Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk Amdk Rasa Buah Aqua Splash Of Fruit Rasa Strawberi Dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran

(1)

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS

PRODUK AMDK RASA BUAH

AQUA SPLASH OF FRUIT

RASA

STRAWBERI

DAN

ORANGE MANGO

SERTA

IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN

(Studi Kasus : Stand

ASOF

- Plaza Blok M, Jakarta Selatan)

Oleh :

Dian Andriani

A 14101664

PROGRAM SARJANA

EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2005


(2)

RINGKASAN

DIAN ANDRIANI. Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk AMDK Rasa Buah AQUA Splash Of Fruit Rasa Strawberi dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Studi Kasus : Stand ASOF - Plaza Blok M, Jakarta Selatan). Di bimbing EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Perkembangan zaman yang kian pesat, memberikan dampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat kearah trend makanan dan minuman yang serba praktis dan siap saji untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah air minum yang dikemas dalam kemasan yang kini secara luas telah digunakan masyarakat perkotaan sebagai subsitusi dari air minum yang dimasak. Penggunaan yang meluas tersebut ditunjukkan oleh permintaan pasar domestik, tingkat konsumsi serta kapasitas produksi yang setiap tahunnya semakin meningkat. Akibatnya, persaingan antar produsen air minum dalam kemasan (AMDK) semakin kuat. Hal tersebut mendorong para produsen mulai berkreasi dengan mengeluarkan citarasa buah dan oksigen (O2) pada produknya, sehingga menghasilkan suatu produk dengan kategori baru yang merupakan diferensiasi dari AMDK dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan yang akhir-akhir ini banyak beredar dipasaran. Salah satunya adalah AQUA Splash Of Fruit (ASOF), AMDK rasa buah Strawberi dan Orange Mango dengan inovasi tanpa warna yang diproduksi oleh leader produsen AMDK di Indonesia, PT Aqua Golden Mississippi (PT AGM).

Agar dapat bersaing pada bisnis minuman kategori baru tersebut serta dapat memberikan kepuasan yang optimal kepada konsumen, maka penting bagi pihak PT AGM untuk mengetahui sampai sejauh mana respon konsumen terhadap kualitas produk ASOF yang baru dihasilkannya tersebut. Selain itu juga perlu diketahui informasi bagaimana proses konsumen dalam memutuskan membeli produk tersebut yang dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi strategi pemasaran produk ASOF pada tahap selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang mengkaji permasalahan tadi, sehingga tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian ASOF oleh konsumen, (2) Menganalisis respon konsumen terhadap kualitasdua jenis produk ASOF melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen, (3) Merekomendasikan strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan perusahaan melalui bauran pemasaran.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2005 di PT AGM, Jakarta. Tempat penelitian ditentukan secara sengaja dan merupakan studi kasus pada program promosi produk ASOF yang diadakan di Plaza Blok M, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan dua metode pengambilan sampel yang bersifat non acak, yaitu metode convinience sampling dimana peneliti bebas memilih responden yang ditemui di lokasi pengambilan sampel dan judgment sampling dengan kriteria responden merupakan pengunjung Plaza Blok M, baik yang sudah maupun belum pernah mengkonsumsi ASOF


(3)

dengan usia antara 15 – 35 tahun. Agar diketahui tanggapan terhadap kualitas produk ASOF, kepada masing-masing 116 responden diberikan sampel salah satu jenis rasa produk ASOF secara cuma-cuma untuk dicoba. Wawancara dilakukan terhadap responden yang bersedia serta mudah ditemui dan sedang berada di lokasi melalui kuisioner.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengkaji karakteristik umum responden dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Analisis importance-performance digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan pelaksanaan yang dirasakan responden terhadap ke 22 atribut kedua produk ASOF yang dianalisis, serta bauran pemasaran untuk mengaplikasikan hasil yang diperoleh melalui analisis importance-performance tersebut.

Responden yang sudah pernah mengkonsumsi ASOF sebanyak 76 orang, sebagian besar berjenis kelamin wanita, sedangkan responden yang belum pernah sama sekali mengkonsumsi ASOF sebanyak 40 orang, umumnya berjenis kelamin pria. Secara keseluruhan responden pada umumnya berusia antara 21 – 25 tahun, tidak menikah, mayoritas beragama Islam, dengan tingkat pendidikan terakhir akademi (D1, D2, D3), bekerja sebagai pegawai swasta dan memiliki pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan ≤ Rp. 1.500.000,-

Pada proses pengambilan keputusan pembelian, diketahui motivasi utama dan manfaat yang diinginkan konsumen setelah mengkonsumsi ASOF adalah untuk menyegarkan badan, dengan frekuensi konsumsi sebanyak 10 – 15 kali per bulannya serta dilakukan pada saat jika ingin atau merasa haus saja. Konsumen pertama kali mengenal ASOF melalui iklan di televisi dan menjadikan mereka tertarik untuk membeli. Dalam membeli sebuah produk minuman rasa buah, rasa yang enak merupakan hal pertama yang dipertimbangkan konsumen dan menjadi indikator kualitas dari produk tersebut. Alasan konsumen memilih membeli ASOF dibandingkan produk lain adalah karena mereknya yang terkenal dengan jenis rasa yang biasa dibeli adalah Strawberi karena lebih segar. Cara memutuskan konsumen membeli ASOF umumnya dilakukan secara mendadak dan membeli di supermarket yang lokasinya dekat dengan rumah/sekolah/kantor. Konsumen akan membeli minuman lain jika ASOF tidak tersedia di tempat pembelian. Konsumen umumnya merasa puas setelah mengkonsumsi ASOF walaupun variasi rasa yang ditawarkan masih terbatas. Namun pada masa yang akan datang, konsumen mengharapkan adanya penambahan variasi rasa dan aroma buah, terutama rasa buah anggur dan apel.

Merek minuman rasa buah yang paling banyak dikonsumsi konsumen yang belum pernah mengkonsumsi ASOF yaitu Frutang. Alasan konsumen belum pernah mengkonsumsi ASOF adalah karena terbiasa mengkonsumsi jenis dan merek minuman rasa buah lainnya meskipun mereka mengetahui adanya ASOF sebagai produk baru minuman rasa buah. Pada saat pertama kali diminta untuk mencoba ASOF, jenis rasa terbanyak yang dipilih adalah Orange Mango karena tertarik dengan kombinasi dua rasa buah. Tanggapan konsumen setelah mencoba ASOF, umumnya mereka merasa tidak puas karena keterbatasan pilihan rasa buah


(4)

yang ditawarkan. Akan tetapi bagi konsumen yang merasa puas, mereka memutuskan ingin membeli meskipun hanya untuk sekedar mencoba.

Hasil analisis importance-performance pada 22 atribut kedua produk ASOF yang diamati, atribut yang menempati kuadran I (prioritas utama) dimana tingkat kepentingan konsumen tinggi namun tingkat pelaksanaannya masih dinilai kurang adalah variasi rasa dan aroma buah, harga, memiliki sertifikat halal, ketersediaan produk, promosi penjualan dan tingkat rasa manis ASOF rasa Orange Mango. Pada kuadran II (pertahankan prestasi) dimana tingkat kepentingan dan pelaksanaan sama-sama pada tingkat tinggi, terdiri dari atribut kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal, perusahaan terkenal dan khusus pada desain kemasan ASOF rasa Strawberi. Pada kuadran III (prioritas rendah) dimana tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan berada pada tingkat yang rendah, terdiri dari atribut ukuran kemasan, label kemasan, ciri khas desain kemasan, bentuk dan jenis kemasan, tingkat kemanisan ASOF rasa Strawberi serta desain kemasan ASOF rasa Orange Mango. Pada kuadran IV (berlebihan) dimana tingkat kepentingan konsumen rendah namun tingkat pelaksanaannya dinilai baik adalah atribut penggunaan pemanis buatan dan bebas zat pewarna. Perbedaan penilaian dan respon konsumen terhadap kedua prouk ASOF tidak terlalu signifikan. Akan tetapi ASOF rasa Strawberi mendapat respon konsumen yang lebih tinggi dengan nilai Y= 4.09 dan X= 3.87 bila dibandingkan ASOF rasa Orange Mango

yang memperoleh nilai Y= 3.99 dan X = 3.80.

Hasil tingkat kesesuaian menunjukkan atribut kedua produk ASOF yang telah memberikan kepuasan tertinggi yaitu bebas zat pewarna, bentuk dan jenis kemasan, penggunaan pemanis buatan dan label kemasan. Sedangkan atribut yang belum memuaskan adalah harga. Atribut degan peringkat kepentingan tertinggi yaitu daya tahan produk dan yang terendah adalah bentuk dan jenis kemasan serta bebas zat pewarna. Sedangkan atribut dengan peringkat pelaksanaan tertinggi yaitu daya tahan produk dan yang terendah adalah ketersediaan produk serta variasi rasa dan aroma buah.

