BAB VI HUKUM BENDA
A. Konsep Dasar Hukum Benda 1. Pengertian
Hukum Benda zakenrecht adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan –hubungan hukum antara subyek hukum dengan benda dan hak kebendaan.
Pengertian benda menurut Pasal 499 KUHPerdata adalah segala sesuatu yang dapat “dihaki” atau menjadi objek hak milik. Dengan demikian menurut hukum benda adalah sesuatu yang dapat
dimiliki oleh subyek hukum. Yang dapat dimiliki oleh orang disebut juga dengan objek hukum, yaitu segala sesuatu yang bermamfaat bagi subyek hukum serta yang dapat menjadi objek dalam
suatu perhubungan hukum, yang dapat menjadi objek hukum adalah benda zaak yaitu segala barang-barang dan hak-hak yang dapat dimiliki subyek hukum. Yang menjadi subyek hukum
adalah orang, baik dalam bentuk sebagai manusia pribadi maupun dalam bentuk badan hukum.
2. Penggolongan Benda
Benda dapat dibedakan atas empat 4 golongan, yaitu sbb : a. Benda bergerak - benda tak bergerak Pasal 503 KUHPerdata.
b. Benda yang dapat diganti – benda yang tidak diganti istilah “dihabiskan” dalam pasal 505 KUHPerdata kurang tepat.
c. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi. d. Benda yang boleh diperdagangkan dan benda diluar perdagangan.
a. Benda Bergerak Tidak Tetap – Benda tak Bergerak Benda Tetap Yang dimaksud dengan benda bergerak adalah benda-benda yang secara fisik mudah
dipindah-pindahkan. Benda bergerak dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :a. Karena sifatnya, suatu benda
yang tidak berhubungan tanah seperti sepeda, meja, dan sebagainya, b Karena penentuan undang-udang segala hak kebendaan dan hak tagihan yang mengenai benda bergerak.
Sedangkan yang dimaksud dengan Benda tak Bergerak yaitu suatu benda secara fisik tidak mudah atau tidak bisa dipindahkan.
Ada tiga jenis benda tak bergerak a. Karena sifatnya , yaitu tanah serta segala sesuatuyang erat melekat pada tanah seperti bangunan, tanaman, bahan tambang dalam tanah dsb, b.Karena
tujuan pemakaiannya, suatu benda yang dipasang di atas atau dalam tanah untuk jangka waktu yang lama misalnya : mesin dalam pabrik, c. Karena penentuan undang-undang, yaitu termasuk
kategori benda tidak bergerak karena ditetapkan oleh undang-undang semata, walau dalam
72
kenyataannya bisa bergerak seperti: Kapal yang bobotnya 20 tonlebih Pasal 314 KUHD dan pesawat terbang serta segala hak kebendaan dan hak tagihan yang mengenai benda tak bergerak.
Pada umumnya negara-negara di Eropa Barat kontinen mengenal pembedaan ini, walaupun Belanda telah mengadakan pembedaan lain untuk menggantikan pembedaan bergerak – tak
bergerak, yaitu pembedaan : benda atas nama dan benda yang tidak atas nama. Benda atas nama ialah tanah dan beberapa benda lain, misalnya kapal yang terdaftar,sementara Hukum Adat tidak
mengenal pembedaan bergerak - tak bergerak, tetapi pembedaan : tanah – bukan tanah. Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa :
Hukum Nasional kelak sebaiknya menuruti sistim Hukum Adat ini. Meskipun demikian, kita perlukan pengertian benda bergerak berhubung dengan azas yang tercantum dalam pasal
