Pertemuan ke-4 23 Oktober 2014 Deskripsi Data

ditetapkan peneliti yaitu sebesar ≥ 75, hal ini menyebabkan proses penelitian

c. Tahap Observasi

Tahap Observasi dilakukan untuk mengamati peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian kemampuan berpikir kreatif yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematik yang diberikan pada akhir siklus 1, sedangkan instrumen lain yang digunakan sebagai alat observasi proses pembelajaran adalah jurnal harian dan lembar observasi aktivitas siswa yang dilakukan pada saat yang bersamaan dengan waktu pelaksanaan tindakan siklus 1. Berikut uraian observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran siklus 1: Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik yang dilakukan pada tanggal 27 oktober 2014, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1: Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Siklus 1 Berdasarkan perhitungan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik, diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa siklus 1 sebesar 73,68. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sebesar 93, dan nilai terendah sebesar 40. Perolehan nilai tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 1 ini belum memenuhi intervensi tindakan yang akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sebagai proses perbaikan penelitian yang telah dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mencapai intervensi tindakan yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Interval kelas f absolut f kumulatif fk 40-47 2 2 4,55 48-55 3 5 11,36 56-63 2 7 15,91 64-71 10 17 38,64 72-79 9 26 59,09 80-87 15 41 93,18 88-95 3 44 100,00 Total 44 Fre ku e n si Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis siklus 1 disajikan dalam histogram dan poligon frekuensi berikut ini: 16 14 12 10 8 6 4 2 40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95 Nilai Siswa Diagram 4.1: Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siklus 1 Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 1 menunjukkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata yaitu 26 dari 44 orang siswa. Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus 1, diperoleh persentase masing-masing indikator tes kemampuan berpikir kreatif matematik yaitu fluency, flexibility dan originality sebagai berikut: Tabel 4.2: Persentase Skor Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus 1 Berdasarkan Tabel 4.2 analisis kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dapat diuraikan sebagai berikut: No. Indikator Kemampuan Persentase 1. Memberikan banyak jawaban fluency 74,24 2. Menghasilkan beragam cara penyelesaian flexibility 71,21 3. Mengungkap cara yang tidak biasabaku originality 74,24 belum mencapai indikator ketercapaian yakni ≥ 75. Sebagian besar siswa

1. Memberikan banyak jawaban Fluency

Kemampuan siswa memberikan banyak jawaban memperoleh persentase skor rata-rata sebesar 74,24. Perolehan ini masih perlu ditingkatkan lagi karena mampu memahami soal dengan baik, hal ini terlihat dari proses menjawab siswa yang diawali dengan menentukan rumus dengan benar, melakukan perhitungan dengan benar, dan jumlah jawaban sesuai dengan permintaan soal, namun beberapa siswa menjawab dengan jumlah yang sedikit atau tidak sesuai dengan jumlah yang diperintahkan oleh peneliti. Hal ini perlu diperhatikan oleh siswa, karena pada indikator kemampuan memberikan banyak jawaban fluency, skor penilaian ditentukan oleh benar dan banyaknya jawaban yang diberikan siswa. Berikut adalah perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan berpikir kreatif siklus 1 indikator fluency: Gambar 4.4 Perbandingan Jawaban Siswa Indikator Kelancaran fluency Soal Model kerucut dibuat dari selembar aluminium seperti pada gambar 2 disamping. Jika luas permukaan model kerucut itu 75,36 cm da n , tentukan minimal 3 pasang ukuran jari-jari, panjang garis pelukis,= 3,14dan tinggi kerucut yang mungkin Jawaban benar, namun hanya memberikan 2 jawaban Jawaban salah karena siswa salah menggunakan konsep pythagoras pada saat menghitung tinggi kerucut