menjadi kegiatan yang ramah lingkungan, dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan sosial dan ekonomi FAO, 2007. Dengan merujuk pada pernyataan
diatas maka perlu adanya penjelasan lebih lanjut bagaimana pengembangan budidaya yang berkelanjutan dapat dibagi dalam beberapa sistem yaitu sistem
ekologilingkungan, sistem ekonomi dan sistem sosial seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
2.5. Keberlanjutan Ekologi
Menurut Kusumastanto 2012, keberlanjutan ekologi terwujud dari praktek perikanan yang tidak merusak lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya
pesisir yang tidak melebihi daya dukung lingkungan. Kata kuncinya adalah kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir untuk menjamin keberlanjutan ekologis
tersebut. Saat ini, keberlanjutan ekologi dapat dihitung berdasarkan dampak
lingkungan pada biodiversitas, kolam atau tambak sebagai sumber nutrien dan air, kuantitas dari air yang dikonsumsi, efek pada tanah dan air tanah groundwater
dan kualitas air outlet.
a Biodiversitas
Dampak langsung dari biodiversitas tergantung pada lahan yang digunakan, penggunaan spesies yang eksotik atau melalui rekayasa genetik dan
penggunaan ikan tangkapan sebagai pakan pada ikan yang dibudidaya Bosma dan Verdegem, 2011. Lahan yang digunakan mempengaruhi biodiversitas karena
kuantitas lahan yang tersedia secara alamiah akan berkurang apabila digunakan sebagai tambak udang misalnya. Dampak ini akan semakin besar apabila produksi
dari pakan diikutkan pada perhitungan, dan hal ini juga akan mempengaruhi konversi pakan.
b Kolam atau Tambak sebagai Sumber Nutrien dan Air
Kualitas dari air buangan outlet ditentukan oleh kualitas dari air yang masuk inlet, tipe inlet dan level inlet, tingkat pertukaran air dengan air disekitar,
proses yang terjadi di dasar tanah, jumlah dan tipe aerasi, durasi dari siklus produksi, dan tipe dari fasilitas produksi. Dua tipe dari input yang masuk ke
dalam kolam yaitu nutrien dan non-nutrien. Nutrien dapat dibagi menjadi organik pakan, pupuk organik dan anorganik Pupuk anorganik, yang dimaksud non-
nutrien adalah bahan pengapuran liming materials, pestisida, pembasmi alga, dan obat-obatan. Dampak dari pakan bagi kualitas dari air outlet tergantung pada
tingkat pemberiaan pakan, tingkat konversi pakan dan bagaimana sisa pakan dan air diproses sebelum dibuang. Tingkat konversi pakan sendiri juga ditentukan oleh
banyak faktor, termasuk kualitas dan kuantitas pakan, kepadatan ikan dan jejaring makan alami di kolam tersebut Bosma dan Verdegem, 2011.
Setiap spesies budidaya memiliki dampak spesifik pada kualitas air, tergantung pada tingkat trofik pada kolam ekosistem, kebiasaan makan dan
kapasitasnya untuk mengganti kebiasaan makannya ketika adanya pergantiaan ketersediaan bahan makanan yang berbeda dengan kebiasaan makannya. Spesies
yang dibudidayakan dapat berupa karnivora, pemakan bentik, omnivora, pemakan zooplankton dan herbivora. Polikultur dapat meningkatkan pengembalian nutrien
di dalam kolam dan memenuhi kebutuhan makan pada ekosistem tersebut dari spesies yang kebiasaan makannya sebagian overlap dengan spesies lainnya dan
perlawanan antagonis antara kedua spesies sangat minim Rahman et al. 2006 dalam Bosma dan Verdegem, 2011.
c Kuantitas dari Air yang digunakan
Di dalam akuakultur, sistem yang terasosiasi dengan pemakaian air digunakan untuk mengkompensasi filtrasi dan kehilangan dari evaporasi untuk
menghasilkan mengatur pergantian air. Kehilangan yang disebabkan air yang merembes dan pergantian air dari akuakultur sebagian berkontribusi pada
kembalinya aliran air. Seringkali, polutan atau patogen perlu disingkirkan dari air buangan akuakultur untuk menjamin keamanan dari penggunaan kembali air
tersebut re-use. Penurunan tingkat air tanah dan pengurangan volume air yang terdapat pada aquifers adalah hal yang menjadi masalah pada saat ini, adanya cara
potensial untuk mengisi kembali air tanah dan aquifers di kolam-kolam yang besar dapat dipertimbangkan Vergedem dan Bosma, 2009 dalam Bosma dan
Vergedem 2011. Intensifikasi dari kolam dapat secara drastis mengurangi kehilangan yang disebabkan evaporasi per kg produksi dan penelitian tersebut
seharusnya fokus pada bagaimana meningkatkan produktivitas kolam dan pada saat yang sama mengurangi dampak lingkungan.