Alternatif strategi pemasaran kedua produk ASOF yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kinerja atribut kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal, perusahaan terkenal serta desain kemasan pada ASOF rasa Strawberi. Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan adalah melakukan inovasi baru seperti menciptakan rasa dan aroma buah yang baru, keseragaman pencantuman kode halal pada kemasan, sosialisasi dan efisiensi penggunaan aspartam yang aman, menjadikan inovasi bebas zat pewarna sebagai atribut unggulan (strategi produk), menyesuaikan harga dengan daya beli konsumen atau menciptakan ASOF dengan kemasan lebih kecil dan harga yang murah (strategi harga), meningkatkan kekontinuitasan ketersediaan produk ke tingkat pengecer, meningkatkan kerjasama dengan pihak retail dengan menyediakan tempat penyimpanan khusus yang strategis (strategi tempat dan distribusi), melakukan undian berhadiah serta promosi penjualan atau sponsorship (strategi promosi) sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi ASOF oleh konsumen.


(5)

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT

RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Stand ASOF - Plaza Blok M, Jakarta Selatan)

Dian Andriani A 14101664

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(6)

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL “ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Desember 2005

Dian Andriani A 14101664


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 9 Agustus 1980, merupakan anak keempat dari lima bersaudara, putri dari Bapak Mainur Rasjad dan Ibu Ai Siti Sarah.

Penulis menamatkan taman kanak-kanak di TK Perwari II Karawang pada tahun 1986 dan melanjutkan ke SD Negeri Bhinneka 1 Karawang sampai dengan tahun 1992. Pada tahun 1992 – 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Karawang dan SMU Negeri 3 Karawang, lulus pada tahun 1998.

Pada tahun 1998 – 2001 penulis diterima pada jenjang pendidikan Diploma III Pengelolaan Perkebunan, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB melalui PMDK. Kemudian pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, angkatan ke VI, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.


(9)

KATA PENGANTAR

Penelitian mengenai “Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk AMDK Rasa Buah AQUA Splash Of Fruit Rasa Strawberi dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” ini merupakan tugas akhir (skripsi) yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Topik yang dibahas dalam skripsi ini mengacu melalui pendekatan Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Pemilihan topik tersebut bermula dari keinginan penulis mengangkat jenis minuman baru yang saat ini hadir diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan yang diperkirakan akan mampu memiliki daya saing tersendiri pada masa yang akan datang, serta berpotensi meraih pasar minuman yang masih terbuka lebar.

Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulisan skripsi ini masih dalam perspektif mengenai perilaku konsumen yang terbatas. Penulis mengharapkan topik penelitian ini akan menjadi inspirasi dan bahan kajian pembaca, sehingga akan muncul topik yang sama namun dilihat dari perspektif yang berbeda dan lebih luas lagi. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2005


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdullillah, puji dan syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sang pemilik cahaya yang memberikan kekuatan, kemudahan dan pertolongan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam menyelesaikan skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta, mamah dan aba yang telah menyayangi, mendidik dan membesarkan penulis atas segala doa, dorongan, kesabaran dan segala pengorbanan yang tak terbalas.

2. Ibu Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, ilmu yang diberikan serta bimbingannya.

3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MMA selaku dosen layak uji sekaligus penguji utama pada saat sidang.

4. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen komisi pendidikan sekaligus penguji pada saat sidang.

5. Bapak Ir. Nindiyantoro, MSc selaku evaluator pada saat kolokium penulis. 6. Bapak Priyo Gunawan, Bapak Dicky Wahyudi, Bapak Waskito Pribadi, Ibu

Citra serta seluruh staff dan karyawan PT Aqua Golden Mississippi, Tbk. atas kesempatan, kemudahan informasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan topik penelitian ini.

7. Staff dan karyawan PT. Biru Lestari Utama beserta para SPG-nya atas bantuan dan kebersamaannya selama di stand Plaza Blok M Jakarta.

8. Mbak Helsy H, selaku Tenant Coordinator beserta seluruh staff dan karyawan PT Pakuwon Sentosa Abadi atas bantuan dan keramahannya selama penulis melakukan survei di Plaza Blok M Jakarta.

9. Kakak-kakakku : Uni Rini, Uni Anna, Uda Boy serta si bungsu Neneng atas dorongan, motivasi, serta pengertiannya selama ini dan cium sayang untuk semua keponakanku yang lucu-lucu : Alfi, Noor, Putri, Raja, Noval dan si mungil Niniz.


(11)

10.Tante Hidir dan “M1 Family” atas kekeluargaan, kebersamaan, keceriaan dan pengertiannya selama ini. “Pasti kangen neh sama suasana di sana...ϑ” 11.Mas Wahyudian, untuk saran, ide, masukan, dan bantuannya selama penulisan

skripsi, juga atas pinjaman bukunya, “thanks a lot for all...”.

12.Para sahabatku yang tidak terlupakan : Evi, Desy, Intan, Eri, Uje, Mazied, Lia (Jakarta), Rita (Surabaya) serta Linda (Nabire) dan Mira (Ujungpandang). 13.Yosh’ n theyellow home family-nya, atas tumpangan dan perhatiannya selama

penulis berada di Jakarta, “thanks a lot yaaa nooon....

14.Andi Rohman yang telah bersedia menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian penulis.

15.Teman-teman seperjuangan : Rudi, Mega, Adit, Fika untuk saat-saat “penantian tanpa kepastian” di lorong Sosek.. ϑ ϑ

16.Eks. Kru Cyber Agromet Cafe` (ka’ Miki, Mas Ai, Lintang, Firman, Utian dan Eris) dan Pak Bre’ atas setahun yang berkesan di cyber.

17.Ita, Ucu, Wida, Diana, Ratna, dan Rei atas persahabatannya.

18.Endah, Liza, Anti, Ida, Arta, N’king, Febi, Toni, M’Aris, M’Permana dan teman-teman ekstensi MAB lainnya serta adik-adikku : Wawan, Aren, Ira, Iif. 19.The boys : a’Budi, Andri, Jafar, Fahmy, Hendra, Luther, Wendy, Ramdan,

Dede, Azwar dan barudak Ciheuleut lainnya “haturnuhun kanggo sadayana...”

20.Sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis atas bantuan dan kemudahannya. 21.Para responden atas partisipasi dan kesukarelaannya mengisi kuisioner. 22.Teman-teman “Friendster” ku, atas persahabatannya di dunia “maya”. 23.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan.

Semoga kebaikan semua pihak dibalas oleh Allah SWT. Amin.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xix

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1.4. Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1. Air Minum ... 8

2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ... 8

2.3. Atribut Fisik Produk AMDK dengan Cita Rasa ... 9

2.3.1. Rasa ... 9

2.3.2. Aroma ... 9

2.3.3. Kemasan ... 9

2.4. Produk baru. ... 10

2.5. Inovasi ... 10

2.6. Perluasan Pasar ... 11

2.7. Respon Konsumen ... 11

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.8.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Respon Konsumen ... 12

2.8.2. Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK... 13

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN... 15

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 15

3.1.1. Perilaku Konsumen ... 15

3.1.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian Konsumen ... 16

3.1.3. Kepuasan Konsumen ... 18

3.1.4. Persepsi Konsumen ... 20

3.1.5. Konsep Pemasaran ... 20

3.1.6. Bauran Pemasaran ... 21

3.1.7. Atribut Produk... 23

3.1.8. Analisis Deskriptif... 23

3.1.9. Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) ... 23

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 27

BAB IV. METODE PENELITIAN... 30

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 30


(13)

4.3. Metode Pengambilan dan Pengumpulan data... 31

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 33

4.4.1. Analisis Deskriptif... 33

4.4.2. Importance Performance Analysis... 33

4.4.3. Bauran Pemasaran ... 35

4.5. Dimensi Kualitas Produk dan Atribut AQUA Splash Of Fruit (ASOF)... 36

4.6. Batasan dan Definisi Operasional... 37

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 39

5.1. Lokasi Perusahaan ... 39

5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 39

5.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan ... 45

5.4. Struktur Organisasi ... 46

5.5. Strategi Bauran Pemasaran AQUA Splash Of Fruit (ASOF). 46 5.5.1. Strategi Produk... 46

5.5.2. Strategi Harga ... 47

5.5.3. Strategi Distribusi... 48

5.5.4. Strategi Promosi ... 49

BAB VI. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK UMUM REPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN... 50

