Jadi pentingnya pembedaan ini ialah dalam hubungannya dengan kedua jenis perjanjian tersebut.
c. Dapat Dibagi – Tidak Dapat Dibagi Secara fisik semua benda dapat dibagi, tetapi menurut hukum yang dimaksud dengan
“benda yang tak dapat dibagi” ialah benda yang jika secara fisik bila dibagi kehilangan kegunaannya seperti buku atau sangat berkurang nilainya berlainan
Perbedaan ini penting dalam hal sesuatu benda yang dimiliki bersama oleh dua orang hendak dibagi, atau dengan kata lain mereka berniat mengakhiri milik bersama itu.Kalau benda itu
merupakan “benda yang tidak dapat dibagi”, maka atau benda itu dijual dan masing-masing mendapat separuh dari harga atau benda itu menjadi milik salah satu diantara mereka dengan
kewajiban memberikan kompensasi berupa uang kepada pihak lain d. Boleh Diperdagangkan-Diluar Perdagangan
Beberapa pasal dalam KUHPerdata menyebut tentang “benda diluar perdagangan”, 537, 1444, 1953, dan tentang “benda yang boleh diperdagangkan” 1332.
Benda yang diluar perdagangan menurut sistim KUHPerdata yang dimaksud ialah benda yang mempunyai tujuan publik atau umum, seperti gedung departemen, museum, tanah lapang
umum, dan sebagainya. Benda-benda ini tidak dapat menjadi objek “bezit” 537, tidak dapat menjadi obyek sesuatu perjanjian 1332.
Sebagai perbandingan pengertian “benda diluar perdagangan thins with drawn from civil commerce seperti yang terdapat dalam kita-kitab Hukum Sipil dari negara-negara bagian Uni
soviet, yaitu benda-benda seperti : senjata apai, bahan peledak, pakaian dan peralatan militer, dan lain-lainnya yang tidak boleh menjadi obyek sesuatu perjanjian.
3. Kedudukan Benda dalam Hukum Perdata
Benda dalam perspektif hukum perdata memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan manusia karena ia menjadi sarana utama dari pencapaian kesejahtraan hidup setiap orang.
Beberapa prinsip hukum kebendaan yang menjadi pedoman dalam hukum kebendaan adalah:
114
a. Prinsip pembagian hak manusia ke dalam hak kebendaan dan hak perorangan. Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai benda secara langsung atas suatu benda dan
kekuasaan tersebut dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Hak tersebut dalam hukum tersebut hak mutlak hak absolut. Contoh hak mutlak adalah hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan, dan sebagainya. Sedangkan hak perorangan terhadap kebendaan adalah hak untuk menuntut suatu taguhan kepada seseorang tertentu. Hak ini
114Ilhami Bisri,op. cit., h.55.
74
termasuk dalam hak relatif, karena hanya diakui oleh orang yang dituntut saja serta timbul karena adanya kewajiban lainnya.
b. Prinsip hak milik fungsi sosial. Prinsip hukum ini memiliki makna bahwa orang tidak dibenarkan untuk menggunakan hak miliknya secara merugikan orang lain. Dengan
demikian walaupun hak milik bersifat mutlak, namun tetap mempunyai batas tertentu dalam perspektif tanggung jawab sosial, yakni tidak merugikan orang lain.
4. Asas-asas Hukum Benda
Asas-asas umum hukum benda meliputi :
115
a. Merupakan hukum pemaksa Atas suatu benda itu hanya dapat diadakan hak kebendaan.Hak-hak kebendaan tersebut tidak
akan memberikan wewenang yang lain daripada apa yang sudah ditentukan dalam undang-undang. Dengan kata lain, bahwa kehendak para pihak itu tidak dapat mempengaruhi isi hak kebendaaan.
Hukum benda adalah merupakan dwingendrecht hukum memaksa, artinya bahwa berlakunya aturan-aturan itu tidak dapat disimpangi oleh para pihak,
116
dengan perjanjian sebelumnya. b. Dapat dipindahkan
Kecuali hak pakai dan hak mendiami semua hak kebendaan dapat dipindahtangankan. Yang berhak itu tidak dapat menentukan bahwa; tidak dapat dipindah-tangankan . Berlainan dengan pada
tagihan, di sini para pihak dapat menentukan bahwa: tidak dapat dipindah-tangankan. Namun berhak juga dapat menyanggupi akan tidak memperlainkan vervreemdem barangnya. Tetapi
berlakunya dibatasi oleh ‘etische causaliteitsregel’ Pasal 1337KUH Perdata: tidak berlaku jika tujuannya bertentangan dengan kesusilaan. Ini terdapat jika barang itu dikeluarkan dari lalu lintas
lebih lama daripada waktu yang diperbolehkan untuk kepentingan masyarakat. c. Individualiteit
Objek dari hak kebendaan selalu adalah barang yang individueel bepaald, yaitu sutau barang yang dapat ditentukan. Artinya, orang hanya dapat sebagai pemilik dari barang yang berwujud yang
merupakan kesatuan, Tidak dapat atas barang yang ditentukan menurut jenis dan jumlahnya. d. Totaliteit
Hak kebendaan selalu meletak atas keseluruh obyeknya Pasal 500, 588, 606 KUHPer.. Siapa yang mempunyai zakelijkrecht atas suatu zaak ia mempunyai zakelijkrecht itu atas
keseluruhan zaak itu, jadi juga atas bagian-bagiannya yang tidak sendiri. Atas bagian yang tidak tersendiri baru dapat diadakan zakelijkrecht , sesudah bagian itu
menjadi zaak yang berdiri sendiri misalnya; agar pembeli dapat mperoleh hak milik dari suatu
115Titik Triwulan Tutik, op. cit., h.171-175 116Ibid., h.171
75
panenan, maka penjual harus sudah menuai padinya. Di pihak lain, jika suatu zaak suda melebur dalam zaak lain, maka zakelijkrecht atas zaak yang pertama tadi lenyap. Misalnya, pemilik batu bata
yang sudah menjadi dinding rumah, hilang hak milik atas batu bata itu, sebab batu bata tidak lagi zaak tersendiri.
