Urusan Kesehatan

5. Koordinasi dan Fasilitasi untuk Mendukung Kegiatan Akses AMPL

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 247.800.000,-. Realisasi anggaran sebesar Rp. 247.800.000 (100 %). Output

kegiatan adalah Terselenggaranya rapat koordinasi akses AMPL di empat wilayah BKPP dan terpasilitasinya Kab./Kota untuk akses AMPL.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

Kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan pemeriksaan lingkungan internal rumah sakit mulai dari air bersih, air limbah, alat-alat pengolahan makanan, petugas pengolah makanan, angka kuman, pencahayaan, suhu/kelembaban dan kebisingan, pengukuran udara, swab linen, swab C, swab lantai dan pemeriksanaan makanan, Kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan pemeriksaan lingkungan internal rumah sakit mulai dari air bersih, air limbah, alat-alat pengolahan makanan, petugas pengolah makanan, angka kuman, pencahayaan, suhu/kelembaban dan kebisingan, pengukuran udara, swab linen, swab C, swab lantai dan pemeriksanaan makanan,

2. Solusi

Kegiatan Pengelolaan Kesehatan Lingkungan RSUD AL IHSAN perlu didukung dengan dana serta sarana pendukung pengangkutan sampah umum serta fasilitas penyimpanan sementara dalam lingkungan rumah sakit yang memadai. Di lain pihak diperlukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan secara intens.

3) Program Pelayanan Kesehatan

Program Pelayanan Kesehatan memiliki indikator ratio kematian ibu/10.000 KH, ratio kematian bayi/1.000KH dan prevalensi gizi buruk. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD Al Ihsan, dan RS Jiwa Provinsi Jawa Barat melalui 18 (delapan belas) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp. 553.473.332.972,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 440.156.936.819,00 atau 79,52%. Outcome : meningkatnya perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak, dan masyarakat resiko tinggi untk gerakan penyelamatan masa depan. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini diantaranya adalah keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang bersifat pembangunan fisik sehingga pada tahun 2016 rencana pengadaan harus dipersiapkan dengan matang. Outcome kegiatan adalah tercapainya Indikator Program Gizi Masyarakat dan menurunnya prevalensi gizi buruk menjadi 0.65%.

a. Pelaksana Program

1. Kegiatan Pencegahan Kurang Gizi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 336.375.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 253.002.700,- atau 75.21%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen

laporan Diseminasi Informasi dan Evaluasi Program Gizi; tersedianya 1 dokumen laporan Audit Gizi Buruk Tingkat Provinsi Jawa Barat; tersedianya 1 dokumen laporan Monitoring dan Evaluasi Audit Gizi Buruk ke Kabupaten/Kota, tersedianya 1 dokumen Evaluasi Pelatihan dan Hasil Monitoring dan Evaluasi Gizi; tersedianya 1 dokumen Evaluasi Pemanfaatan Ruang Laktasi di OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen Pendampingan Pencatatan ASI Ekslusif. Outcome kegiatan adalah tercapainya Indikator Program Gizi Masyarakat dan

menurunnya prevalensi gizi buruk menjadi 0.65%.

2. Kegiatan Pendukung Peningkatan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 260.851.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 162.943.800,- atau 62.47%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan hasil koordinasi dalam rangka JKN tingkat Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan evaluasi pelaksanaan JKN tingkat kab./kota; tersedianya 1 dokumen laporan hasil monitoring dan evaluasi. Outcome kegiatan adalah masyarakat Jawa Barat terjamin kesehatannya melalui Jaminan Kesehatan.

3. Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.259.224.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 903.573.500,- atau 71.76%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan hasil pengukuran tingkat kebugaran jasmani bagi karyawan Dinkes Provinsi Jawa Barat; tersedianya 1 dokumen laporan monitoring dan evaluasi pendampingan sentra keperawatan ke 10 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan rapat koordinasi dan evaluasi program pelayanan kesehatan dasar dan khusus; tersedianya 1 dokumen laporan monitoring evaluasi program pelayanan kesehatan dasar dan khusus; tersedianya 1 dokumen laporan case finding kesehatan jiwa anak

dan remaja di 17 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi pelaksanaan institusi penerima wajib lapor (IPWL); tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan penguatan perencanaan tingkat Puskesmas; tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi sentra keperawatan di 5 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi program perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) dan sentra keperawatan; tersedianya penanganan gawat darurat kasus indera Kabupaten/Kota di Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan penguatan evaluasi manajemen kesehatan indera Kabupaten/Kota di Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan seminar preventif dentistry dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dalam menyongsong Universal Coverage 2019; tersedianya 1 dokumen laporan hasil penilaian kinerja Puskesmas (PKP) berprestasi tahun 2015; tersedianya 1 dokumen laporan implementasi program preventif dentistry aplikasi feasuresealant pada anak sekolah dasar; tersedianya pertemuan rutin pokja untuk pengembangan upaya penyelamatan ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu bersama Program EMAS (Expanding Maternal and Newborn Survival); tersedianya 1 dokumen laporan hasil pendampingan rutin untuk pengembangan upaya penyelamatan Ibu dan Bayi baru lahir di Kabupaten Indramayu bersama Program Emas; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan dan remaja di 17 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi pelaksanaan institusi penerima wajib lapor (IPWL); tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan penguatan perencanaan tingkat Puskesmas; tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi sentra keperawatan di 5 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi program perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) dan sentra keperawatan; tersedianya penanganan gawat darurat kasus indera Kabupaten/Kota di Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan penguatan evaluasi manajemen kesehatan indera Kabupaten/Kota di Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan seminar preventif dentistry dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dalam menyongsong Universal Coverage 2019; tersedianya 1 dokumen laporan hasil penilaian kinerja Puskesmas (PKP) berprestasi tahun 2015; tersedianya 1 dokumen laporan implementasi program preventif dentistry aplikasi feasuresealant pada anak sekolah dasar; tersedianya pertemuan rutin pokja untuk pengembangan upaya penyelamatan ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu bersama Program EMAS (Expanding Maternal and Newborn Survival); tersedianya 1 dokumen laporan hasil pendampingan rutin untuk pengembangan upaya penyelamatan Ibu dan Bayi baru lahir di Kabupaten Indramayu bersama Program Emas; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan

4. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 503.178.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 401.544.936,- atau 79,80%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan hasil monitoring evaluasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi; tersedianya 1 dokumen laporan pemenuhan petugas call center SPGDTS; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan koordinasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan Rumah Sakit Regional dengan pelayanan Lansia; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan tenaga gizi di Rumah Sakit Umum Daerah; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan peningkatan kemampuan SDM Rumah Sakit pemerintah dan swasta di Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit pemerintah dan swasta di Provinsi Jawa Barat. Outcome kegiatan

adalah terlaksananya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah/TNI Polri, Swasta, BUMN dan sistem rujukannya sesuai dengan standar.

5. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kerja yang Prima dan Komprehensif

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 224.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.169.063.400,- atau 75.39%. Output tersedianya 1 paket Video promosi kesehatan kerja dan

cetakan promosi kesehatan kerja di tempat kerja;tersedinya 19 dokumen laporan pembinaan di 19 Kabupaten/Kota/Perusahaan; tersedianya 1 dokumen laporan peningkatan kapasitas petugas kesehatan kerja di BKKM dan Kabupaten/Kota tentang Surveilans di tempat kerja; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan P2K3; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan koordinasi pelayanan kesehatan kerja dengan Dokter; tersedianya 1 sertifikat ISO 9001 : 2008 dan 1 dokumen hasil cetakan promosi kesehatan kerja di tempat kerja;tersedinya 19 dokumen laporan pembinaan di 19 Kabupaten/Kota/Perusahaan; tersedianya 1 dokumen laporan peningkatan kapasitas petugas kesehatan kerja di BKKM dan Kabupaten/Kota tentang Surveilans di tempat kerja; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan P2K3; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan koordinasi pelayanan kesehatan kerja dengan Dokter; tersedianya 1 sertifikat ISO 9001 : 2008 dan 1 dokumen hasil

6. Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan PON XIX Tahun 2016

Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 436.551.375,- realisasi anggaran sebesar Rp. 0. atau 0%.

