Cabang Knowledge LTA E4

71 “ ... Sekarang kan ada Lean Manufacturing, itu level pertama tingkat pekerja sampai leader... “ KS. “ Ada, kebetulan disini ada SQCDP, setiap pagi disitu ada rapat, termasuk untuk keselamatan sendiri, untuk departemen ini butuh apa atau ada kejadian apa, apa sudah ditangani atau belum kita rapatkan, dan disitu ada level-levelnya, level dari bawah sampai atas, jadi kalau misalnya dari level bawah tidak bisa diselesaikan, maka naik ke level dua, sampai ke level 5. “ PF. Dari kutipan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pertemuan ini menjadi wadah sumber informasi untuk mendukung analisis risiko. Namun, ada beberapa pekerja yang menyatakan bahwa pertemuan tidak dilaksanakan setiap hari, atau bahkan tidak dilaksanakan. Berikut ini kutipan pernyataan pekerja: “ Briefingnya kebetulan ga tiap hari... “ PA. “ Ga ada pertemuan khusus seperti itu... hanya informal saja “ PC. Berdasarkan pengamatan, memang benar terdapat sistem pertemuan berjenjang di PT. Dirgantara Indonesia. Pertemuan level 1 adalah pertemuan antara para pekerja dipimpin oleh team leader. Pertemuan level 2 adalah pertemuan yang dipimpin oleh supervisor terkait. Pertemuan level 3 adalah pertemuan yang dipimpin oleh manajer terkait. 72 Pertemuan level 4 adalah pertemuan yang dipimpin oleh kepala divisi. Pertemuan level 5 adalah pertemuan yang dipimpin oleh direktur. Agenda pertemuan tersebut adalah mengisi lembar SQCDP Safety, Quality, Control, Delivery, Person. Namun tidak semua unit terlihat melaksanakan pertemuan level 1. Pertemuan level 1 banyak yang tidak berjalan karena pekerja baru hadir diatas pukul 08.00 WIB, sedangkan pertemuan dijadwalkan pukul 07.45 – 08.00 WIB. Dalam beberapa pertemuan, diketahui jarang pembahasan terkait safety, kecuali apabila telah terjadi sebuah kecelakaan. Hal tersebut dikarenakan waktu pertemuan yang sangat singkat, yaitu hanya 15 menit, padahal yang harus dibahas tidak hanya safety. Kemudian dalam setiap pertemuan, pimpinan diminta mengisi dokumen yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan risk assessment, yaitu dokumen safety sheet. Safety sheet ditujukan untuk mengetahui status safety di lokasi. Pengisian dengan warna hijau apabila tidak ada masalah, sedangkan warna merah apabila terdapat masalah. Selain itu, safety sheet dilengkapi dengan lembar action plan untuk rencana mengatasi masalah yang ada. Berikut ini contoh safety sheet beserta lembar action plan: 73 Sumber: Dokumen PT. Dirgantara Indonesia Gambar 5.3 Lembar Safety PT. Dirgantara Indonesia Tahun 2014 Sumber: Dokumen PT. Dirgantara Indonesia Gambar 5.4 Lembar Action Plan PT. Dirgantara Indonesia Tahun 2014

2. Cabang Execution LTA E5

Cabang dengan kode E5 ini mempertimbangkan hal-hal yang memengaruhi kualitas analisis risiko. Terdapat 5 cabang yang mempengaruhi kualitas analisis risiko, yaitu: 74 a. Cabang Time LTA F7 Cabang dengan kode F7 ini mempertimbangkan waktu yang cukup untuk melakukan analisis risiko. Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia melaksanakan analisis risiko tidak sesuai jadwal berkala karena keterbatasan personil dan waktu. Kemudian terkait lama pelaksanaan dikatakan cukup, hanya sekitar 4-8 jam. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa waktu pelaksanaan analisis tidak sesuai jadwal berkala yang telah dibuat dalam rencana program K3LH PT. Dirgantara Indonesia tahun 2014, karena keterbatasan personil dan waktu. Sehingga pelaksanaan diprioritaskan ketika ada perubahan proses, perubahan material, perubahan mesin, serta perpindahan lokasi. Berikut ini kutipan pernyataan staf K3LH: “ ... Kapan kita menganalisis ketika kita ada perubahan proses, perubahan material, itu berdampak soalnya, perubahan mesin, terus perpindahan, sekarang lagi musimnya perpindahan mesin. Walaupun secara umum sama, itu harus kita analisis ulang barangkali ada perubahan... “ KS. “ Kapannya kita tidak ditentukan secara pasti yah, hanya kalau ada permintaan pasti kita lakukan... “ KP. 75 Ketiga supervisor sebagai informan memberikan informasi bahwa mereka tidak mengetahui pasti kapan pelaksanaan risk assessment. Hal ini karena pelaksanaan risk assessment bukan berdasarkan penentuan periode waktu atau tidak secara berkala. Selanjutnya terkait lama pelaksanaan dikatakan cukup, hanya sekitar 4 – 8 jam dalam satu lokasi. Berikut ini kutipan pernyataan narasumber: “ Kemarin ini dilaksanakan, bulan kemarin lah. Selama seharian aja, setengah hari malah. “ SC. “ ... Terkait berapa lamanya tergantung, tapi sejauh ini soal waktu ga masalah, cukup... Kita kan melakukan berdasarkan permintaan dari unit, ya kalau unit ini minta kita turun sehari paling di unit itu saja. “ KP. Dalam prosedur risk assessment PT. Dirgantara Indonesia, dijelaskan bahwa revisi dilakukan bila terdapat proses, fasilitas, peralatan, peraturan baru, hasil audit dan masukan dari fungsi terkait, serta lakukan evaluasi secara berkala. Namun berdasarkan pengamatan, diketahui terdapat 3 mesin baru yang datang pada Departemen Machining. Namun, pihak terkait tidak segera melaporkan kepada tim K3LH. Dengan demikian, pada pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan analisis risiko, padahal terdapat mesin baru. 76 b. Cabang Budget LTA F8 Cabang dengan kode F8 ini mempertimbangkan anggaran yang memadai untuk melakukan analisis risiko. Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia memiliki anggaran untuk melaksanakan analisis risiko yang masuk kedalam anggaran program K3LH secara umum yang dapat mendukung berlangsungnya program. Pada dokumen SK Direksi tentang tanggung jawab fungsi K3LH dan unit organisasi dalam melaksanakan SMK3 dengan No. SKEP0415030.02PTDUT0000122005, dijelaskan bahwa unit organisasi bertugas menyusun anggaran K3LH bagi unit organisasinya. Selain itu, pada pedoman kepemimpinan manajemen dan partisipasi karyawan dalam menerapkan SMK3LH PT. Dirgantara Indonesia, dijelaskan bahwa kepala divisi bertugas menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas, dan sarana-sarana lain yang diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa anggaran untuk melaksanakan analisis risiko masuk ke dalam anggaran program K3LH secara umum, baik di Departemen K3LH maupun di divisi. Berikut ini kutipan pernyataan narasumber: “ Yang jelas anggaran K3LH ada, dipecah-pecah lagi untuk banyak program. Tapi memang kita tidak menyebutkan risk