6.1. Keadaan Umum Plaza Blok M ... 50

6.2. Karakteristik Umum Responden... 51

6.3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 56

6.3.1. Pengenalan Kebutuhan ... 56

6.3.2. Pencarian Informasi... 58

6.3.3. Evaluasi Alternatif Pembelian ... 59

6.3.4. Pembelian ... 61

6.3.5. Hasil Setelah Proses Pembelian ... 63

6.4. Penilaian Konsumen Produk Merek Lain Terhadap ASOF.. 64

BAB VII. RESPON KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT... 67

7.1. Dimensi Kinerja (Performance) ... 68

7.1.1. Kemudahan Dikonsumsi (A) ... 68

7.1.2. Efek Segar (B)... 69

7.2. Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan (Features) ... 70

7.2.1. Variasi Rasa dan Aroma Buah (C) ... 70

7.2.2. Tingkat Kemanisan (D) ... 71

7.2.3. Harga (E)... 73

7.2.4. Ukuran Kemasan (F) ... 74

7.2.5. Penggunaan Pemanis Buatan (G)... 75


(14)

7.3. Keandalan (Reliability) ... 78

7.3.1. Kualitas Air (I) ... 78

7.4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Spesification) ... 79

7.4.1. Segel Produk (J) ... 79

7.4.2. Memiliki Izin Departemen Kesehatan (K)... 80

7.4.3. Memiliki Sertifikat Halal (L) ... 81

7.4.4. Label Kemasan (M)... 83

7.5. Usia Produk (Durability)... 84

7.5.1. Daya Tahan Produk (N)... 84

7.6. Pelayanan (Serviceability) ... 85

7.6.1. Ketersediaan Produk (O) ... 85

7.6.2. Iklan yang Menarik (P)... 87

7.6.3. Promosi Penjualan (Q)... 88

7.7. Estetika (Aesthetics) ... 89

7.7.1. Desain Kemasan (R)... 89

7.7.2. Ciri Khas Desain Kemasan (S) ... 91

7.7.3. Bentuk dan Jenis Kemasan (T) ... 92

7.8. Persepsi Terhadap Kualitas (Perceived Quality) ... 94

7.8.1. Merek Terkenal (U)... 94

7.8.2. Perusahaan Terkenal (V) ... 95

BAB VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT PELAKSANAAN (IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS)... 97

8.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan... 97

8.1.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Strawberi... 97

8.1.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama) ... 99

8.1.1.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ... 101

8.1.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) ... 102

8.1.1.4. Kuadran IV (Berlebihan)... 103

8.8.2. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Orange Mango... 104

8.2.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama) ... 105

8.2.1.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ... 106

8.2.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) ... 107

8.2.1.4. Kuadran IV (Berlebihan)... 108

8.2. Tingkat Kesesuaian ... 109

8.2.1. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Strawberi... 110

8.2.2. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Orange Mango.... 112

8.3. Urutan Peringkat Atribut ... 117

8.3.1. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Strawberi.... 117

8.3.2. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Orange Mango... 119


(15)

BAB IX. IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN... 124

9.1. Strategi Produk ... 124

9.1.1. Strategi Produk ASOF Rasa Strawberi... 124

9.1.2. Strategi Produk ASOF Rasa Orange Mango... 126

9.2. Strategi Harga ... 129

9.2.1. Strategi Harga ASOF Rasa Strawberi... 129

9.2.2. Strategi Harga ASOF Rasa Orange Mango... 130

9.3. Strategi Tempat dan Distribusi ... 130

9.3.1. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Strawberi... 130

9.3.2. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Orange Mango... 131

9.4. Strategi Promosi... 132

9.4.1. Strategi Promosi ASOF Rasa Strawberi... 132

9.4.2. Strategi Promosi ASOF Rasa Orange Mango... 134

BAB X. KESIMPULAN DAN SARAN ... 136

10.1. Kesimpulan... 136

10.2. Saran... 139

DAFTAR PUSTAKA... 140


(16)

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Per Kapita AMDK

Tahun 1997 – 2002... 2

2. Produksi AMDK Menurut Merek Tahun 2001 - 2002... 3

3. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan... 34

4. Rentang Skala Tiap Grup Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ... 35

5. Perusahaan yang Memiliki Lisensi Memproduksi AQUA... 42

6. Daftar Perusahaan Pendukung Kinerja Produksi AQUA... 42

7. Jenis Usaha yang Terdapat di Plaza Blok M Jakarta... 50

8. Data Pengunjung Plaza Blok M Berdasarkan Jumlah Parkir Mobil dan Motor, Periode Januari – Maret 2005... 51

9. Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen ASOF... 58

10. Tahap Pencarian Informasi Oleh Konsumen ASOF... 59

11. Tahap Evaluasi Alternatif Oleh Konsumen ASOF... 60

12. Tahap Pembelian Oleh Konsumen ASOF... 62

13. Tahap Hasil Setelah Proses Pembelian Oleh Konsumen ASOF... 64

14. Sebaran Responden AMDK Rasa Buah Merek Lain Berdasarkan Penilaian Terhadap ASOF... 66

15. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Rasa Produk ASOF... 67

16. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Kemudahan Dikonsumsi Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 68

17. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Efek Segar Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 69

18. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Variasi Rasa dan Aroma Buah Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 71

19. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Tingkat Kemanisan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 72

20. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Harga Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 73


(17)

21. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ukuran Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 74 22. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Penggunaan Pemanis Buatan Suatu Produk Minuman Rasa Buah

dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 76 23. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Bebas Zat Pewarna Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 77 24. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Kualitas Air Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat

Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 79 25. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Segel Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat

Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 80 26. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Memiliki Izin Departemen Kesehatan Suatu Produk Minuman

Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 81 27. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Memiliki Sertifikat Halal Suatu Produk Minuman Rasa Buah

dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 82 28. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Label Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah

dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 83 29. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Daya Tahan Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 85 30. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Ketersediaan Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 86 31. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Iklan yang Menarik Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 87 32. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Promosi Penjualan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 88 33. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Desain KemasanSuatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 91 34. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Ciri Khas Desain KemasanSuatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 92


(18)

35. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Bentuk dan Jenis Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 93 36. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Merek Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 94 37. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap

Perusahaan Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan

Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF... 96 38. Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan

Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF

Rasa Strawberi ... 98 39. Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan

Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF

Rasa Orange Mango... 104 40. Hasil Penilaian Pelaksanaan dan Kepentingan Pada Dua Jenis

Rasa Produk ASOF... 109 41. Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 112

42. Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan

Konsumen ... 114 43. Hasil Keseluruhan Urutan Atribut Kedua Produk ASOF

Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi

Kepuasan Konsumen ... 115 44. Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan dan

Tingkat Pelaksanaannya ... 118 45. Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango

Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan

dan Tingkat Pelaksanaannya ... 120 46. Hasil Keseluruhan Urutan Peringkat Atribut Kedua Jenis Produk

ASOF Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya 121 47. Alternatif Strategi Produk Pada ASOF Rasa Strawberi dan

ASOF Rasa Orange Mango... 128 48. Alternatif Strategi Harga Pada ASOF Rasa Strawberi dan

ASOF Rasa Orange Mango... 130 49. Alternatif Strategi Tempat dan Distribusi Pada ASOF Rasa

Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango... 132 50. Alternatif Strategi Promosi Pada ASOF Rasa Strawberi dan


(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 16

2. Diagram Kartesius ... 25

3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional ... 29

4. Metode Pengambilan Sampel Responden ... 32

5. Saluran Distribusi Produk AQUA dan ASOF... 48

6. Stand Promosi Penjualan ASOF di Plaza Blok M, Jakarta Selatan.... 49

7. Sebaran Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF... 52

8. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 52

9. Sebaran Usia Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF... 53

10. Sebaran Responden Berdasarkan Status Menikah dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 53

11. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Agama dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 54

12. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Terakhir dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 54

13. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Jenis Pekerjaan dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 55

14. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendapatan Per Bulan dengan Status Mengkonsumsi ASOF ... 56

15. Desain Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (15 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (15 b)... 90

16. Logo Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (16 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (16 b) ... 90

17. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Strawberi... 99

18. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Orange Mango... 105

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuisioner Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk ASOF... 144


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan zaman yang diiringi oleh kemajuan ekonomi, teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Perubahan tersebut ditunjukan dengan perilaku masyarakat, terutama di daerah perkotaan, yang ingin memperoleh kemudahan dan mencari yang serba praktis dalam mengkonsumsi suatu produk. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi terhadap air minum.

