Sistem Budidaya Monokultur Tradisional Sistem Budidaya Polikultur Tradisional

produksi Cobb-Douglas pada analisis efisiensi. Nilai produksi udang yang digunakan merupakan jumlah dari produksi udang pada kawasan budidaya di Kecamatan Jabon seluas 82 ha. Gambar 15. Diagram model sistem budidaya polikultur tradisional

8.1.3. Sistem Budidaya Monokultur Tradisional Plus

Sistem budidaya monokultur tradisional plus hanya membudidayakan satu spesies budidaya yaitu udang, baik udang vanamei maupun udang windu tergantung pada lokasi tambak. Lokasi tambak yang dekat laut biasanya membudidayakan udang windu dan lokasi tambak yang lebih jauh dari laut biasanya membudidayakan udang vannamei atau udang putih. Hal ini berhubungan dengan toleransi masing-masing spesies terhadap salinitas. Perbedaan sistem monokultur tradisional plus dengan sistem monokultur tradisional dan polikultur tradisional adalah penambahan pakan sebagai salah satu input produksi. Gambar 16. Input produksi menggunakan hasil dari fungsi produksi Cobb-Douglas pada analisis efisiensi. Nilai produksi udang yang digunakan merupakan jumlah dari produksi udang pada kawasan budidaya di Kecamatan Buduran seluas 20 ha. Gambar 16. Diagram model sistem budidaya monokultur tradisional plus

8.1.4. Sistem Budidaya Polikultur Tradisional Plus

Pada analisis kelayakan bisnis usaha, sistem budidaya polikultur tradisional plus merupakan sistem budidaya dengan keuntungan terbesar dan pay back period paling rendah yaitu 0,92 tahun, namun pada sistem budidaya ini nilai NPV, Net BC dan IRR tidak sebesar sistem budidaya polikultur tradisional padahal baik sistem budidaya polikultur tradisional maupun polikultur tradisional plus menghasilkan dua komoditas. Perbedaan mendasar pada kedua sistem budidaya ini adalah pada sistem budidaya polikultur tradisional plus terdapat penggunaan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu dibangun model pada sistem budidaya polikultur tradisional plus untuk melihat apakah sistem dengan menggunakan input pakan akan berkelanjutan pada kondisi tambak yang tercemar sedang. Input produksi menggunakan hasil dari fungsi produksi Cobb-Douglas pada analisis efisiensi. Nilai produksi udang yang digunakan merupakan jumlah dari produksi udang pada kawasan budidaya di Kecamatan Sidoarjo seluas 205 ha. Gambar 17. Diagram model sistem budidaya polikultur tradisional plus

8.2. Verifikasi dan Validasi Model

Setelah penyusunan konsep, penentuan indikator keberlanjutan dan pembangunan model, harus dilakukan pengujian model yang akan digunakan. Pengujian model ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu verifikasi model dan validasi model. Tahapan verifikasi model sebagai pembuktikan bahwa model komputer yang telah disusun pada tahap sebelumnya mampu melakukan simulasi