Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pedagang Eceran

Pedagang eceran mengandung dua arti pedagang eceran yang berupa toko atau pedagang eceran yang bukan toko. Menurut Engel Et. Al 1995 pedagang eceran sebenarnya mencakup semua penjualan kepada konsumen untuk mereka pakai. Menurut Lucas 1994 memberikan pengertian pedagang eceran retailing adalah “Retailing is all activities involved in marketing of goods and services directly to consumers”. Pengertian tersebut menyatakan bahwa pedagang eceran atau retailing merupakan segala kegiatan penjualan barang dengan atau jasa-jasa secara langsung kepada konsumen. Menurut Kotler 2002 usaha eceran retailing meliputi aktivitas yang melibatkan penjualan barang jasa langsung kepada konsumen, yang olehnya digunakan untuk kepentingan pribadi dan bisnis. Menurut Kotler 2002, jenis- jenis pengecer utama adalah: a. Toko khusus Lini produk yang sempit dengan ragam pilihan yang dalam, sepeti toko pakaian, toko alat-alat olah raga, toko meubel, toko bunga, toko buah dan toko buku, b. Toko serba ada Beberapa lini produk biasanya pakaian, perlengkapan rumahtangga, dan barang kebutuhan rumahtangga dan setiap lini tersebut beroperasi sebagai departemen tersendiri yang dikelola oleh pembeli spesialisasi atau pedagang khusus. c. Pasar swalayan Operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah, bervolume tinggi, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan, pencucian dan produk perawatan rumah. d. Toko kenyamanan convenience Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman, memiliki jam buka yang panjang selama tujuh hari dalam seminggu, serta menjual lini produk bahan pangan yang terbatas dan memiliki tingkat perputaran yang tinggi. e. Toko diskon Menjual barang-barang yang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi. f. Pengecer potongan harga Membeli dengan harga yang lebih rendah daripada harga pedagang besar dan menetapkan harga untuk konsumen lebih rendah daripada harga eceran: sering merupakan barang sisa, berlebih dan tidak reguler. Menurut Kotler 2002, berdasarkan tingkat pelayanannya toko dibedakan menjadi 4 jenis: a. Swalayan self-servis Swalayan merupakan dasar dari semua operasi dasar. Banyak pelanggan yang bersedia melakukan sendiri poses menemukan, membandingkan dan memilih guna menghemat uang. b. Swapilih self selection Para pelanggan mencari barang sendiri walaupun mereka dapat meminta bantuan. Para pelanggan menyelesaikan transaksi mereka setelah membayar kepada pramuniaga. c. Pelayanan terbatas limeted servis Pengecer menjual lebih banyak barang shopping, dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi serta bantuan. Toko-toko itu juga menawarkan jasa seperti kredit dan hak pengambilan barang. d. Pelayanan penuh full servis Pramuniaga siap membantu dalam tiap tahap dari proses menemukan, membandingkan dan memilih. Pelanggan yang suka dilayani memilih toko itu.

2.2. Keputusan Pemasar Pengecer

Para pengecer sekarang ini berusaha untuk menemukan strategi pemasaran baru untuk menarik dan mempertahankan konsumen. Pada masa lalu pengecer mempertahankan pelanggan dengan memiliki barang khusus, dengan menawarkan pelayanan lebih banyak atau lebih dari pesaing dan dengan menawarkan kartu kredit. Sekarang pelanggan menjadi semakin pintar dan lebih sensitif terhadap harga karena itulah maka banyak pengecer sekarang berpikir ulang akan strateginya pemasarannya. Kotler 2002 menyebutkan keputusan pemasaran yang dihadapi oleh pengecer adalah dalam bidang pasar sasaran, pemilihan produk dan jasa, harga, pomosi dan tempat. a. Keputusan pasar sasaran Kebanyakan keputusan penting sebuah pengecer berkaitan dengan pasar sasaran. Banyak pengecer tidak mempunyai pasar sasaran yang jelas, atau mereka mencoba memuaskan terlalu banyak pasar sasaran sehingga menjadi tidak memuasakan sama sekali. Para pengecer harus melakukan riset pemasaran secara berkala untuk menjamin mereka menjangkau dan memuaskan pelanggan sasaran.