b. Pernyataan tertulis darii kreditor bahwa Hak Tanggungan telah hapus. Karena piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan telah lunas atau kreditor melepaskan Hak Tanggungan yang
bersangkutan. Apabila kreditor tidak bersedia memberikan pernyataan, sebagaimana dikemukakan di atas
maka pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan perintah pencoretan kepada Ketua pengadilan Negeri yang daerah hukumya meliputi tempat Hak Tanggungan yang bersangkutan
didaftar, tetapi apabila permohonan perintah pencoretan timbul dari sengketa yang sedang diperiksa oleh Pengadilan Negeri yang memeriksa perkara yang bersangkutan. Permohonan pencoretan
catatan Hak Tanggungan berdasarkan perintah pengadilan Negeri tersebut diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan dengan melampirkan salinan penetapan atau putusan Pengadilan Negeri yang
bersangkutan. Setelah menerima tersebut, maka Kepala Kantor Pertanahan melakukan pencoretan menurut tata cara yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam waktu 7 hari
kerja.
160
b. Hipotik
Pasal 1162 KUHPerdata mendefenisikan hipotek sebagai suatu kebendaan atas benda-benda tak bergerak untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.
Hipotek merupakan hak yang bersifat assesoir artinya merupakan perjanjian tambahan atau pelengkap untuk menjamin pengembalianpelunasan utang. Sedangkan perjanjian utamanya berupa
perjanjian utang piutang. Objek Hipotek sesuai dengan pasal 1164 KUHPerdata adalah barang tidak bergerak.
Tetapi dengan lahirnya Undang-undang Pokok Agraria UUPA dan Undang-Undang Hak Tanggungan, maka hak-hak atas tanah, sebagaimana yang diatur dalam UUPA yaitu: Hak Milik
pasal 25 UUPA, Hak guna Usaha Pasal 33 UUPA Dan Hak Guna Bangunan Pasal 39 UUPA hanya dapat dibebani dengan hak tanggungan menurut ketentuan Undang-Undang Hak Tanggungan
No. 4 Tahun 1996, dengan demikian dewasa ini yang bisa dibebani hipotik hanyalah “benda tidak bergerak karena penetapan undang-undang” yaitu kapal laut terdaftar dan pesawat terbang.
1. Benda-benda yang dapat dibebani hak hipotek Ada dua 2 macam benda yang dapat dibebani hak hipotek yaitu :
- kapal laut yang terdaftar ; dan
- kapal terbang
a. Kapal laut yang terdaftar Pasal 314 ayat 3 KUHD Ketentuan tentang Hipotek atas kapal laut diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang KUHD Buku Kedua Bab Kesatu pasal 314-316, yang untuk selanjutnya menunjuk pemberlakuan pasal 1168, 1169, 1171 ayat 3 dan ayat 4, 1175-1176 ayat 2, 1177-1178, 1180,
160Ibid. .
95
1186-1187, 1189-1190, 1193, 1197, 1199, 1205, 1207-1219, dan pasal 1224- 1227 dari ketentuan – ketentuan hipotek yang terdapat pada kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku Kedua Bab
Kedua puluh satu. Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD membedakan kapal laut dalam dua
golongan yaitu: 1. kapal laut sebagai kebendaan yang bergerak dan: 2.kapal laut sebagai kebendaan yang tidak bergerak. Pentingnya pembedaan tersebut berkaitan dengan pembebanan
jaminan atasnya. Pendaftaran atau registrasi hipotek atas kapal laut diadakan oleh departemen perhubungan,
dalam hal ini Syahbandar Direktorat Jenderal perhubungan Laut Departemen Perhubungan RI.
Sebagaimana tertera dalam Pasal 314 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD bahwa Kapal Laut yang memiliki ukuran sekurang kurangnya dua puluh meter kubik isi kotor “dapat”
didaftarkan di Kantor Syahbandar Direktorat Jenderal perhubungan Laut Departemen Perhubungan, dan yang dengan pendaftaran tersebut memiliki kebangsaan sebagai kapal Indonesia.
KUHD selanjutnya memperlakukannya sebagai kebendaan yang tidak bergerak, dan oleh sebab itu pula penjaminan yang dapat diletakkan diatasnya-pun hanya dalam bentuk hipotek.
Sedangkan bagi kapal-kapal yang tidak terdaftar dianggap sebagai kebendaan yang bergerak Pasal 314 KUHD.
