suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang akan berguna dalam memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini diperkuat
oleh  pendapat  Pehkonen  yaitu  berpikir  kreatif  adalah  suatu  kombinasi  dari berpikir logis  dan  berpikir divergen  yang didasarkan  pada intuisi  tetapi masih
dalam kesadaran.
10
Dalam  pembelajaran  matematika  dikenal  sebuah  istilah  yaitu  berpikir matematik.  Secara  umum  berpikir  matematik  atau  bermatematika  diartikan
sebagai melaksanakan kegiatan atau proses matematika doing math atau tugas
matematik mathematical task baik yang sederhana maupun kompleks.
11
berpikir matematik dapat digolongkan menjadi dua level, yaitu tingkat rendah dan tingkat
tinggi.  Berpikir  kritis  dan  berpikir  kreatif  merupakan  golongan high  order
thinking.  Berpikir  kreatif  adalah  kemampuan  berpikir  untuk  meraih  hasil-hasil yang variatif baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang
keilmuan, kesenian, kesusastraan maupun bidang kehidupan yang lain.
12
Balka  Mann,  2005  menyatakan  bahwa  kemampuan  berpikir  kreatif matematik meliputi kemampuan berpikir konvergen dan berpikir divergen, yang
dirinci meliputi: 1   Kemampuan  memformulasi  hipotesis  matematika  yang  berkaitan  dengan
sebab dan akibat dari suatu situasi masalah matematis 2   Kemampuan menentukan pola-pola dalam situasi masalah matematis
3   Kemampuan memecahkan kebuntuan pikiran dengan mengajukan solusi baru dari masalah matematis.
4   Kemampuan  mengemukakan  ide  matematika  yang  tidak  biasa  dan  dapat mengevaluasi konsekuensi yang ditimbulkannya.
5   Kemampuan  mengidentifikasi  informasi  yang  hilang  dari  masalah  yang diberikan
10
Tatag   Yuli.   E, “Konstruksi   Teoritik   Tingkat   Berpikir   Kreatif
Siswa   dalam Matematika
”, Jurnal Universitas Adibuana, 2008,  h.1
11
Sumarmo, op. cit., h. 343
12
Anas, op.cit., h. 340
6   Kemampuan   merinci   masalah   umum   kedalam   sub-sub   masalah   yang spesifik
13
Kreativitas  matematika  menurut  Krutetskii  1976  ditunjukkan  sebagai berikut:
....Creative school abilities related to an independent creative mastery of mathematics under the condition of school instruction, to the independent
formulation of uncomplicated mathematical problems, to finding ways and means  of  solving  these  problems,  to  invention  of  proofs  of  theores,  to
independent  deduction  of  formulas,  and  to  finding  original  methods  of solving   nonstandard   problems.   All   of   this   undoubtedly   is   also   a
manifestation of mathematical creativity
14
Penjelasan krutetskii menunjukkan bahwa kreativitas matematika sekolah merupakan bagian dari kreativitas matematika yang meliputi formulasi masalah
matematis,  pemecahan  masalah,  penemuan  bukti-bukti  teorema,  atau  deduksi struktur  matematis.  Kreativitas  matematika  sekolah  dapat  berupa  formulasi
pengajuan masalah
matematis yang
tidak rumit,
penemuan cara-cara
penyelesaian suatu masalah, pembuktian teorema, atau penuruan rumus-rumus.
b. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematik
Kemampuan berpikir kreatif matematik setiap orang bervariasi. Oleh karena itu  diperlukan  suatu  indikator  untuk  mengukur  kemampuan  berpikir  kreatif.
beberapa ahli mengungkapkan aspek-aspek untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif. Williams Al-khalili, 2005 mengemukakan beberapa indikator
kemampuan berpikir kreatif, diantaranya:
15
1. Kefasihan:  kemampuan  menghasilkan  pemikiran  atau  pertanyaan  dalam
jumlah yang banyak 2.
Fleksibilitas: kemampuan untuk menghasilkan banyak macam pemikiran, dan mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu ke jenis pemikiran lainnya
13
Sumarmo, op. cit., h. 379
14
Tatag, op.cit., h.11
15
ibid, h.18
3. Orisinalitas: kemampuan untuk berpikir dengan cara baru dan kemampuan
menghasilkan  pemikiran-pemikiran  yang  tidak  lazim  daripada  pemikiran yang jelas diketahui
4. Elaborasi: kemampuan untuk menambah atau memerinci hal-hal yang detil
dari suatu objek, gagasan, atau situasi Beberapa  ahli  juga  mengungkapkan  aspek-aspek  untuk  mengidentifikasi
kemampuan  berpikir  kreatif  yang  sama  dengan  Williams,  Munandar  1977 merefleksikan
keterampilan dalam
berpikir kreatif
yang meliputi
kemahirankelancaran fluency, fleksibilitas flexibility, Originalitas originality
dan elaborasi elaboration.
