BAB III HUKUM TENTANG ORANG
A. Konsep Dasar
Istilah hukum tentang orang berasal bahasa Belanda dari terjemahan kata “personenrecht”. Dalam KUHPerdata tidak ditemukan pengertian tentang hukum orang, sebab itu
hanya berdasarkan doktrin ilmuan hukum sebagaimana yang dikemukakan oleh Subekti bahwa:
30
Hukum orang adalah peraturan tentang manusia sebagai subyek dalam hukum, peraturan- peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk bertindak sendiri,
melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan itu.
Menurut berbagai pakar pengertian tersebut kurang lengkap, karena pengertian yang dikemukakan di atas hanya merujuk hukum orang dari aspek ruang lingkupnya, yang meliputi
subyek hukum, kecakapan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
31
Pengertian secara lebih lengkap dikemukakan oleh SalimHS sebagai berikut:
32
Hukum orang adalah keseluruhan kaedah-kaedah hukum yang mengatur tentang subyek hukum dan wewenangnya, kecakapannya, domisili dan catatan sipil.
Definisi terakhir, mengandung dua 2 cakupan, yaitu : wewenang subyek hukum dan ruang lingkup pengaturan hukum orang. Wewenang pada hakekatnya merupakan hak dan kekuasaan dari
seseorang untuk melakukan perbuatan hukum. Wewenang tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu : 1 wewenang untuk mempunyai hak, dan wewenang untuk melakukan
perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
33
Hak menurut Satjipto Raharjo
34
adalah kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang, dengan maksud untuk melindungi kepentingan seseorang tersebut. Hak tersebut
merupakan pengalokasian kekuasaan tertentu kepada sesorang untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.
Bila mengikuti pandangan tersebut di atas, nampak bahwa hanya kekuasaan tertentu saja yang diberikan oleh hukum kepada seseorang dan tidak setiap kekuasaan di dalam masyarakat
disebut hak.
30Subekti, op. cit., h.9. 31Titik Triwulan Tutik, op. cit., h.35
32Salim HS, , op. cit.h.19. 33Titik Triwulan Tutik, op. cit., h.36
34Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum Bandung: Alumni, 1982,h.94.
16
Dengan mengacu pada kemungkinan-kemungkinan dimensi kekuasaan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto
35
sebagai berikut :a Kekuasaan yang sah dengan kekerasan; b Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan; c Kekuasaan tidak sah dengan kekerasan; dan d Kekuasaan tidak sah
tanpa kekerasan. Maka hanya kekuasaan yang sah yang dapat dimasukkan dalam pengertian “hak” untuk
subyek hukum tersebut.
B. Subyek Hukum 1. Pengertian