Urusan Pertanian

4.29. Urusan Pertanian

Pembangunan urusan bidang pertanian melalui kebijakan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan, peningkatan kinerja, sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan peternakan, peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit tanaman dan ternak serta pengembangan usaha dan sarana prasarana pengolahan, pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan peternakan. Capaian indicator keberhasilan ditunjukan melalui indikator Nilai Tukar Petani (NTP) dengan capaian 105,06 poin, penyediaan benih padi bersertifikat, peningkatan produksi hortikultura, pengembangan produksi ternak dan peningkatan produksi tanaman perkebunan.

Pencapaian indikator kinerja urusan Pertanian tersebut di atas meliputi jumlah produksi padi pada tahun 2015 sebanyak 11.373.234 Ton, Produktivitas padi sebesar 61,22 Kuintal/Ha; sedangkan untuk palawija produksi komoditas jagung sebanyak 959.933 ton, Pipilan Kering dengan produktivitas 75,70 Kuintal/Ha, dan produksi Kedelai sebanyak 98.938 Ton, Biji Kering dengan produktivitas mencapai 16,51 Kuintal/Ha. Sedangkan dalam pemberdayaan Sumber Daya Pertanian indikator capaian keberhasilannya ditunjukan melalui jumlah penyuluh yang diberdayakan sebanyak 5.464 orang. Selanjutnya untuk Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan jumlah luas serangan 9 OPT Utama 85.541 Ha; kasus penyakit antrax 0 kasus/tahun; kasus penyakit avian influenza 33 kasus/tahun; kasus penyakit brucellosis 2,35 kasus/tahun; kasus penyakit rabies 2 kasus/tahun. Serta Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan jumlah kelompok penerapan jaminan sistem mutu sebanyak 20 kelompok dan jumlah aneka produk olahan hasil perikanan sebanyak 10.837.785 Kg.

Adapun capaian kinerja Program dan Kegiatan Urusan Pertanian, sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1) Program Peningkatan Produksi Pertanian

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan terdiri atas 14 kegiatan, dengan total anggaran Rp.15.265.648.705,- dan realisasi anggaran Rp. 14.588.076.021,- atau 95,56%. Outcome dari Program ini adalah meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian, meningkatnya ketersediaan benih tanaman hortikultura.

a. Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Penyediaan Benih Padi Bersertifikat di Jawa Barat pada Balai Pengembangan Benih Padi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.411.180.000,00 dengan realisasi sampai dengan Bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.394.451.400,00 atau (98,81%). Output kegiatan adalah Pelaksanaan Administrasi Kegiatan, Perbanyakan Benih Dasar (BS-FS) 10 Ha, Perbanyakan Benih Pokok (FS-SS) 380 Ha, Processing Benih Padi, Konsultasi, Monitoring, Suvervisi dan Pembinaan Kegiatan.

2. Kegiatan Peningkatan Produksi Hortikultura di Jawa Barat

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.245.320.000,00 dan realisasi Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.245.320.000,00 dan realisasi

10) Workshop GAP Sayuran/Biofamaka di 5 Kabupaten; 11) Rapat Koordinasi Perbenihan Sayuran; 12) Sosialisasi Bimbingan Teknis GHP; 13) Forum Komunikasi Pelaku Usaha Sayuran; 14) Apresiasi Kepemanduan Penumbuhan Regu

HT) bagi Petugas Kabupaten/Lapangan di Tingkat Provinsi; 15) Penumbuhan dan Pembinaan Regu Pengendali Hama/OPT Terpadu (RP. HT) dengan Metode Sekolah Lapangan di 9 kabupaten/kota; 16) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (MONEV) Kegiatan Peningkatan Produksi Hortikultura di Jawa Barat, 17) Penyusunan Peta Agroecological Zone Komoditas Unggulan Hortikultura.

Pengendali

Hama/OPT

Terpadu

(RP.

3. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Buah-buahan (TKW-31)

Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah anggaran Rp.937.928.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.931.417.651,00 (99,31%). Output kegiatan adalah Rapat Koordinasi/Evaluasi Pengembangan Sentra Produksi Mangga Gedong Gincu dengan Teknologi Off Season

2 kali; Penyusunan SOP Mangga Gedong Gincu dengan Teknologi Off Season

1 kali; Sosialisasi Pengembangan Sentra Produksi Mangga Gedong Gincu dengan Teknologi Off Season di Kabupaten Majalengka, Cirebon, Kuningan dan Indramayu sebanyak 1 kali.

4. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.121.480.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.060.847.500,00 (94,59%). Output kegiatan adalah Sertifikasi benih padi dan palawija, Pengawasan mutu benih di pasaran, Forum penangkar dan penyalur benih tanaman pangan Jawa Barat, Pembinaan penangkar produsen benih tanaman pangan Jawa Barat, Peningkatan kompetensi petugas, Visualisasi varietas unggul tanaman pangan Jawa Barat, Sertifikasi benih kentang, Forum penangkar benih hortikultura Jawa Barat, Monitoring Generasi Kentang (NGM), Menarashi penangkaran benih kentang bersertifikat, Monitoring dan evaluasi kegiatan, Pengembangan benih jeruk priming, In House Training Sertifikasi benih dan SNI ISO/IEC 17025:2008.

5. Kegiatan Pembinaan Perbenihan Kentang di UPTD BPB Kentang Pangalengan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.950.542.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.917.644.750,00 (96,54%). Output kegiatan adalah Operasional Laboratorium Kultur Jaringan, Perbanyakan Benih Kentang G-

0 (5 unit), Perbanyakan Benih Kentang G-0 Aeroponik (1 unit), Perbanyakan Benih Kentang G-1 (5 unit), Perbanyakan Benih Kentang G-2 (1 Ha), Manajemen Lahan (2 Ha), Pertemuan Penangkar Benih Kentang, Administrasi Kegiatan, Kegiatan Pameran/Bazar, Monitoring, Pembinaan dan Koordinasi Kegiatan; Mengikuti PF2N.

