Urusan Perumahan

4.7. Urusan Perumahan

Kebijakan pengembangan perumahan di Jawa Barat dilaksanakan untuk menjawab permasalahan utama bidang perumahan yaitu Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) sebanyak 92.70 persen. Di dalam pelaksanaannya, tugas pemangku kepentingan bidang perumahan di Provinsi Jawa Barat adalah menyelenggarakan program terkait pengembangan perumahan perkotaan dan perdesaan (baik aspek regulasi, pembiayaan, kelembagaan dan pemberdayaan para pelaku), dan menyelenggarakan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman yang di dalamnya termasuk penyediaan prasarana dan sarana dasar perumahan.

Indikator kinerja Urusan Perumahan tersebut dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman memiliki indikator yaitu Pembangunan Rutilahu mencapai 100.000 unit dan telah terbangun rumah layak huni di

18 Kabupaten (80.000 unit) yang baru mencapai 23.240 unit pada tahun 2015 (BPMPD), dan terbangunnya rumah layak huni di 9 kota (20.000 unit) yang baru mencapai 5.449 unit pada tahun 2015. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat melalui 12 (dua belas) kegiatan dengan total alokasi anggaran Rp. 37.933.426.600,- dengan realisasi anggaran Rp. 34.889.421.424,00atau 92,00%. Outcome Program adalah terbangunnya Rutilahu sebanyak 100.000 unit pada tahun 2018

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Persiapan Pembangunan Masjid Raya Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 405.920.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 394.505.000,- atau setara dengan 97,19%. Output

kegiatan ini adalah tersedianya dokumen kajian lingkungan pembangunan Masjid Raya Jawa Barat.

2. Kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni Perkotaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp 4.478.079.000,- dan realisasi sebesar Rp. 4.140.483.580,- atau setara dengan 92,48%. Output kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas Rumah Tidak Layak Huni di 9 Kota, Pendampingan Peningkatan Kualitas RTH.

3. Kegiatan Penyelenggaraan Perumahan dengan Para Pelaku Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp 503.291.000,- danrealisasi anggaran sebesar Rp. 396.263.000,- atau setara dengan 78,73%. Output

kegiatan ini adalah tersedianya kajian penyelenggaraan perumahan dengan para pelaku pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman.

4. Kegiatan Studi Penataan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Metro Bandung dan Bodebek

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 358.640.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.

355.383.200,- atau setara dengan 99,09%. Output kegiatan ini adalah tersusunnya hasil kajian dan perencanaan penataan kawasan permukiman di Metro Bandung dan Bodebek.

5. Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Perdesaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp 269.441.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp 268.467.000,-

Output kegiatan ini

adalahtersusunnya strategi pengembangan perumahan perdesaan.

6. Kegiatan Pendampingan Penyediaan Infrastruktur Permukiman Perdesaan Kawasan Klapanunggal

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 50.000.000 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 34.620.000,00 atau setara dengan 69,24 %. Output kegiatan ini adalah laporan hasil monitoring pelaksanaan pekerjaan penyediaan infrastruktur kawasan perdesaan klapanunggal.

7. Kegiatan Pendampingan Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 62.439.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 34.089.210,00 atau setara dengan 54,60%. Output

kegiatan ini adalah terfasilitasi kawasan kumuh di Kota Bogor.

8. Kegiatan Peningkatan Kawasan Perumahan dan Permukiman di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp 190.031.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 171.065.000,- atau setara dengan 90,02 %. Output kegiatan ini adalah tersusunnya pedoman untuk program pengembangan perumahan.

9. Kegiatan Pendampingan Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Minapolitan di Kabupaten Cirebon

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 50.000.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 32.640.000,00 atau setara dengan 65,28 %. Output kegiatan ini adalah laporan hasil monitoring.

10. Kegiatan Penataan Kawasan Gasibu

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp 18.285.066.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp 17.701.821.934,- atau setara dengan 96,81%. Output kegiatan ini adalah Terbangunnya Kawasan Gasibu, Penyusunan Kajian Lingkungan Kawasan Monumen Perjuangan, Groundbreaking penataan kawasan Gasibu.

11. Kegiatan Pembangunan Masjid Tahap I dan Rehabilitasi Gedung Negara

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 13.139.259.600,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Oktober sebesar Rp 11.236.263.500,- atau setara dengan 85,52%. Output

kegiatan ini adalah tersedianya sound system untuk Masjid Gedung Sate, Penyempurnaan Pembangunan Masjid Gedung Sate, Perencanaan penyempurnaan pembangunan Masjid Gedung Sate, Pemb. Tahap I Masjid Jawa Barat, Penyusunan Kajian Lingkungan Pek. Masjid Prov. Jabar, Perencanaan Pemb. Tahap I Masjid Prov. Jabar, Renovasi dan perluasan rumah dinas Wagub, Perencanan renov dan perluasan rumah Wagub.

12. Kegiatan Monitoring Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 2015

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 141.260.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 133.820.000,- atau setara dengan 94,73%. Output kegiatan ini adalah terselenggaranya monitoring bantuan stimulan perumahan swadaya 2015.

c. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Permasalahan pada Kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni Perkotaan. Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 298 Ayat 5 menyebutkan bahwa belanja hibah dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan /atau Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia dan Undang-undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan menyebutkan bahwa Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dapat berbentuk Badan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum, Ormas yang berbadan hukum (1) Permasalahan pada Kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni Perkotaan. Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 298 Ayat 5 menyebutkan bahwa belanja hibah dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan /atau Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia dan Undang-undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan menyebutkan bahwa Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dapat berbentuk Badan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum, Ormas yang berbadan hukum

(2) Turunnya anggaran tidak sesuai dengan target RPJMD.

2. Solusi

(1) Pada permasalahan BKM yang ditunjuk sebagai penerima hibah Rutilahu pada saat itu baru sampai Akte Notaris untuk segera mendapatkan pengesahan Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai ketentuan perundang-undangan, namun 1 BKM tidak megajukan Berbadan Hukum.

(2) Dana BTL dan BL harus menyesuaikan target RPJMD.