161
Yang dapat meletakkan melakukan hipotek ialah yang berhak memindah tangankan benda yang dibebani Pasal 1168 KUHPerdata. Orang yang berhak meletakkan melakukan hipotek ialah
orang yang cakap hukum. Hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan dan kewenangan bertindak dalam rangka perbuatan untuk kepentingan diri pribadi orang–perorangan ini diatur dalam Pasal
1329-1331 KUHPerdata. Pasal 1329 KUHPerdata menyatakan sebagai berikut :
Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh Undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap.
Bunyi pasal tersebut menentukan apabila seseorang masuk kategori “cakap hukum, dapat
melakukan perbuatan hukum sendiri akan tetapi apabila masuk kategori “tidak cakap hukum “karena belum dewasa kurandus harus diwakili oleh orang tuawalipengampunya yang bertindak
untuk dan atas nama orang yang dibawah kekuasaannya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1152 ayat4 KUHPerdata sebagai berikut :
Bilamana pemilik benda adalah seorang yang belum dewasa, seorang yang ditaruh dalam pengampuan atau seorang yang berada dalam keadaan tak hadir, maka yang dapat
meletakkan hipotek ialah yang menurut hukum mewakilinya. Seorang kuasa dapat juga meletakkan hipotek dari orang yang memberi kuasa untuk itu,
tetapi pemberian kuasa harus dibuat dengan akta otentik Pasal1171 ayat 2 KUHPerdata. Dalam
161 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia Jakarta : Pt RajaGrafindo Persada, 2007, h.95.
96
hal ini hipotek berbeda dengan gadai,sebab untuk sahnya gadai tidak perlu “ yang berhak “ yang menggadaikan.
Seperti halnya pembebanan jaminan atas benda tidak bergerak lainnya harus diikat dengan akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang ditunjuk untuk itu, kapal juga harus dibuatkan
Akta Hipotek pada Syahbandar tempat kapal laut didaftarkan.
Yang harus tercantum dalam akta hipotek adalah : 1. Menguraikan secara khusus tentang benda yang dibebani; 2. Penyebutan nama – nama kreditur dan debitur ; 3. Penyebutan jumlah
uang untuk mana hipotek telah diberikan. Selain yang tersebut diatas, kedua pihak diperbolehkan mengadakan persetujuan –
persetujuan bedingen tertentu dalam akta hipotek. Yang lazim diperjanjikan adalah persetujuan – persetujuan berikut: 1. Persetujuan yang memberi hak kepada pemegang hipotek untuk dalam hal
ini debitor tidak membayar hutangnya ,menjual sendiri diluar Pengadilan benda yang menjadi obyek hipotek dimuka umum dan mengambil pelunasan dari hasil lelang tersebut. Persetujuan ini
hanya mampu dapat diadakan oleh pemegang hipotek pertama Pasal 1178 ayat 2 KUHPerdata- beding van eigenmachtige verkoop; 2. Persetujuan bahwa hipotek tidak akan terhapus
dibersihkan dalam hal pemberi hipotek menjual umum bendanya secara sukarela artinya tidak atas perintah hakim . Persetujuan ini dinamakan beding van niet-zuevering dan diatur dalam pasal
1210 ayat 2KUHPedata . Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dimpulkan bahwa pemberian hipotek dilakukan
dengan pembuatan Akta Hipotek Kapal di hadapan Pegawai pendaftaran dan pencatat balik Nama Kapal – Kapal, Yang dibantu oleh pegawai pembantu pendaftaran kapal-kapal di kantor syahbandar
setempat tempat kapal didaftarkan. Setelah pembuatan akta hipotek Kapal tersebut selesai, maka harus dilakukan pencatatanpendaftaran pemberian Hipotek atas Kapal itu dalam Buku Daftar yang
disediakan untuk itu Pasal 315 KUHD, sebagai tanda telah terbitnya pembebanan Hipotek atas Kapal guna memenuhi syarat publisitas dari pembebanan Hipotek, dan dengan pendaftaran itu pula
hak-hak istimewa dari Hipotek, yang berupa droit de preference dan droit de suite dapat dilaksanakan oleh kreditor atas Kapal yang dijaminkan dengan Hipotek tersebut.
