Peak 14 Peak 16 Kromatografi Gas-Spektrometri Massa KG-SM

No. Peak T R menit Area SI Formula BM Nama dan Struktur Senyawa 3 14,667 0,74 95 C 15 H 30 210 1-pentadekena 4 17,058 1,62 95 C 18 H 36 252 1-oktadekena 8 19, 200 2,62 96 C 14 H 30 O 214 OH 4-tetradekanol 10 21,128 2,48 96 C 23 H 48 O 340 OH Trikosil alkohol 11 22,892 2,25 95 C 24 H 48 336 Siklotetrakosana 14 24,342 69,1 1 97 C 24 H 38 O 4 390 O O O C H 2 CH H 2 C CH C 2 H 5 C 2 H 5 O Bis-2-etilheksil-ftalat 16 25,308 0,98 95 C 18 H 38 254 N-oktadekana Dari hasil kromatografi gas-spektrofotometer massa, didapatkan bahwa isolat yang didapatkan mengandung bis-2-etilheksil-ftalat serta naftalen, 1- pentadekena, 1-heptadekena, 1-oktadekena, 4-tetradekanol, trikosil alkohol, dan n-oktadekana.

H. Spektroskopi Ultraviolet-Visibel UV-Vis

Dalam spektroskopi UV-Vis, sampel dikenai energi melalui sinar ultraviolet maupun sinar tampak visibel. Senyawa dalam sampel akan menyerap energi dan mengalami transisi elektron dari energi rendah ke posisi energi tinggi. Transisi ini tergantung dari daerah elektronik molekul senyawa yang terkena sinar UV-Vis, yang menentukan besarnya energi yang diserap oleh molekul Sitorus, 2009. Daerah elektronik tercermin adanya gugus polar serta adanya ikatan rangkap konjugasi. Karena kepolaran dan ada, serta panjang ikatan rangkap konjugasi tiap senyawa berbeda, energi yang diserap molekul akan berbeda. Sehingga metode spektroskopi UV-Vis dapat digunakan dalam menganalisis struktur molekul suatu senyawa yang tidak diketahui. Isolat pekat yang didapatkan dilarutkan dalam kloroform, kemudian dibaca absorbansinya dengan spektrometer UV-Vis dari panjang gelombang 200 – 800 nm. Gambar 48. Spektra UV-Vis isolat dengan pelarut kloroform Tabel XIV. Panjang gelombang maksimum isolat dalam spektra UV-Vis dengan pelarut kloroform Panjang gelombang maksimum nm Serapan 334,0 0,405 406,0 0,514 429,0 0,567 450,0 0,516 479,0 0,367 661,0 0,012 Dari spektra UV-Vis dengan pelarut kloroform Gambar 47 didapatkan bahwa panjang gelombang maksimum lebih dari satu dan berada di sekitar 334 – 661 nm. Panjang gelombang maksimum dibawah 250 nm tidak dapat diamati dekat dengan UV cut off pelarut yakni kloroform, yang menurut teori berada pada panjang gelombang 245 nm. Hasil spektra ini mirip dengan teori bahwa rentang 400 – 450 nm, dengan dua puncak utama disekitar 450 nm dan dua puncak tambahan pada kedua sisi puncak yang merupakan spektra dari golongan karotenoid Harborne, 1984. Oleh karena itu, spektra yang didapatkan dicocokan dengan teori panjang gelombang maksimum dari berbagai senyawa karotenoid. Tabel XV. Spektra UV-Vis beberapa karotenoid dalam pelarut kloroform Pigmen Maksimum Spektrum nm Maksimum Spektrum Perhitungan nm Harborne 1984 Goodwin 1954 O’Neil, dkk 2001 Hidrokarbon  α-karotena  β-karotena  γ-karotena  δ-karotena  ε-karotena  likopena −, 454, 485 −, 466, 497 447, 475, 508 - 418, 442 456, 485, 520 420, 445, 475 450, 480, 435, 460, 490, 503, 485, 456 - - 485, 454 497, 466 508,5, 475, 446 - - - 447,5 453,3 453,3 441,8 438,3 453,3 Pigmen Maksimum Spektrum nm Maksimum Spektrum Perhitungan nm Harborne 1984 Goodwin 1954 O’Neil, dkk 2001 Xantofil  lutein  violaxantin  zeaxantin  rubixantin  kriptoxantin  flavoxantin  rodhoxantin 428, 456, 487 424, 452, 482 429, 462, 494 439, 474, 509 433, 463, 497 - - 487, 456, 428, 482, 451,5, 424 494, 462, 429 - 497, 463, 433, 459, 430 546, 510, 482 481, 453, 333 - - 509, 474, 439 452, 480 459, 430 - 447,5 438,3 453,3 453,3 448,3 419,2 459,8 Dari tabel dapat dilihat bahwa yang paling sesuai dan paling mendekati dengan panjang gelombang maksimum dalam spektra isolat adalah lutein, yaitu: 1. peak pada panjang gelombang 428 nm yang sama dengan Harborne 1984, Goodwin 1954, serta berselisih 1 nm dengan O’Neil, dkk 2001 yaitu 429 nm, 2. peak pada panjang gelombang 334 nm sesuai dengan O’Neil, dkk 2001 yaitu 333 nm, 3. peak pada panjang gelombang 479 nm hanya berselisih 2 nm dengan O’Neil, dkk 2001 yaitu 481 nm, 4. peak panjang gelombang 450 nm mendekati nilai panjang gelombang teoretis yang dihitung menurut persamaan Fieser-Kuhn yaitu 447,5 nm. Peak ini juga mendekai nilai panjang gelombang lutein menurut O’Neil, dkk 2001 yaitu 453 nm. HO OH Gambar 49. Struktur lutein Oleh karena itu, dapat diduga kuat bahwa fraksi IV ekstrak n-heksana daun binahong mengandung lutein. Selain dengan pelarut kloroform, isolat juga dibaca absorbansinya dengan spektrometer UV-Vis dengan pelarut metanol. Hal ini dilakukan karena kloroform memiliki UV cut off yang lebih besar dari metanol yaitu 205 nm, sehingga dapat diamati profil UV-Vis isolat dibawah panjang gelombang 250 nm. Gambar 50. Spektra UV-Vis isolat dengan pelarut metanol Tabel XIV. Panjang gelombang maksimum isolat dalam spektra UV-Vis dengan pelarut metanol Panjang gelombang maksimum nm Serapan 267,5 0,928 273,5 0,921 365,0 0,497 395,0 0,484 418,0 0,421 661,0 0,017 Dari spektra UV-Vis dengan pelarut metanol didapatkan adanya peak yang berhimpit pada panjang gelombang 267,5 nm dan 273,5 nm. Peak pada

Dokumen yang terkait

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK n-HEKSANA DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHANMIKROSKOPIS LUKA TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN

3 24 92

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA BROILER

4 65 58

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) SECARA IN VITRO

2 4 6

Identifikasi senyawa dalam fraksi IV ekstrak N-Heksana daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) - USD Repository

0 0 167

Identifikasi fraksi I ekstrak n-heksana daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) - USD Repository

0 0 123