkinkan mencapai nada Gis sebagai
sebuah klimaks pada periode B. Dengan demikian formula melodi yang digunakan dalam lagu O Tao Na Tio
adalah bentuk reverting, karena frase-frase pertama periode A dari lagu ini diulang kembali setelah terjadinya penyimpangan-penyimpangan melodi periode
B dalam lagu ini.
5.2.7
Identifikasi tema thematic material
Yang dimaksud dengan identifikasi tema thematic material dalam hal ini ialah unsurr-unsur musik yang dijadikan dasar dari suatu komposisi. Dasar
komposisi tersebut disebut motif yaitu the smallest melodic germ, made of afew tones and rhythms
, kesatuan melodi terkecil yang terdiri dari beberapa nada atau ritme, atau unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan
Universitas Sumatera Utara
suatu gagasan atau ide. Motif biasanya selalu diulang-ulang dan dikembangkan dalam suatu komposisi.
Analisa motif melodi lagu O Tao Na Tio
motif a
Motif a di atas adalah salah satu motif dasar permulaan dari lagu O Tao Na Tio dibangun dengan wilayah nada oktaf. Nada E oktaf ditahan selama 4
316
ketuk.
motif a1
Motif a1 pada nada awal terdapat hiasan melodi sebelum terjadi lompatan ke nada oktafnya.
motif a2
Motif a2 ini permulaan dari periode B ketukan terakhir birama 28 ke birama 29. Untuk mengawali sebuah anti klimaks menuju klimaks terjadi penyempitan
Universitas Sumatera Utara
wilayah nada dari nada A naik melangkah ke nada B jarak interval sekonda mayor. Pada awal solonya birama 12-13 menggunakan wilayah nada satu oktaf
dengan nada E yang ditahan sepanjang 4
316
ketuk. Nada B juga didiminusikan nilai notnya menjadi not ½.
motif b
Motif b di atas adalah motif dasar, dibangun berdasarkan triol nada Fis-E- D yang turun melangkah ke nada Cis. Tetapi sebelumnya ada suspensi, nada
tersebut yang berfungsi sebagai penyambung dari motif a. Motif b kemudian dikembangkan sedemikian rupa pada motif-motif selanjutnya dan hampir
keseluruhannya mendasari lagu ini pada periode A, khususnya pada solo vokalnya melodi pokok.
motif b1
Motif b1 adalah balikan moti dari b, dimana tetap juga berdasarkan triol nada B- Cis-D yang naik melangkah menuju nada E. Pola berlawanan Nampak dari motif
b1 dengan arah motif yang naik.
Universitas Sumatera Utara
motif b2
Motif b2 merupakan penggabungan motif dasar pola turun melangkah dari nada triol Fis-E-D menuju nada Cis yang didiminusikan dengan not 18 dan nada B
dengan suspensi, kemudian motif balikan yang melangkah naik dari nada B-Cis- D menuju nada E.
motif b3
Motif b3 lebih bervariasi lagi tetapi tetap dibangun berdasarkan nada-nada triol. Awalnya dengan penggunaan tanda istirahat 18 yang juga berfungsi sebagai
sinkopasi dan kemudian disusul oleh nada yang naik melangkan dari B-Cis menuju nada D. Dari nada D melompat turun ke nada B pertama yang
dilegatokan. Kemudian dilanjutkan dengan tanda istirahat 18 dan disusul nada Cis-D dan kembali ke nada Cis.
motif b4
Motif b4 penggabungan antara pola naik nada triol dan pola turun nada triol. Diawali melangkah naik dari nada B-Cis-D dan turun melangkah ke Cis-B
Universitas Sumatera Utara
dengan suspensi. Kemudian dari B turun ke A-Gis dan melompat naik ke nada B. Motif-motif sebelumnya, setelah triol diresolusikan secara melangkah naik
maupun turun.
motif b5
Motif b5 juga penggabungan pola naik dan pola turun, diawali dari triol dengan nada yang naik melangkah dari Fis-Gis-A menuju ke nada B dan Cis yang
didiminusikan masing-masing dengan nilai not 18. Dari nada Cis melompat ke A dan dari A melompat lagi ke Fis dan kemudian melangkah ke nada E. Variasi
lompatan ke bawah sebelumnya hanya 1 kali terjadi yaitu pada motif b3.
motif c
Motif c di atas sebagai dasar dalam membangun melodi pada periode B. Motif tersebut bergerak dari nada Cis melangkah turun ke nada B dengan suspensi,
dilanjutkan dari nada B melangkah turun ke nada A dan naik lagi melangkah ke nada B. Meskipun nada-nada triol digunakan dalam motif ini, karakter motifnya
berbeda dari jenis motif b.
Universitas Sumatera Utara
motif d
Motif d di atas dibangun dengan nada Cis yang melompat naik ke nada E dengan suspensi.
motif c1
Motif c1 dikembangkan dengan lompatan pada nada triolnya, yaitu dari nada A melompat turun ka nada Fis.
motif e
Motif e sebagai motif terakhir bergerak dari nada Cis melangkah ke bawah ke nada B yang mana nada B adalah nada kwint dari akord E mayor motif e berada
pada wilayah akord E mayor Kemudian nada B dikembangkan dengan hiasan menuju nada D nada septim dari akord E mayor.
Universitas Sumatera Utara
5.2.8 Analisa hubungan teks dan musik