7. Kegiatan Gerakan Penyelamatan Masa Depan (Gema Mapan) melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan (PKPR)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 464.967.750,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 300.815.050,- atau 64.70%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan Penguatan UKS melalui Pembiasaan Cuci Tangan dan Gosok Gigi di Sekolah; tersedianya 1 dokumen laporan Model Akselerasi Pembinaan Program Anak Usia Sekolah dan Remaja di 3 Kabupaten/Kota. Outcome kegiatan adalah

Meningkatnya perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak dan masyarakat resiko tinggi untuk gerakan penyelamatan masa depan.

8. Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 539.094.375,- realisasi anggaran sebesar Rp. 379.167.700,- 70.33%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan

Evaluasi Pelaksanaan Penanganan Kesehatan Pada Kasus Korban Kekerasan Terhadap Anak Dan Perempuan (KTA/P); tersedianya 1 dokumen laporan Forum Koordinasi Dalam Upaya Penguatan Jejaring Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan (KTA/P); tersedianya 1 dokumen laporan Fasilitasi Provinsi bagi Daerah Kantong Masalah KIA di 10 Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan Orientasi Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum; tersedianya 1 dokumen laporan Pemantapan Pencatatan Dan Pelaporan Kesehatan Lansia Di Provinsi; tersedianya 1 dokumen laporan Pengambangan Program Lansia melalui Peningkatan Kemampuan Petugas Lansia dalam Gizi Lansia; tersedianya 1 dokumen laporan Evaluasi Pelaksanaan Program Lansia di Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan Dukungan Manajemen Program KIA dan Lansia; tersediannya 1 dokumen laporan Dukungan Manajemen Hari Lansia dan Anak Nasional; tersedianya 1 dokumen laporan Dukungan Dalam Rangka Penyiapan Pengembangan Model Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Indramayu Program

Expanding Maternal & Neonatal Survival (EMAS). Outcome kegiatan adalah meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap bayi, Ibu, balita, anak usia sekolah, remaja dan lansia.

9. Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (Pembangunan Gedung Radioterapi Tahap 2)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 43.365.870.000.- (Empat puluh tiga milyar tiga ratus enam puluh lima juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 39.747.000.295.- dengan capaian sebesar 91,66%. Output kegiatan adalah terealisasinya 1) Dokumen

belanja pegawai untuk honorarium barang dan jasa, 2) Dokumen belanja barang dan jasa, 3) Review design gedung radiotherapi tahap 2, 4) Jasa konsultasi pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) Gedung Radiotherapi Tahap 2, dan 5) Pelaksanaan pembangunan gedung radioterapi 4 lantai (tahap 2).

10. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 14.000.000.000.- ( Empat belas milyar rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 11.752.148.712.- dengan capaian 83,94%. Output kegiatan adalah tersedianya

pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jawa Barat di RSUD Al Ihsan untuk pasien tidak mampu yang tidak dijamin oleh Program BPJS dengan Jumlah Kunjungan Pasien SKTM yang datang berobat ke RSUD Al Ihsan sebanyak 2.444 orang Pasien Rawat Jalan dan sebanyak 20.812 Pasien Rawat Inap.

11. Kegiatan Peningkatan Pengadaan Obat dan Bahan-Bahan Penunjang Medis Serta Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 91.274.585.596.- (Sembilan puluh satu milyar dua ratus tujuh puluh empat juta lima ratus delapan puluh lima ribu lima ratus sembilan puluh enam rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 74.800.879.913.- dengan capaian 81,95%. Output kegiatan ini terealisasinya

belanja obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai, bahan-bahan penunjang medis (Bahan Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Intalasi Gizi) dalam memberikan pelayanan kesehatan. Outcome kegiatan ini dapat memperlancar

pelayanan untuk petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

12. Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 253.289.554.876.- (Dua ratus lima puluh tiga milyar dua ratus delapan puluh sembilan juta lima ratus lima puluh empat ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 228.673.737.661,- dengan capaian 90,28%. Output kegiatan adalah terealisasinya pembangunan gedung utama pelayanan, perawatan, perkantoran dan perparkiran dengan 1) Tersedianya dokumen perencanaan dan pengawasan pembangunan, 2) Tersedianya dokumen belanja pegawai untuk honorarium pengadaan barang dan jasa, 3) Dokumen barang dan jasa, 4) Jasa konsultasi pekerjaan Manajemen Konstruksi (MK) gedung A, D dan G., DAN 5) Pelaksanaan pembanguanan fisik gedung pelayanan, perawatan, perkantoran dan perparkiran (gedung A, D dan G).

13. Kegiatan Peningkatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pelayanan Kesehatan RSUD Al Ihsan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 131.579.900.000.- (Seratus tiga puluh satu milyar lima ratus tujuh puluh sembilan juta sembilan ratus ribu rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 60.726.064.854,- dengan capaian 46,15%. Output kegiatan ini adalah terealisasinya 1) Dokumen belanja pegawai honorarium pengadaan barang dan jasa, 2) Dokumen belanja barang dan jasa, 3) Pengadaan almari rekam medik, 4) Pengadaan meubelair tempat tidur pasien (kursi Hemodialisa, examination table dan emergency strecher ), dan 5) Pengadaan alat- alat kedokteran terdiri dari 11 paket.

14. Kegiatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Dalam Rangkan PON XIX 2016 Jabar

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat setelah perubahan anggaran tidak dialokasikan (Rp. 0,-), anggaran diambil alih oleh PB PON. Output kegiatan ini tidak ada.

15. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 823.210.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 807.424.472,-

(98,08%). Output Kegiatan adalah Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Jiwa 32 ojk, Terlaksannya Kegiatan Rehabilitasi Mental sebanyak 106 okj.

16. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rehabilitasi Napza

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 190.720.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 166.680.000,- (87.40%). Output Kegiatan adalah terlaksanannya Support Pemulihan 66 ok, terlaksananya konseling 12 okj.

17. Kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 12.000.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 9.011.625.160,- (75.10%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Honor Untuk Pegawai BLUD untk 1.116 ob, Tersedianya Obat-obatan E Katalog dan Non E Katalog untuk 1 Tahun, Tersedianya mamin Pasien untuk 1 Tahun, Tersedianya Bahan Laboratorium untuk

1 Tahun, Tersedianya mamin Petugas Khusus untuk 1 Tahun.

18. Kegiatan Jaminan Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 2.925.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.705.677.644 (92.50%). Output Kegiatan adalah Terlayaninya pasien miskin Rawat Jalan/UGD Gelandangan serta Pasien Pasung sebanyak 3.947 orang, Terlayaninya Pasien Rawat Inap Jiwa Gelandangan serta Pasien Pasung sebanyak 469 orang.

a. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Kegiatan Pendukung Peningkatan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat dengan realisasi keuangan sebesar 62.47% dikarenakan Banyaknya efisiensi dan pengembalian dari setiap sub kegiatan, seperti biaya Alat Tulis Kantor (ATK), Fotocopy, sewa ruang rapat, Sewa kamar, honor Narasumber (jam nara sumber lebih sedikit dari alokasi dan terdapat nara sumber yang tidak dapat menghadiri undangan).

(2) Rendahnya realisasi keuangan Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus dengan capaian sebesar 71.76%, dikarenakan adanya ffisiensi penggunaan dana sewa ruangan atau tempat pertemuan, pengalihan penggunaan narasumber provinsi dalam beberapa pertemuan, (2) Rendahnya realisasi keuangan Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus dengan capaian sebesar 71.76%, dikarenakan adanya ffisiensi penggunaan dana sewa ruangan atau tempat pertemuan, pengalihan penggunaan narasumber provinsi dalam beberapa pertemuan,

(3) Kegiatan Gerakan Penyelamatan Masa Depan (Gema Mapan) melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan (PKPR) dikarenakan efisiensi, pelaksanaan kegiatan dilakukan dikantor sehingga tidak menyerap uang sewa ruang rapat pada pertemuan tingkat povinsi, dan harga sewa penginapan lebih rendah daripada yang dianggarkan. Peserta hanya diberikan uang transport sehingga uang saku tidak diserap, untuk menghindari duplikasi pembiayaan.

