30 Apabila nila KP sudah mencapai 100 maka tebu tidak dapat menunggu lagi
dilapang dan harus ditebang, tapi apabila nilai Kp100 maka tebu sudah lewat tebang.
Koefisien Daya Tahan. Nilai KDT berguna untuk menunjukkan ketahanan tebu dilapang, yang dimaksud ketahanan tebu ialah dari serangan hama dan kondisi
lingkungan. Koefisien Daya Tahan tebu dapat diketahui dengan menggunakan Rumus:
KDT = HK Bawah a.a
HK bawah a.a - 2 x 100
Keterangan : H.Kbawaha.a : harkat kemurnian bagian bawah dari analisa terakhir
H.Kbawaha.a-2 : harkat kemurnian bagian bawah 2 minggu sebelumnya Apabila nilai KDT sudah mencapai 100 maka tebu sudah saatnya ditebang, jika
KDT100 maka harus segera ditebang. Penghitungan Rendemen. Terdapat 3 macam rendemen yakni rendemen contoh,
rendemen sementara, dan rendemen efektif. Rendemen contoh dan sementara dihitung oleh bagian Analisis pendahuluan, sedangkan untuk penghitungan
rendemen afektif dilakukan oleh pabrikasi. Rendemen contoh digunakan untuk memperkirakan rendemen potensi yang yang dimiliki oeh suatu kebun, dan untuk
menentukan waktu tebang yang tepat. Penghitungan rendemen contoh dilakukan bersamaan dengan analisis pendahuluan. Cara penghitungan rendemen sementara
dan rendemen aktif sama namun yang membedakan penghitungan rendemen sementara dilakukan selang 2 jam yakni 07.00, 09.00, 11.00, dan jam 13.00,
sedangkan rendemen aktif setiap tebu diiling. penghitungan rendemen sementara diambil dari Nira Pengolahan Pertama NPP, hal ini dilakukan untuk mengurangi
penurunan angkan rendemen akibat pengaruh kerja mesin dan bahan-bahan seperti air imbibisi yang ditambahkan pada gilingan 4 dan 5. Nilai rendemen gula pada
batang tebu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ;
Rendemen : NN x Faktor Rendemen Nilai Nira = Pol - 0.4 x brix - Pol
Faktor rendemen = 0.68
5.1.7.3 Pelaksanaan Tebangan
Pelaksanaan tebang dilakukan sesuai dengan jadwal tebang dan kuota yang ditetapkan. Pelaksanaaan tebang yang sesuai dengan rencana tebang akan menjaga
mutu tebu tetap bersih, segar, dan manis. Tebu yang sudah tidak MBS akan menyebabkan kehilangan hasil, karena dapat menurunkan rendemen saat proses
pengolahan tebu. Persiapan sebelum tebangan. Persiapan yang dilakukan PG Madukismo sebelum
penebangan ialah Pencarian Tenaga Kerja, melakukan kontral dengan pihak angkutan, sosialisasi biaya, sosialisai dengan pihak kepolisan mengenai
pengangkutan truk, dan sosialisi BSM kepada para mandor tebang. Persiapan sebelum tebangan dilakukan ± 5 bulan sebelum musim giling, yakni pada bulan
Januari. Tenaga kerja yang tidak dipersiapkan dengan baik menyebabkan kekurangan tenaga kerja, sehingga harga upah tenaga akan menjadi mahal dan
pekerjaan akan menjadi lambat. Petugas dari PG Madukismo akan menghubungi Mandor tebang yang biasa menjadi tenaga tebang, lalu mandor akan mencari tenaga
31 tebangnya. Setiap mandor biasanya memiliki 20 tenaga kerja, dengan kapasitas
normal yakni 1.2 tonhari.
Kebutuhan tenaga per hari = Kapasitas pabrik
Kapasitasorang = 3 500 tonhari
1.2 tonhari = 2 917 orang Kebutuhan truk per hari =
Kapasitas pabrik Kapasitas truk =
3 500 tonhari 6 tonhari = 583 truk
Penjadwalan tebangan dan Surat Perintah Angkut SPA. Jadwal tebang dilakukan agar penebangan tebu tidak dilakukan secara berlebihan sehingga tidak
melebihi kapasitas pabrik. Tebang tabu yang melebihi kapasitas pabrik akan menyebabkan tebu menjadi layu sehingga nilai rendemen akan turun. Batas tebu
menunggu di PG. Madukismo adalah 24 jam. Penjadwalan tebang didapatkan dari taksasi produksi maret, hasil Analisis Pendahuluan, Kapasitas pabrik, dan T-score
yang diperoleh kebun. Kebun akan ditebang bila memiliki nilai brix minimal 18, sehingga petugas harus melakukan pengecekan brix sebelum penebangan dengan
menggunakan handrefractometer. Banyaknya tebu yang akan dikirim ke pabrik akan di kontrol dengan menggunakan surat perintah angkut SPA. Jumlah SPA
yang didapat setiap sinder tebang berdasarkan jumlah tenaga kerja, kapasitas tenaga kerja dan kapasitas truk.
SPA = Jumlah tenaga tebang x kapasitas
Tonase Keterangan :
JT : jumlah tenaga tebang.
Kapasitas : kapasitas tenaga tebang per hari.
Tonase : lapsitas truk per hari.
Surat perintah angkut hanya berlaku untuk satu hari sehingga penebangan tebu harus sesuai dengan jumlah SPA yang dikeluarkan. Penjatahan tebangan per
wilayah juga dilakukan, hal ini dilakukan sesuai dengan potensi setiap daerah. Banyak faktor yang mempengaruhi penjatahan tebangan per wilayah beberapa
alasannya adalah faktor kemasakan, nilai T-score dan jumlah tenaga tebang. Penebangan. Penebangan dilakukan dengan dua cara yakni secara mekanis dan
manual. Penebangan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong yang cara kerjanya seperti pemotong rumput yakni Sugar Cane Brush
Cutter.. Penebangan dengan cara mekanis masih dilakukan oleh satu sinder tebang dan masih dalam tahap pengembangan. Penebangan dengan mnggunakan mesin
dapat dilakukan pada tebu yang bersih atau sedikit daun kering yang menempel pada tebu. Penebangan dengan cara manual yakni dilakukan sepenuhnya
menggunakan tenga manusia.
Penebangan dilakukan dengan memotong langsung batang tebu dengan menggunkan arit. Setiap penebasan alat tenaga dapat memotong 3-4 batang tebu.
Setelah tebu ditebang maka tebu akan dimuat ke truk Jumlah tebu yang ditebang harus dikendalikan, yakni sesuai dengan SPA yang diberikan hari ini. Penebangan
tebu yang melebihi target akan menyebabkan tebu menunggu di kebun sampai proses pengangkutan berikutnya, tetapi dapat juga diangkut apabila mendapatkan
SPA tambahan. Surat perintah angkut tambahan akan diberikan apabila kapasitas pabrik masih mampu menampung tebu tambahan.