Saat ini sebagian besar masyarakat, khususnya dikota-kota besar, dari anak-anak sampai orang tua telah terbiasa mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) sehari-hari sebagai subsitusi dari air minum yang dimasak, baik di sekolah, kantor, hotel, restoran, tempat rekreasi dan lainnya. Data Badan Pusat Statistik tahun 2003 menunjukkan tingkat konsumsi dan pengeluaran rata-rata perkapita seminggu masyarakat perkotaan untuk minuman kategori air kemasan sebesar 0.082, lebih besar bila dibandingkan masyarakat perdesaan yang hanya sebesar 0.008 (BPS, 2003).

Alasan utama penggunaan air minum dalam kemasan tersebut karena berdasarkan pertimbangan faktor kebersihan dan kualitas air minum yang lebih terjamin dibandingkan air minum yang biasa dimasak (Armen et. al., 2000). Selain itu juga karena produk AMDK lebih praktis digunakan serta dapat meningkatkan prestise, terutama sewaktu rapat, pesta atau pertemuan penting lainnya (Winarno, 1997).

Selama dalam kurun waktu tahun 1997 – 2002 (Tabel 1), permintaan pasar domestik air minum dalam kemasan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan produksi AMDK yang setiap tahunnya meningkat rata-rata sebesar 24.4 persen. Selain itu juga tingkat konsumsi masyarakat terhadap air minum dalam kemasan yang melonjak naik dari 2 435 062 Kiloliter per tahun (1997) menjadi 6 583 290 Kiloliter per tahun (2002) dari kapasitas produksi yang ditawarkan, walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun 1998 yang diakibatkan krisis ekonomi serta meningkatnya


(21)

harga bahan baku utama pembuatan kemasan AMDK yang direspon negatif oleh konsumen (CIC, 2003).

Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Per kapita AMDK Tahun 1997 – 2002

Tahun Produksi (Kiloliter)

Pertumbuhan Produksi

(%)

Konsumsi (Kiloliter)

Jumlah Penduduk

(000)

Konsumsi Per Kapita

(liter) 1997 2 435 062 - 2 417 342 196 353.1 12.31 1998 2 126 393 12.68 2 124 907 198 333.4 10.71 1999 3 167 474 32.73 3 142 845 200 951.8 15.64 2000 4 097 356 29.36 4 068 963 203 025.3 20.04 2001 5 629 172 37.39 5 600 555 206 193.3 27.16 2002 6 693 671 18.91 6 583 290 209 192.4 31.47

Rata-rata - 24.39 - - 19.56

Sumber : CIC (2003).

Berdasarkan data tingkat konsumsi pada Tabel 1, diketahui rata-rata tingkat konsumsi per kapita pada tahun 1997 - 2002 sebesar 19.56 liter. Konsumsi per kapita diperoleh dengan membagi konsumsi AMDK secara nasional dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan dan dinyatakan dengan satuan liter/tahun (CIC, 2003). Namun rata-rata konsumsi per kapita per tahun tersebut masih rendah bila dibandingkan negara lain. Misalnya dengan Thailand yang konsumsi per kapita per tahunnya telah mencapai 75 liter. Hal ini menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan Thailand, potensi menaikkan kapasitas produksi nasional masih sangat besar. Dengan demikian, kesempatan bagi pelaku usaha baru pun masih terbuka lebar. [1]

Bisnis industri AMDK di Indonesia pertama kali dipelopori oleh PT Aqua Golden Mississippi sekitar tahun 1973 yang kemudian mulai berkembang pada era tahun 1990-an. Setelah AMDK dikenal dan dipergunakan secara luas di masyarakat, perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak serta terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya. Hal ini terlihat dari berbagai merek AMDK yang semakin banyak beredar di pasaran.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa merek AMDK yang banyak beredar di pasaran dikuasai oleh merek AQUA sebesar kurang lebih 41 persen dari jumlah

[1]

http://www.sinarharapan.co.id. Sigian, et. al. 2005. Willy Sidharta, Direktur Utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk - Mengolah Air Menjadi Duit.


(22)

total produksi AMDK pada tahun 2001 (5 629 172.9 Kiloliter) dan tahun 2002 (6 693 671.4 Kiloliter). Sisanya dikuasai oleh merek lainnya (CIC, 2003). Merek-merek AMDK tersebut merupakan hasil produksi dari perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) yang pada sampai tahun 2005 beranggotakan sekitar 140 perusahaan dari 426 perusahaan yang belum terdaftar.[2]

Tabel 2. Produksi AMDK Menurut Merek Tahun 2001 – 2002

Kaspasitas Produksi (KL)

Kapasitas Produksi (KL) No. Merek

2001 2002

No. Merek

2001 2002

1. Aqua 2 356 983.2 2 765 336.6 16. Aquarin 29 095.0 30 838.0

2. Ades 304 344.0 337 647.4 17. Air Sosro 22 385.0 30 112.3

3. Vit 196 129.8 227 989.4 18. Atlantik 22 810.0 29 075.0

4. 2Tang 57 617.1 62 760.5 19. Liga 22 139.0 27 689.0

5. Vica 57 192.0 63 590.0 20. Citra 26 636.0 27 489.0

6. Monair 50 651.0 59 795.9 21. Arsa 18 827.0 24 732.8

7. Moya Barid 34 841.0 44 103.6 22. Avion 21 492.0 22 763.9

8. Squades 40 543.0 43 700.6 23. Airess 16 486.0 22 486.3

9. Club 41 213.0 39 247.6 24. Nice 17 854.8 21 282.0

10. Desca 22 422.6 37 422.6 25. Adi 16 189.0 18 626.0

11. Amin 31 223.0 37 296.0 26. Natural 14 875.0 17 854.8

12. Prim-A 28 479.0 35 193.3 27. Ariqua 14 195.0 17 207.4

13. Total 24 202.0 33 864.7 28. Mount Aqua 15 140.0 15 941.6

14. Oasis 33 771.0 33 819.1 29. Sipp 12 278.0 15 716.0

15. Sendana 29 553.0 32 544.9 30. Mereklainnya 2 049 606.4 2 517 545.1 Jumlah Keseluruhan 5 629 172.9 6 693 671.4 Sumber : CIC (2003).

Melihat potensi bisnis AMDK yang berkembang pesat, pada pertengahan tahun 2003 pasar industri AMDK dihadapi oleh pesaing baru, yaitu munculnya depot air minum yang menawarkan AMDK dengan harga yang lebih murah. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi penurunan target pasar AMDK yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 10 persen dari target awal sebanyak 8.5 miliar liter. Akan tetapi meskipun banyaknya depot air minum yang bermunculan, hal tersebut tetap tidak mampu menahan persaingan industri AMDK yang semakin ketat dan meningkat.[3]

[2]

http://www.sinarharapan.co.id. Sigian, et. al. 2005. Willy Sidharta, Direktur Utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk - Mengolah Air Menjadi Duit.

[3]

http://www.sinarharapan.co.id. - Anonim. 2003. Bisnis Air Minum Dalam Kemasan Terus Meningkat.


(23)

Pada saat pertama kali diluncurkan, AMDK diposisikan sebagai produk dengan kategori sendiri. Namun seiring dengan perkembangan produksi AMDK dan persaingan yang semakin kuat, para produsen AMDK mulai berkreasi dengan mengeluarkan flavor (citarasa) buah dan oksigen (O2) pada produknya.[4] Hal ini menghasilkan suatu produk dengan kategori baru yang merupakan diferensiasi dari AMDK dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan. Sehingga konsumen akan mendapatkan dua manfaat minuman sekaligus. Selain sebagai penglepas dahaga, tetapi juga dapat memberikan kesegaran yang biasanya diperoleh dari jenis minuman ringan atau soft drink.

Beberapa merek produk diferensiasi AMDK dengan oksigen yang cukup beredar dipasar adalah Super O2, Viozz, Osmosis, High Tech dan beberapa produk impor seperti Life O2,Clearly Canadian dan Oxgen. Produk ini cenderung lebih diposisikan sebagai minuman kesehatan.[5] Sedangkan produk diferensiasi AMDK dengan citarasa antara lain adalah seperti Frutang, Sorbee, Freso, Sari dan merek lainnya. Jenis produk tersebut kemudian bertambah dengan hadirnya AQUA Splash Of Fruit (ASOF) yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi yang diluncurkan sejak pertengahan tahun 2004 dengan karakteristik yang sedikit berbeda, yaitu beraroma buah namun tetap bening tanpa zat pewarna.

