Sinder Railban Aspek Manajerial
43 umumnya sebelum olah lahan. Jaminan Pendapatan Minimum adalah pendapatan
minimum yang pasti didapatkan oleh petani jika melakukan kerjasama dengan PG, walaupun nantinya hasil bubdidaya tebu mengalami kerugian tetapi petani tetap
mendapatkan pendapatan. Keuntungan yang melebihi dari anggaran yang sudah ditentukan akan dikembalikan kepada petani, oleh karena itu dinamakan JPM
karena petani dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang ditentukan tetapi tidak kurang dari pendapatan minimum. Seluruh tebu yang dihasilkan pada pola
kemitraan ini akan diserahkan kepada pabrik gula. 6.2.2
Pola Kerja Sama Usaha KSU
Kerja Sama Usaha merupakan pola kerjasama antara petani dan pabrik gula dengan tingkat partisipasi petani lebih besar dari pada pola kemitraan. Pada pola
kerjasama KSU pabrik gula menjadi pihak ketiga atau penjamin kredit modal usaha KKPE yang diajukan kepada bank oleh. Petani melakukan kegiatan budidaya yang
tetap diawasi oleh karyawan pabrik gula. Cara dan proses penerimaan JPM hampir sama dengan sistem kemitraan hal ini dikarenakan apabila terdapat kelebihan
keuntungan hasil penggilingan tebu maka dikembalikan kepada petani. Tebu hasil budidaya seluruhnya diserahkan kepada pabrik gula untuk menggilingnya.
Kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan fisik dipenuhi oleh petani sendiri yakni dengan dana kredit yang dipinjam ke bank, namun untuk mencari tenaga kerja dapat
dibantu oleh petugas pabrik yang berwenang di kebun, sepeti mandor dan Sinder Kebun Wilayah SKW.
6.2.3
Pola Tebu Rakyat Mandiri
Kerja sama ini merupakan kerjasama pada saat penggilingan tebu dan pembimbingan petani oleh petugas pabrik bagian kebun. Hal ini dikarenakan petani
melakukan sendiri proses budidaya tebu, namun apabila petani membutuhkan saran atau bimbingan mandor atau sinder kebun wilayah siap untuk melayani. Oleh
karena itu pola kerja sama ini disebut kerja sama mandiri karena petani mandiri mengelola kebunnya mulai dari tenaga kerja, kebutuhan fisik, sampai alat
mekanisasi ditanggun oleh petani. Petani tidak hanya mendapatkan bantuan bimbingan, namun petani mandiri ini juga mendapatkan dana akselerasi yang
ditujukan untuk meningkatkan produksi gula. Dana akselerasi ini disalurkan melalui Koperasi Petani Tebu Rakyat KPTR. Petani pada pola kerja sama ini tidak
mendapatkan JPM dikarenakan seluruh keuntungan dan kerugian ditanggung oleh petani sendiri. Pada pola kerja sama ini petani boleh menggilingkan tebu tidak pada
Pabrik Gula Madukismo semua, itu tergantung dari keinginan petani untuk mengkonsumsi sendiri atau menyerahkannya pada Pabrik Gula lainnya. Jumlah
pabrik gula yang hanya satu berada di Daerah Istimewa Yogyakarta menyebabkan semua petani yang ada didalam daerah DIY maupun sekitarnya akan pasti mengirim
semua gulanya pada Pabrik Gula Madukismo. Pembagian hasil dari penggilingan gula yakni 34 untuk Pabrik Gula dan 66 untuk petani tebu.