Cabang Clarity LTA Cabang Recommended Risk Controls LTA
139
d. Pengendalian Administrasi, dalam tahap ini menggunakan
prosedur, standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi risiko. Akan tetapi banyak kasus yang ada,
pengendalian administrasi
tetap membutuhkan
sarana pengendalian risiko lainnya.
e. Alat Pelindung Diri APD adalah pilihan terakhir yang dapat
dilakukan untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan hanya digunakan bersamaan
dengan penggunaan alat pengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih
efektif. Hal tersebut diterapkan di PT. Dirgantara Indonesia dari
hirarki pengendalian dalam prosedur risk assessment yang telah ditetapkan. Namun pada form hasil risk assessment PT. Dirgantara
Indonesia, pengendalian yang sering direkomendasikan untuk berbagai risiko adalah kontrol administratif serta APD.
Padahal rekayasa teknis merupakan pengendalian yang terbaik
karena menghilangkan
bahaya yang
ada atau
menghilangkan kemungkinan bahaya tersebut mengenai pekerja. Sedangkan kontrol administratif tidak menghilangkan bahaya
secara langsung, tetapi digunakan untuk membatasi waktu kontak antar pekerja dengan bahaya. Untuk menjadi efektif, pengendalian
ini bergantung pada perilaku manusia.
140
Kemudian APD digunakan sebagai cara terakhir untuk melindungi pekerja bila pengendalian teknis dan administratif tidak
mungkin dilakukan atau dalam keadaan darurat. APD tidak menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada, karena
hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan menempatkan penghalang antara pekerja dengan bahaya.
Hal tersebut membuktikan bahwa pengendaian yang direkomendasikan tidak kompatibel dengan hirarki pengendalian.
Dampaknya adalah dalam mengatasi risiko yang ada akan kurang efektif, karena tidak ada pertimbangan tingkat risiko dalam
memilih pengendalian. Berdasarkan
wawancara dengan
narasumber, selain
disesuaikan dengan hirarki, rekomendasi pengendalian juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama anggaran.
Keterbatasan dalam anggaran pengendalian ini menjadi masalah dan pengaruh besar dalam pemilihan pengendalian, sehingga
hirarki pengendalian tidak menjadi persyaratan utama. Padahal pada lampiran I tentang pedoman penerapan SMK3 Peraturan
Pemerintah no. 50 tahun 2012, menyatakan bahwa apabila upaya pengendalian risiko diperlukan, maka upaya tersebut ditetapkan
melalui tingkat pengendalian. Berdasarkan
hasil penelitian,
cabang Compatibility
bermasalah. Hal
tersebut karena
pengendaian yang
141
direkomendasikan tidak kompatibel dengan hirarki pengendalian. Untuk itu, sebaiknya Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia
melakukan tinjauan ulang terhadap rekomendasi pengendalian yang telah ada, yaitu dengan mengutamakan berdasarkan hirarki
pengendalian. Hirarki pengendalian merupakan daftar pilihan pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme
pengurangan paparan Tranter, 1999.