Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

pendapatan bunga bersih sebesar 26,4. Rasio NIM tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012, disebabkan karena terjadi peningkatan total aset produktif sebesar 18,5 dan juga diiringi dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 19. Peningkatan Net Interest Margin setiap tahunnya membuktikan bahwa kinerja keuangan untuk menghasilan laba bersih dapat diharapkan sesuai dengan target dan menunjukkan perolehan margin bunga bersih yang sangat tinggi yaitu mencapai nilai peringkat 1, dikarenakan melebihi batas kriteria peringkat penetapan komponen rentabilitas Bank Indonesia yang bernilai cukup baik peringkat 3 sebesar 2. Artinya Bank X mampu menghasilkan margin bunga bersih melebihi batas yang telah ditentukan oleh Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

d. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan efisiensi dan efektivitas manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasionaldapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: BOPO= x 100 Biaya Operasional dan Pendapatan OperasionalPT Bank X Persero Tbk pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Hasil Perhitungan BOPO dalam jutaan Rupiah Tahun Biaya Operasional Rp Pendapatan Operasional Rp BOPO 2011 32.266.058 49.498.370 65,19 2012 33.932.878 54.448.264 62,32 2013 38.933.203 64.895.479 59,99 Sumber: PT Bank X Persero Tbk. Tahun 2011-2013 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa BOPO PT Bank X Persero Tbk untuk tahun 2011, 2012, dan 2013 berturut-turut adalah 65,19, 62,32 dan 59,99. BOPO pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2,87 dibandingkan tahun 2011 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 2,33 dibandingkan perolehan pada tahun 2012. Rasio BOPO tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, dikarenakan pendapatan operasional mengalami peningkatan sebesar 10, akan tetapi diiringi dengan meningkatnya biaya operasional sebesar 5,2. Rasio BOPO tahun 2013 pun juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, dikarenakan meningkatnya pendapatan operasional sebesar 19,2,akan tetapi diiringi juga dengan meningkatnya biaya operasional sebesar 14,7. Walaupun biaya operasional mengalami peningkatan dari tahun 2011- 2013, akan tetapi pendapatan operasional dari tahun 2011-2013 pun mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya operasional dapat dikendalikan secara efektif. Penyebab biaya operasional selalu mengalami peningkatan, karena digunakan untuk menunjang kebutuhan inovasi Bank X dalam mengembangkan proses bisnis internal dan proses learning and growth pembelajaran dan pertumbuhan. Penurunan rasio BOPO setiap tahunnya membuktikan bahwa kinerja keuanganBank X dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sesuai target yang diharapkan serta menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas yang baik dengan nilai peringkat 2. Hal tersebut dikarenakan kurang dari batas tingkat cukup efisiensi dengan nilai peringkat 3 yaitu 94. Artinya Bank X mampu mengendalikan biaya operasional secara efektif setiap tahunnya dan memaksimalkan pendapatan operasional secara wajar dibawah batas tingkat efisiensi yang telah ditentukan oleh Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011.

e. Loan to Deposit Ratio LDR