(4) Penyerapan anggaran Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia rendah dikarenakan efisiensi, peserta sudah diberikan uang saku sehingga tidak diberikan lagi uang pengganti transport, kegiatan dilaksanakan di ruang rapat kantor, sehingga belanja sewa ruangan tidak diserap. Kegiatan EMAS mengikuti Jadwal EMAS dan kesiapan kabupaten Indramayu untuk didampingi.

(5) Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok, Pembangunan Gedung Radioterapi penyerapan anggarannya kurang maksimal karena pembangunan gedung mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan dikarenakan keterlambatan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa sehingga menyebabkan juga keterlambatan proses pengadaan lelang.

(6) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Jawa Barat yaitu kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak dijamin oleh BPJS. Dalam pelaksanaan terjadi permasalahan yang disebabkan keterlambatan dan ketidaklengkapan pemberkasan pasien serta batasan biaya pelayanan kesehatan baik di rawat jalan maupun rawat inap.

(7) Kegiatan peningkatan pengadaan obat dan bahan-bahan penunjang medis serta pelayanan kesehatan, dalam pelaksanaan pengadaan obat-obatan dan bahan-bahan penunjang medik sering terjadi kekurangan dana dikarenakan frekwensi pasien dan jenis penyakit yang selalu meningkat dari bulan per bulan sehingga dana yang telah direncakan selama 1 tahun sering kekurangan.

(8) Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran yaitu kegiatan pembangunan gedung dalam pelaksanaan terjadi keterlambatan dikarenakan pada saat dilaksanakannya Surat Penyerahan Lapangan (SPL) terdapat jaringan kabel listrik, air dan telephone di bawah tanah (exiting) yang tidak tercantum dalam dokumen perencana, sehingga (8) Pembangunan Gedung Utama Pelayanan, Perawatan, Perkantoran dan Perparkiran yaitu kegiatan pembangunan gedung dalam pelaksanaan terjadi keterlambatan dikarenakan pada saat dilaksanakannya Surat Penyerahan Lapangan (SPL) terdapat jaringan kabel listrik, air dan telephone di bawah tanah (exiting) yang tidak tercantum dalam dokumen perencana, sehingga

(9) Kegiatan peningkatan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan RSUD Al Ihsan yaitu kegiatan pengadaan sarana dan prasarana alat kedokteran dan alat kesehatan terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan dikarenakan 1) Keterlambatan PPK mendapatkan informasi barang dan spesifikasi dari user, sehingga terjadi keterlambatan pengajuan lelang, terjadi gagal lelang karena tidak cukup waktu untuk dilakukan pelelangan (pelaksanaan akhir tahun), 2) Terjadinya perubahan alat dan volume rincian alat, karena adanya perubahan daftar alat kesehatan di e-Catalog, 3) Untuk alat radiotherapi semula proses pengadaan akan dilaksanakan dengan metoda penunjukkan langsung oleh LKPP, tetapi dalam perjalanan LKPP mengarahkan untuk dimasukkan kedalam e-Catalog (baru tayang bulan Desember, namun pesanan barang yang dimasukkan dalam e-Catalog baru masuk atau readystock oleh penyedia barang, 4) Untuk pengadaan jaringan gas medis dan instalasi suction masuk dalam anggaran perubahan tidak dilaksanakan dengan alasan waktu pengerjaan tidak mencukupi, dan 5) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dalam rangkan PON XIX 2016 Jabar semula akan dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 5.071.400.000.- tidak akan dilaksanakan dalam pengadaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dikarenakan PB PON XIX dan Perpanas XV Jabar 2016 telah menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana tersebut dalam menyelenggarakannya.

(10) Kegiatan Pendukung Peningkatan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat dengan realisasi keuangan sebesar 62.47% penyerapan tersebut kurang maksimal dikarenakan adanya efisiensi dan pengembalian dari setiap sub kegiatan, seperti biaya alat tulis kantor (ATK), fotocopy, sewa ruang rapat, sewa kamar, honor narasumber (jam nara sumber lebih sedikit dari alokasi dan terdapat nara sumber yang tidak dapat menghadiri undangan).

(11) Kurang maksimalnya realisasi keuangan Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus (71.76%), penyerapannya tersebut dikarenakan efisiensi dari penggunaan sewa ruangan atau tempat pertemuan, pengalihan penggunaan narasumber provinsi dalam beberapa pertemuan, efisiensi perjalanan dinas dalam kegiatan monitoring evaluasi, ATK dan fotocopy. Walaupun penyerapan keuangan hanya sebesar 71.76% akan tetapi semua output kegiatan tercapai pada waktunya.

(12) Kegiatan Gerakan Penyelamatan Masa Depan (Gema Mapan) melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan (PKPR) penyerapannya kurang maksimal dikarenakan efisiensi, pelaksanaan kegiatan dilakukan dikantor sehingga tidak menyerap uang sewa ruang rapat pada pertemuan tingkat povinsi, dan harga sewa penginapan lebih rendah daripada yang dianggarkan. Peserta hanya diberikan uang transport sehingga uang saku tidak diserap, untuk menghindari duplikasi pembiayaan.

(13) Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia penyerapannya kurang maksimal dikarenakan efisiensi, peserta sudah diberikan uang saku sehingga tidak diberikan lagi uang pengganti transport, kegiatan dilaksanakan di ruang rapat kantor, sehingga belanja sewa ruangan tidak diserap. Kegiatan EMAS mengikuti Jadwal EMAS dan kesiapan kabupaten Indramayu untuk didampingi.

2. Solusi

(1) Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Lansia Mengingat hambatan/permasalahan yang dihadapi, maka Sisa Anggaran dikembalikan Ke Kas Daerah.

(2) Untuk kelancaran pembangunan gedung dengan cara memindahkan jaringan listrik, air dan telephone ke area luar pembangunan dan penyelesaian pembangunan gedung dianggarkan pada TA 2016.

(3) Dibutuhkan kajian dan analisis dalam menentukan anggaran, berdasarkan data kunjungan dan pengembangan pelayanan. (4) Dalam hal perencanaan alat kesehatan/kedokteran, pada awal penyusunan harus disusun dengan metoda pengadaannya atara langsung, lelang dan e- Catalog.

(5) Dalam perencanaan kebutuhan alat kesehatan/kedokteran diupayakan tidak ada perubahan, sehingga pengadaan bisa dilaksanakan secara maksimal pada awal dan pertengan tahun.

4) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular memiliki indikator persentase desa/kelurahan mencapai UCI, eliminasi tetanus neonaturum, eliminasi campak, kasus AFP, angka kesembuhan penyakit TB paru, prevalensi HIV/AIDS, prosentase penduduk yang mealami gangguan jiwa. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat melalui 7 (tujuh) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular memiliki indikator persentase desa/kelurahan mencapai UCI, eliminasi tetanus neonaturum, eliminasi campak, kasus AFP, angka kesembuhan penyakit TB paru, prevalensi HIV/AIDS, prosentase penduduk yang mealami gangguan jiwa. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat melalui 7 (tujuh)

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Pencegahan Penyakit – penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 274.950.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 182.251.505,- atau 66,29%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen hasil evaluasi program imunisasi tahun sebelumnya (2014); tersedianya 1 dokumen hasil fasilitasi dalam rangka peningkatan universal child immunization (UCI) 1 dokumen hasil audit kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi); tersedianya 12 laporan feedback bulanan laporan cakupan imunisasi; dan tersedianya 1 dokumen laporan hasil pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi anak sekolah). Outcome 90% Desa/Kelurahan di 12 Kabupaten/ Kota mencapai target Universal Child Immunization (UCI).

2. Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 127.642.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 48.655.000,- atau 53,79%. Output kegiatan adalah tersedianya 8 dokumen hasil Rapid Health Asessment (RHA) di daerah saat terjadi bencana; tersedianya laporan hasil pemantauan penyakit dan masalah kesehatan pasca bencana; tersedianya 1 dokumen hasil pertemuan evaluasi program haji; tersedianya 1 laporan hasil fasilitasi bidang kesehatan dalam penanganan arus mudik hari raya idul fitri dan tahun baru; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan persiapan embarkasi; serta tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 127.642.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 48.655.000,- atau 53,79%. Output kegiatan adalah tersedianya 8 dokumen hasil Rapid Health Asessment (RHA) di daerah saat terjadi bencana; tersedianya laporan hasil pemantauan penyakit dan masalah kesehatan pasca bencana; tersedianya 1 dokumen hasil pertemuan evaluasi program haji; tersedianya 1 laporan hasil fasilitasi bidang kesehatan dalam penanganan arus mudik hari raya idul fitri dan tahun baru; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan persiapan embarkasi; serta tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi pelaksanaan

3. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 764.811.050,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 655.433.700,- atau 85,70%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Manajemen Progam Zoonosis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Program Malaria; tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Program DBD; Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Manajemen Diare; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan manajemen ISPA; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Tatalaksana Kasus Kusta; tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan Pengendalian TB; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Monitoring HIV/AIDS dan IMS di Kab/Kota; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan PPTM; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan pembinaan eliminasi filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Kegiatan Survey Darah Jari Filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Konsultasi Teknis ke Pusat; tersedianya Buku Pedoman Juknis Manajemen TB Anak; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Review Program Malaria; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Validasi Data Program DBD; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Review Program ISPA; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan PAL; tersedianya 1 dokumen pelaporan pertemuan monitoring dan evaluasi program PPTM bagi Provinsi dan Kab/Kota yang terlatih; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Workshop Pengendalian Kanker Serviks dan Payudara bagi Tim Provinsi dan Kab/Kota; tersedianya 1 dokumen pelaporan Workshop Penyusunan Naskah Akademik Draft KTR; tersedianya 1 dokumen pelaporan workshop kajian filosofis draft Kawasan Tanpa Rokok (KTR); Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 764.811.050,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 655.433.700,- atau 85,70%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Manajemen Progam Zoonosis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Program Malaria; tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Program DBD; Dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Manajemen Diare; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan manajemen ISPA; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Tatalaksana Kasus Kusta; tersedianya 1 dokumen Dokumen pelaporan pelaksanaan Pengendalian TB; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Monitoring HIV/AIDS dan IMS di Kab/Kota; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pembinaan PPTM; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan pembinaan eliminasi filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Kegiatan Survey Darah Jari Filariasis; tersedianya 1 dokumen pelaporan pelaksanaan Konsultasi Teknis ke Pusat; tersedianya Buku Pedoman Juknis Manajemen TB Anak; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Review Program Malaria; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Validasi Data Program DBD; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Review Program ISPA; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan PAL; tersedianya 1 dokumen pelaporan pertemuan monitoring dan evaluasi program PPTM bagi Provinsi dan Kab/Kota yang terlatih; tersedianya 1 dokumen pelaporan Pertemuan Workshop Pengendalian Kanker Serviks dan Payudara bagi Tim Provinsi dan Kab/Kota; tersedianya 1 dokumen pelaporan Workshop Penyusunan Naskah Akademik Draft KTR; tersedianya 1 dokumen pelaporan workshop kajian filosofis draft Kawasan Tanpa Rokok (KTR);

kegiatan adalah Presentase kab/kota yang mencapai Treatment Sucsess Rate TB 85% dengan target 78%, Proporsi Cacat Tingkat II pada Kasus Baru Kusta < 5%, Prevalensi HIV < 0,5%, Cakupan Pneumionia 86%, Angka Kesakitan Malaria (API) < 1 per 1.000 penduduk, Kasus Zoonosis (Rabies,Leptospirosis dan FB) pada manusia 0 kasus, Angka Kesakitan DBD < 51/100.000 pddk, Angka Kematian DBD < 1%, Presentase Kab/Kota Endemis Filariasis dengan Mikrofilaria Rate < 1% sebesar 36,36%.

4. Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 198.810.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 99.276.000,- atau 49,94%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan review penanggulangan KLB tingkat Provinsi Jawa Barat; tersedianya 1 dokumen laporan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB penyakit PD3I dan penyakit menular lainnya; tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi peningkatan sistem surveilans dan SKD KLB; tersedianya 1 dokumen laporan diseminasi informasi kegiatan surveilans melalui buletin. Outcome kegiatan adalah 100% kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat.

5. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Paru di BKPM Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 897.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 847.201.380,- atau 94.45%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pengadaan Obat-obatan; tersedianya 1 dokumen pengadaan bahan kimia; tersedianya 1 dokumen pengadaan bahan medis habis pakai penunjang medis; tersedianya 8 (delapan) tenaga kesehatan diantaranya 1 orang Dokter Spesialis Paru, 1 orang Dokter Spesialis Anak, 1 orang Dokter Spesialis Pathologi Klinik, 1 orang Dokter Spesialis Radiologi, 2 orang Analis Kesehatan dan 1 orang Pera wat; tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi dan pendampingan pasien rujukan; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan audit medik; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan Tim DOTS; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan pengembangan pelayanan penyakit paru.

6. Kegiatan Upaya Peningkatan Kesehatan Paru Masyarakat di BKPM Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 143.490.750,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.133.498.350,- atau 93.04%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan hasil pelaksanaan jejaring eksternal dengan Dokter Praktik Swasta se wilayah III Cirebon; tersedianya 1 dokumen hasil pelaksanaan koordinasi pengendalian TB diwilayah III Cirebon; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pengamatan penderita/suspek resisten obat TB di Wilayah III Cirebon (Studi/pemantauan suspek MDR dan pendampingan rujukan gawat darurat); tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan Pengawasan Minum Obat (PMO); tersedianya 1 dokumen l aporan hasil penyuluhan kesehatan paru melalui Hotline Service .

7. Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi penguatan kelembagaan Komisi

Penanggulangan AIDS, Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 990.150.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 962.248.880 (97,18 %). Output kegiatan adalah Terselenggaranya Rakor KPAP & KPAK di Jawa Barat, pertemuan Lintas komunitas dan tokoh Agama di 4 BKPP Wil se Jawa barat, pertemuan Koordinasi Konselor se Jawa Barat , Evaluasi penguatan Kelembagaan KPA di 27 Kab./Kota se Jawa Barat, Koordinasi ke KPAN Pusat, Fasilitasi Hari AIDS sedunia (HAS) di Jawa Barat, Sosialisasi Edukasi HIV/AIDS yang Komprehensif untuk Kelompok usia 15-24 Tahun di 5 Kab./Kota, Pembuatan media promosi dalam bentuk film iklan layanan masyarakat.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Kegiatan Pencegahan Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dengan realisasi sebesar 66,29%. dikarenakan Kegiatan Pencegahan Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tidak mencapai target realisasi keuangan karena adanya efisiensi pada paket makanan minuman, efisiensi penggadaan serta adanya dana yg tidak digunakan karena pelaksanaannya terkait dengan bila ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan juga terkait apabila ada kabupaten/ kota yang memerlukan perbaikan sarana cold chain tempat penyimpanan vaksin.

(2) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra untuk Realisasi keuangan hanya 53,79% karena terdapat beberapa sub kegiatan yang penyerapan anggarannya tergantung dengan ada tidaknya kejadian bencana, seperti kegiatan Rappid Health Assesment dan pemantauan penyakit pasca bencana yang disesuaikan dengan adanya kejadian bencana di Jawa Barat pada tahun berjalan. Selain itu rendahnya penyerapan juga dikarenakan adanya efisiensi uang pengganti transport peserta pertemuan serta efisiensi makanan dan minuman pertemuan.

(3) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa permasalahannya, Realisasi anggaran untuk Penyelidikan Epidemiologi dan penanggulangan KLB tidak terserap 100% karena pelaksanaannya disesuaikan dengan adanyalaporan kejadian luar biasa (KLB) Penyakit Menular di Kabupaten/ Kota. Selain itu adanya efisiensi uang pengganti transport peserta pertemuan dan efisiensi makanan minuman pertemuan berkontribusi pada rendahnya capaian realisasi keuangan pada Kegiatan ini.

