Sifat dan Asas Yurisprudensi

1. Sifat dan Asas Yurisprudensi

a. Sifat Yurisprudensi Berdasarkan sifat berlakunya, suatu yurisprudensi, terdiri dari: 212 1 Yurisprudensi tetap Yurisprudensi tetap, yaitu keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan serupa dan yang menjadi dasar bagi pengadilan standard – arresten untuk mengambil keputusan. 2 Yurisprudensi tidak tetap Yaitu keputusan hakim yang terjadi hanya dipakai sebagai pedoman dalam mengambil sesuatu keputusan mengenai suatu perkara serupa. b. Asas Yurisprudensi Suatu yurisprudensi hanya dapat berlaku pada perkara yang bersangkutan saja. Oleh karena itu yurisprudensi tidak mengikat kepada hakim dalam menagani perkara di masa mendatang. Dengan kata lain bahwa hakim bebas untuk mengikuti atau tidak mengikuti suatu yurisprudensi dalam menangani suatu perkara. Berdasarkan hal tersebut terdapat dua 2 asas yang dianut dalam setiap yurisprudensi, yaitu asas preseden, dan asas bebas. 1 Asas Preseden Pada dasarnya dalam memutuskan suatu perkara, seorang hakim harus berdasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan lain dari perkara sejenis sebelumnya. Hal ini mengandung arti bahwa hakim terikat kepada keputusan hakim yang telah lalu dari hakim yang sama derajatnya Asas Preseden. Dengan dianutnya ajaran”the doctrine of precedent atau stare decist” pada common law, maka dalam memutuskan suatu perkara, seorang hakim harus mendasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan hakim lain dari perkara yang sejenis sebelumnya precedent. Tetapi dalam hal itu, belum ada putusan hakim lain yang serupa, atau putusan pengadilan yang sudah ada tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, maka hakim dapat menetapkan putusan baru berdasarkan nilai-nilai keadilan, kebenaran dan akal sehat common sense dengan pertimbangan yang penuh tanggungjawab. 213 Asas Preseden berlaku berdasarkan 4 empat faktor, yaitu: 214 a Penerapan dari peraturan yang sama pada kasus – kasus sama meghasilkan perlakuan yang sama bagi siapa saja; 212Ibid., h.353. 213Ibid. 214Ibid., h.353. 134 b Mengikuti precedent secara konsisten dapat menyumbangkan pendapatnya dalam masalah – masalah di kemudian hari. c Penggunaan kriteria yang menatap untuk menetapkan masalah – masalah yang baru dapat menghemat waktu dan tenaga; d Menghormati kebijaksanaan dan pengalaman dari pengadilan pada generasinya sebelumnya; 2. Asas Bebas Dalam hal tidak ada putusan hakim dari perkara atau putusan hakim lain dari perkara atau putusan hakim yang telah ada sebelumnya kalau dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, maka hakim dapat menetapkan putusan baru berdasarkan nilai – nilai keadilan, kebenaran dan akan sehat cammon sense yang dimilikinya. Dengan demikian pasa asas bebas ini mengandung makna bahwa pengadilan [hakim] tidak terikat pada putusan hakim sebelumnya. 2. Penyebab Hakim Menggunakan Putusan Hakim lain Sebab-sebab seorang hakim mempergunakan putusan hakim lain antara lain : 215 a. Pertimbangan Psikologis Karena keputusan hakim mempunyai kekuatan hukum terutama keputusan Pengadilan Tinggi dan Mahkama Agung, biasanya hakim bawahan segan untuk tidak mengikuti putusan tersebut. b. Pertimbangan Praktis Karena kasus yang sama, dan sudah pernah dijatuhkan putusan oleh hakim terdahulu- terlebih apabila putusan tersebut sudah dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, maka dianggap oleh hakim setelahnya bila menyangkut kasus yang sama lebih praktis bila lansung mengikuti putusan hakim sebelumnya. Dengan pertimbangan menciptakan yurisprudensi baru belum tentu dibenarkan dalam tingkat banding dan kasasi, terlebih apabila yurisprudensi baru tersebut di buat oleh hakim yang lebih rendah tingkatan peradilannya. c. Pendapat yang sama Antara hakim yang belakangan dan hakim terdahulu yang menangani kasus yang sama modelnya mempunyai pandangan yang sama. Apalagi bila pandangan tersebut didasarkan pada isi dan tujuan suatu perundang-undangan sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan nyata dalam mayarakat.

3. Nilai dan Arti Pentingnya Yurisprudensi