6. Kegiatan Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman di BPBHAT

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.045.660.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.042.342.500,00 (99,68%). Output kegiatan adalah Penyediaan benih hortikultura dan aneka tanaman di BPBHAT melalui cadangan benih untuk bantuan ke masyarakat; perbanyakan benih buah- buahan; Ketersediaan Benih Eksotik Buah-Buahan; Ketersediaan Benih Sumber Buah-Buahan; perbanyakan benih sayuran; Temu Penangkar Benih Buah-Buahan Se-Jawa Barat. Pemeliharaan Pohon Induk Buah-Buahan BPBHAT dan Sub Unitnya; Pemberdayaan SDM Kultur Jaringan Ketersediaan Benih Tanaman Hias Koleksi; Ketersediaan Benih Tanaman Pot dan Lanskap, Ketersediaan Benih Tanaman Daun Indah; Ketersediaan Benih Tanaman Bunga Potong,

Ketersediaan Benih Tanaman Anggrek; Ketersediaan Tanaman Obat Keluarga; Ketersediaan Tanaman Obat Rimpang, Temu Penangkar / Produsen Benih Florikultura dan Obat Se-Jawa Barat; Pemeliharaan Pohon Induk Tanaman Florikultura, Obat, Tanaman Langka dan Khas Daerah.

7. Kegiatan Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian di Jawa Barat dengan jumlah anggaran Rp.974.179.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.958.854.000,00 (98,43%). Output kegiatan adalah Pengembangan inovasi dan diseminasi teknologi alsintan dalam upaya peningkatan agribisnis di Jawa Barat melalui perancangan prototype alsintan, fabrikasi : Alat tanam padi manual, Alat tanam kedelai manual ( Greader kedelai), modifikasi alsin : ( Power Weader ), Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pengembangan Alsintan; Bimbingan Teknis Operasional dan Optimalisasi Pemanfaatan Alsin Brigade Tanam; Revitalisasi Pemanfaatan Traktor Roda 2 di 4 Kabupaten; Uji KInerja Prototype Alsintan; Uji Petik Alsintan yang beredar di Tingkat Petani; Sosialisasi Hasil Pengujian dan Pengawasan Alsintan; Bimbingan Teknis Pengelolaan dan Pemanfaatan Alsintan; Magang Peningkatan Kemampuan Teknis Petugas Alsin dan Bengkel UPJA ke Fabrikan Alsin di Jawa Tengah; Pembinaan, Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

8. Kegiatan Pengembangan Benih Palawija di BPB Palawija

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah anggaran Rp.1.501.912.205,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.447.047.500,00 (96,35%). Output kegiatan adalah tersedianya benih sumber palawija di Jawa Barat 30%) melalui Perbanyakan Benih Palawija Kelas Benih Dasar (BS-BD), Perbanyakan Benih palawija Kelas Benih Pokok (BD-BP), Pengolahan hasil, promosi dan distribusi benih palawija, temu usaha perbenihan palawija, temu lapang penangkar benih palawija, forum perbenihan, Temu Lapang Penangkar Benih Palawija Bersama Gubernur Jawa Barat, monitoring, supervisi, dan pembinaan kegiatan, Akselerasi Penyediaan Benih Sumber Kedelai Pola Kemitraan.

9. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Serealia dan Jagung

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.410.012.500,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.364.345.700,00 (96,76%). Output kegiatan adalah Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan Produksi Serealia Tahun 2015; Koordinasi Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Jawa Barat dalam rangka Mendukung Surplus Beras Nasional 10 Juta Ton (RAM-IP); Sosialisasi/Evaluasi GP-PTT Tahun 2015; Forum Perbenihan Serealia (Padi dan Jagung); Koordinasi Pencapaian Sasaran Produksi Serealia Tahun 2015; Koordinasi Pemantapan Sasaran Produksi Serealia Tahun 2016; Gerakan Pengawalan Tanam, Panen dan Produktivitas Padi; Gerakan Pengawalan Tanam, Panen

Pendampingan Hibah/Bantuan Keuangan/Bantuan Sosial Kegiatan Serealia Tahun 2014 dan 2015; Penyediaan Benih Hasil Pemurnian Varietas Pakuan, Pasundan, dan Parahyangan; Uji Adaptasi Varietas Padi Hibrida (Hasil Inovasi ke Tiongkok); Kajian Akademis Cadangan Benih Daerah (Lanjutan); Pengembangan padi Lahan Kering dan Jagung Hibrida di BPAC (Lanjutan); Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Serealia (Padi dan Jagung) Tahun 2015.

10. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Aneka Kacang dan Umbi di Jawa Barat

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.134.975.000 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.006.330.750,00 (88,67%). Output kegiatan adalah Koordinasi dan Evaluasi Aneka Kacang dan Umbi; Penerapan Teknologi Aneka Kacang dan Umbi; Farm Field Day (Temu Lapang) Aneka Kacang dan Umbi; Gerakan Tanam/Panen Aneka Kacang dan Umbi; Pembinaan, Pengawalan, Verifikasi, Monitoring dan Evaluasi Aneka Kacang dan Umbi.

11. Kegiatan Penanganan Pasca Penen Tanaman Pangan,

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.447.860.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.392.850.400,00 (87,72%). Output kegiatan adalah Terlaksananya Apresiasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan; Terlaksananya Akselerasi Teknologi Penanggulangan kehilangan Hasil Pascapanen Tanaman Pangan; erlaksananya Fasilitasi Perhitungan kehilangan

Hasil Pascapanen Tanaman Pangan; Terlaksananya pencanangan gerakan penanganan pascapanen Tanaman Pangan.

