Gambar 19. Hasil uji identifikasi saponin
Dari hasil percobaan Gambar 19, tidak timbul busa pada larutan. Atau dengan kata lain, ekstrak n-heksana daun binahong tidak mengandung saponin.
Hasil ini sesuai dengan teori di atas dimana saponin yang mengandung gugus gula lebih larut pada pelarut polar sehingga tidak tersari kedalam ekstrak yang non-
polar.
5. Identifikasi triterpenoid dan steroid
HO HOAcH
2
SO
4
Ion karbonium 3,5-diena
HOO
2
S + SO
2
Ac
2
O SO
3
Kation Pentaenylat max 620 nm
Asam Sulfonat Kolestaheksaena max 410 nm
Gambar 20. Reaksi steroid dengan reagen Liebermann-Burchard Burke, Diamondstone, Velapoldi, dan Menis, 1974
Dalam pengujian ini, ekstrak direaksikan dengan reagen Liebermann- Burchard. Ekstrak dilarutkan terlebih dahulu dengan kloroform untuk menyari
triterpenoid dengan steroid dari ekstrak. Kemudian diteteskan pereaksi Lieberman-burchard yaitu asetat anhidrat dalam asam sulfat pekat. Jika hasil yang
diperoleh berupa cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan dua pelarut menunjukkan adanya triterpenoid. Sedangkan berdasarkan reaksi menurut Burke,
Diamondstone, Velapoldi, dan Menis 1974, steroid akan menghasilkan warna
hijau dengan reagen Liebermann-Burchard.
Gambar 21. Hasil uji identifikasi triterpenoid dan steroid
Dari hasil diatas Gambar 21, terlihat warna larutan yang berwarna hijau kebiruan. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-heksana daun binahong
mengandung steroid. Tetapi hasil ini dapat menjadi bias karena warna hijau kebiruan pada hasil juga dapat dipengaruhi oleh warna alami ekstrak yang
berwarna hijau. Karena hasil yang bias, maka dilakukan identifikasi triterpenoid dan
steroid dengan terlebih dahulu menotolkan ekstrak pada plat kromatografi lapis tipis dan kemudian di kembangkan dengan kloroform. Setelah itu, plat disemprot
reagen Liebermann-Burchard dan H
2
SO
4
-metanol 1:1.
Gambar 22. Identifikasi Triterpenoid dan Steroid dengan Kromatografi Lapis Tipis, a sebelum disemprot reagen, b setelah disemprot reagen
Liebermann Burchard, dan c setelah disemprot H
2
SO
4
-metanol 1:1 dan dipanaskan 110°C.
Tabel V. Hasil KLT Identifikasi Triterpenoid dan Steroid
Gambar No.
bercak Nilai
Rf Warna sebelum
ditambahkan reagen
a Warna setelah
ditambahkan LB
b Warna setelah
ditambahkan H
2
SO
4
- metanol
c 22
1 0,02
Hijau Hijau
Coklat kehitaman
2 0,06
Hijau tua Hijau tua
Coklat tua 3
0,12 -
Hijau Ungu muda
4 0,25
- -
Merah 5
0,30 -
Hijau muda Merah muda
6 0,42
Kuning Hijau muda
Ungu muda 7
0,60 -
Hijau Ungu
8 0,65
- -
Ungu 9
0,71 Hijau
Hijau tua Merah muda
10 0,83
Kuning Hijau
kekuningan Hijau
Kecoklatan
Dari hasil kromatografi di atas Gambar, di dapatkan bahwa bercak 6 dan 10 yang berwarna kuning berubah menjadi hijau, serta bercak 3, 5 dan 7 yang
tidak berwarna berubah warna menjadi warna hijau dengan reagen Liebermann- Burchard. Perubahan warna menjadi hijau ini menunjukkan terdapatnya
kandungan steroid dalam ekstrak n-heksana daun binahong. Selain itu, identifikasi steroid juga ditegaskan oleh reaksi dengan H
2
SO
4
- metanol 1:1 yang menghasilkan bercak 4, 5, dan 9 yang berubah warna menjadi
warna merah, serta 3, 6, 7, dan 8 yang berubah warna menjadi warna ungu. Menurut Harborne 1984, sampel positif mengandung steroid bila berubah
menjadi merah, oleh karena itu, disimpulkan bahwa ekstrak n-heksana daun binahong mengandung steroid dengan uji Liebermann-Burchard dan H
2
SO
4
. Dari seluruh uji identifikasi, hasilnya disatukan dalam tabel. Tabel VI.
Menunjukkan ada tidaknya kandungan golongan senyawa tertentu dalam ekstrak n-heksana daun binahong.
Tabel VI. Hasil uji fitokimia ekstrak n-heksana daun binahong
Keterangan: +: ada -: tidak ada
Golongan senyawa Hasil uji pendahuluan
Flavonoid -
Tanin -
Alkaloid -
Saponin -
Triterpenoid -
Steroid +