Sebenarnya, sebelum ASOF hadir, menurut Shidarta ada beberapa perusahaan yang telah meluncurkan produk dengan karakteristik yang sama persis dengan ASOF bermerek Intiqua, namun karena tidak ditangani dengan baik serta kurang promosi, produk tersebut tidak diluncurkan kembali. [6]

Dengan banyaknya produk-produk minuman baru hasil diferensisi AMDK yang diluncurkan tersebut, menurut seorang pengamat pemasaran [7] diperkirakan pada masa yang akan datang, justru yang berkembang ke depan bukan AMDK yang memposisikan sebagai air minum saja tetapi juga minuman ber-flavor tanpa soda. Oleh karena itu agar pangsa pasar dimasa yang akan datang dapat tercapai, perlu dilakukannya riset yang mengkaji bagaimana respon dan tanggapan yang diberikan oleh konsumen. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat memenuhi apa keinginan konsumen serta mendapat respon pasar yang positif.

[4]-[7]


(24)

1.2.Perumusan Masalah

Permintaan masyarakat akan berbagai jenis produk minuman pelepas dahaga menunjukkan bahwa pangsa pasar produk minuman masih terbuka luas. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh PT Aqua Golden Mississippi dengan meluncurkan produk inovasi baru dengan merek AQUA Splash Of Fruit (ASOF) pada bulan Juli 2004, setelah sebelumnya sukses memasarkan produk sejenis di pasar Eropa.[8]

Peluncuran produk baru ini, bertujuan untuk memberi alternatif jenis minuman bagi konsumen dan diharapkan dapat menjangkau segmen pasar yang belum terjangkau oleh produk AQUA. Produk ASOF ditawarkan sebagai minuman berbasis AMDK namun memberikan kesegaran seperti minuman ringan serta secara fisik tidak terjadi perubahan warna yang signifikan, terdiri dari dua jenis rasa yaitu Orange Mango dan Strawberi, dikemas dalam kemasan botol plastik 330 ml dan dijual dengan harga antara Rp. 1.500,- sampai dengan Rp. 2.000,-.

Pada awal peluncurannya, produk ASOF hanya diproduksi dengan kapasitas sebesar 15 juta liter pada tahun 2004. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi target penjualan serta masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Selain itu juga masih jauh bila dibandingkan dengan produksi AQUA yang telah mencapai 3 milyar liter dan target total produksi perusahaan sebesar 15 persen untuk menaikkan pertumbuhan pasar AQUA. Hal ini ditetapkan agar dapat mengimbangi pertumbuhan pasar AMDK yang pada tahun 2004 naik menjadi 15-20 persen.[9] Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan target penjualan, mulai tahun 2005 perusahaan berencana meningkatkan kapasitas produksi ASOF dari 15 juta liter menjadi 50 juta liter setiap tahunnya.

Untuk mendukung rencana peningkatan kapasitas produksi ASOF tersebut serta memperkecil resiko produk gagal diterima konsumen, sangat penting bagi perusahaan untuk menganalisis bagaimana sebenarnya respon konsumen terhadap kualitas ASOF yang ditawarkan. Selain itu juga agar diketahui sampai sejauh mana batasan konsumen merasa puas setelah mengkonsumsi produk ASOF.

[8]

Hananti, A. 2004. Splash Of Fruit, AQUA Rasa Buah dari Danone. Majalah Mix 9:06-07 [9]


(25)

Rencana peningkatan kapasitas produksi ASOF juga perlu didukung dengan mengetahui bagaimana sebenarnya karakteristik konsumen serta cara mereka dalam memutuskan membeli ASOF. Dengan demikian perusahaan akan semakin memahami bagaimana cara memenuhi keinginan konsumen.

Di mata konsumen, karakteristik kualitas suatu produk dilihat dari bagaimana kinerja produk dalam memenuhi harapan konsumen terhadap fungsi dan manfaat yang akan diperolehnya dari produk tersebut. Hal ini umumnya mengacu pada penilaian konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk. Persepsi kualitas produk ASOF menurut konsumen dapat berbeda dengan kinerja yang telah diberikan perusahaan terhadap produknya, karena selera konsumen yang bersifat relatif. Sebuah produk dengan kualitas prima belum tentu disukai oleh konsumen. Tapi sebaliknya, dengan strategi pemasaran yang tepat, sebuah produk dengan kualitas buruk justru lebih disukai konsumen.

Oleh sebab itu agar mampu memenuhi harapan konsumen, selain menganalisis respon konsumen terhadap ASOF, perusahaan juga perlu menitikberatkan strategi pemasaran berdasarkan kepentingan konsumen serta terus berusaha memperbaiki kinerja ASOF berdasarkan penilaian konsumen terhadap atribut-atributnya. Dengan demikian, kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi ASOF dapat tercapai dan produk ASOF akan mampu bersaing dengan minuman ringan rasa buah botol lainnya, seperti Frutang, Fanta dan produk lainnya yang lebih dahulu muncul dan beredar di pasar.

Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian produk ASOF oleh konsumen ?

2. Bagaimana respon konsumen terhadap kualitas kedua jenis produk ASOF melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen ?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui bauran pemasaran ?


(26)

1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji proses pengambilan keputusan pembelian ASOF oleh konsumen 2. Menganalisis respon konsumen terhadap kualitas dua jenis produk ASOF

melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

3. Merekomendasikan strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan perusahaan melalui bauran pemasaran.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak- pihak yang berkepentingan sebagai :

1. Bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkannya agar sesuai dengan harapan konsumen.

2. Bahan informasi dan rujukan bagi pembaca untuk penelitian lebih lanjut pada bidang yang berkaitan dengan perilaku konsumen. khususnya mengenai analisis respon konsumen terhadap suatu produk.

3. Proses pembelajaran dan latihan bagi penulis dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan data dan fakta yang ada. terutama yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

1.4.Ruang Lingkup Penelitian

1. Definisi minuman yang dimaksud pada penelitian ini adalah minuman rasa buah berbasis air minum dalam kemasan tanpa zat pewarna.

2. Dalam penelitian ini, perilaku pembelian produk ASOF, hanya akan dianalisis pada konsumen yang pernah mengkonsumsi ASOF tanpa membedakan rasa buah produk ASOF yang dibeli oleh konsumen.

3. Respon konsumen terhadap atribut-aribut produk ASOF dibedakan berdasarkan jenis rasa buah yang dikandungnya tanpa membedakan apakah reponden sudah pernah atau belum pernah mengkonsumsi ASOF.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Minum

Air minum secara bebas dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air yang diperlukan untuk industri minuman harus memenuhi persyaratan yang khusus. Karena menurut Green (1978 dalam Mulyadi, 1995) air merupakan komponen bahan baku utama yang terbesar dalam produk minuman ringan karena lebih dari 85 – 90 persen volume minuman terdiri dari air, sehingga kualitas air akan sangat menentukan kualitas produk minuman yang dihasilkan.

Air yang diperlukan untuk industri minuman secara visual, air harus terlihat jernih, cerah dan bebas dari warna. Di samping itu, air yang diperlukan tidak dikehendaki yang mempunyai alkalinitas besar 100 ppm CaCO3 (Winarno, 1986).

Selain itu Jennie (1988) juga menyatakan air yang digunakan dalam industri pangan haruslah bebas dari bakteri dan senyawa-senyawa kimia berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak keruh. Jika air bahan sudah mengandung bau dan rasa tersendiri, maka hal ini sudah tentu akan mengubah rasa dan bau produk minuman. Kekeruhan air baku juga akan mempengaruhi penampilan produk.

2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 167/1997, AMDK adalah air yang telah diolah dan dikemas serta aman untuk diminum.[10] Sedangkan menurut sebuah badan riset swasta CIC (2003) AMDK adalah produk air minum yang telah diproses dengan cara ozonisasi dan layak serta aman untuk diminum, dikemas dalam kemasan yang biasanya berupa gelas plastik, botol plastik, botol kaca, tabung atau gallon.

[10]

http://www.google.com. - Wibisono, L & I. G. Agung Yudana. 2001. Mencari Mutu Air Kemasan. Intisari edisi Juni. Jakarta.


(28)

AMDK dengan citarasa buah adalah kategori produk baru yang menjadi diferensiasi dari jenis AMDK sebelumnya dengan penambahan flavor atau citarasa buah dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).[11]

2.3. Atribut Fisik Produk AMDK dengan Cita Rasa 2.3.1. Rasa

Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi cecapan utama yaitu asin, asam dan pahit (Winarno, 1997)

Tiga sumber komponen flavor yang digunakan minuman ringan adalah ekstrak flavor alam, konsentrat juice buah dan senyawa sintetik (Thorner dan Herzberg, 1978 dalam Armen et.al 2000). Subtansi flavor ditambahkan ke dalam sirup. Subtansi tersebut dapat berupa flavor alam atau sintetik atau ekstrak flavor dari akar, kulit pohon, rumput obat dan biji tanaman (Woodroof dan Fhillips, 1981 dalam Armen et.al. 2000).

