50
Dokumen 1 dan 2
Cabang Analytical Skill
LTA V
- V
Pedoman Wawancara,
Dokumen 1 dan 3
Cabang Hazard Identification
LTA V
- V
Pedoman Wawancara,
Dokumen 1, 2, 4, 9 dan
10
Cabang Hazard Prioritisation
LTA V
- V
Pedoman Wawancara,
Dokumen 1 dan 2
2. Cabang
Recommended Risk Controls LTA
c. Cabang Clarity
LTA V
- V
Pedoman Wawancara,
Dokumen 1, 2, 11, 12 dan
13
d. Cabang
Compatibility LTA
V -
V Pedoman
Wawancara, Dokumen 1,
2 dan 7
e. Cabang Testing
of Control LTA V
- V
Pedoman Wawancara,
Dokumen 2
f. Cabang Directive
LTA V
V V
Pedoman Wawancara,
Lembar Observasi,
Dokumen 2, 14 dan 15
g. Cabang
Availability LTA V
V V
Pedoman Wawancara,
Lembar Observasi,
Dokumen 2 dan 7
h. Cabang
Adaptability LTA V
V -
Pedoman Wawancara,
Dokumen 2
51
i. Cabang Use Not
Mandatory V
V V
Pedoman Wawancara,
Lembar Observasi,
Dokumen 2, 14 dan 15
Tabel 4.3 Daftar Dokumen
No. Dokumen yang Dibutuhkan
1 Kebijakan Risk Assessment
2 Form Risk Assessment
3 Pedoman Partisipasi Karyawan
4 Lembar Inspeksi
5 Notulensi Pertemuan
6 Pedoman Program
7 Anggaran Dana
8 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
9 Form Proses Kerja
10 Form Hazard Identification
11 Pedoman Pengendalian Dokumen
12 Daftar Pemegang Dokumen
13 Lembar Pengiriman dan Penerimaan Dokumen
14 Prosedur Kerja
15 Pedoman Penggunaan APD
52
4.6 Validitas Data
Validitas data penelitian ini menggunakan triangulasi data. Teknik triangulasi merupakan suatu teknik yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada Sugiyono, 2008. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik
No. Data
Sumber Data Wawancara Observasi Telaah Dokumen
1. Cabang
Task Spesific Risk Analysis LTA
a. Cabang Knowledge LTA Cabang
Use of Workers’ Suggestion and Input LTA
V V
V Cabang Technical
Information System LTA V
V V
b. Cabang Execution LTA Cabang Time LTA
V V
V Cabang Budget LTA
V -
V Cabang Scope LTA
V V
V Cabang Analytical Skill LTA
V -
V Cabang Hazard
Identification LTA V
- V
Cabang Hazard Prioritisation LTA
V -
V
2. Cabang
Recommended Risk Controls LTA
c. Cabang Clarity LTA V
- V
d. Cabang Compatibility LTA V
- V
53
e. Cabang Testing of Control
LTA V
- V
f. Cabang Directive LTA V
V V
g. Cabang Availability LTA V
V V
h. Cabang Adaptability LTA V
V -
i. Cabang Use Not Mandatory V
V V
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber
No. Data
Informan Staf
K3LH Supervisor
Manajer K3LH
Kepala Divisi
Pekerja 1.
Cabang Task Spesific Risk Analysis LTA
a. Cabang Knowledge LTA Cabang
Use of Workers’ Suggestion and Input LTA
V V
- -
V Cabang Technical
Information System LTA V
V -
- V
b. Cabang Execution LTA Cabang Time LTA
V V
- -
- Cabang Budget LTA
V -
V V
- Cabang Scope LTA
V -
- -
- Cabang Analytical Skill LTA
V V
V V
- Cabang Hazard
Identification LTA V
- -
- -
Cabang Hazard Prioritisation LTA
V -
- -
-
2. Cabang
Recommended Risk Controls LTA
c. Cabang Clarity LTA V
V -
- V
54
d. Cabang Compatibility LTA V
- -
- -
e. Cabang Testing of Control
LTA V
V -
- -
f. Cabang Directive LTA V
V -
- V
g. Cabang Availability LTA V
V -
V V
h. Cabang Adaptability LTA V
V -
- V
i. Cabang Use Not Mandatory V
V -
- V
4.7 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan telaah dokumen.
Kemudian data yang terkumpul disusun dalam bentuk transkrip data. Data yang telah disusun dikategorikan sesuai kode event dalam cabang Task
Spesific Risk Assessment LTA dari pohon Management Oversight and Risk Tree MORT.
Analisis data dan interpretasi data mengikuti cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA, sehingga dapat
diketahui penyebab masalah dalam pelaksanaan risk assessment pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia tahun 2014. Seluruh data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk narasi, dilengkapi dengan matriks serta pohon MORT.
55
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia
5.1.1 Profil Perusahaan
PT. Dirgantara Indonesia Persero merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan
berkompetensi dalam
rancang bangun,
pengembangan, dan
manufacturing pesawat terbang. Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri yang berdiri
pada 23 Agustus 1976 ini memproduksi helikopter dan pesawat terbang, diantaranya NBO-105, Super puma NAS-332, dan NC-212.
Tiga tahun kemudian perusahaan mengintegrasikan teknologinya bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235.
Kemudian dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan
kemampuan sebagai industri pesawat terbang, kerjasama internasional ditandatangani. Kerjasama tersebut antara lain dengan Boeing
Company, menghasilkan komponen pesawat Boeing, serta dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412.
Selanjutnya dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang, PT. Dirgantara Indonesia merancang bangun N250,
generasi pesawat penumpang subsonic dengan daya angkut 64-68