Urusan Pertanahan
4.18. Urusan Pertanahan
Indikator kinerja Pemerintah Daerah pada Misi Ketiga terhadap penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Barat dalam urusan Pertanahan adalah jumlah aset tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang disertifikatkan pada tahun 2015 sebanyak 157 bidang tanah dengan luas kurang lebih 42,2 Ha.
Untuk mencapai Indikator kinerja Pemerintah Daerah Urusan Pertanahan dilakukan melalui program sebagai berikut :
1) Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan
Program Tersebut dilaksanakan sebanyak 4 Kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp 537.407.564.220,- realisasi sebesar Rp 513.682.923.321,- (95,59%), capaian indikasi sasaran program adalah Persentase tanah bersertifikat dari keseluruhan jumlah bidang tanah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebanyak 31%. Outcome Program adalah terpeliharanya aset pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tersedianya lahan untuk kepentingan pemerintah.
a. Pelaksanaan Program
1. Kegiatan Pengadaan Lahan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp502.649.011.620,- dengan realisasi anggaran sampai dengan akhir september sebesar Rp. Rp 489.649.011.620,-. (97,41%). Output kegiatan adalah tersedianya tanah milik Pemerintahan Provinsi Jabar untuk digunakan mendukung tupoksi OPD.
2. Kegiatan Pengamanan Aset Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah dengan alokasi Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah dengan alokasi
3. Kegiatan Peningkatan Pengamanan dan Pemeliharaan Aset Tanah dan Bangunan di Agro Techno Park (ATP) Cikadu Cianjur
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.173.750.000 dengan realisasi sebesar Rp1.833.194.648,- (64.33 %). Output kegiatan adalah tersertifikatkannya tanah milik Pemerintahan Provinsi Jabar, terbangunnya gudang, terbangunnya pos pengaman, terpasangnya patok dan papan nama.
4. Kegiatan Proses Pengadaan, Penataan dan Masalah Pertanahan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan Umum Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 414.264.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 195.664.000,- (47,23%). Output kegiatan ini adalah Pelaksanaan Tahapan persiapan pengadaan tanah sebanyak 16 kali, dan melaksanakan fasilitasi permasalahan konflik pertanahan di kabupaten/kota. Persiapan Pengadaan Tanah :Kegiatan persiapan yang telah dilaksanakan melalui tanahn persiapan berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah ;3 (tiga) kegiatan persiapan pengadaan tanah yang sudah selesai penetapan lokasinya oleh Gubernur adalah Penlok Rencana PT Pembangunan Institut Seni Budaya, Penlok Rencana PT Pembangunan Irigasi Caringin SMI, Penlok Rencana PT Pembangunan Gistet PLN;(tiga) kegiatan yang masih berjalan pada tahap pendataan pemilik tanah, yaitu Bendungan Leuwikeris (Kabupaten Ciamis, dan Tasikmalaya), Jalan Tol untuk mendukung BIJB (kabupaten Majalengka), Relokasi Pacuan Kuda (Kabupaten Sumedang); Kegiatan 10 (sepuluh) Penetapan Lokasi untuk Pembaharauan Jalan Tol yang ada di Jawa Barat yaitu, Jalan Tol Ciawi-Sukabumi (kab Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi); Jalan Tol Cimanggis-Cibitung (Kab Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kab Bekasi);Jalan Tol Cibitung- Cilincing (Kab Bekasi dan Kota Bekasi);Jalan Tol Depok-Antasari (Kota Depok dan Kab. Bogor);Jalan Tol Bogor Ring Road (BRR) (Kota Bogor);Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Kota Bandung, Kab Bandung); Jalan Tol Bandung Intra Urban Toll Riad (BIUTR) (Kota Bandung, Kab Bandung);Jalan
Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
Sumedang dan Majalengka);Jalan Tol Cimanggis-Nagrak (Kab Bogor dan Kota Depok); Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Kab Bogor dan Kota Depok).
(Kab
Bandung,
b. Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
Hambatan dalam pelaksanaan program tersebut terdapat pada kegiatan Pengamanan Aset Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang dihadapi adalah:
(1) Data kepemilikan tentang aset tanah Provinsi Jawa Barat maupun aset – aset tanah yang diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat pasca otonomi daerah, tidak lengkap. Pada Tahun Anggaran 2014 target pensertifikatan tanah adalah sebanyak 1000 bidang tanah dan terealisasi sebanyak 193 bidang tanah (sertifikat sudah jadi dan diserahterimakan). Proses pensertifikatan 26 bidang tanah lainnya belum dapat diproses lebih lanjut oleh BPN kabupaten/Kota karena tidak lengkapnya dokumen kepemilikan.
(2) Proses pensertifikatan sangat tergantung dari kantor BPN Kabupaten/Kota, Kanwil BPN sampai BPN Pusat. Lamanya proses pensertifikatan sangat tergantung pada kinerja pada kantor BPN tersebut.
2. Solusi
Solusi untuk permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut: (1) Kelengkapan data/dokumen yang berkaitan dengan aset baik pasca OTDA
maupun dari pengadaan aset yang diperlukan harus terinventarisir dengan baik dengan melibatkan instansi/OPD terkait aset – aset dimaksud.
(2) Perlu dilakukan penambahan personil yang berkompeten untuk bagian Pengamanan dan Pemanfaatan Biro Pengelolaan Barang Daerah sejumlah
20 personil agar sesuai dengan beban kerja pengadaan lahan dan pensertifikatan lahan. (3) Perlu dilakukan koordinasi yang intensif antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan BPN kabupaten/kota. (4) Perlu pelibatan notaris yang telah ditunjuk baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun oleh BPN agar proses pensertifikatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
(5) Pelibatan notaris dalam proses pensertifikatan dilakukan dengan kontrak jadi sehingga tidak terjadi perulangan anggaran.