2.3.2. Aroma

Winarno (1997) menyatakan aroma adalah senyawa sintetik yang dapat menimbulkan aroma dan rasa enak (flavor potentiator, flavor intensiator, flavor enhancer). Istilah flavor potentiator digunakan bagi bahan-bahan yang dapat meningkatkan rasa enak atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.

2.3.3. Kemasan

Kemasan merupakan “pemicu” karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh sebab itu kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen di tempat penjualan. Dengan situasi persaingan yang semakin tajam, estetika merupakan suatu nilai tambah yang dapat berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang sangat ampuh untuk menjaring konsumen.[12]

[11]

http://www.swa.co.id - Banirestu, H. 2004. Rasa Buah dan Beroksigen, Bidikan Baru AMDK. [12]

http://www.puslit.petra.ac.id - Cenadi, C.S. 2001. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Universitas Kristen Petra.


(29)

2.4. Produk Baru

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2002). Sedangkan Swastha (1995) menyatakan produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, maka akan semakin banyak jenis produk baru yang dihasilkan. Produk baru sangat erat kaitannya dengan inovasi. Engel et.al (1994) mengemukakan bahwa determinan kritis yang mempengaruhi keberhasilan suatu produk baru adalah sebagai berikut :

a. Inovasi (produk, jasa, ide baru dan sebagainya) b. Komunikasi (melalui saluran-saluran tertentu)

c. Waktu (dimana individu tertentu memutuskan untuk menggunakan produk yang berhubungan dengan orang lain)

d. Sistem sosial (orang, kelompok atau sistem lain yang saling berhubungan) 2.5. Inovasi

Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa inovasi bagi sebuah industri menjadi hal yang penting. Dengan inovasi perusahaan dapat mempertahankan kinerja bisnisnya dengan menciptakan sesuatu yang baru sehingga produk yang diciptakannya akan selalu up to date dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Engel, et.al (1994) mendefinisikan inovasi sebagai ide atau produk apapun yang dirasakan oleh calon adopter (pengguna produk baru) sebagai sesuatu yang baru. Robertson dalam Engel et.al (1994) mengemukakan satu sistem untuk mengklasifikasikan inovasi yang didasarkan pada dampak inovasi atas perilaku di dalam struktur sosial. Sistem ini mengklasifikasikan inovasi sebagai :

a. Inovasi terus menerus, yaitu modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan pembuatan produk yang baru sepenuhnya, seperti menambah fluoride pada pasta gigi, memperkenalkan perubahan mobil model baru, menambahkan mentol pada rokok dan sebagainya.

b. Inovasi terus menerus secara dinamis, melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk yang sudah ada, tetapi tidak merubah pola kebiasaan


(30)

belanja konsumen dan pemakaian produk, seperti compact disk, makanan alami, sikat gigi listrik dan sebagainya.

c. Inovasi terputus, melibatkan pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru yang menyebabkan pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku mereka, seperti televisi, komputer, produk videotext seperti basis data terkomputerisasi untuk belanja, oven microwave dan sebagainya.

Berdasarkan klasifikasi di atas, maka ASOF termasuk kategori inovasi terus menerus karena ASOF merupakan modifikasi dari produk AMDK merek AQUA dengan penambahan rasa dan aroma buah tanpa mengubah warna air. Selain itu juga perusahaan memodifikasi bentuk botol, warna dan desain kemasan ASOF dari model kemasan AMDK merek AQUA yang diproduksi sebelumnya agar dapat dibedakan jenisnya dengan mudah.

2.6. Perluasan Pasar

Munculnya produk baru, selain berkaitan dengan inovasi juga berkaitan dengan perluasan segmen pasar. Menurut Kotler (1997), pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut.

Dari pengertian tadi, dapat diketahui bahwa pasar secara umumnya terdiri dari penjual dan pembeli. Karakteristik pembeli dalam sebuah pasar dapat berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kebutuhuan pembeli tersebut serta hal-hal penting lainnya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk membagi-bagi pasar dengan cara mengembangkan produk dan sistem pemasaran yang dirancang khusus dan sesuai dengan setiap segmen pasar. Segmen pasar dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah menguasai suatu segmen pasar tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan labanya dengan memperluas pangsa pasarnya.

2.7. Respon Konsumen

Setiap produk baru yang diluncurkan, biasanya akan mendapatkan respon tertentu dari konsumen sebagai penilaian awal terhadap produk baru tersebut. Respon adalah reaksi konsumen terhadap stimuli tertentu (Simamora, 2003). Reaksi konsumen dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Menurut


(31)

Kotler (2000) dalam Simamora (2003), yang termasuk stimuli adalah faktor eksternal, yaitu berupa produk, harga, tempat, promosi dan faktor lingkungan (ekonomi, politik, teknologi dan sosial budaya).

Untuk mengetahui sejauh mana respon konsumen terhadap suatu produk, menurut Simamora (2003) perusahan perlu menetapkan sampai tahap mana respon dari konsumen yang diinginkan. Hal ini dapat dikaji melalui tahap-tahap suatu respon, yaitu :

(a) Kesadaran (awareness), berkaitan dengan kesadaran konsumen akan adanya suatu produk/jasa yang ditawarkan. Hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mempromosikan produk tersebut.

(b) Pengetahuan (knowledge), berkaitan dengan manfaat produk yang akan diperoleh konsumen sehingga perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan lebih informative.

(c) Suka (liking), berkaitan dengan minat konsumen, yaitu suka atau tidak sukanya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

(d) Menjadikan produk sebagai pilihan (preference), berkaitan dengan menjadikan produk sebagai pilihan utama oleh konsumen dibandingkan dengan produk lain yang serupa.

(e) Keyakinan (conviction), berkaitan dengan kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk.

(f) Pembelian (purchase), merupakan tahap akhir dari proses suatu respon. 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu

2.8.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Respon Konsumen

Damayanti (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Respon Konsumen Remaja Terhadap Performance Lipton Ice Tea dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Pada penelitiannya, Damayanti menggunakan teknik Importance Performance Analysis untuk mengukur tingkat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasaan konsumen terhadap produk Lipton Ice Tea (LIT) dan bauran pemasaran untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran LIT bagi perusahaan. Hasil yang diperoleh Importance Performance Analysis adalah secara umum konsumen merasa puas pada kinerja sebagian besar atribut-atribut yang mempengaruhi performance LIT.


(32)

Atribut yang dianggap penting dan memberikan kepuasan pada konsumen adalah : bebas bahan pengawet, kandungan gizi dan vitamin, kemudahan memperoleh, rasa dan aroma buah yang kuat, harga yang terjangkau, warna dan desain kemasan yang menarik, adanya kemasan dalam sachet serta perusahaan yang terkenal. Sedangkan atribut yang dianggap penting namun kinerjanya kurang memuaskan bagi konsumen adalah : rasa dan aroma teh yang kuat, iklan yang menarik dan adanya hadiah atau promosi penjualan.

Atribut yang dianggap kurang penting namun memberikan kepuasan pada konsumen adalah: adanya kemasan dalam kaleng, layanan suara konsumen dan merek yang terkenal. Sedangkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting dan mempunyai kinerja yang buruk adalah : tingkat kemanisan yang tinggi, variasi warna kemasan, adanya kemasan dalam kotak dan kemasan dalam botol.

Dari hasil analisis di atas, alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kualitas atribut produk LIT seperti bebas bahan pengawet, kandungan gizi dan vitamin yang baik serta warna dan desain kemasan yang menarik. Sedangkan kinerja atribut-atribut LIT yang perlu ditingkatkan adalah rasa dan aroma teh, promosi penjualan serta iklan. Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan adalah melakukan inovasi baru seperti menciptakan rasa buah atau bunga yang unik dan melakukan promosi melalui kampanye pentingnya menkonsumsi teh bagi kesehatan sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi LIT oleh konsumen.

2.8.2. Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK

Eriani (1999) melakukan penelitian mengenai Kajian Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan PT Indevinas Andalas (IA). Eriani melakukan analisis lingkungan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman pemasaran AMDK PT IA. Sedangkan untuk menetapkan alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan dilakukan melalui analisis SWOT.