2. Solusi

(1) Kegiatan Pencegahan Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) untuk tahun yang akan datang akan dibuat perencanaan yang lebih baik sehingga meminimalkan adanya dana yang tidak terserap. Selain itu jumlah tenaga pelaksana program imunisasi di Provinsi ditambah mengingat beban kerja yang sangat besar di Jawa Barat, dan adanya yang pensiun/meninggal.

(2) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra terkait kegiatan penanggulangan bencana selalu dianggarkan setiap tahun sesuai dengan proyeksi kejadian bencana tahun sebelumnya. Namun penulisannya lebih fleksibel sehingga apabila tidak ada bencana, dana tersebut masih memungkinkan digunakan untuk kegiatan dalam rangka antisipasi menghadapi bencana.

(3) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa, sehubungan dengan sub kegiatan Penyelidikan Epidemiologi KLB penyakit menular, pengusulan anggarannya akan lebih fleksibel yakni bukan hanya untuk kegiatan bilamana terjadi KLB; yakni berdasarkan trend laporanpenyakitmenulardarikab/kota.Melainkan juga sekaligus untuk pengamatan dan pencegahan KLB.

5) Program Sumber Daya Kesehatan

Program Sumber Daya Kesehatan memiliki indikator persentase puskesmas dan RS dengan jumlah tenaga kesehatan sesuai standar, jumlah RSUD mampu PONEK, ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi, persentase penggunaan obat generik, persentase penduduk dengan jaminan kesehatan. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD Al Ihsan, RS Jiwa,RS Paru dan Biro Pelayanan Sosial Provinsi Jawa Barat melalui 18 (delapan belas) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp 128.090.506.628,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 94.512.169.099,00 atau 73,79%. Outcome : meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar (persentase puskesmas yang memiliki dokter sesuai standar menjadi 91,56%, tenaga dokter gigi sesuai standar 61,48%, perawat 64,23%, tenaga gizi 51,42%, tenaga laboratorium 34,06, tenaga kefarmasian 54,36% dan tenaga bidan puskesmas 54,93%).

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian, Penggunaan Obat Secara Rasional, Peredaran Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.825.625,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 174.341.784,- atau 86.81%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen monitoring pelaksanaan pelayanan kefarmasian di fasyankes tingkat pertama dan terinformasinya bahaya penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropik.

2. Kegiatan Pengembangan Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.165.350.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.944.980.700,- atau 93.04%. Output kegiatan adalah Tersedianya reagen pemeriksaan laboratorium; tersedianya honor tenaga Dokter Spesialis Radiologi dan tenaga pengolahan limbah selama 12 bulan.

3. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan di BKKM

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 805.712.250,- realisasi anggaransebesar Rp. 736.112.712,- atau 91.36%. Output kegiatan adalah Tersedia nya 4 paket alat kesehatan habis pakai umum, Lab, Radiologi dan Gigi; tersedianya bahan kimia, gigi, radiologi dan umum; Tersedianya 4 paket bahan Laboratorium; tersedinaya Obat-obatan; terselenggaranya 12 pelayanan radiologi, farmasi, IT dan rekam Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 805.712.250,- realisasi anggaransebesar Rp. 736.112.712,- atau 91.36%. Output kegiatan adalah Tersedia nya 4 paket alat kesehatan habis pakai umum, Lab, Radiologi dan Gigi; tersedianya bahan kimia, gigi, radiologi dan umum; Tersedianya 4 paket bahan Laboratorium; tersedinaya Obat-obatan; terselenggaranya 12 pelayanan radiologi, farmasi, IT dan rekam

4. Kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.969.631.150,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.484.893.500,- atau 75,39%. Output Pelatihan Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas 133 Orang; Pelatihan PONED Bagi dokter, Bidan dan Perawat Yang akan ditempatkan di Puskesmas PONED 15 Orang; Pelatihan MTBS Bagi dokter Yang ditempatkan di Puskesmas PONED 10 Orang; Pelatihan MTB Bagi Bidan Yang ditempatkan di Puskesmas PONED 76 Orang; Pelatihan Peningkatan Profesionalisme dan Sikap Pelayanan Prima Dalam Bekerja Bagi Pegawai Keuangan Dinkes Provinsi Jawa Barat 30 Orang; Pelatihan Integrasi STBM di Wilyah Segmen I Citarum Kab. Bandung 61 Orang; Pelatihan Konseling Sanitasi Puskesmas diwilayah segmen I Kab. Bandung 30 Orang; Pelatihan MOT Bagi Pegawai Pegawai 40 Orang; Pelatihan Perencanaan Bagi Pegawai Dinkes Jabar dan Kab/Kota 35 Orang; Evaluasi Pasca Pelatihan; Pelatihan Jabatan fungsional Sanitarian 29 Orang; Penyusunan Kurikulum Diklat ; Pelatihan Tim Pendamping Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer (Puskesmas) 45 Orang; Perjalanan Dinas Dalam Rangka Pembinaan dan Fasilitas Diklat Kab/Kota 1 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah tenaga kesehatan di Jawa Barat yang berkualitas dan kompeten.

5. Kegiatan Ketersediaan, Pemerataan Keterjangkauan dan Mutu Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 385.043.950,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 299.676.685,- atau 77.83%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen Rencana Kebutuhan Obat (RKO); tersedianya 1 dokumen laporan monitoring penggunaan Obat Generik dan Fornas); tersedianya 1 dokumen laporan monitoring pelaksanaan pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan. Outcome kegiatan adalah Ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, Penggunaan obat generik dan fornas di fasilitas pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian di sarana fasilitas pelayanan sesuai standar.

6. Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.845.860.500,- realisasi anggaran sebesar Rp.45.435.154.812,- atau 89.36%. Output kegiatan adalah terpilihnya 15 orang tenaga kesehatan teladan Puskesmas di Jawa Barat, melalui pelaksanaan pertemuan, pemilihan, rechecking tenaga kesehatan teladan dan pemberian hadiah; terpenuhinya sejumlah 1004 Tenaga Kesehatan PTT Provinsi yang diperpanjang kontrak dan ditempatkan di Puskesmas, RSUD Kab/Kota dan Balai Provinsi, yang terdiri dari 98 orang dokter/dokter gigi, 756 orang bidan, 6 orang dokter spesialis dan 144 orang tenaga kesehatan lainnya; tersedianya 1 dokumen laporan hasil monitoring evaluasi tenaga kesehatan PTT serta evaluasi kinerja sejumlah 1004 orang tenaga PTT dan penandatangganan kontrak kerja perpanjangan sebanyak 1001 orang; tersedianya 1 dokumen laporan hasil fasilitasi pengelolaan data melalui pertemuan pengelolaan data dan pengolahan data SDMK terhadap 185 sasaran, yang terdiri dari 27 dinas kesehatan kabupaten/kota, 41 RSUD, 100 RS TNI/Polri dan swasta, 4 UPTD dan 13 orang dari lintas program; tersedianya 1 dokumen laporan pengelolaan dan fasilitasi penilaian kinerja jabatan fungsional di 18 kabupaten/kota; tersedinay 1 dokumen laporan fasilitasi pengelolaan program pendidikan lanjut dokter/dokter gigi spesialis (PPDS/DGS-BK) melalui pertemuan sosialisasi terhadap 50 calon peserta (tahap I) dan terfasilitasinya verifikasi usulan sebanyak 74 dokumen (tahap I dan II); tersedianya 1 dokumen laporan fasilitasi penempatan dokter internsip melalui pertemuan pembekalan terhadap 80 orang peserta dan pendamping di RS Kabupaten/Kota dan puskesmas sebanyak 3 angkatan dengan rincian 240 orang tahap I (penempatan Bulan Februari), 181 orang tahap II (penempatan Bulan Juni) dan 180 orang tahap III (penempatan Bulan November); tersedianya

1 dokumen laporan fasilitasi penyelenggaraan beasiswa tugas belajar tenaga kesehatan terhadap usulan sebanyak 196 orang terdiri dari jenjang S1 71 orang, S2 120 orang, S3 5 orang dan fasilitasi sosialisasi sebanyak 1 kali pertemuan; terlaksananya registrasi tenaga kesehatan berupa fasilitasi Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP), fasilitasi penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) sebanyak 15.713 buah, penerbitan STR Tenaga Teknis Kefarmasian 4.289 buah dan penerbitan surat tugas dokter spesialis 32 buah terdiri dari 9 buah penerbitan baru dan 23 buah penerbitan perpanjangan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM kesehatan di Jawa Barat dengan meningkatnya persentase puskesmas yang memiliki dokter sesuai standar menjadi 91,56%, tenaga dokter gigi sesuai standar 61,48%, perawat

64,23%, tenaga gizi 51,42%, tenaga laboratorium 34,06, tenaga kefarmasian 54,36% dan tenaga bidan puskesmas 54,93%.

7. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.922.011.250,- realisasi anggaran sebesar Rp. 3.752.557.600,- atau 95,68%. Output kegiatan adalah tersedianya biaya jasa konsultasi perencanaan; tersedianya biaya jasa konsultasi pengawasan; tersedianya biaya renovasi dan pembangunan bapelkes; tersedianya biaya pengadaan ac; tersedianya biaya alat tulis kantor; tersedianya biaya rapat persiapan.

8. Kegiatan Pengembangan Gedung BKKM Provinsi Jawa Barat Tahap 1

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 16.302.664.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 8.110.405.914,- atau 49.75%. Output kegiatan adalah terlaksananya rehab total pembangunan gedung dengan progres fisik 60,50%. Outcome kegiatan adalah terwujudnya bangunan gedung BKKM tahun 2015 tercapai 9,85%.

9. Kegiatan Peningkatan dan perluasan Fungsi Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.439.619.750,- realisasi anggaran sebesar sebesar Rp 412.764.000,- atau sebesar 3,07% dan realisasi fisiknya 13,95%kegiatan adalah Terdapatnya selasar penghubung antar ruangan 1 paket, Tersedianya bangunan Gedung Laundry 1 Paket , Tersedianya Alat kedokteran 1 paket, Tersedianya Jalan Lingkungan Rumah Sakit 1 Paket, Tersediamya saluran Pembuangan Air Hujan 1 Paket, Terdapatnya Bangunan Gedung Arsip 1 paket.

10. Kegiatan Pengadaan Obat/Bahan Kimia Laboratorium dan Alat Kesehatan Habis Pakai

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.452.600.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.931.966.200,00 atau sebesar 43,39%. Output kegiatan ini Tersedianya Obat- obatan 3 paket, bahan kimia/bahan laboratorium 1 paket dan Alkes habis pakai 1 paket.

11. Kegiatan Penyediaan Mamin Pasien dan Makanan Sebagai Penambah Daya Tahah Tubuh Bagi Pegawai yang Bekerja Di lingkungan Beresiko

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.042.225.000,00, realisasi anggaran sebesar Rp 1.592.910.288,00 atau 78,00 % Output Tersedianya makanan dan minuman pasien selama 12 bulan serta Penambah daya tahan tubuh bagi pegawai selama 12 bulan.

12. Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Pasien

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan mempunyai alokasi anggaran sebesar Rp. 780.000.000,00, realisasi sebesar Rp. 620.059.815,00 atau 79,49 %, Output kegiatan ini Tersedianya fasilitas sarana

dan prasarana ruangan perawatan pasien: Terdapatnya Kasur Pasien di ruang kelas

III 20 Buah, Terdapatnya Bantal dan Guling Pasien 1 Paket , Terdapatnya Peneng identitas pasien 1 paket, Tersedianya Alat cuci tangan 1 paket, tersedianya alat Kesehatan dan Fisiotherapy 1 paket, tersedianya keset di setiap ruangan 1 paket, Tersedianya Central monitor pasien di Ruang Perawatan Intensif 1 Paket dan Terdapatnya Mesin Antrian Pasien di Poliklinik 1 Paket. Outcome Terpenuhinya Fasilitas perlengkapan Pelayanan Pasien sesuai dengan standar dan Patient Safety sehingga pasien merasa puas dan nyaman selama dalam perawatan di Rumah sakit.

13. Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.117.190.000,00, realisasi sebesar Rp. 1.873.270.000,00 atau 88,48 %, Output kegiatan ini Tersedianya Tenaga Dokter Spesialis 5 orang,

tenaga Dokter Umum 3 Orang , Tenaga Dokter Gigi 1 Orang, Tenaga S1 Keperawatan /Kesehatan / Farmasi 5 Orang, Tenaga S1 Akutansi / Agama / Non Kesehatan 5 Orang , Tenaga D III Keperawatan / Perawat Gigi 16 Orang, Tenaga D

III Kesehatan / Farmasi / Gizi 7 Orang, Tenaga Analis Kesehatan ( Laboratorium ) 3 Orang, Tenaga D III Non Kesehatan / Komputer / Sekretaris 11 Orang, Tenaga SMA Non Kesehatan 14 Orang dan Tenaga Survey IKM 7 Orang serta Terlaksananya Kegiatan IKM 1 Kegiatan. Outcome Terpenuhinya kebutuhan sunber daya manusia di rumah sakit Paru provinsi Jawa Barat dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga dalam dalam pelayanan terhadap pasien dilakukan oleh tenaga professional sesuai dengan kompetensinya mengacu kepada aturan perumahsakitan yang berlaku serta terdapatnya gambaran indeks Kepuasan III Kesehatan / Farmasi / Gizi 7 Orang, Tenaga Analis Kesehatan ( Laboratorium ) 3 Orang, Tenaga D III Non Kesehatan / Komputer / Sekretaris 11 Orang, Tenaga SMA Non Kesehatan 14 Orang dan Tenaga Survey IKM 7 Orang serta Terlaksananya Kegiatan IKM 1 Kegiatan. Outcome Terpenuhinya kebutuhan sunber daya manusia di rumah sakit Paru provinsi Jawa Barat dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga dalam dalam pelayanan terhadap pasien dilakukan oleh tenaga professional sesuai dengan kompetensinya mengacu kepada aturan perumahsakitan yang berlaku serta terdapatnya gambaran indeks Kepuasan

14. Kegiatan Penyediaan Media Informasi Rumah Sakit

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 146.250.000,- realisasi sebesar Rp. 114.720.000,- atau 78,44 %, Output kegiatan ini Terdapatnya Iklan layanan Kesehatan 1 paket, Terdapatnya Videotron 1 paket dan terdapatnya penunjuk arah RS paru 1 paket. Outcome Tersedianya sumber informasi bagi pasien / pengunjung tentang layanan

kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi jawa Barat sebagai upaya promotif dan preventif.

15. Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Pegawai, Administrasi, Medis dan Perawat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 7.097.486.000.- (Tujuh milyar sembilan puluh tujuh juta empat ratus delapan puluh enam ribu rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan IV (bulan Desember) sebesar Rp. 6.073.873.569.- dengan capaian 85,58%. Output

kegiatan ini adalah 1) Dokumen belanja pegawai non PNS, 2) Dokumen belanja barang dan jasa, 3) Dokumen belanja jasa kantor: MCU, rekrutment dan assesment, 4) Dokumen belanja asuransi kesehatan, 5) Belanja pakaian dinasharian (PDH) dan pakaian kerja lapangan, pakaian adat dan pakaian olah raga, 6) Santunan kematian pegawai dan keluarga, 7) Biaya biasiswa pendidikan non PNS, dan 8) Kegiatan kursus-kursus singkat/pelatihan.

16. Kegiatan Pembangunan Gedung Perawatan VIP

Kegiatan Pembangunan Gedung Perawatan VIP, yang dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 1.727.827.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.723.190.800,- (99.73%). Output Kegiatan adalah

terlaksananya Pembangunan Gedung Rawat Inap VIP sebanyak 1 kegiatan, tersedianya Jasa Perencanaan/Pengawasan Berkala sebanyak 1 kegiatan, tersedianya Jasa Pengawasan sebanyak 1 kegiatan.

17. Kegiatan Perencanaan Gedung-Gedung Pelayanan RS Jiwa Provinsi Jawa Barat

Kegiatan Perencanaan Gedung-Gedung Pelayanan RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.