12. Kegiatan Pusat Pemuliaan Padi Varietas Pandanwangi Varietas Unggul (TKW-13)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.1.285.950.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.128.180.000,00 (87,73%). Output kegiatan adalah Rapat Koordinasi Kegiatan Pengembangan Padi Varietas Pandanwangi Unggulan Lokal Cianjur-Jawa Barat; Pemantapan Agribisnis Beras Pandanwangi Unggulan Lokal Cianjur-Jawa Barat; Kajian Pengelolaan Padi Varietas Pandanwangi sebagai Komoditas Unggulan Cianjur-Jawa Barat; Pengembangan Budidaya Padi Varietas Pandanwangi Dalam Rangka Penyebarluasan Penerapan Teknologi Budidaya Spesifik Lokasi menuju Budidaya Organik; Penyediaan Benih Sumber Padi Varietas Pandanwangi dalam rangka menuju Budidaya Organik; Rapat Evaluasi Kegiatan Pengembangan Padi Varietas Pandanwangi Unggulan Lokal Cianjur-Jawa Barat; Pelaporan Kegiatan Padi Pandanwangi Unggulan Lokal Cianjur-Jawa Barat.

13. Kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman Pangan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.1.298.650.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.238.914.500,00 (95,40%). Output kegiatan adalah Teralokasikannya Sarana Pascapanen Tanaman Pangan; Combined Harvester Kecil 9 unit; Power Thresher

17 unit; Corn Sheller 9 unit.

14. Kegiatan Pengembangan Pertanian Terpadu di BPPT Cikadu Cianjur

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.500.000.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.488.352.377,00 (97,67%). Output kegiatan adalah Tersedianya bibit Ubi Kayu sebanyak 52.500 stek, Tersedianya bibit Ubi Jalar sebanyak 80.000 stek, Tersedianya Bibit Pepaya California sebanyak 4.000 pohon, Tersedianya Bibit Pisang Kirana sebanyak 1.250 pohon, Tersedianya Bibit Jeruk Lemon sebanyak 832 pohon, Tersedianya Pupuk Organik sebanyak 41.600 kg, Tersedianya Pupuk Organik Cair sebanyak 130 liter.

15. Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 7.289.202.550,- dan realisasi anggaran s.d bulan Desember 2015 Rp. 7.197.667.200 (98,74 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya Pemeliharaan 13 Kebun Dinas selama 9 bulan; Terlaksananya Pemeliharaan kebun Sumber Benih dan Calon Kebun Sumber Benih Tanaman Perkebunan selama 9 bulan; Terlaksananya Eksplorasi, inventarisasi selama 9 bulan, Penetapan Kebun Sumber Benih serta Kebun Produksi Tanaman selama 9 bulan; Terlaksananya Pembenihan Kopi Arabika Java Preanger selama 9 bulan. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di 13 kebun dinas yang disebabkan oleh (Masih banyaknya tanaman belum menghasilkan (TBM), Alokasi pupuk belum sesuai dengan kebutuhan tanaman (15 %), Alokasi Upah kerja harian lepas belum sesuai dengan kebutuhan (15%), Populasi tanaman di masing-masing kebun dinas belum seluruhnya sesuai dengan standar populasi, Masih banyaknya tanaman Tua dan Tanaman Rusak (TT/TR)); Menurunnya produksi benih kopi arabika varietas LS-795 di Kebun Dinas Sukajadi sebagai dampak kurangnya pupuk yang dialokasikan pada tahun sebelumnya (25%) dari kebutuhan; Beberapa tanaman pada calon-calon kebun sumber benih mengalami kelayuan yang diakibatkan oleh tingginya evapotranspirasi dan kemarau yang panjang; Satu kegiatan penilaian yaitu Penilaian Calon Kebun Entress yang berlokasi di Kebun Dinas Sukahurip Kabupaten Ciamis belum dapat dilaksanakan sehubungan dengan belum primanya kondisi tanaman akibat musim kemarau yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil penilaian; Untuk pembenihan kopi java preanger terdapat masalah kemarau panjang, suhu tinggi, kelembaban rendah, dan debit air menurun. Solusi yang diambil adalah Peningkatan kinerja pegawai di masing- masing kebun dinas dan skala prioritas tanaman dan kebun yang harus dipelihara; Pemenuhan populasi tanaman; Rehabilitasi tanaman; Peremajaan tanaman; Pemanfaatan serasah daun untuk meningkatkan kesuburan biologi dan kimia tanah; Alokasi pupuk pada tahun anggaran 2015 disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (1 kg Pupuk NPK/pohon); Penyiraman lebih diintensifkan dan mulching menggunakan serasah daun dan gulma hasil penyiangan untuk mengurangi evapotranspirasi; dilaksanakan pada saat kondisi tanaman dalam keadaan prima yaitu satu bulan setelah turun hujan yang diperkirakan pada bulan november tahun 2015; Naungan kolektif diperapat untuk menurunkan intensitas matahari dan suhu serta meningkatkan kelembaban; Pembuatan sumur air; Perbaikan selokan dan saluran air; mencari sumber air baru.

16. Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 294.350.000,- dan realisasi anggaran s.d bulan Desember 2015 Rp. 285.420.000 (96,97 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tanaman Perkebunan di 4 WKPP. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan anggaran yang disebabkan karena adanya kesalahan dalam SPD Kegiatan. Solusi yang diambil adalah pelaksanaan Kegiatan harus menunggu bulan pencairan anggaran sesuai dengan SPD Kegiatan.

17. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 280.700.000,- dan realisasi anggaran s.d Triwulan IV (Bulan Desember 2015) Rp. 267.140.000 (95,17%). Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 40 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 40 PP; Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Kit Peserta Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 80 Paket; Terlaksananya Honorarium dan Pengganti Transport Narasumber Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 2 Kegiatan; Terlaksananya Cetak Leaflet Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 100 buah; Tersedianya Penggandaan / Fotocopy sebanyak 10.000 lembar; Tersedianya Makan sebanyak 180 Orang s/d Bulan Desember 2015; Tersedianya Snack sebanyak 180 Orang s/d Bulan Desember 2015; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 450 OH s/d Bulan Desember 2015; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 30 OH.

18. Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.071.810.000,- dan realisasi anggaran s.d bulan Desember 2015 Rp. 1.034.483.700 (96,52 %). Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 7 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar

Benih/Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 20 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar

Benih/Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 20 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/Petani/Produsen Benih/Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 15 PP; Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Pembelian bahan-bahan kimia/Obat-obatan u/Uji Laboratorium Sebanyak 1 Paket; Tersalurkannya Pengganti Transport Narasumber Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak

Benih/Petani/

Produsen

3 Paket; Tersalurkannya Operator Penguji Benih Laboratorium Sebanyak 9 orang/bulan; Tersalurkannya Tenaga Administrasi Laboratorium Sebanyak 9 orang/bulan; Tersalurkannya Petugas Pengelola Sertifikasi On-line Laboratorium Sebanyak 16 orang/bulan; Terlaksananya Cetak Leaflet Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 1.500 Eksemplar; Terlaksananya Cetak Blanko Sertifikasi Sebanyak 3.000 Lembar; Tersedianya Penggandaan / Fotocopy Sebanyak 12.600; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 86 OH; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 86 OH; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 54 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 496 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 293 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi

Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka membantu pelayanan sertifikasi benih tanaman perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Jasa Pembuatan Sistem Aplikasi Sertifikasi Online Sebanyak 1 Paket.

19. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 679.700.000,- dan realisasi anggaran s.d bulan Desember 2015 Rp. 639.868.900 (94,14%). Output kegiatan adalah terlaksananya pengembangan komoditas tanaman tebu di tiga Kabupaten (Cirebon, Kuningan, dan Subang) melalui demonstrasi plot (demplot) dan kegiatan antisipasi kebakaran tebu di wilayah 5 PG, terlaksananya bimbingan teknis budidaya akar wangi di Kabupaten Garut.

20. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.940.680.000,- dan realisasi anggaran s.d bulan Desember 2015 Rp. 1.848.258.200 (95,24 %). Output kegiatan adalah terlaksananya pengembangan tanaman rempah, penyegar dan tahunan di 13 Kabupaten/Kota (Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Garut, Purwakarta, Majalengka, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Purwakarta, Subang, dan Sumedang) melalui demonstrasi plot (demplot) intensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan untuk komoditas teh, kopi, kelapa, kakao dan karet dalam rangka pembinaan untuk peningkatan produksi dan produktivitas. Permasalahan yang terjadi adalah pemeliharaan kebun yang belum sesuai anjuran teknis oleh petani; kegiatan demplot (Karet, Kakao, dan Cengkeh) yang terkendala karena faktor cuaca yang kurang mendukung. Solusi yang diambil adalah pembinaan yang berkelanjutan dengan memberdayakan penyuluh yang ada di lokasi, membuat irigasi tetes (istana cacing).

21. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman

Perkebunan, Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 360.625.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 356.121.000 (98,75%). Output kegiatan adalah Terlaksananya Rapat Koordinasi Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi dan kebutuhan alsinbun; Terlaksananya

Desimenasi

Teknologi

Pengembangan Sarana Produksi

Perkebunan serta Pembinaan Pengawalan Penyaluran melalui Sosialisasi Penyusunan Rencana Definitive Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk pupuk bersubsidi di 15 Kabupaten di Jawa Barat serta inventarisasi kebutuhan alat mesin perkebunan.

22. Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau

Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 350.650.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 347.460.000 (99,09 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya rapat koordinasi di Tingkat Provinsi; Terlaksananya Pembinaan Pengembangan Budidaya Tembakau di 5 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan); Terlaksananya Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal di 4 kabupaten (Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan); Terlaksananya koordinasi/konsultasi ke Pusat. Outcome kegiatan adalah Adanya persamaan persepsi dan pemahaman bersama dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kegiatan DBHCHT baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, tidak tumpang tindih tetapi saling mendukung; Meningkatnya pengetahuan, wawasan petani tembakau dalam budidaya tembakau di kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan, sehingga pendapatannya akan meningkat; Petani akan mengetahui teknologi penggunaan pupuk dalam budidaya tanaman tembakau dari hasil Demplot Uji Pemupukan Berimbang. Permasalahan yang terjadi karena kondisi alam yaitu musim kemarau yang berkepanjangan sehingga hasil produksi belum sesuai dengan standard produktivitas yang diharapkan.

23. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 608.750.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 563.241.950 (92,52 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat; Terlaksananya Demplot Penanaman Tembakau Unggul Lokal (2 Lokasi); Terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka Pembinaan Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya pertemuan yang belum dapat dilaksanakan sehubungan jadwal alokasi anggaran belum sesuai dengan target yang diinginkan; Masih ada pemanenan yang kurang teliti dan dilakukan oleh petani lain sehingga tidak terjamin kemurniannya; Masih sedikitnya penangkar benih yang termonitor/terbina (baru 2 kabupaten dari 13 Kabupaten). Solusi Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 608.750.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 563.241.950 (92,52 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat; Terlaksananya Demplot Penanaman Tembakau Unggul Lokal (2 Lokasi); Terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka Pembinaan Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya pertemuan yang belum dapat dilaksanakan sehubungan jadwal alokasi anggaran belum sesuai dengan target yang diinginkan; Masih ada pemanenan yang kurang teliti dan dilakukan oleh petani lain sehingga tidak terjamin kemurniannya; Masih sedikitnya penangkar benih yang termonitor/terbina (baru 2 kabupaten dari 13 Kabupaten). Solusi

24. Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 451.800.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 422.791.700 (93,58 %). Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta PNS Non Provinsi Sebanyak 12 Orang; Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta Non PNS Sebanyak 28 Orang; Tersedianya ATK Penunjang kegiatan Sebanyak 1 Kali; Tersedianya KIT Peserta Pertemuan penunjang kegiatan Sebanyak 40 Set; Tersedianya Spanduk Pertemuan Sebanyak 1 Keg; Tersalurkannya Honorarium Jasa Profesi / Narasumber kegiatan Teknis Mutu Benih Tembakau Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya

Sebanyak 500 Lembar; Terlaksanakannya Penggandaan fotocopy Sebanyak 6.875; Terlaksananya Penjilidan Sebanyak 20 Eksemplar; Tersedianya Makan Sebanyak 90 Orang; Tersedianya Snack Sebanyak 90 Orang; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Sertifikasi Benih Tembakau Sebanyak 146 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tembakau Sebanyak 126 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas Luar Provinsi ke DKI Sebanyak 30 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Sertifikasi Benih Tembakau Sebanyak 4 Kegiatan.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Belum optimalnya penyediaan benih/bibit bersertifikat di Jawa Barat, hal tersebut diakibatkan rendahnya sumber daya manusia, serangan OPT, musim kemarau yang panjang, kurangnya sarana dan prasarana serta kurangnya

penyediaan benih/bibit bersertifikat. (2) Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, dan peternakan, antara lain faktor iklim kemarau panjang yang mengakibatkan pengunduran jadwal pelaksanaan kegiatan di lapangan dan bergesernya jadwal tanam sub sektor pertanian.

keterlibatan

penangkar

dalam

(3) Turunnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah tentang Pemerintahan Daerah, ketentuan Pasal 298 ayat (5) mempengaruhi terhadap proses pelaksanaan program dan kegiatan 2015, terutama pada kegiatan yang bersifat hibah terhadap petani, dimana kegiatan yang sifatnya hibah barang maupun uang berpengaruh secara langsung terhadap pencapaian produksi dan produktivitas terutama komoditas tanaman pangan dan hortikultura.

(4) Kurangnya pengetahuan petani sehingga menghambat terhadap proses penerapan teknologi pertanian. (5) Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian sedikitnya ikut menyumbang penurunan hasil produksi.

2. Solusi

(1) Upaya peningkatan produksi dan produktivitas, serta penyediaan benih/bibit bersertifikat di Jawa Barat secara optimal, antara lain dilakukan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian, melalui kegiatan sosialisasi, magang, dan sekolah lapang. Selain itu dilakukan pemenuhan sarana dan prasarana serta pembinaan terhadap petani dari instansi terkait baik dari tingkat Kabupaten maupun Tingkat Provinsi perlu lebih ditingkatkan agar kualitas petani dalam menyerap penerapan teknologi pertanian dapat meningkat;

(2) Mengantisipasi dampak kekeringan dengan cara meningkatkan penerapan teknologi serta koordinasi antara Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten, Penangkar, Badan Litbang Pertanian serta masyarakat (petani), dalam mengantisipasi kekeringan yang relatif panjang ini, bentuk output dari koordinasi yaitu seperti pembuatan sumur-sumur pantek, pembuatan embung air, dan sebagainya; serta melakukan tindakan pencegahan OPT secara intensif sehingga tidak terjadi dampak yang lebih buruk dan menyebabkan puso.

(3) Pengembangan produksi sektor pertanian diarahkan ke lahan-lahan kering

yang selama ini masih belum termanfaatkan secara optimal.

2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan melalui 106 kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar RP 63.374.050.353,00 dan realisasi anggaran Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan melalui 106 kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar RP 63.374.050.353,00 dan realisasi anggaran

a. Pelaksanaan Program

1. Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Pertanian

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.2.296.799.625,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.2.205.496.350,00 (96,02%). Output kegiatan adalah Rakor Perencanaan penyusunan Kebutuhan Pupuk Bersubsidi; Koordinasi Tim KP3 Tingkat Provinsi; Evaluasi penyaluran Pupuk Bersubsidi; Pengembangan Kinerja Penyelia Mitra Tani; Peningkatan Kapasitas LKM-A; Intermediasi Kredit Program; Rakor Konservasi DAS Citarum, Ciliwung dan Cisadane; Peningkatan Motivasi P3A Mitra Cai/GP3A; Bimbingan, Pembinaan dan verifikasi proposal bantuan hibah uang jaringan irigasi;Pelaksanaan WISMP APL-2 (Hibah On Granting /Legalisasi Kelelmbagaan Irigasi Partisipatif); Pelaksanaan WISMP APL-2 (Hibah On Granting/Pengembangan Sistem Database P3A/GP3A); Pelaksanaan WISMP APL-2 (HIbah On Granting/Workshop Percepatan, Peluang dan Prospek Agribisnis); Pelaksanaan WISMP APL-2 (Paralel Financial /Lokakarya Peningkatan Sistem & Jejaring Informasi Usahatani GP3A berkelanjutan); Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan Bidang Sumberdaya; Temu Lapang ( Field Day ) Lingkup Pengelolaan Lahan dan air; Adopsi Inovasi Teknologi Pengelolaan Air Irigasi; Adopsi Inovasi Teknologi Pencetakan Sawah Baru; Monitoring dan Pengawalan Bantuan Hibah Jaringan Irigasi.

2. Pelatihan Pertanian di UPTD Bapeltan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah anggaran Rp.477.500.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.477.150.000,00 (99,93%). Output kegiatan adalah Persiapan kegiatan; Kegiatan Pertanian TK. Nasional; Pelatihan Pertanian Padi Organik bagi Aparatur; Pelatihan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kering bagi Aparatur; Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian bagi Aparatur; Pelatihan Penerapan Cara Tanam Legowo bagi Non Aparatur.

