Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persaingan dunia perbankan semakin tajam, berbagai perbankan berlomba-lomba memberikan produk dalam bentuk jasa melalui berbagai strategi dan inovasi yang diberikan kepada nasabah. Menurut Sigit Pramono, dalam artikel Rahayu 2013, menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi Asean MEA memberikan peluang untuk menawarkan jasa keuangan bagi persaingan dunia usaha di berbagai industri baik dalam negeri maupun luar negeri. Melihat persaingan tersebut, industri perbankan dituntut supaya mampu mengelola permodalan, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan penanganan transaksi antara bank dengan nasabah serta antar bank secara efektif dan efisien. Pengukuran kinerja menjadi sangat penting karena bertujuan untuk memberikan informasi, mengevaluasi, merumuskan strategi, melakukan perubahan dan meningkatkan kinerja dalam suatu perusahaan. Menurut Sukma dan Krisnadewi 2013: 498, sebab tanpa pengukuran kinerja, perusahaan sulit untuk menilai apakah perusahaan telah mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan harapan setiap tahunnya. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui sisi keuangan dan non keuangan, sehingga diperlukan model pengukuran kinerja yang komprehensif yaitu Balanced Scorecard. Konsep Balanced Scorecard dicetuskan oleh Kaplan dan Norton tahun 1992, sebagai penterjemah visi dan misi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran menyeluruh dalam memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Tujuan dan ukuran Balanced Scorecard yaitu melihat kinerja keuangan melalui perspektif keuangan dan kinerja non keuangan melalui perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Menurut Hilton dan Platt 2011: 439, Balanced Scorecard bertujuan untuk membantu manajemen dan karyawan supaya fokus pada pelanggan, operasi internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk bisnis, sehingga mencapai tujuan jangka panjang yaitu pertumbuhan keuangan perspektif keuangan. Menurut Rudianto 2006: 370, faktor yang menentukan keberhasilan dan kesinambungan usaha sebuah perusahaan ditentukan oleh harta tak berwujud intangible asset. Faktor tak berwujud yang dimaksud adalah hubungan harmonis dan langgeng dengan pelanggan, produk jasa yang inovatif dan kompetitif, teknologi informasi komunikasi yang canggih serta keterampilan dan motivasi karyawan. Oleh karena itu, kinerja menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Kinerja yang baik mengakibatkan nasabah menjadi loyal dan merasa puas terhadap jasa yang telah diberikan oleh bank, sedangkan kinerja yang tidak baik mengakibatkan menurunnya nasabah di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.

B. Rumusan Masalah