1.119.902.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.106.271.350 (92.20%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Dokumen DED Gedung Perawatan Psikogeriatri sebanyak 1 dokumen, Tersedianya Dokumen DED Gedung Perawatan GMO sebanyak 1 dokumen, Tersedianya Dokumen DED Gedung Rawat Inap sebanyak 1 dokumen.

18. Kegiatan Alih Status RS. Pamengpeuk dan Jampang Kulon menjadi RSUD Provinsi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 148.573.000 (49,52% ). Output kegiatan adalah Terselenggaranya alih status RS. Pamengpeuk

dan Jampang Kulon menjadi RSUD Provinsi.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Kegiatan Pengembangan Gedung BKKM Provinsi Jawa Barat Tahap 1 memiliki Permasalahan dalam tahap perijinan, target penyelesaian perijinan di bulan Maret. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan berkas perijinan harus melalui proses pengadaan, yaitu dokumen UPL, UKL yang waktu penyelesaiannya membutuhkan waktu minimal 3 bulan. Dokumen UPL, UKL ini pada prosesnya sangat tergantung pada instansi lain dalam hal pengesahannya (rekomendasi UPL, UKL) Sehingga kami tidak bisa memastikan kapan rekomendasi akan keluar. Rekomendasi UPL, UKL ini sangat menentukan keluarnya rekomendasi selanjutnya dari instansi yang lainnya (Dinas SDAPE, DISHUB, BPLHD, DISPERTASIH, BPMP) sehingga keterlambatan rekomendasi UPL, UKL menyebabkan proses keterlambatan proses keseluruhan perijinan. Keluar ijin (IMB) 17 Juli 2015.

Permasalahan dalam pengadaan Konsultan Perencanaan: 1) Terdapat perubahan metode pengadaan konsultan perencana yang semula seleksi umum menjadi penunjukan langsung karena kegiatan perencanaan sudah dilaksanakan pada tahun 2010 (80%), sehingga sisa pekerjaan yang 20% tinggal pengawasan berkala, 2) Proses penunjukan langsung untuk Konsultan Perencana Tahap Fisik Lelang dan Pengawasan Berkala memerlukan rekomendasi dari LKPP, dn 3) Terjadi ketidaksamaan persepsi antara pengelola teknis dan inspektorat dalam pembiayaan konsultan Permasalahan dalam pengadaan Konsultan Perencanaan: 1) Terdapat perubahan metode pengadaan konsultan perencana yang semula seleksi umum menjadi penunjukan langsung karena kegiatan perencanaan sudah dilaksanakan pada tahun 2010 (80%), sehingga sisa pekerjaan yang 20% tinggal pengawasan berkala, 2) Proses penunjukan langsung untuk Konsultan Perencana Tahap Fisik Lelang dan Pengawasan Berkala memerlukan rekomendasi dari LKPP, dn 3) Terjadi ketidaksamaan persepsi antara pengelola teknis dan inspektorat dalam pembiayaan konsultan

(2) Kegiatan peningkatan kualitas dan kesejahteraan pegawai, administrasi, medis dan perawat di RSUD Al Ihsan adalah 1) Persiapan akreditasi diperlukan seluruh pegawai mempunyai sertifikasi khusus, sehingga untuk kompetensi tersebut diperlukan anggaran biaya yang cukup besar, 2) Keterbatasan pengiriman peserta ke luar rumah sakit (Diklat eksternal) karena penuhnya jadwal pelatihan dan waiting list menyebabkan beberapa target capaian untuk sertifikasi belum optimal, dan 3) Kelengkapan profesi tertentu yang dibutuhkan oleh RSUD Al Ihsan, sehingga recruitment tidak sesuai dengan jadwal.

2. Solusi

(1) Kegiatan Pengembangan Gedung BKKM Provinsi Jawa Barat Tahap 1, 1) Untuk IMB sudah selesai pada tahun 2015, sehingga sudah tidak ada masalah lagi, 2) Penunjukkan langsung Konsultan Perencana Tahap Fisik Pelelangan dan Pengawasan Berkala, proses pada tahun 2016 perlu segera untuk meminta rekomendasi dari LKPP.

(2) Kegiatan peningkatan kualitas dan kesejahteraan pegawai, administrasi, medis dan perawat di RSUD Al Ihsan adalah 1) Mengoptimalkan pelatihan internal (inhouse training) dan nara sumber dari internal rumah sakit, 2) Untuk persiapan memenuhi akreditasi rumah sakit perlu dipersiapkan anggaran khusus, 3) Pengajuan anggaran akreditasi ke DAK-APBN, dan 4) Koordinasi dengan BKD dalam pemenuhan SDM profesi tertentu sesuai kebutuhan.

6) Program Manajemen Pelayanan Kesehatan

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD Al Ihsan, RS Jiwa, RS Paru dan Biro Pelayanan Dasar Sosial Provinsi Jawa Barat melalui 22 (dua puluh dua) kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp. 25.086.658.441,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 22.978.739.433,00 atau 91,59%.

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan, Kefarmasian dan Alkes

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.619.017.750,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 441.987.871,- atau 71.40%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pemeliharaan sistem mutu pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan (LSSK); tersedianya 1 dokumen Workshop Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Provinsi Jawa Barat; tersedianya 1 dokumen Evaluasi Kajian Teknis Hasil Pemeriksaan Sarana Kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan hasil Pertemuan Koordinasi Pengelola Perizinan Sarana Kesehatan dengan 27 Kab/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan hasil fasilitasi akreditasi persalinan; tersedianya

1 dokumen laporan hasil fasilitasi pemeriksaan sarana kesehatan, monitoring evaluasi, dan koordinasi lintas sektor; tersedianya 1 dokumen laporan hasil fasilitasi akreditasi laboratorium; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan sosialisasi peraturan - peraturan tentang Standar Rumah Sakit; tersedianya 1 dokumen laporan hasil workshop akreditasi dan sertifikasi institusi pendidikan; tersedianya 1 dokumen laporan hasil peningkatan kompetensi Tim LSSK.

2. Kegiatan Peningkatan Kapasitas BLK sebagai Center of Excellent (CoE) Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 112.125.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 95.314.600,- atau 85.01%. Output

kegiatan adalah Tersedianya biaya Uji Profiensi, Akreditasi, Promosi.

3. Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 914.577.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 740.680.700,- atau 80.99%. Output kegiatan adalah 1 Dokumen Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda); tersedianya 1 dokumen koordinasi bidang kesehatan; terlaksananya pertemuan Mitra Praja Utama (MPU); tersedianya 1 dokumen fasilitasi penyusunan perencanaan; tersedianya 1 dokumen koordinasi lintas program dan lintas sektor bidang kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan forum OPD bidang kesehatan serta tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan rapat koordinasi wilayah bidang kesehatan . Outcome kegiatan adalah terjadinya sinkronisasi bidang kesehatan, terfasilitasinya perencanaan bidang kesehatan dan terjalinnya kerjasama bidang kesehatan.

4. Kegiatan Monitoring Evaluasi Bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 187.102.500,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 132.654.481,- atau 70.90%. Output kegiatan adalah 1 Dokumen laporan evaluasi bantuan keuangan tahun 2015. Outcome kegiatan adalah terevaluasinya kegiatan bantuan keuangan bidang kesehatan tahun 2015.

5. Kegiatan Penyusunan Regulasi Manajemen JKN

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 296.907.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 172.801.500,- atau 58.20%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pedoman pelaksanaan bantuan keuangan bidang kesehatan Tahun 2015; tersedianya 1 dokumen rancangan peraturan Gubernur bidang kesehatan; tersedianya 1 dokumen pedoman bidang kesehatan; tersedianya 1 dokumen sosialisasi regulasi bidang kesehatan; serta 1 dokumen laporan hasil pendampingan regulasi bidang kesehatan.

6. Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.160.298.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.895.479.346,- atau 77.18%. Output kegiatan adalah tersedianya Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 sebanyak 182 buku; tersedianya Buku Visualisasi Data Kesehatan Tahun 2014 sebanyak 182 buku; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan Workshop Validasi Data Kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pengumpulan data dan fasilitasi data kesehatan ke Kabupaten/Kota; 1 dokumen laporan pertemuan koordinasi teknis pengelola data dan informasi kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan hasil pertemuan workshop penyusunan instrumen penguatan manajemen data kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan workshop sistem informasi kesehatan; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan workshop sistem informasi rumah sakit; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan sosialisasi RR Kabupaten/Kota; tersedianya 1 dokumen laporan workshop penerapan GIS; tersedianya 1 dokumen pelatihan jurnalistik untuk website; tersedianya 1 dokumen laporan kursus/pelatihan Informasi Teknologi. Outcome kegiatan adalah tersedianya sistem informasi kesehatan yang komprehensif.

7. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Pelatihan Kesehatan sebagai Pusat Pelatihan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 60.060.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 58.431.000,- atau 97.29%. Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen perencanaan; tersedianya 1 dokumen evaluasi kegiatan Bapelkes Provinsi Jawa Barat.

8. Kegiatan Pembiayaan Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.275.000.000,00 realisasi sebesar Rp. 1.223.782.929.00 atau sebesar 95,98% . Output

kegiatan adalah Jumlah Kunjungan Pasien Berstatus SKTM atau Pasien Jamkesda sebanyak 589 orang.

9. Kegiatan Pengembangan Jejaring eksternal dalam Pelayanan Kasus TB. Paru

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 487.500.000,00 realisasi sebesar Rp. 278.096.650 atau sebesar 57,05 % . Output

Terlaksananya Kegiatan Jejaring eksternal 5 kegiatan, Kegiatan HDL 1 Kegiatan, Kegiatan monev TB-HIV 1 Kegiatan, dan In house training BTCLS 1 kegiatan.

10. Kegiatan Mengembangkan Pelayanan Rujukan Pasien Rumah Sakit Paru

Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp 97.500.000,- realisasi sebesar Rp. 77.969.050,- atau 79,97%

Kegiatan adalah Terlaksananya pendampingan pelayanan pasien rujuk 12 bulan dan Pelatihan service excellent

Output

1 kegiatan.

11. Kegiatan Meningkatkan Status Rumah Sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD )

Kegitan ini dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 172.831.913,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 109.500.000,- atau sebesar 63,36 % . Output kegiatan adalah Terdapatnya 5 dokumen BLUD diantaranya Dokumen RSB,RBA,SPM,Tata kelola dan Laporan Keuangan.

12. Kegiatan Pemasaran Pelayanan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan pagu anggaran Rp. 1.467.375.000.- (Satu milyar empat ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), adapun realisasi sampai dengan triwulan

IV (bulan Desember) sebesar Rp. 977.625.577.- dengan capaian 66,62%. Output kegiatan ini adalah terealisasinya 1) Dokumen belanja pegawai honorarium pengadaan barang dan jasa, 2) Dokumen belanja barang dan jasa: dekorasi interior/eksterior, boot permanen, petunjuk arah, dokumentasi publikasi dan promosi media massa, jasa Wifi, iklan dan pemotretan, pengobatan sosial untuk masyarakat dan mitra kerja, dan 3) Pengadaan pakaian kerja lapangan.

13. Kegiatan Peningkatan Pemeliharaan Alat Kesehatan dan Kedokteran

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 404.510.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 347.654.050 (85.94%). Output Kegiatan adalah Terpeliharanya Alat Kedokteran 1 kegiatan, Terpeliharanya alat Laboratorium sebanyak 2 kegiatan.

14. Kegiatan Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 4.094.486.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.921.051.755 (95.76%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Gedung Pelayanan IGD sebanyak 1 kegiatan, Teredianya Konsultan Pengawas Gedung IGD sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Jasa Konsultan Pengawas Berkala sebanyak 1 kegiatan.

15. Kegiatan Pembangunan Gedung Mess Kesehatan 2 Lantai

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 3.766.100.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.431.065.600,- (91.10%). Output Kegiatan adalah Tersedianya biaya belanja konsultansi perencana sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya biaya belanja konsultansi pengawas sebayak 1 kegiatan, Tersedianya biaya belanja pembangunan gudang mess kesehatan 2 lantai sebanyak 1 kegiatan.

16. Kegiatan Peningkatan Penyediaan Alkes, Alked dan Alat Penunjang Kesehatan Lainnya

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 4.065.783.778,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.766.421.505,- (92,84%). Output Kegiatan adalah Tersedianya alat kesehatan dan alat Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 4.065.783.778,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.766.421.505,- (92,84%). Output Kegiatan adalah Tersedianya alat kesehatan dan alat

10 unit, Tersedianya alat Farmasi sebanyak 57 unit, Tersedianya Alat Kedokteran Anak sebanyak 13 unit, Tersedianya Tempat Tidur sebanyak 64 unit.

17. Kegiatan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dan Monitoring ISO dan OHSAS

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 351.930.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 332.471.289 (37,50%). Output Kegiatan adalah Terakreditasinya RS 1 sebanyak Kegiatan, Monitoring ISO dan OHSAS sebanyak 1 Kegiatan.

18. Kegiatan Pembangunan Gedung Pelayanan Rawat Jalan Satu Atap Lanjutan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 3.295.589.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.766.421.505 (92,84%). Output Kegiatan adalah Tersedianya Gedung Pelayanan Kesehatan Jiwa sebanyak 1 unit, Tersedianya dokumen pengawasan sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Dokumen Pengawasan Berkala sebanyak 1 kegiatan.

19. Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Pasien

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 772.065.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 756.630.025 (98,00%). Output Kegiatan adalah Tersedianya alat rumah tangga / dapur habis pakai sebanyak 3 keg, Tersedianya Perlengkapan Olah Raga sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Bahan Rehabilitasi Pasien sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Bahan Keperluan Pasien Rawat Inap (Linen) sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Pengadaa Peralatan Rumah Tangga sebanyak

1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Bahan Material sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Bibit Tanaman sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya obat tanaman sebanyak 1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Pakaian Pasien sebanyak

1 kegiatan, Tersedianya Pengadaan Alat Pelindung Diri sebanyak 1 kegiatan.

20. Kegiatan Koordinasi Penguatan Kelembagaan TP-UKS di Jawa Barat Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 595.500.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 563.100.000,- (94,56 %), Output kegiatan adalah Rakor TP-UKS di 4 BKPP se

Jawa Barat, Pertemuan Review pemenang LSS Tahun 2010 s/d 2014, Pendampingan TP-UKS Pusat.

21. Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Verifikasi kabupaten dan Kota Sehat Siaga

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 593.400.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 593.400.000,- (100%), Output, Rapat Tim Provinsi, Verifikasi Awal & Akhir Kab/ Kota Sehat/Siaga Tingkat Prov, Pendampingan Tim Verifikasi Kab/Kota Sehat/Siaga Nasional.

22. Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 297.000.000,-. Dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 296.200.000,- (99,73%), Output, Terselenggranya Monev PKJM ke Kab/Kota se Jawa Barat, Lokakarya Pembahasan regulasi Penyelengaraan PKJM di 4 BKKP se Jawa Barat, Lokarya kesehatan Jiwa remaja dan Anak Baerbasis Sekolah Koordinasi ke Pusat.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Terdapatnya daya serap yang rendah 33,43 % bukan adanya permasalahan dalam pelayanan , namun masyarakat miskin Jawa Barat banyak beralih ke BPJS.

(2) Nara sumber yang dipakai berasal dari PNS Non Provinsi dari Departemen Kesehatan di Jakarta , sehingga jadwal susah untuk ditetapkan (3) Kegiatan pemasaran pelayanan kesehatan rumah sakit dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.467.375.000.- dalam realisasi pelaksanaan kegiatan adanya keterbatasan dana dalam pelaksanaan kegiatan yang mendukung peningkatan cakupan pelayanan RSUD Al Ihsan yang bersumber pada biaya operasional.

2. Solusi

(1) Tetap dana dialokasikan namun secara bertahap berkurang. (2) Adanya alternatif dalam memilih nara sumber, baik secara jarak dan status

kepegawaiannya.

(3) Untuk biaya kegiatan pemasaran menggunakan sistem efisiensi dan efektif dalam pengelolaan biaya pengeluaran sehingga dibuat skala prioritas kepentingan dengan pengendalian biaya untuk kegiatan yang mendukung pelayanan kesehatan.