Hasil yang diperoleh dari analisis lingkungan perusahaan adalah faktor internal PT IA seperti sumberdaya perusahaan (manusia, modal dan teknologi),


(33)

struktur perusahaan dan budaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal PT IA terdiri dari : lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan, melalui analisis SWOT, faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan berasal dari lokasi, sumberdaya produksi dan pemasaran. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan berasal dari struktur organisasi, sumberdaya keuangan, personalia pemasaran dan keuangan serta penelitian dan pengembangan. Untuk peluang dan ancaman, berasal dari lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri.

Alternatif strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh PT IA yang paling dominan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen dengan terus menjaga mutu produk. Selain itu juga memanfaatkan semua keunggulan komparatif dalam kekuatan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam industri.

Enyta (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Ekuitas Merek AMDK di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekuitas merek AMDK berdasarkan elemen-elemen kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek pada remaja Kota Bogor. Merek AMDK yang dikaji pada penelitian ini adalah merek AQUA, Ades, Vit dan 2Tang.

Hasil perbandingan elemen-elemen ekuitas merek produk AMDK menunjukkan bahwa posisi merek dengan ekuitas terkuat dipegang oleh merek AQUA kemudian diikuti oleh merek Ades dan Vit. Selain itu merek AQUA juga lebih unggul pada elemen kesadaran merek, elemen persepsi kualitas, loyalitas merek dan konsumen yang lebih banyak. Untuk elemen asosiasi, merek Ades dan Vit lebih unggul dibanding dua merek lain. Sedangkan merek 2Tang tidak mempunyai keunggulan dibandingkan merek AQUA, Ades dan Vit.


(34)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Perilaku Konsumen

Engel et.al (1994) menyatakan perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kotler (1997) perilaku konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen yang terakhir baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (Engel, et. al, 1994).

Perilaku konsumen merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Selain itu dengan menganalisais perilaku konsumen, perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan. Menurut Loudon dan Bitte (1998) dalam Qamari (2003) alasan lain mengapa perilaku konsumen penting dipelajari adalah dapat memberikan beberapa manfaat seperti :

2. Mengetahui peluang pasar yang ada. Dengan mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan konsumen, perusahaan akan memperoleh informasi mengenai bagian-bagian mana yang masih belum terpenuhi dari produknya. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk memenuhi pasar.

3. Perusahaan dapat menentukan pasar sasaran (target pasar) yang akan dilayani. Perusahaan tidak dapat melayani dan memenuhi seluruh keinginan konsumen. Perusahaan perlu menentukan segmen pasar mana yang akan dilayani.


(35)

Perilaku konsumen menurut Engel et al (1994) dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor, yaitu :

a. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

b. Perbedaan individu, yang terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup serta demografi. c. Proses psikologis, yaitu adanya proses dalam menerima informasi yang

meliputi pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 3.1.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen tidak dapat dilakukan begitu saja. Melainkan harus melalui beberapa tahapan. Menurut Engel et.al. (1994) menyatakan bahwa keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa mempunyai lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil (Gambar 1).

Gambar 1. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Engel, et.al. (1994)

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama adalah pengenalan kebutuhan yang dipersepsikan sebagai perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pada tahap ini konsumen merasakan adanya suatu kebutuhan yang berbeda dengan keadaan real yang ada. Hal ini akan memotivasi konsumen mengatasi kondisi tersebut dengan mencari produk yang dapat memberi manfaat dan memuaskan kebutuhannya itu. Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Hal ini bergantung pada tingkat kepentingan kebutuhan konsumen dan kemampuannya untuk memenuhi solusi dari kebutuhan tersebut .

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi

Alternatif Keputusan Pembelian


(36)

2. Pencarian Informasi

Setelah pengenalan kebutuhan terjadi, tahap selanjutnya adalah pencarian informasi. Pada tahap ini konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan lingkungannya (eksternal). Pencarian informasi secara internal umumnya diperoleh berdasarkan ingatan pengetahuan konsumen terhadap kebiasaan, serta pengalaman tingkat kepuasan dari pembelian sebelumnya. Sedangkan informasi eksternal menurut Kotler (1997) dapat diperoleh melalui sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan), sumber publik (media massa, organisasi konsumen, peringkat) dan sumber pengalaman (penanganan, pengkajian dan pemakaian produk).

3. Evaluasi Alternatif

Tahap selanjutnya adalah evaluasi alternatif, yaitu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus (a) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (b) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (c) menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan (d) memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. 4. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila diperlukan. Selain itu pada tahap ini konsumen telah dapat mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar, setelah mengevaluasi semua alternatif yang ada. 5. Hasil (Perilaku Setelah Pembelian)

Tahap terakhir adalah hasil pembelian. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Konsumen akan merasa puas bila hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaliknya, konsumen akan tidakpuas jika hasil yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan. Sehingga dari sudut pihak pemasar, hal ini menjadi sesuatu yang penting dalam mempertahankan pelanggan. Upaya yang dilakukan adalah dengan terus memperbaiki kinerja produk sesuai dengan harapan konsumen.


(37)

3.1.3. Kepuasan Konsumen

Dalam membeli suatu produk, konsumen mempunyai harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk tersebut ketika digunakan, dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan. Kotler (2002) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapan-harapnnya. Selanjutnya Engel et al (1994), menyatakan kepuasan sebagai suatu evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Dengan kata lain alternatif tersebut setidaknya bekerja baik seperti yang diharapkan oleh konsumen.

Menurut Teori kepuasan dalam Sumarwan (2002) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen merupakan suatu pernyataan perasaan setelah konsumen tersebut membandingkan harapan terhadap produk sebelum membeli dan kenyataan yang dialami setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

Berdasarkan teori kepuasan tersebut, maka kinerja suatu produk dalam memenuhi kepuasan konsumen akan berfungsi sebagai berikut (Sumarwan, 2002): 1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas.

2. Produk berfungsi seperti yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral atau biasa saja.

3. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai diskonfirmasi negatif (negative confirmation). Produk ini berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen. Akibatnya konsumen akan kecewa dan merasa tidak puas.

Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi. Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan


(38)

konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut (Sumarwan, 2002).

Berdasarkan jenisnya, kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan. Sedangkan kepuasan psikologika adalah kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk (Umar, 2000).

Mengukur kepuasan konsumen merupakan hal yang diperlukan bagi kelangsungan suatu produk yang berorientasi pada konsumen. Rangkuti (2002) mengatakan bahwa mengukur kepuasan konsumen sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi produk saat ini dibanding dengan pesaing serta akan menemukan bagian mana dalam produk yang memerlukan perbaikan.

Di dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap suatu produk, konsumen umumnya mengacu pada berbagai atribut produk yang akan mempengaruhi kualitas produk. Atribut-atribut produk tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dimensi kualitas produk. Menurut David Garvin dalam Umar (2000), dimensi kualitas produk ada delapan, yaitu :

a. Kinerja (performance), hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. Misalnya produk yang dikonsumsi praktis untuk dibawa.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu aspek kedua dari performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar atau pelengkap yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. Misalnya desain kemasan dan bentuk produk yang menarik, serta harga yang murah. c. Keandalan (reliability), yaitu hal yang berkaitan dengan kemungkinan suatu

barang dapat berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan kondisi tertentu. Misalnya produk yang dikonsumsi tidak sering rusak.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan


(39)

atau memenuhi standar sesuai dengan ketentuan yang ada. Misalnya produk minuman harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan atau memiliki sertifikat Halal.

e. Daya tahan (durability), yaitu suatu refleksi umur ekonomis, berkaitan dengan daya tahan atau berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, seperti kadaluarsa produk.

f. Pelayanan (service ability), yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

g. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual, yang meliputi faktor-faktor yang menjadi daya tarik produk terhadap panca indera seperti bentuk fisik, warna dan model desain.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu sifat subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas, meliputi citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya, misalnya merek produk.

3.1.4. Persepsi Konsumen

Kasali (2001) menyatakan bagaimana seorang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu objek. Persepsi merupakan proses individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan informasi sehingga menimbulkan preferensi terhadap produk atau merek tertentu dan tercermin dalam perilaku pembeliannya. Persepsi seseorang tergantung pada seberapa jauh suatu objek memberi arti dan manfaat terhadap seseorang dan persepsi juga melibatkan derajat kesadaran, suatu arti atau penghargaan terhadap objek tersebut.

