39 b
Mengkoordinasi taksasi produksi tebu TRI dan tebu benih diwilayah kasinderannya
c Melakukan pengawasan terhadap monitoring perkembangan tanaman yang
dilakukan oleh sinder tiap wilayah kasinderan, sejak pendaftaran areal sampai dengan masa tebang.
d Melaksanakan dan menyamakan program penanaman yang telah digariskan
disetiap wilayah kasinderan e
Mengadakan pendaftaran petani peserta TRI dalam setiap desa disetiap wilayah kasinderan
f Membina hubungan baik dan bekerja sama dengan petugas-petugas Disbun,
BRI, dan KUD di bidang penanaman tebu. g
Bersama dengan sinder tebang dan BST membuat rencana tebang secara periodik dan mengadakan taksasi produksi diwilayah kasinderannya.
h Memberi penyuluhan tebu secara teknis
i Mencari lahan sewa untuk kebun benih, kebun tebu giling, dan
percobaandemplot. j
Membantu pemantauan pelaksanaan tebang dan angkutan tebu. k
Melaksanakan pendaftaran areal TRI dan menyusun anggarankebun RAB baik untuk kebun benih maupun kebun percobaan TS.
l Menebang dan mengangkut tebu benih.
m Mengkoordinasikan kegiatan para karyawan yang ada dalam wilayahnya.
n Mengelola kebun benih dan kebun percobaan TS
o Memeriksa dan menandatangani berita acara hasil kebun benih.
p Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam wilayahnya.
q Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh kepala rayon.
r Memberikan otoritas atas dokumen dan laporan sesuai dengan sistem
wewenang yang berlaku.
5.2.5 Sinder Railban
Fungsi : Mengadakan pengawasan pelaksanaa pemeliharaan railban dan alat- alatnya.
Tugas : a
Melaksanakan pengawasan pemeliharaan railban tetap dan sementara, perbaikan jalan-jalan, dan bangunan dan jembatan.
b Memimpin dan mengawasi mandor kerja seksinya.
c Menjaga kelancaran lalu lintas railban dari kebun sampai tempat penimbangan
lori dan tempatmeja gilingan. d
Mengawasi pemakian dan pengembalian alat-alt railban. e
Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam sub-seksinya f
Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh kepala seksi tebang dan angkutan.
g Memberikan otoritas atas dokumen dan leporan sesuai dengan sistem
wewenang yang berlaku.
5.2.6 Mandor
Segala kegiatan
yang dilakukan
mandor dikebun
akan dipertanggungjawabkan kepada Sinder Kebun Wilayah. Kegiatan mandor yang
dilakukan dikebun adalah mengawasi kinerja tenaga kerja Perjanjian Waktu
40 Kontrak tertentu PKWT agar sesuai dengan Estándar Operasional Pabrik SOP.
Mandor juga bertugas untuk mencari tenaga kerja, baik itu dari kerabat, orang sekitar atau kawan dari tenaga kerja PKWT lainnya. Mandor akan memegang 50-
70 hektar lahan tebu sesuai dengan kemampuan masing-masing mandor. Terdapat tiga jenis mandor pada kegiatan budidaya tebu yakni mandor benih, mandor Kebun
Tebu Giling dan mandor tebang, muat, dan angkut. Perbedaan tugas masing-masing mandor tersebut adalah;
5.1.1.1 Mandor Benih
Bertugas untuk mengawasi setiap pekerjaan yang ada dan bertanggung jawab kepada sinder kebun benih
5.1.1.2 Mandor Kebun Tebu Giling KTG
Bertugas untuk mencari lahan dengan memeberikan refferensi kepada sinder kebun, dan selanjutnya diurus oleh sinder kebun wilayah.
5.1.1.3 Mandor Tebang, Muat, dan Angkut TMA
Mencari tenaga kerja tebang yang biasanya merupakan tenaga kerja borongan dan tenaga kerja drop mengambil dari tempat lain atau kabupaten lain. Mandor
TMA juga membantu untuk mencari angkutan.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Aspek Teknis
6.1.1 Permasalahan Pada Aspek Teknis
Pelaksanaan magang pada aspek teknis dilakukan dengan mengikuti kegiatan budidaya tebu mulai dari awal pengolahan lahan sampai proses pemanenan. Area
wilayah kerja yang luas menyebabkan kegiatan budidaya tebu yang dilaksanakan memiliki beberapa adaptasi disetiap daerah sehingga penerapannya tidak sesuai
dengan teori 6.1.1.1.
Pembajakan
Pembajakan di Pabrik Gula Madukismo lebih sering melakukan pembajakan I lalu dilanjutkan pembuatan juringan tanpa melakukan pembajakan II. Hal ini
dikarenakan dari pembajakan I tanah sudah cukup gembur dan baik untuk dibuat juringan. Pembajakan II sering dilakukan pada tanah sawah yang berlumpur, yang
dilakukan 1 minggu setelah pembajakan pertama. Hal ini dilakukan untuk menunggu proses oksidasi tanah, apabila langsung melakukan proses pembajakan
II tanpa menunggu proses oksidasi maka tanah akan mengalami kelebihan kandungan besi atau keracunan zat besi. Tanah mengalami keracunan karena tanah
baru yang dibalik apabila tidak dikeringkan mengandung banyak zat besi dalam bentuk Fe
2+
yang mudah larut dalam air sehingga mudah untuk diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan mengalami keracunan zat besi, sedangkan apabila
tanah mengalami oksidasi akan mengubah Fe
2+
menjadi Fe
3+
yang mengendap dan tidak mudah larut. Jarak 1 minggu sebelum pembajakan kedua juga dilakukan untuk