Return On Asset ROA Return On Equity ROE Net Interest Margin BOPO Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi Loan to Deposit Ratio LDR

1. Perspektif keuangan

Menurut Bank Indonesia terdapat ketentuan standar yang memberikan acuan untuk mengukur kinerja keuangan. Kinerja keuangan bank diukur menggunakan faktor rentabilitas dan faktor likuiditas. Kententuan tersebut adalah Surat Edaran Bank Indonesia 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Kinerja keuangan bank dapat diukur berdasarkan faktor rentabilitas dan faktor likuiditas. Faktor rentabilitas untuk penelitian ini menggunakan rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO, sedangkan faktor likuiditas menggunakan rasio LDR. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kinerja keuangan Bank X dalam menghasilkan laba dan kemampuan likuiditas bank, sehingga diperlukan analisis rasio keuangan yang dapat dihitung melalui data laporan keuangan yang diperoleh pada tahun 2011-2013 sebagai berikut:

a. Return On Asset ROA

ROA = Return On Asset digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba bersih. Bank Indonesia menetapkan rasio Return On Asset dapat dikatakan perolehan laba tinggi apabila berada diatas 1,25. Semakin tinggi persentase ROA, semakin baik kinerja bank dalam hal mengelola aset untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

b. Return On Equity ROE

ROE = Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bersih. Bank Indonesia menetapkan rasio Return On Equity dapat dikatakan perolehan laba tinggi apabila berada diatas 12,5. Semakin tinggi persentase ROE, semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham.

c. Net Interest Margin

Net Interest Margin = Net Interest Margin digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan rata-rata aset produktif. Bank Indonesia menetapkan bahwa margin bunga bersih dapat dikatakan sehat apabila berada diatas dari 2. Semakin tinggi persentase Net Interest Margin, maka semakin baik kinerja bank.

d. BOPO Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi

BOPO= Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kemampuan bank dalam mengendalikan biaya operasional dalam kegiatan operasionalnya. Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat efisiensi dapat dikatakan baik apabila mencapai persentase dibawah 94. Semakin rendah persentase berada dibawah 94, maka semakin baik tingkat efisiensi kinerja suatu bank.

e. Loan to Deposit Ratio LDR

LDR= Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas bank atau kewajiban bank, dalam membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah atas dana pihak ketiga. Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat penilaian kesehatan suatu bank dapat dikatakan sehat apabila berada dibawah 100 . Semakin rendah persentase rasio LDR, artinya kemampuan likuiditas semakin baik. 27 Tabel 3.2 Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Bank Surat Edaran BI No.1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 No Komponen Peringkat Penilaian 1 2 3 4 5 1. Return On Assets ROA Perolehan laba sangat tinggi. Perolehan laba tinggi. Perolehan laba cukup tinggi atau rasio berkisar 0,5- 1,25. Perolehan laba bank rendah atau mengalami kerugian Bank mengalami kerugian. 2. Return On Equity ROE Perolehan laba sangat tinggi. Perolehan laba tinggi. Perolehan laba cukup tinggi atau rasio berkisar antara 5-12,5. Perolehan laba bank rendah atau mengalami kerugian Bank mengalami kerugian besar. 3. Net Interest Margin NIM Margin bunga bersih sangat tinggi. Margin bunga bersih tinggi. Margin bunga bersih cukup tinggi atau rasio berkisar 1,5- 2 Margin bunga bersih rendah. Margin bunga bersih sangat rendah. 4. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional BOPO Tingkat efisiensi sangat baik. Tingkat efisiensi baik. Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94-96 Tingkat efisiensi buruk Tingkat efisiensi sangat buruk. 5. Loan to Deposit Ratio LDR 50≤ Rasio≤ 75 75≤ Rasio≤ 85 85≤ Rasio≤ 100 100≤ Rasio≤ 120 Rasio≥ 120 Keterangan: Peringkat 1: Sangat Baik Peringkat 2: Baik Peringkat 3: Cukup Baik Peringkat 4: Tidak Baik Peringkat 5: Sangat Tidak Baik Perspektif non keuangan tidak diukur dengan ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia, melainkan diukur sesuai dengan teori Balanced Scorecard sebagai berikut:

2. Perspektif Pelanggan