162
Sebagai konsekwensi dari pembebanan Hipotek tersebut, beberapa dokumen yang disebutkan di bawah ini, perlu untuk diperiksa oleh kreditor akan kebenaran dari kelengkapannya :
163
a. Grosse Akta Pendaftaran Kapal sementara, atau Grosse Akta Balik Nama Kapal; b. Surat Izin Perusahaan Pelayanan SIUPP; dan
c. Keterangan mengenai Spesifikasi Kapal yang dihipotekkan.
162Ibid., h.96. 163Ibid., h.97.
97
Grosse Akta Pendaftaran Kapal sementara atau Grosse Akta Balik Nama Kapal perlu dikuasai secara fisik oleh kreditor selaku pemengang Hipotek atas kapal tersebut,
Selain dari pembuatan Akta Hipotek dan pendaftarannya sebagaimana kita sebutkan di atas, beberapa macam perjanjian yang di sebutkan di bawah ini perlu juga untuk dibuat guna
mengamankan kepentingan kreditor terhadap kesanggupan debitor untuk melunasi utangnya. Perjanjian-perjanjian tersebut adalah :
164
a. Perjanjian Pengalihan Hak atas klaim Asuransi Kapal; b. Perjanjian Pengalihan Hak atas Tagihan Pencarteran Kapal yang di miliki oleh debitor atas
pihak ketiga yang mencarter kapal debitor c. Perjanjian gadai atas Perjanjian Pencarteran Kapal yang dibuat oleh debitor dengan pihak
ketiga. Perjanjian Pengalihan Hak atas klaim Asuransi Kapal memungkinkan debitor untuk
memperoleh pelunasan dari kreditor seketika atas utang-utangnya yang dijaminkan dengan kapal tersebut, dalam hal kapal tersebut mengalami kerugian kecelakaan laut. Dan dengan di buatnya
pengalihan Hak atas Klaim Asuransi tersebut, berarti penggantian atas klaim yang di berikan oleh pihak Asuransi tersebut hanya akan dapat di terima secara langsung oleh kreditor, sebagai pihak
yang memiliki kepentingan atas kerugian yang diderita oleh kapal tersebut. Selanjutnya pemanfaatan hasil penggantian klaim asuransi diserahkan pada perjanjian kredit antara kreditor dan
debitor. Yang jelas dalam hal ini, apa pun perjanjian yang di sepakati, kreditor tidak akan rugi karenanya.
165
4. Asas-asas hipotik Di dalam hipotek juga dikenal beberapa asas, antara lain sebagai berikut.
166
a. Asas publisitas publiciteit-openbaarheid, adalah asas yang mengharuskan bahwa hipotek itu harus didaftarkan di dalam register umum, supaya dapat diketahui oleh pihak
ketigaumum. Yang didaftarkannya ialah akta dari hipotek pada seksi pendaftaran syahbandar setempat.
b. Asas spesialisspecialiteit, adalah asas yang menghendaki bahwa hipotek hanya dapat diadakan atas benda-benda yang ditunjuk secara khusus, yaitu Benda-benda tak bergerak karena
penetapan undang-undang yang telah dibebani hipotik. Misalnya, benda-benda yang dihipotekkan itu berwujud apa, berapa luasnyabesarnya.
c. Asas tak dapat dibagi-bagi ondeelbaarheit- Pasal 1163 ayat 1KUHPerdata, ini berarti bahwa hipoteik itu membebani seluruh objekbenda yang dihipotekkan dalam keseluruhan atas
164Ibid.,h. 97-99. 165Ibid., h. 98.
166Salim HS, op. cit., h. 117.
98
setiap benda dan atas setiap bagian dari benda-benda tak bergerak. Dengan demikian dibayarnya sebagian dari Utang tidak mengurangimenyediakan sebagian dari benda yang menjadi jaminan.
5. Hapusnya hipotek Menurut Pasal 1209 KUHPerdata hipotek hapus :
a. Karena hapusnya perikatan pokok. b. Karena pelepasan hipotek oleh kreditur.
c. Karena pembersihan zuivering yang dilakukan dengan putusan pengadilan. Yang sering terjadi dalam praktek ialah yang disebut pada sub a bilamana piutang yang
dijamin dengan hipotek telah dibayar lunas,maka hipotek dengan sendirirnya hapus sifat accesoir dari hipotek .
Selain daripada yang disebut dalam pasal 1209 KUHPerdata masih ada kemungkinan – kemungkinan lain yang menyebabkan hipotek hapus, antara lain : karena musnah atau hilangnya
kapal laut atau kapal terbang tersebut.
b. Kapal terbang Keputusan Menteri Perhubungan SK 13S1971