Latar Belakang Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum. L) di Pabrik Gula Madukismo dengan Aspek Khusus Manajemen Tebang

5 Musim hujan akan membuat banyak tanaman tebu menjadi roboh hal ini menyebabkan pertumbuhan tunas baru dari bagian bawah batang sehingga menurunkan kadar sukrosa dalam batang karena digunakan untuk pertumbuhan dan menurunkan rendemen Sutardjo 2005. Waktu panen yang tepat untuk mendapatkan kandungan gula yang maksimal pada batang tebu adalah pada saat tebu memiliki nilai brix batang atas hampir sama dengan batang tengah dan bawah. Kandungan gula yang tinggi saat dikebun dapat menurun karena proses pasca panen yang buruk seperti penundaan giling. Penundaan giling tebu dapat menyebabkan kerusakan tebu sehingga menyebabkan menurunnya bobot tebu Kuspratomo et al. 2012.

2.5 Tenaga Kerja Tebang

Kapasitas penebang sangat dipengaruhi oleh tingkah laku penebang. Pada umumnya para penebang menolak menebang varietas yang mempunyai sifat mudah roboh, anakan atau tunas banyak, batang kecil dan ringan. Kondisi demikian ini menyebabkan penebang bermalas-malasan sehingga kapasitasnya menjadi rendah. Cara dan waktu penebangan akan mempengaruhi kualitas tebu tebangan dan jumlah nira yang diperoleh. Tebu yang ditebang siang hari akan menurunkan rendemen setelah penebangan, dibanding sore atau malam hari. Jumlah tenaga tebang tiap- tiap sinderyang dibutuhkan bervariasi menurut luas areal kebun yang ditebang tiap harinya dan disesuaikan dengan kondisi lahan kebun yang akan ditebang Wahyuddin 1995 III METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilakukan di PG Madukismo, Desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta selama 4 bulan mulai dari tanggal 10 Februari hingga 10 Juni 2014.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan yakni metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan mengikuti langsung kegiatan dilapang. Data yang didapat dari metode langsung merupakan data primer. Metode tidak langsung adalah metode pengumpulan data tanpa mengikuti kegiatan dilapang. Data yang didapatkan dari metode tidak langsung disebut data sekunder yakni seperti informasi tentang perusahaan. Informasi tersebut antara lain sejarah perusahaan, lokasi, kondisi kebun, iklim, ketenagakerjaan dan informasi administrasi. Metode langsung yang dilaksanakan saat magang meliputi beberapa aspek yakni aspek teknis, manajerial dan khusus. Pelaksanaan metode langsung sebagai berikut: 6

3.2.1 Aspek Teknis

Pada aspek teknis mahasiswa menjadi karyawan harian lepas KHL selama tiga minggu. Ketika menjadi KHL mahasiswa melakukan kegiatan budidaya tanaman tebu mulai dari pengolahan lahan sampai proses tebang, muat dan angkut. Kegiatan budidaya dimulai dari persiapan lahan land preparation, pembenihan dan persiapan bahan tanam, persiapan tanam dan penanaman, pengairanirigasi, pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT, kultivasi, dan pemupukan, pemanenan, hingga pengolahan hasil. Secara administrasi mahasiswa juga melakukan penulisan jurnal yang diketahui oleh pembimbing lapang, dan mencatat prestasi kerja yang didapatkan lalu hasil dibandingkan dengan standar ketentuan efisiensi kerja pada pabrik.

3.2.2 Aspek Manajerial

Pada aspek manajerial mahasiswa menjadi pendamping mandor selama tiga minggu yakni mengatur dan mengawasi pekerjaan karyawan, check roll, membantu perancangan kebutuhan fisik, teknis dan biaya untuk pekerjaan yang dilakukan dan mengisi buku kerja mandor. Mahasiswa juga menjadi pendamping asisten kebun selama lima minggu dengan melakukan kontrol lapangan, mempelajari aspek manajerial dan administrasi, dan mempelajari keadaan kebun.

3.2.3 Aspek Khusus

Pada aspek khusus selama enam minggu mahasiswa mengikuti proses alur tebang, muat dan angkut. Pengamatan dilakukan pada saat proses penebangan di kebun dan proses persiapan tebu giling di pabrik. Mahasiswa menganalisis dan mengidentifikasi kualitas tebangan, pengukuran brix, pengukuran pol, pengukuran kehilangan hasil tunggak tertinggal, prestasi kerja dan selesai penebangan. Pengamatan dilakukan pada dua wilayah kebun tebu yakni Bantul dan Sleman Timur.

3.3 Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data primer yakni data yang didapat ketika melakukan kegiatan magang khususnya segala hal yang mempengaruhi tebang, muat dan angkut. Pengamatan dilakukan pada saat penebangan dan di pabrik. 3.3.1 Pada Saat Penebangan Pengamatan yang dilakukan saat penebangan yakni pengukruan brix kebun, penghitungan kehilangan hasil tunggak, dan prestasi kerja tenaga tebang

3.3.1.1 Pengukuran Brix Kebun

Pengukuran brix di kebun dilakukan dengan memilih 5 batang tebu setiap kebun. Batang tebu yang akan diukur dipilih dengan cara silang. Tebu yang sudah ditebang, dikeluarkan niranya lalu diukur brixnya dengan menggunakan handrefractometer. Angka yang keluar dari pembacaan handrefractometer merupakan nilai brix nira tebu saat dikebun.

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Lahan Kering Di PT. Gula Putih Mataram, Lampung

0 11 86

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula Tjoekir PTPN X, Jombang, Jawa Timur; Studi Kasus Pengaruh Bongkar Ratoon terhadap Peningkatan Produktivitas Tebu

6 20 96

Pengelolaan tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Cepiring, PT Industri Gula Nusantara, kendal dengan aspek khusus modifikasi budidaya untuk menurunkan salinitas

2 9 186

Pengelolaan tanaman tebu ( Saccharum officinarum. L ) lahan kering di PT. Gula Putih Mataram, Lampung dengan aspek khusus manajemen irigasi

3 31 157

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum.L) Lahan Kering Di Pt Gula Putih Mataram, Lampung Dengan Aspek Khusus Tebang, Muat, Dan Angkut

7 48 54

Pengelolaan tebu (Saccharum officinarum L.) di PT Gula Putih Mataram, Lampung Tengah dengan aspek khusus aplikasi blotong pada tanaman tebu lahan kering

8 57 123

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta: dengan Aspek Khusus Mempelajari Produktivitas Tiap Kategori Tanaman

9 45 172

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan Aspek Khusus Manajemen Tebang Angkut Tebu.

3 16 191

Budidaya tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering di PG Madukismo PT Madubaru Yogyakarta dengan aspek khusus pemupukan beberapa kategori tanaman tebu lahan kering

3 27 92

Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Pabrik Gula Madukismo Dengan Aspek Khusus Penataan Varietas

4 9 64