Konsekuensi tersebut, dalam bebarapa hal diperlunak, antara lain: 1 adanya milik bersama atas barang yang baru Pasal 607 KUPer.; 2 lenyapnya zaak itu karena usaha pemilik zaak itu
sendiri yaitu terleburnya zaak tadi dalam zaak lain – secara kwade trouw Pasal 606, 608 KUHPer.; 3 pada waktu terleburnya zaak sudah ada perhubungan hukum antara kedua eigenaar yang
bersangkutan Pasal 714 jo Pasal 725 jo Pasal 1567 KUHPerdata.
117
e. Tak dapat dipisahkan onsplitsbaarheid Yang berhak tak dapat memindah-tangankan sebagian daripada wewenang yang termasuk
suatu hak kebendaan yang ada padanya, misalnya pemilik. Pemisahan daripada zakelijkrecht itu tidak diperkenankan. Tetapi pemilik dapat membebani hak miliknya dengan iura in realiena. Ini
kelihatannya seperti melepaskan sebagian dari wewenangnya. Tetapi itu hanya kelihatannya saja, hak miliknya tetap utuh.
118
f. Prioriteit Hak prioriteit adalah hak yang lebih dahulu terjadinya dimenangkan dengan hak yang terjadi
kemudian. Pada dasarnya semua hak kebendaan memberi wewenang yang sejenis dengan wewenang-
wewenang dari eigendom, sekalipun luasnya berbeda-beda, sehingga perlu diatur urutannya. Iura in realiena meletakkan sebagai beban atas eigendom. Sifat ini membawa serta bahwa iura in realiena
didahulukan Pasal 674, 711, 720, dan 1150 KUHPerdata.
119
Tetapi mana dari beberapa iura in realiena yang harus didahulukan? Maka di sini urutannya menurut lebih dulunya diadakan. Misalnya, atas sebuah rumah di bebani hipotek kemudian
diberikan dengan hak memungut hasil, maka hak memungut hasil atas rumah – haknya baru timbul kemudian setelah adanya hipotek atas rumah tersebut.
120
Azas prioriteit sifatnya tidak tegas, tetapi akibat dari asas ini bahwa seseorang itu hanya dapat memberikan hak yang tidak melebihi apa yang dipunyai Azas nemoplus.
g. Percampuran Verminging
117Ibid., h.172. 118Ibid., 173.
119Ibid. . 120Ibid. .
76
Hak kebendaan yang terbatas – jadi selainnya hak milik hanya mungkin atas benda orang lain. Tidak dapat orang itu untuk kepentingannya sendiri memperoleh hak gadai menerima gadai
hak memungut hasil atas barangnya sendiri. Jika hak yang membebani itu menjadi lenyap Pasal 706, 718, 736, 724, dan 807 KUHPer.. Jadi jika orang yang mempunyai hak memungut hasil atas
tanah kemudian membeli tanah itu maka hak memungut hasil itu menjadi lenyap.
121
h. Perlakuan yang berbeda atas jenis benda yang berbeda Perlakuan atas benda bergerak dan benda yang tidak bergerak itu berlainan. Aturan-aturan
mengenai pemindahan , pembebanan bezwaring,bezit dan verjaring mengenai benda-benda roerend dan onroerend berlainan. Juga mengenai iura in realiena yang dapat diadakan.
122
i. Publisitas Publiciteit Mengenai benda-benda yang tidak bergerak mengenai penyerahan dan pembebanannya
berlaku azas publitas publiciteit yaitu dengan pendaftaran di dalam register umum. Sedangkan mengenai benda-benda yang bergerak cukup dengan penyerahan nyata, tanpa pendaftaran dalam
register umum.
123
j. Sifat perjanjian Orang mengadakan hak kebendaan itu, misalnya mengadakan hak memungut hasil, gadai,
hipotek dan lain-lain-itu sebenarnya mengadakan perjanjian. Mengenai sifat perjanjian yang berkaitan dengan kebendaan tersebut, merupakan perjanjian yang zakelijk, yaitu perjanjian untuk
mengadakan kebendaan. Jadi halnya dengan perjanjian yang terdapat dalam buku III KUPerdata. Misalnya, itu merupakan perjanjian yang bersifat obligator, yaitu perjanjian yang menimbulkan
verbintennis.
124
Menurut Syuling, perjanjian yang zakelijk itu bersifat abstrak, sedangkan perjanjian obligator bersifat causal. Artinya, pada perjanjian yang zakelijk dengan selesainya perjanjian tujuan
pokok dari perjanjian itu sudah tercapai – yaitu adanya hak kebendaan. Sedangkan perjanjian obligatoir – dengan selesainya perjanjian tujuan pokok dari perjanjian itu belum tercapai, hak
belum beralih masih harus ada penyerahan terlebih dahulu.
125
B. Hak-hak Kebendaan