16
Serupa dengan itu, Guilford menyebutkan bahawa terdapat empat komponen utama dalam berpikir kreatif yaitu
fluency, flexibility, noveltyoriginality, dan elaboration
Indikator  yang  lebih  sederhana  dikemukakan  oleh  Silver  1997,  bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering
digunakan ”The Torrance Test of Creative thinking TTCT, tiga komponen kunci
yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan fluency, fleksibilitas flexibility dan kebaruan novelty
17
1. Kefasihan : mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon
sebuah perintah 2.
Fleksibilitas  :  tampak  pada  perubahan-perubahan  pendekatan  ketika dalam merespon sebuah perintah.
3. Kebaruan : keaslian ide yang dibuat dalam merespons perintah
Berdasarkan  pendapat  yang dikemukakan  para ahli  terlihat  bahwa  semua ahli
menggunakan indikator
yang berbeda-beda
dalam mengidentifikasi
kemampuan  berpikir  kreatif,  namun  kebanyakan  ahli  memasukan  indikator kelancaran, keluwesan, dan originalitas sebagai aspek utama. Berdasarkan proses
pengkajian teori yang dilakukan peneliti, dapat didefinisikan bahwa kemampuan
16
Utari Sumarmo
, Mengembangkan
Instrumen untuk
Mengukur High
Order Mathematical   Thinking   Skills   dan   Affective   Behavior,Makalah   disajikan   dalam   Workshop
Pendidikan Matematika, Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta, 22 Oktober 2014
17
Tatag, op. cit., h.23
berpikir  kreatif  matematik  adalah  kemampuan  memberikan  gagasan  atau  ide untuk menyelesaikan suatu masalah matematika berdasarkan indikator:
1.   Kefasihankelancaran fluency, yaitu kemampuan siswa mencetuskan banyak
idegagasan-gagasan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan 2.   Keluwesanfleksibilitas
flexibility,  yaitu  kemampuan siswa  memberikan
pandangan   yang   berbeda   terhadap   cara   penyelesaian   dalam   menjawab persoalan matematika
3.   Kebaruan originality, yaitu kemampuan siswa untuk menguraikan sendiri
solusi  atas  masalah  yang  diberikan  dengan  mengemukakan  jawaban  yang tidak lazimoriginal
2. Strategi Pembelajaran Open Inquiry
a.
Pengertian Strategi pembelajaran strategi pembelajaran Open Inquiry
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran   yang   berupa   pedoman   umum   dan   kerangka   kegiatan   untuk
mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.
18
Dalam hal ini, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan menyeluruh seperti
menggunakan metode
dan pemanfaatan
berbagai sumber
daya dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan Moedjiono 1993 mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru
untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari   komponen   pembentuk   sistem   pembelajaran,   dimana   untuk   itu   guru
menggunakan siasat
tertentu.
19
Dari pengertian
diatas peneliti
dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian rencana kegiatan
yang disusun oleh guru berupa penggunaan metode dan sumber daya belajar yang dirancang berdasarkan teori-teori belajar dalam mentrasfer ilmu kepada peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas.
18
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, h.7
19
ibid ., h.8
Inkuiri  merupakan  perluasan  dari discovery  discovery  yang  digunakan
lebih mendalam, artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya, misalkan
merumuskan problema,
merancang eksperimen,
melaksanakan  eksperimen,  mengumpulkan  data,  menganalisi  data,  membuat kesimpulan,   dan   sebagainya.
20
sejalan   dengan   itu   Gulo   2002,   menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal  seluruh  kemampuan  siswa  untuk  mencari  dan  menyelidiki  secara sistematis,  kritis,  logis,  analitis,  sehingga  mereka  dapat  merumuskan  sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri
21
Inkuiri   yang  dalam   bahasa  inggris inquiry   berarti   pertanyaan,   atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia
untuk mencari
atau memahami
informasi.
22
Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi  dari  hasil  menemukan  sendiri.  siswa terlibat  langsung  dalam
pembelajaran   sehingga   memberikan   kekuatan   ingatan   yang   lebih   tinggi dikarenakan
siswa mengalami
sendiri langkah-langkah
membangun pengetahuannya. Artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Hal
ini sejalan dengan pembelajaran inkuiri menurut Suchman 1996 adalah suatu pola  pembelajaran  untuk  membantu  peserta  didik  belajar  merumuskan  dan
menguji pendapatnya sendiri serta memiliki kesadaran akan kemampuannya.
23
Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal namun mereka juga mengambil
peran  untuk  menemukan  inti  dari  materi  pelajaran  itu  sendiri.  Selanjutnya, menurut   Ridwan   2013,   pembelajaran   berbasis   inkuiri   mencakup   proses
pengajuan masalah, memperoleh informasi, berpikir kreatif tentang kemungkinan penyelesaian  masalah,  membuat  keputusan,  dan  membuat  kesimpulan
24
Gulo
20
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011 h.185
21
Trianto, Mendesain  Model  Pembelajaran  Inovatif-Progesif  Konsep,  Landasan,  dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013 cet ke-6, h.166
22
ibid
23
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013. h.113
24
ibid, h.214