Cabang Compatibility LTA Cabang Recommended Risk Controls LTA

141 direkomendasikan tidak kompatibel dengan hirarki pengendalian. Untuk itu, sebaiknya Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia melakukan tinjauan ulang terhadap rekomendasi pengendalian yang telah ada, yaitu dengan mengutamakan berdasarkan hirarki pengendalian. Hirarki pengendalian merupakan daftar pilihan pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme pengurangan paparan Tranter, 1999.

C. Cabang Testing of Control LTA

Pengendalian harus diuji untuk efektivitas sebelum diimplementasikan. Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi untuk meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang positif ASNZS, 2004. Pengendalian tersebut perlu untuk diuji sebelum diimplementasikan. Pengujian sendiri merupakan proses, cara, perbuatan untuk mengetahui mutu sesuatu KBBI, 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dikatakan bahwa pengendalian yang direkomendasikan tidak diuji sebelum diimplementasikan. Hal tersebut karena keterbatasan dana, personil, dan waktu. Selain itu, pengendalian yang diberikan sudah dianggap sangat umum seperti training dan APD, sehingga menjadi alasan untuk tidak diperlukan pengujian. Dengan demikian, tidak diketahui efektivitas pengendalian yang dipilih sejak awal. 142 Rekomendasi pengendalian akan langsung diterapkan, apabila ada masalah baru akan dilaporkan. Dampaknya adalah masih besar kemungkinan tidak efektifnya pengendalian yang direkomendasikan, dibandingkan dengan apabila sudah dilakukan pengujian terlebih dahulu, karena dengan pengujian dapat mengetahui mutu sesuatu. Selanjutnya berdasarkan telaah dokumen hasil risk assessment PT. Dirgantara Indonesia, terdapat kolom resultant index, yaitu evaluasi ulang indeks risiko setelah pengujian tindakan pengendalian. Namun pelaksanaan analisis hanya sekitar 4-8 jam, sehingga tidak memungkinkan adanya pengujian. Padahal pengujian perlu dilakukan, untuk pengendalian training misalnya, diperlukan pre-post test untuk mengetahui efektivitas dari training yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian, cabang Testing of Controls bermasalah. Hal tersebut karena pengendalian yang direkomendasikan tidak diuji sebelum diimplementasikan. Untuk itu, sebaiknya Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia menerapkan pengujian pengendalian yang direkomendasikan sebelum diimplementasikan. Hal ini sesuai dengan lampiran I tentang pedoman penerapan SMK3 Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012, bahwa upaya pengendalian di evaluasi apabila terjadi ketidaksesuaian atau perubahan pada proses kerja. 143

D. Cabang Directive LTA

Pengendalian yang direkomendasikan harus diarahkan agar digunakan oleh pekerja. Atasan harus memberikan arahan yang jelas sehingga pekerja tidak akan kebingungan. Pekerja perlu diarahkan oleh atasan untuk bisa bekerja sesuai dengan strategi perusahaan, jika arahan dari sang atasan kurang jelas, pekerja akan menunda-nunda pekerjaan karena bingung dalam melaksanakannya. Maka dari itu, seorang atasan yang baik adalah atasan yang tegas dalam memberikan arahan, mengingatkan prioritas, dan menetapkan tujuan dengan urutan prosedur kerja yang jelas bagi para pekerjanya. Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 pasal 13 ayat 1, menjelaskan bahwa prosedur informasi harus memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa arahan terkait pengendalian diberikan oleh leader supervisor terkait. Hal tersebut juga didukung berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa leader selalu ada di lokasi pekerjaan dan mengarahkan serta memantau pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Arahan dari atasan langsung akan lebih di dengar dan lebih efektif, karena atasan langsung yang berhubungan dengan pekerja setiap harinya. 144 Selain itu, leader juga tidak segan menegur pekerja yang tidak aman dalam melakukan pekerjaannya ataupun tidak menggunakan alat keselamatan saat bekerja. Hal tersebut membuktikan bahwa leader tegas dalam memberikan arahan, sehingga pekerja disiplin dalam bekerja. Kemudian terdapat pula prosedur PT. Dirgantara Indonesia terkait pengendalian, yaitu standar penggunaan APD dan standar petunjuk keselamatan kerja pada setiap unit. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya petunjuk yang bertujuan mengarahkan pekerja untuk bekerja dengan aman dan tepat. Berdasarkan hasil penelitian, cabang Directive tidak bermasalah. Hal tersebut karena arahan terkait pengendalian diberikan oleh leader supervisor terkait, serta terdapat prosedur terkait pengendalian.

E. Cabang Availability LTA

Pengendalian yang direkomendasikan harus tersedia untuk digunakan oleh personil yang terlibat. Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi untuk meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang positif ASNZS, 2004. Untuk itu, dalam usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahanmateri-materi sebagai salah satu