3. Penciptaan Wirausahawan Baru Bidang Pertanian di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesarRp.2.544.524.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.2.479.451.000,00 (97,44%). Output kegiatan adalah Verifikasi dan validasi proposal wirausaha baru; Pengembangan kurikulum dan modul pelatihan wirausaha baru; Pelatihan kewirausahaan agribisnis ( in wall ) bagi non aparatur (calon wirausaha baru); Pelatihan kewirausahaan agribisnis bagi aparatur (pendamping calon wirausaha baru); Out wall inkubasi usaha; Mengikuti temu usaha/gelar produk/gelar teknologi; Monev dan pendampingan lanjutan; Pelaporan; Rapat koordinasi tim teknis provinsi dan kabupaten/kota 2 kegiatan.

4. Alsintan Pra Panen

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesarRp.23.688.207.990,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.23.568.132.290,00 (99,49%).Output kegiatan adalah Pembelian Alsintan Pra panen sebanyak 1.048 unit traktor roda 2; Identifikasi dan Verifikasi CPCL Penerima Bantuan untuk 1.048 kelompok tani; Monitoring dan Pengawalan;Launching Bantuan Hibah Gubernur Berupa Traktor Roda 2 Tahun 2015.

5. SID Cetak Sawah di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.795.665.438,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.795.665.438,00 (100%). Output kegiatan adalah Terselenggaranya SID Cetak Sawah seluas 28.000 ha, Rakor SID Cetak Sawah Tingkat Provinsi di Jawa Barat sebanyak 70 orang, Sosialisasi SID Cetak Sawah Tingkat Kabupaten (11 Kabupaten) di Jawa Barat sebanyak 30 orang, Teridentifikasinya dan terverifikasinya Calon lokasi SID Cetak Sawah di Jawa Barat di 11 Kabupaten, Terfasilitasinya Pengawalan, Monev Lokasi CPCL SID Cetak Sawah di Jawa Barat; Pengawalan Cetak Sawah Tahun 2015 (11 Kabupaten); Jasa Konsultasi SID Cetak Sawah.

6. Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.491.545.000dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.463.827.000,00 (94,36%). Output Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.491.545.000dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.463.827.000,00 (94,36%). Output

7. Koordinasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-GRK)

Kegiataan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.96.400.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.96.400.000,00 (100%). Output kegiatan adalah Tersedianya dokumen Inventarisasi data terkait upaa mitigasi Emisi Berbasisi Gas Rumah Kaca di Jawa Barat sebanyak 3 buku;Dokumen Hasil Perhitungan Mitigasi Emisi Berbasisi Gas Rumah Kaca di Jawa Barat sebanyak 3 buku; Monitoring fasilitasi dan Koordinasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-GRK).

8. Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 491.400.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 490.955.000 (99,91 %). Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan SDM Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 400 orang. Permasalahan yang terjadi adalah perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir. Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta.

9. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 513.920.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 498.181.000 (96,94 %). Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan pelaku usaha perkebunan sebanyak 9 asosiasi perkebunan; terlaksananya pengembangan kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi / konsultasi / monitoring / evaluasi / pelaporan kegiatan selama 9 bulan. Permasalahan yang terjadi adalah honor panitia lokal verifikasi data belum Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 513.920.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 498.181.000 (96,94 %). Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan pelaku usaha perkebunan sebanyak 9 asosiasi perkebunan; terlaksananya pengembangan kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi / konsultasi / monitoring / evaluasi / pelaporan kegiatan selama 9 bulan. Permasalahan yang terjadi adalah honor panitia lokal verifikasi data belum

10. Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 267.615.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 265.680.000 (99,28 %). Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan akses permodalan petani/kelompok tani perkebunan selama 9 bulan. Permasalahan yang terjadi adalah Petani masih kesulitan dalam mengakses modal ke pihak perbankan karena persyaratan pengajuan modal / kredit yang dirasakan masih berat bagi petani; Jaminan dan besaran bunga pinjaman masih merupakan kendala bagi para petani untuk mengakses permodalan; Butuh waktu yang cukup dalam mengakses modal pada lembaga pertanian. Solusi yang diambil adalah perlu adanya skim kredit yang bunga pinjaman disubsidi oleh pemerintah dan petani yang mempunyai tanah girik (tidak bersertifikat) perlu difasilitasi untuk membuat sertifikat ha katas tanah (SHAT) yang dapat dijadikan jaminan/agunan.

11. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran Rp. 952.152.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 933.012.000 (97,99 %). Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan sebanyak 350 orang. Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Wirausaha Baru Bidang Perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah adanya perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta.

12. Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 566.292.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 566.292.000 (100%). Output kegiatan adalah dokumen neraca sumber daya kebun (1 dokumen), dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan perkebunan (1 dokumen).

13. Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 321.750.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 321.750.000 (100 %). Output kegiatan adalah tersedianya dokumen analisis dan visualisasi prasarana perkebunan sebanyak 1 dokumen serta terlaksananya pembangunan demplot pengembangan teknologi prasarana perkebunan berwawasan lingkungan sebanyak 10 unit. Permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menganalisis dan memvisualisasikan prasarana yang telah dibangun

penelusuran arsip dokumen pembangunan prasarana terdahulu. Solusi yang diambil bekerja sama dengan petugas pembina kabupaten maupun stake holders perkebunan.

14. Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 616.450.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 607.147.750 (98,49 %). Output kegiatan adalah terlaksananya pertemuan pemanfaatan sumberdaya perkebunan berwawasan lingkungan sebanyak 2 kali; terlaksananya pertemuan GUP tingkat provinsi; terlaksananya pembinaan penanganan pelestarian DAS di 3 kabupaten; terlaksananya pembinaan antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim di 5 kabupaten; tersedianya ATK kegiatan sebanyak 2 kali. Permasalahan yang terjadi adalah Penyerapan Anggaran yang seharusnya sampai dengan Bulan Desember 2015 sebesar Rp. 502.400.000,- atau (91,41%) merupakan anggaran Pengadaan Barang berupa Benih Tanaman Cengkeh untuk Kegiatan Penanganan dan Pelestarian DAS serta Kegiatan Adaptasi dan Teknologi Adaptasi Perubahan Iklim. Solusi diambil adalah Pelaksanaan Pengadaan Benih Cengkeh akan dilakukan pada Bulan Oktober sebagai awal musim penghujan.

15. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran Rp. 939.680.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 817.532.000 (87,00 %). Output kegiatan adalah terlaksananya Pertemuan Koordinasi asosiasi tembakau, Fasilitasi Rakerda APTI Jabar, terlaksananya Desiminasi Teknologi Budidaya Tanaman Tembakau, terlaksananya Pelatihan Penguatan Kelembagaan. Permasalahan yang terjadi adalah belum terealisasi perjalanan luar provinsi dikarenakan menunggu undangan / agenda rutin nasional pada bulan oktober s/d Desember, Penjilidan terealisasi sebagian dikarenakan menunggu kegiatan selesai untuk laporan sub kegiatan/ laporan akhir, pembuatan spanduk tidak direalisasikan dikarenakan adanya perbedaan (tidak sesuai) rekening. Solusi yang diambil adalah perjalanan dinas luar provinsi sebagian akan direalisasikan pada acara HPS di Palembang dan acara Hari Perkebunan serta undangan; penjilidan akan direalisasikan pada bulan desember setelah semua kegiatan dilaksanakan; pembuatan spanduk akan dihilangkan pada DPA perubahan 2015.

16. Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran Rp. 959.650.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 959.470.000 (99,98%). Output kegiatan adalah dokumen pedoman teknis konservasi lahan tembakau, (1 dokumen), dokumen peta kesesuaian lahan aktual tanaman tembakau (1 dokumen), dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan tembakau (2 dokumen).

17. Kegiatan Lomba Kelompok Agribisnis Peternakan

Kegiatan ini bertujuan terseleksinya dan terbinanya kelompok peternak, 6 komoditi peternakan : sapi perah, sapi potong, domba, kambing, itik dan ayam buras) tingkat Jawa Barat serta 4 kelompok ; sapi potong, kambing, ayam buras

dan itik) untuk diikutsertakan dalam lomba kelompok tingkat nasional. Alokasi dana Rp. 360.837.125,- dengan realisasi penyerapan anggaran RP.373.843.800,- Output kegiatan terlaksananya lomba tingkat provinsi dan tingkat nasional.

18. Kegiatan FGD Pengembangan Usaha

Kegiatan ini bertujuan adalah mensinergikan program dan kegiatan kelembagaan dilingkup Dinas Peternakan dengan stakeholders alokasi anggaran Rp. 23.500.000- dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.15.500.000,- Output kegiatan adalah terlaksananya FGD pengembangan Usaha.

19. Kegiatan Up dating Kelembagaan Peternakan

Kegiatan bertujuan menghimpun data kelembagaan dari Kabupaten/kota dengan alokasi anggaran Rp. 64.613.063,- dengan realisasi anggaran Rp.63.711.000,- Output kegiatan adalah terlaksananya Up dating Kelembagaan Peternakan Outcaome kegiatan adalah terhimpunnya data kelembagaan peternakan dari petugas kabupaten kota yang membidangi fungsi peternakan.

20. Kegiatan Kajian Pengembangan Modal Usaha Sektor Peternakan

Kegiatan bertujuan tersusunnya dokumen kajian Pengembangan Modal Usaha Sektor Peternakan dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 67.503.313,- dengan realisasi anggran Rp.65.089.750,- Output adalah penyusunan rekomendasi untuk pengembangan modal usaha sektor peternakan yang mengambil lokasi dikabupaten garut dengan sektor unggulan Domba agar peternak domba di wilayah tersebut mendapatkan nilai tambah dari kegiatan usaha bidang peternakan.

21. Kegiatan Kajian Identifikasi Investasi Sektor Peternakan

Kegiatan bertujuan menyusun dokumen kajian Identifikasi Investasi Sektor Peternakan dengan alikasi Anggran Rp. Rp. 66.270.000,- dengan realisasi anggaran Rp.65.143.750,- Output kegiatan adalah tersusunnya Kajian Identifikasi Investasi Sektor Peternakan. Outcome kegiatan adalah menyusun analisa usaha yang mempunyai skala usaha ekonomis untuk peternak yang ada di Jawa Barat adapun point-point yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Peluang investasi peternakan terutama untuk pengembangan usahaternak rakyat sangat diperlukan guna mewujudkan usaha ternak sebagai sumber penghasilan utama peternak;

b. Jenis usahaternak yang dapat dikembangkan dan memiliki prospek yang baik adalah usaha penggemukkan trutama untuk mempercepat cashfllow peternak. Untuk usahaternak pembibitan, prospeknya juga cukup baik namun bersifat jangka panjang;Pengembangan kemitraan dengan dunia usaha atau perusahaan merupakan slah satu strategi yang efektif untuk pengembangan usahaternak rakyat.

c. Perlunya fasilitasi pemerintah yang semakin intens dalam pengembangan kredit program dengan persyaratan yang mudah dan biaya murah sangat diperlukan untuk pengembangan usahaternak rakyat. Pemerintah diharapkan dapat berperan sebagai pihak penjamin (avalis).

d. Perlunya peningkatan kapasitas kelompok peternak sebagai lembaga bisnis yang mandiri, dan dapat berperan sebagai penyedia sapronak dan pemasaran hasil ternak anggota.

e. Diperlukan fasilitasi pemerintah daerah dalam pengembangan kemitraan dengan dunia usaha terutama dalam pembiayaan dan pemasaran produksi ternak rakyat.