3.1.5. Konsep Pemasaran

Stanton (1995) dalam Umar (2000) menyatakan bahwa pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan


(40)

mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

Berdasarkan pernyataan di atas, pemasaran sangat erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan. Sehingga pemasar dapat memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan strategi pemasaran yang didasari pada kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Kasali (2001), strategi pemasaran adalah perpaduan antara segmentasi, targetting dan positioning yang ditetapkan secara sistematis dan terpadu. Segmentasi dilakukan dengan dengan mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen menjadi lebih homogen. Sedangkan segmen pasar merupakan sekumpulan konsumen yang memberikan respon yang sama terhadap stimuli pemasaran tertentu. Jika segmen lebih sempit, maka karakteristik pembeli dapat dikenal lebih baik, produk menjadi lebih mudah dipasarkan dan kesetiaan konsumen dapat dengan mudah dipertahankan.

Selain itu dengan dilakukannya segmentasi pasar sebagai bagian dari strategi pemasaran, menurut Weinstein (1994) dalam Kasali (2001), perusahaan akan lebih dapat melayani konsumen dengan baik dan mampu memperbaiki posisi kompetitif perusahaan. Selain dengan segmentasi pasar, Stanton dalam Suryana (1996) menyatakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat juga dilakukan dengan konsep bauran pemasaran.

3.1.6. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2002) bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dengan kata lain, bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan seperti laba, penghasilan, omset penjualan, segmen pasar yang ingin diraih dan sebagainya. Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi.


(41)

a. Produk

Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2002). Strategi produk adalah cara dalam menyediakan produk yang tepat untuk pasar yang dituju, sehingga memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

b. Harga

Umar (2000) mendefinisikan harga sebagai sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh penjual dan pembeli. Sedangkan Kotler (1997) menyatakan harga merupakan nilai uang yang tersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen yang lain membutuhkan biaya.

c. Distribusi

Distribusi adalah proses memindahkan barang dari produsen kepada konsumen dengan membantu menyelesaikan transaksi dan menangani transaksi yang sudah selesai dengan saluran yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan konsumen (Kotler, 1997). Dengan kata lain distribusi merupakan perantara yang digunakan oleh produsen dalam memasarkan produknya sehingga suatu produk atau jasa tersedia dapat digunakan oleh konsumen atau industri lainnya (Umar, 2000).

d. Promosi

Setelah mengformulasikan berbagai kebijakan terhadap produk, harga dan saluran distribusi, produsen juga perlu mengkomunikasikan produknya agar dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen. Stanton (1991 dalam Suryana, 1996) menyatakan promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan. Hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan dalam melakukan kegiatan promosi adalah sasaran yang ingin dicapai melalui promosi, anggara yang akan dikeluarkan, pesan yang akan disampaikan dan metode yang akan digunakan.


(42)

3.1.7. Atribut Produk

Atribut produk merupakan karakteristik atau ciri khas dari suatu produk yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk. Atribut dari suatu produk menurut konsumen dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pengetahuan yang dimiliki setiap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, agar produk yang dihasilkan dapat menarik minat konsumen, perusahaan perlu memahami apa yang diketahui konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.

Atribut produk dapat dibedakan menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran produk. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen, misalnya kualitas produk diukur dari merek produk (Sumarwan, 2002).

Kotler (1998) menyatakan atribut produk terdiri atas tiga hal yaitu mutu produk, ciri produk dan desain produk. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri produk dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Desain produk merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat menarik perhatian konsumen.

3.1.8. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Nazir (1988) merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat.

3.1.9. Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) Salah satu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang nantinya berguna untuk pengembangan bagi program pemasaran yang efektif adalah Importance Performance Analysis (Kreshna, 2002). Dengan analisis Importance-performance,


(43)

kita akan memperoleh informasi tingkat kepuasan konsumen yang diukur dari atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk.

Tingkat kepentingan yang dimaksud di atas adalah seberapa penting suatu atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja suatu atribut. Dengan kata lain, tingkat kepentingan adalah kinerja aktual yang diharapkan oleh konsumen. Tingkat pelaksanaan yang dimaksud adalah tingkat kinerja yang diberikan oleh perusahaan terhadap harapan konsumen. Kinerja erat kaitannya dengan harapan konsumen (Supranto, 2001).

Untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk oleh konsumen, diperlukan suatu teknik pengukuran sikap. Teknik pengukuran sikap yang umum digunakan dalam riset pemasaran dan perilaku konsumen adalah skala Likert. Pada Skala Likert, pilihan jawaban sebagai wakil dari sikap yang dirasakan oleh konsumen dibuat berjenjang dengan jumlah ganjil, seperti Sangat baik – Baik – Cukup baik - Kurang baik – Tidak baik (Simamora, 2002)

Untuk menginterpretasikian bagaimana suatu atribut dinilai menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya dibutuhkan suatu rentang skala. Adapun cara untuk menentukan ukuran (range) menurut Umar (1999) adalah dengan menggunakan rumus pada persamaan (2) berikut :

(

)

m m n

RS= −1

... Persamaan (2) Dimana :

RS = Rentang Skala/Range

m = Jumlah alternatif jawaban tiap item

n = Jumlah sampel masing-masing jenis rasa ASOF

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari suatu produk, yaitu skor dan skor rata-rata. Bobot penilaian kepentingan konsumen dan bobot penilaian kinerja perusahaan yang telah dirata-rata tersebut kemudian diformulasikan ke dalam Diagram Kartesius (Gambar 2).


(1)

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT

RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Stand ASOF - Plaza Blok M, Jakarta Selatan)

Dian Andriani A 14101664

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005


(2)

(3)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL “ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Desember 2005

Dian Andriani A 14101664


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 9 Agustus 1980, merupakan anak keempat dari lima bersaudara, putri dari Bapak Mainur Rasjad dan Ibu Ai Siti Sarah.

Penulis menamatkan taman kanak-kanak di TK Perwari II Karawang pada tahun 1986 dan melanjutkan ke SD Negeri Bhinneka 1 Karawang sampai dengan tahun 1992. Pada tahun 1992 – 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Karawang dan SMU Negeri 3 Karawang, lulus pada tahun 1998.

Pada tahun 1998 – 2001 penulis diterima pada jenjang pendidikan Diploma III Pengelolaan Perkebunan, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB melalui PMDK. Kemudian pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, angkatan ke VI, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.


(5)

KATA PENGANTAR

Penelitian mengenai “Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk AMDK Rasa Buah AQUA Splash Of Fruit Rasa Strawberi dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” ini merupakan tugas akhir (skripsi) yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Topik yang dibahas dalam skripsi ini mengacu melalui pendekatan Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Pemilihan topik tersebut bermula dari keinginan penulis mengangkat jenis minuman baru yang saat ini hadir diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan yang diperkirakan akan mampu memiliki daya saing tersendiri pada masa yang akan datang, serta berpotensi meraih pasar minuman yang masih terbuka lebar.

Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulisan skripsi ini masih dalam perspektif mengenai perilaku konsumen yang terbatas. Penulis mengharapkan topik penelitian ini akan menjadi inspirasi dan bahan kajian pembaca, sehingga akan muncul topik yang sama namun dilihat dari perspektif yang berbeda dan lebih luas lagi. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2005


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdullillah, puji dan syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sang pemilik cahaya yang memberikan kekuatan, kemudahan dan pertolongan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam menyelesaikan skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta, mamah dan aba yang telah menyayangi, mendidik dan membesarkan penulis atas segala doa, dorongan, kesabaran dan segala pengorbanan yang tak terbalas.

2. Ibu Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, ilmu yang diberikan serta bimbingannya.

3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MMA selaku dosen layak uji sekaligus penguji utama pada saat sidang.

4. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen komisi pendidikan sekaligus penguji pada saat sidang.

5. Bapak Ir. Nindiyantoro, MSc selaku evaluator pada saat kolokium penulis. 6. Bapak Priyo Gunawan, Bapak Dicky Wahyudi, Bapak Waskito Pribadi, Ibu

Citra serta seluruh staff dan karyawan PT Aqua Golden Mississippi, Tbk. atas kesempatan, kemudahan informasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan topik penelitian ini.

7. Staff dan karyawan PT. Biru Lestari Utama beserta para SPG-nya atas bantuan dan kebersamaannya selama di stand Plaza Blok M Jakarta.

8. Mbak Helsy H, selaku Tenant Coordinator beserta seluruh staff dan karyawan PT Pakuwon Sentosa Abadi atas bantuan dan keramahannya selama penulis melakukan survei di Plaza Blok M Jakarta.

9. Kakak-kakakku : Uni Rini, Uni Anna, Uda Boy serta si bungsu Neneng atas dorongan, motivasi, serta pengertiannya selama ini dan cium sayang untuk semua keponakanku yang lucu-lucu : Alfi, Noor, Putri, Raja, Noval dan si mungil Niniz.