Istilah Hukum Perdata PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Istilah Hukum Perdata

Hukum di Indonesia pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : hukum publik dan hukum privat tetapi di Indonesia lebih dikenal dengan “Hukum Perdata”. Istilah Hukum Perdata berasal dari dua kata yaitu : “Hukum” dan “Perdata”. Kata Hukum diambil dari Bahasa Arab dari kata Hukm tunggal, Ahkam jamak yang artinya : norma atau kaedah yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. Hubungan antara perkataan hukum dalam bahasa Indonesia tersebut di atas dengan hukm dalam pengertian norma dalam bahasa Arab itu erat sekali, sebab setiap peraturan apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau kaedah sebagai intinya. 1 Sedangkan istilah perdata sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu PradotoPradata. Istilah Hukum Perdata di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Djojodiguno sebagai terjemahan dari Burgelijk Recht di masa penjajahan Jepang. 2 Istilah hukum Perdata diterjemahkan dari berbagai bahasa, antara lain : a. Bahasa Belanda : Privaat Recht, Burgelijk Recht atau Civil Recht b. Bahasa Inggris : Private Law c. Bahasa Jerman : Privat Recht d. Bahasa Perancis : Droit Prive e. Bahasa Indonesia : Hukum Privat Istilah Hukum Perdata dalam berbagai istilah tersebut di atas lazimnya dilawankan dengan istilah dalam : a. Bahasa Belanda : Publiek Recht b. Bahasa Inggis : Public Law c. Bahasa Jerman : Offenliches d. Bahasa Perancis : Droit Public e. Bahasa Indonesia : Hukum Publik Jika istilah Hukum Perdata tersebut dikaitkan dengan kondisi di Indonesia, maka pemberian istilah “Hukum Perdata” biasanya dikacaukan dengn istilah “Hukum Perdata Adat”. Sejak 1Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an dan Hadits Jakarta : Tinta Mas, 1982, h.68 2 Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata di Indonesia Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher, 2006 , h.2 1 berdirinya Fakultas hukum di Tanah air Indonesia, istilah Hukum Perdata terdapat berbagai istilah yang diberikan. a. Hukum Perdata Barat b. Hukum Perdata BW c. Hukum Perdata Namun, berkat hasil usaha Konsorsium Ilmu Hukum yang merupakan salah satu dari Konsorsium Ilmu Pengetahuan yang bernaung dibawah Koordinasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada Maret 1973 3 , maka ragam istilah tersebut mengarah kesatu istilah yaitu “Hukum Perdata” Dilain pihak, istilah “Hukum Perdata” juga dikacaukan dengan istilah “Hukum Adat”, namun hasil usaha Konsorsium Ilmu Hukum juga berhasil memberikan istilah permanen kedua sistem hukum tersebut yaitu: a. Istilah hukum Perdata diberi istilah “Hukum Perdata” b. Istilah hukum Perdata Adat diberi istilah “Hukum Adat” Perbedaan antara Istilah “Hukum Perdata” dengan istilah “Hukum Adat” erat kaitannya dengan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia yang menggolong-golongkan penduduk Indonesia dalam tiga 3 golongan pasal 163 Indische Staatsregeling IS dalam kaitannya dengan berlakunya Hukum Perdata atas mereka. Pedoman politik Pemerintah Hindia Belanda terhadap hukum di Indonesia ditegaskan dalam pasal 131 Indische Staatsregeling IS, sebelumnya diatur dalam pasal 75 Regeringsreglement RR. Kemudian, pemisahan lain yaitu istilah “Hukum Perdata” dengan istilah “Hukum Dagang”, dimana kedua bidang hukum ini sama-sama merupakan hukum materil, namun dipisahkan karena berdasarkan sejarah penyusunan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgelijk Wetboek yang disingkat BW dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Wetboek Van Koophandel yang disingkat WvK pada zaman Romawi.

B. Pengertian Hukum Perdata