14
4.7 Keadaan Tanaman dan Produksi
Pabrik Gula Madukismo memiliki beberapa jenis varietas unggul yang dikembangkan dan dibedakan pada masa tanam dan tebangnya.
Tabel 4 Varietas yang dikembangkan PG Madukismo
Kategori Masak Varietas
Masa Tanam Varietas
Masa Tebang Awal
April – Juni
PS-881, PS-862, BZ-32 Mei
– Juni Awal Tengah
Mei – Juli
PS-862 Mei
– Juli Tengah
Juni - September PS-851, PS-921, VMC76-
16, KK Juni
– September Tengah Lambat
Juli - November PS-864, BL, PS-951, PSJT-
941 Agustus
– Oktober
Penataan varietas adalah mengatur proporsi tanaman bedasarkan varietas yang berbeda masa kemasakan. Pada pabrik gula komposisi penataan varietas
dilakukan untuk meningkatkan rendemen tebu tetap tinggi hingga saat akan digiling. Hal ini dikarenakan permasalahan saat ini yakni susahnya mencari tenaga
tebang dan alat muat angkut sehingga, apabila masa tebang menjadi satu atau tertumpuk pada satu waktu akan menyebabkan proses tebang, muat, dan angkut
yang tidak tepat waktu dan tepat pengerjaan. Oleh karena itu penataan varietas akan menciptakan masa giling yang optimal.
Tabel 5 Produksi Gula PG Madukismo tahun 2009 - 2013
Tahun Areal
Ha Produksi
tebu ton Produktivitas
Tebu tonHa
Rendemen Produksi
Hablur ton
Produktivitas Hablur
tonHa 2009
6 680.00 47 800.8
7.2 6.80
3 250.43 0.49
2010 6 597.92
52 341.4 7.9
5.66 2 963.98
0.45 2011
6 681.75 41 523.9
6.2 6.73
2 794.56 0.42
2012 6 999.62
51 644.3 7.4
7.40 3 821.71
0.55 2013
7 351.67 56 339.5
7.7 6.38
3 592.98 0.49
Pada tahun 2009 terjadi penurunan produksi hablur hingga tahun 2011, hal ini dikarenakan berkurangnya lahan yang ditanam pada saat 2010, dan kembali
normal pada tahun 2011 namun pada saat itu tejadi penurunan produktivitas tebu per hektar sehingga produksi hablur tetap menurun. Pada tahun 2012 terjadi
peningkatan hablur yang cukup tinggi dikarenakan musim kemarau yang panjang akibat el-Nino sehingga rendemen gula meningkat yang juga didukung oleh
peningkatan produktivitas tebu dan luas areal penanaman tebu. pada tahun 2013 terjadi penurunan produksi hablur, hal ini dikarenakan rendemen yang turun
walaupun luas areal dan produktitivas tebu meningkat. Perbedaan rendemen setiap tahun dapat terjadi dikarenakan oleh budidaya yang seharusnya tepat pengerjaan
dan tepat waktu namun belum dapat terlaksana. Perbedaan rendemen juga dapat dipengaruhi oleh faktor iklim yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia, apabila
bulan basah lebih panjang dari seharusnya maka rendemen tebu akan menjadi turun.
15
V PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
5.1 Aspek Teknis
Pelaksanaaan Aspek teknis dilakukan dengan mengikuti seluruh kegiatan budidaya tebu dari awal pengolahan lahan sampai pengolahan tebu menjadi gula.
Aspek teknis yang dilakukan pada pelasksanaan kegiatan magang adalah persiapan lahan, pengolahan lahan, persiapan benih, penanaman, pemeliharaan, hama,
penebangan, dan pengolahan hasil tebu.
5.1.1 Persiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk tanaman tebu harus dipersiapkan dahulu mulai dari pengukuran lahan dan pengajiran. Hal ini ini dilakukan untuk
perencanaan pembuatan juringan yang tepat.
5.1.1.1 Pengukuran Lahan
Pengukuran lahan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat GPS Global Positioning System. Bagian yang bertugas untuk melakukan pengukuran lahan
adalah Bina Sarana Tani BST yang didampingi oleh mandor dan SKW Sinder Kebun Wilayah bagian daerah tersebut. Pengukuran dilakukan dengan
mengelilingi batas wilayah yang akan ditanami tebu. terdapat dua cara pengukuran lahan yakni dengan sistem global dan batas sesuai dengan kepemilikan. Sesuai
dengan kepemilikan adalah lahan yang disewakan namun merupakan gabungan dari beberapa pemiliki agar mudah dalam pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman.
Pengukuran secara global yakni mengukur wilayah secara keseluruhan. Pengukuran secara global juga dapat untuk mengukur kepemilikan lahan setiap orang dengan
menentukan way point pada GPS saat melewati batas setiap perorangan, dengan menggabungkan way point yang sudah ditentukan maka akan terbentuk batas
kepemilikan perseorangan dan batas wilayah secara keselurahan. Batas wilayah yang didapatkan dari GPS akan digambar pada komputer dengan menggunakan
aplikasi R-View sehingga terbentuk luas wilayah yang akan ditanami tebu, pola juringan, banyak juringan, dan gambar got yang melintang.
5.1.1.2.
Pengajiran
Pengolahan lahan diawali dengan menentukan ajir. Ajir awal diletakkan pada batas paling luar lahan, setelah itu pengukuran 10 meter dari ajir awal agar menjadi
ajir pusat, yang dimaksud ajir pusat adalah ajir yang dapat terlihat dari arah mana saja.
5.1.2 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dapat dilakukan secara manual dan mekanis. Pengolahan lahan dengan cara manual yakni pengolahan yang seluruhnya menggunakan tenaga
manusia, tidak ada bantuan tenaga mesin. Pengolahan secara manual atau mekanis ditentukan oleh keadaan lahan seperti tipologi lahan, kemiringan, dan posisi lahan.
Lahan yang masih basah tidak dapat diolah dengan menggunakan tenaga mesin, karena dapat merusak mesin sehingga dilakukan secara manual. Lahan yang