1977 KUHPerdata azas ini kita perlukan dalam Hukum Nasional.
113
Arti pentingnya mengadakan pembedaan benda bergerak dan benda tak bergerak berkaitan dengan cara penyerahan lavering hak milik yang berlainan atau berbeda asas pasal 1977
KUHPerdata hanya berlaku bagi benda bergerak. Penyerahan hak milik atas benda bergerak bisa hanya dengan penyerahan secara nyata tidak harus balik nama-Pasal 612 KUHPerdata, sedangkan
benda tidak bergerak mutlak penyerahannya dilakukan dengan balik nama pada daftar umum Pasal 616 KUHPerdata, serta perjanjian pengalihan hak harus dengan dengan akte otentik yang dibuat
oleh pejabat yang ditunjuk untuk itu. Benda bergerak bila objeknya tanah, aktenya dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Dalam Peraturan Menteri Agraria No.10 Tahun 1960 Pasal 3 dan 5
yang ditunjuk sebagai PPAT yaitu camat atau notaris, sebagai amanat dari Pasal 19 UUPA
sedangkan kapal oleh Syahbandar.
b. Dapat Diganti – Tak Dapat Diganti Benda yang dapat diganti ialah misalnya : uang, beras. Benda yang tak dapat diganti: rumah,
meja. Akan tetapi apakah sesuatu dapat atau tak dapat diganti bukan terutama ditentukan oleh sifat benda, melainkan terutama ditentukan oleh maksud kedua pihak dalam perjanjian. Kalau mereka
maksudkan mengadakan perjanjian pinjam pakai, maka benda yang dipinjamkan tak boleh diganti. Kalau mereka maksudkan mengadakan perjanjian pinjam mengganti, maka benda yang
dipinjamkan boleh diganti, misalnya : perjanjian pinjaman uang pada umumnya termasuk perjanjian pinjam mengganti, oleh karena itu tidak perlu lembaran-lembaran yang kertas yang sama
dikembalikan. Tetapi kalau uang kertas lama misalnya uang O.R.I dipinjamkan untuk dipamerkan, maka disini terjadi perjanjian pinjam pakai.
Demikian juga dengan meminjamkan seekor kerbau bisa dimaksudkan sebagai perjanjian pinjam pakai tetapi bisa juga dimaksudkan sebagai perjanjian pinjam mengganti,
113Wirjono Prodjodikoro, Sekitar Kodifikasi Hukum Perjanjian, dalam Majalah Hukum dan Masyarakat Nopember 158, h.16.
73
Jadi pentingnya pembedaan ini ialah dalam hubungannya dengan kedua jenis perjanjian tersebut.
c. Dapat Dibagi – Tidak Dapat Dibagi Secara fisik semua benda dapat dibagi, tetapi menurut hukum yang dimaksud dengan
“benda yang tak dapat dibagi” ialah benda yang jika secara fisik bila dibagi kehilangan kegunaannya seperti buku atau sangat berkurang nilainya berlainan
Perbedaan ini penting dalam hal sesuatu benda yang dimiliki bersama oleh dua orang hendak dibagi, atau dengan kata lain mereka berniat mengakhiri milik bersama itu.Kalau benda itu
merupakan “benda yang tidak dapat dibagi”, maka atau benda itu dijual dan masing-masing mendapat separuh dari harga atau benda itu menjadi milik salah satu diantara mereka dengan
kewajiban memberikan kompensasi berupa uang kepada pihak lain d. Boleh Diperdagangkan-Diluar Perdagangan
Beberapa pasal dalam KUHPerdata menyebut tentang “benda diluar perdagangan”, 537, 1444, 1953, dan tentang “benda yang boleh diperdagangkan” 1332.
Benda yang diluar perdagangan menurut sistim KUHPerdata yang dimaksud ialah benda yang mempunyai tujuan publik atau umum, seperti gedung departemen, museum, tanah lapang
umum, dan sebagainya. Benda-benda ini tidak dapat menjadi objek “bezit” 537, tidak dapat menjadi obyek sesuatu perjanjian 1332.
Sebagai perbandingan pengertian “benda diluar perdagangan thins with drawn from civil commerce seperti yang terdapat dalam kita-kitab Hukum Sipil dari negara-negara bagian Uni
soviet, yaitu benda-benda seperti : senjata apai, bahan peledak, pakaian dan peralatan militer, dan lain-lainnya yang tidak boleh menjadi obyek sesuatu perjanjian.
3. Kedudukan Benda dalam Hukum Perdata