20 penanaman benih bagal mempengaruhi banyaknya benih yang dibutuhkan.
Kebutuhan benih paling banyak yakni dengan menggunakan cara double row yakni 55-60 bagal per juringan, jumlah ini dua kali lipat dari jumlah benih yang
dibutuhkan pada penanaman cara single row. Jumlah yang dua kali lipat ini disebabkan pada penanaman single row benih bagal diletakkan satu berurutan,
sedangkan pada double row bagal diletakkan berurutan secara berpasangan. Penanaman dengan cara double row dilakukan untuk mengantisipasi mata tunas
tidak tumbuh sehingga segera digantikan dengan mata tunas pada bagal sebelahnya. Penanaman cara over lapping dilakukan dengan 20 ujung bagal disejajarkan agar
jarak tanam tidak terlalu lebar. Pada saat kering atau hujan sudah mulai jarang turun maka benih bagal yang ditanam dipendam kedalam tanah untuk menekan proses
penguapan sehingga benih tidak kering dan dapat tumbuh. Posisi mata tunas pada penanaman dengan cara bagal harus menghadap kesamping.
Gambar 4 Penanaman benih polybag
5.1.5 Pemeliharaan
Benih tebu yang telah ditanam harus mendapatkan pemeliharan lanjut untuk mendapatkan tebu yang layak tebang, sehingga meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi gula. Terdapat beberapa tahap untuk pemeliharaan tanaman tebu yakni kepras, penyulaman, pemupukan, pengelentekan, dan tambah tanah.
5.1.5.1 Tebu Keprasan
Kepras adalah kegiatan menumbuhkan atau menunaskan kembali tanaman bekas tanaman baru plant cane. Pelaksanaan kepras dimulai pada tahun kedua
setelah penanaman baru, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya yang besar pada awal penanaman setelah tebang. Keprasan harus dilakukan tepat sehari setelah
tebangan, karena jika terlalu lama maka tunas akan segera membusuk dan tidak dapat tumbuh. Tahapan keprasan yakni pembersihan lahan, kepras, lalu pemutusan
akar. Pembersihan lahan. Pembersihan lahan ditujukan untuk mencegah serangan hama
dan bakteri. Pembersihan lahan dilakukan dengan membakar sampah bekas tebangan seperti daun dan pucuk yang telah dikumpulkan. Pembakaran dilakukan
sore atau malam hari karena pada saat itu kecepetan dan arah angin sedang stabil. Pembakaran dilakukan ditengah kebun apabila letak kebun berada disekitar
perumahan.
21
Kepras. Pengeprasan dilakukan dengan memotong sisa batang dari tebangan dengan menggunakan cangkul atau arit. Pengeprasan bertujuan untuk memicu
pertumbuhan tunas baru. Semua tanaman tebu dalam 1 kebun harus dikepras walaupun terdapat tunas yang sudah tumbuh, hal ini dilakuan agar umur tanaman
seragam. Tunas yang dibiarkan tumbuh tidak dikepras akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda-beda setiap kebun sehingga susah menentukan waktu
tebang yang tepat.
Gambar 5 Pengeprasan
Pemotongan akar. Pemotongan akar atau sering disebut dengan pedot oyot berguna untuk merangsang pertumbuhan akar baru. Akar baru akan lebih efektif dalam
penyerapan unsur hara dari pada akar yang lama. Pemotongan akar dilakukan dengan mencangkul kedua sisi juringan. Selain bermanfaat untuk merangsang
pertumbuhan akar baru, pemotongan akar juga menggemburkan tanah dan akar lama akan menjadi bahan organik bagi tanah.
Pengeprasan harus dilakukan pada saat kondisi tanah basah, apabila tanahnya kering maka tebu yang didalam tanah juga akan kering dan tidak dapat
menumbuhkan tunas. Setelah pengeprasan dilakukan pemupukan dengan dosis yang sama pada tanaman baru, lalu dilakukan irigasi. Pembuatan got atau
pemeliharaan got dilakukan setelah irigasi, lalu peneyemprotan herbisida. Satu bulan kemudian dilakukan pemupukan, lalu penyemprotan kembali herbisida.
5.1.5.2 Penyulaman
Sulam adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati dengan benih tebu baru dan memiliki umur yang sama. Penyulaman dilakukan untuk
mendapatkan populasi tebu yang optimal. Penyulaman pertama dilakukan satu minggu setelah penanaman. Tanaman sulam didapatkan dari sisa tanaman pada
penanaman pertama yang ditanam di pinggiran kebun. Penyulaman kedua dilakukan satu bulan setelah penanaman pertama, apabila sulam kedua masih gagal
maka ada sulam seblang. Sulam seblang adalah penyulaman yang tanaman sulamnya berasal dari rumpun tanaman tebu yang memiliki tunasan banyak.
Kegiatan penyulaman harus dilakukan saat musim hujan, hal ini bertujuan untuk kebutuhan air benih tebu tetap terpenuhi agar pertumbuhan vegetatif tidak
terhambat.