2. Nilai dugaan elastisitas produksi yang dihasilkan berbias bila faktor produksi yang digunakan tidak lengkap.
3. Tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol pada fungsi Cobb-Douglas
sering terjadi multikolinearitas. Selain dapat melihat elasitas produksi, hasil dari fungsi produksi cobb-
douglas juga dapat digunakan untuk melihat efisiensi penggunaan input. Usaha dikatakan mencapai efisiensi ekonomi jika tercapai keuntungan maksimum yaitu
Nilai Produk Marjinal NPM untuk faktor produksi sama dengan Biaya Korbanan Marjinal BKM faktor produksi tersebut Doll dan Orazem, 1984 dalam
Sukaesih, 2001. Nilai produk marjinal merupakan hasil kali harga produk dengan produk marjinal. Sedangkan biaya korbanan marjinal sama dengan harga dari
masing-masing faktor produksi itu sendiri. Pengujian terhadap efisiensi ekonomi dapat dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut : a. NPMBKM = 1, efisiensi sudah tercapai artinya penggunaan faktor
produksi sudah efisiensi b. NPMBKM 1, penggunaan faktor belum efisien. Untuk mencapai
efisien faktor produksi perlu ditambah. c. NPMBKM 1, penggunaan faktor produksi tidak efisien. Untuk menjadi
efisien maka penggunaan faktor produksi perlu dikurang.
2.7. Cost Benefit Analysis
Analisis Biaya dan Manfaat ABM merupakan metode sistematis menentukan serta mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu proyek atau
program. Manfaat suatu program adalah nilai tambah hasil dari barang-barang maupun jasa, sedangkan biaya proyek adalah nilai tambah sumberdaya riil yang
dimanfaatkan proyek Hufschmidt et al. 1996 dalam Heriyanti, 2002. Bila biaya dan manfaat proyek sudah diidentifikasi, dihitung dan dinilai,
maka analisis sudah dapat menentukan proyek mana yang akan diterima atau ditolak dari berbagai proyek yang diusulkan. Metode yang biasa digunakan adalah
peramalan melalui perhitungan diskonto yang sesuai untuk diaplikasikan kepada proyek-proyek pertanian : seperti manfaat sekarang neto net present worth, biasa
disingkat sebagai NPW, tingkat pengembalian internal internal rate of return, sering disingkat sebagai IRR, perbandingan manfaat-biaya benefit-cost ratio,
sering disingkat sebagai BC ratio, dan perbandingan manfaat-investasi neto net benefit-investment ratio, sering disingkat sebagai NK ratio. Penghitungan
ukuran-ukuran berdiskonto ini maupun caranya diinterpretasikan serta keterbatan- keterbatasannya persis sama seperti yang digunakan dalam analisa finansial atau
dalam analisis ekonomi. Perbedaannya terletak pada penentuan harga finansial atau nilai ekonomi yang akan digunakan dalam teknik-teknik perhitungan
tersebut. Ukuran-ukuran nilai yang dipakai untuk menilai kelayakan suatu
proyekpengembangan bila dilihat dari segi manfaat proyek yang berdiskonto adalah :
1. Net Present Value NPV merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Dalam analisis finansial, nilai
tersebut merupakan nilai sekarang dari arus tambahan pendapatan untuk individu. Dalam analisis ekonomi, ukuran tersebut merupakan nilai
sekarang dari tambahan pendapatan nasional yang ditimbulkan oleh investasi. Langkah awal yang harus dilakukan dalam menghitung NPV
adalah mencari selisih antara nilai sekarang dari arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang dari arus biaya. Suatu proyek dapat dikategorikan
bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV tersebut sama atau lebih besar dari nol dan bila sebaliknya maka proyek tersebut merugikan.
2. Rasio Biaya Manfaat Benefit Cost Ratio-BCR Rasio Biaya Manfaat diperoleh dari pembagian dari nilai sekarang baik
arus manfaat maupun arus biaya. Apabila BCR lebih kecil dari satu maka manfaat sekarang biaya-biaya pada tingkat diskonto ini akan lebih besar
dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak
kembali. Keuntungan dari BCR adalah bahwa nilai dari ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat seberapa besar tambahan biaya tanpa
mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Semakin tinggi