penelitian yang sama juga ditemukan pada penelitian Michal Zion and Irit Sadeh yang berjudul
” Wich Type of Inquiry Project Do High School Biology Students Prefer : Open or Guide?
”, yang melaporkan bahwa kegiatan pembelajaran open inquiry yang dilakukan didalam kelas memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjadi lebih terlibat dalam penyelidikan suatu masalah dalam pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal, namun demikian masih
terdapat hal-hal yang diluar kendali peneliti sehingga hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Strategi
open inquiry
yang diterapkan belum
mampu memberikan
peningkatan yang besar terhadap indikator kemampuan originality, Hal ini
disebabkan karena masalah yang disajikan pada LKS cenderung belum termasuk kategori
open ended. Sehingga jawaban siswa pada tahap merumuskan hipotesis kurang bervariasi dan unik. jawaban siswa masih
terbatas terhadap masalah yang disajikan pada LKS. 2.
Pada siklus 1 dan siklus 2 peneliti menyajikan masalah dalam LKS open
inquiry, seharusnya peneliti memberikan kasus berupa investigasi pada siklus 2 sebagai perbaikan terhadap siklus 1 untuk lebih meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematik siswa 3.
Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
4. Pengamatan pada penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh observer, peneliti
ikut mengontrol aktivitas siswa namun tidak mengisi lembar observasi. Peneliti sebaiknya mengisi lembar observasi untuk dibandingkan dengan
pengamatan yang dilakukan oleh observer.
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa mencapai ≥ 75
ketercapaian sebesar ≥ 75 dan tergolong dalam kategori ”baik”, hal ini
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir
kreatif matematik
dengan penerapan
strategi pembelajaran
open inquiry mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik terlihat dari peningkatan
indikator kemampuan berpikir kreatif matematik yang meliputi kelancaran fluency pada siklus 1 sebesar 74,24 menjadi 84,46 pada siklus 2,
keluwesan flexibility pada siklus 1 sebesar 71,21 meningkat menjadi
75,00, serta indikator keaslian originality pada siklus 1 sebesar 74,24
meningkat menjadi 75,75 pada siklus 2. Perolehan skor rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa juga meningkat dari siklus 1
sebesar 73,68 menjadi 78,00 pada siklus 2. Hasil yang dicapai pada siklus 2 telah mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu rata-rata
2. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran
open inquiry. Respon positif siswa meningkat dari 60,23 pada siklus 1 menjadi 79,55 pada siklus 2,
perolehan skor persentase respon positif siswa telah mencapai indikator
menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan strategi
open inquiry. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan negatif siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Persentase respon negatif siswa
menurun dari 18,75 pada siklus 1 menjadi 6,82 pada siklus 2. 3. Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 73,51 meningkat menjadi
85,34 pada siklus 2. Aspek aktivitas yang diamati meliputi melakukan penyelidikan
memalui LKS,
menjawab dan
menanggapi LKS,
mengemukakan pendapatgagasan terkait pembelajaran, serta menarik
75
sebesar ≥ 75 dan tergolong dalam kategori ”baik”
kesimpulan yang diperoleh pada soal latihan. Secara keseluruhan aspek yang diamati mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Perolehan skor
persentase ktivitas belajar siswa telah mencapai indikator ketercapaian
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pihak sekolah dapat memberikan dukungan dalam bentuk workshop
ataupun seminar bagi
guru, mengenai
pengembangan strategi
pembelajaran open inquiry sebagai alternatif dalam proses pembelajaran
matematika. 2. Guru mata pelajaran dapat menerapkan strategi pembelajaran
open inquiry sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika,
serta tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan strategi belajar lainnya.
3. Guru harus selalu memberikan umpan balik kepada siswa, baik dalam bentuk
pertanyaan maupun
bimbingan, yang
dapat membangun
pengetahuan siswa agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. 4. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengukur kemampuan matematik atau
variabel lainnya bahkan mata pelajaran lainnya sebagai pengembangan dari penerapan strategi pembelajaran
open inquiry
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, zaenal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2011
Arikuntoro, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,
2012 Aqib, Zainal
, dkk. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru MP, SMA, SMK”,
Bandung: CV.Yrama Widya, 2008 Hamzah, Ali.
Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014
Irit Sadeh, which type of inquiry project do high school biology students prefer:
Open or guided, Published Online: 10 may 2011 Jarret, Denise.
Inquiry Strategies for Science and Mathematics Learning, Notrhwest Regional Educational Laboratory, Published Online: 2000
KOMPAS, Skor PISA: Posisi Indonesia Nyaris Jadi Juru Kunci, 2013, diakses
dari http:www.kopertis12.or.id
, pada 5 Desember 2014 K.Lott,
Fire Up the Inquiry, Science and Children, March, 2011. La Moma,
Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP, Prosiding, FKIP Univ Pattimura Ambon
Lidya Septiana. Hasil Wawancara, Depok, 10 Agustus 2014
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013
PISA Programmme for International Student Assessment 2012 Result, diakses dari
www.oecd.org , pada Desember 2014
Salahudin, Anas . Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa.
Bandung: Pustaka Setia, 2013
Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013
77