22. Kegiatan Kajian Kredit Program Sektor Peternakan di Jawa Barat

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun dokumen Kajian Kredit Program Sektor Peternakan di Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 66.270.000,- diserap sebesar Rp.64.467.950. output kegiatan adalah tersusunnya dokumen Kajian Kredit Program Sektor Peternakan di Jawa Barat dan Outcome kegiatan adalah memberi gambaran peran kredit program pada sektor peternakan sebagai berikut :

a. KKP-E memberikan manfaat bagi peternak antara lain peningkatan populasi, produksi dan pendapatan. Manfaat lainnya adalah mendorong pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk, mendorong pemanfaatan sumberdaya pakan, baik HMT maupun bahan pakan, dan mendorong penggunaan tenaga kerja khususnya tenaga kerja dalam keluarga.Sasaran KKP-E di Kabupaten Ciamis terdiri dari kelompok dan individu, sedangkan di Kab Subang seluruhnya kelompok. Jumlah penyaluran pinjaman melalui kelompok, proporsinya masih lebih besar daripada individu. Alokasi pinjaman per anggota kelompok lebih rendah daripada pinjaman individu.Biaya notaris merupakan biaya yang dikeluarkan kelompok/peternak untuk proses KKP-E, dan besarnya masih dirasakan cukup besar terhadap jumlah realisasi pinjaman. Terdapat biaya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran pada proses KKP-E di bank BJB, sehingga biaya yang harus ditanggung peternak menjadi lebih besar. Selain jaminan sertifikat, peternak mengganggap suku bunga, frekuensi angsuran, dan jangka waktu pinjaman (tiga tahun) cukup ringan. Namun untuk jangka waktu pinjaman tahun terakhir yang hanya satu tahun cukup memberatkan peternak.

b. Beberapa saran atau harapan dari stakeholder terkait dengan pelaksanaan dan pengembangan KKP-E ke depan, antara lain :

1. Jangka waktu pinjaman agar dikembalikan lagi ke kondisi sebelumnya, yaitu tiga tahun, kalaupun diperpendek minimal 2 tahun.

2. Biaya notaris dan asusransi agar dapat diturunkan sehingga dapat meringankan peternak.

3. Persyaratan agunan selain sertifikat dapat dipertimbangkan, bahkan Pemerintah diminta sebagai avalis (penjamin) sebagaimana pada skim KUR.

4. Plafon KKP-E hendaknya disesuaikan dengan meningkatnya harga bibit/bakalan dan sapronak sehingga plafon maksimum yang saat ini Rp 100 juta/orang dapat ditingkatkan.

5. Skim untuk kegiatan pembibitan agar dibuat khusus dengan jangka waktu yang lebih panjang sehingga kendala penyediaan bibit dan bakalan dapat teratasi, karena risiko dalam pembibitan cukup besar dengan grass-period yang cukup lama.

6. Untuk mendorong pembibitan, maka skim KKP-E harus dimodifikasi menjadi dua kegiatan sekaligus, yaitu pembibitan dan penggemukkan. Kegiatan penggemukkan dapat menghasilkan uang tunai lebih cepat 6. Untuk mendorong pembibitan, maka skim KKP-E harus dimodifikasi menjadi dua kegiatan sekaligus, yaitu pembibitan dan penggemukkan. Kegiatan penggemukkan dapat menghasilkan uang tunai lebih cepat

7. Dalam mengatasi kendala sertifikat yang dihadai peternak, perlu adanya program sertifikasi lahan yang didanai/disubsidi pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga peternak dapat memperoleh sertifikat dengan proses yang cepat dan murah.

8. Dalam tataran makro, perlu adanya kebijakan penetapan kawasan peternakan yang dilindungi undang-undang dan tidak diperbolehkan untuk kegiatan selain peternakan.

23. Kegiatan Kajian Standar Kelembagaan Peternakan di Jawa Barat

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun dokumen Kajian Standar Kelembagaan Peternakan di Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 66.270.000,- diserap sebesar Rp.64.330.950,- output kegiatan adalah tersusunnya dokumen Kajian Standar Kelembagaan Peternakan di Jawa Barat dan Outcome kegiatan adalah member masukan koordinasi pembinaan kelembagaan peternakan di Jawa Barat berdasarkan temuan data dan fakta serta hasil analisis yang dilakukan dalam kajian kelembagaan penyuluhan peternakan sejalan dengan Undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang SP3K, beserta implikasinya yang terjadi dalam pembangunan peternakan di Jawa Barat, yang secara ringkas telah disajikan dalam kesimpulan.

24. Kegiatan Kajian Model Kemitraan Usaha Peternakan di Jawa Barat

Tujuan kegiatan ini adalah menyusun dokumen Kajian Model Kemitraan Peternakan di Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 66.270.000,- diserap sebesar Rp.65.511.000’- output kegiatan adalah tersusunnya dokumen Kajian Model Kemitraan Peternakan di Jawa Barat dan Outcome dari kajan ini memberikan rekomendasi untuk Solusi permasalahan yang dihadapi peternak, antara lain :

1. Untuk mengatasi adanya harga bibit ayam (DOC) yang fluktuatif, maka diperlukan adanya manajemen stock DOC di pihak breeder , sehingga ada keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan.

2. Untuk mengatasi adanya harga DOC yang dirasakan tinggi oleh peternak, maka perlu ada pengawasan dari perusahaan breeder , agar tidak ada biaya tambahan yang dikenakan kepada peternak melalui tenaga tecknical service sebagai kepanjangtanganan poultry shop atau PT.

3. Untuk mengatasi rendahnya harga jual ayam hidup di kandang yang berbeda tajam dengan harga di pasar, maka diperlukan adanya perbaikan fungsi pusat informasi pemasaran (Forum Komunikasi Perunggasan Bandung) yang memberikan info pasar, agar memberikan info pasar yang transparan dan aktual.

4. Untuk mengatasi kuatnya peran pedagang perantara yang ikut menentukan harga jual daging, maka diperlukan adanya sistem jaringan informsi pemasaran keseluruh peternak anggota kemitraan melalui jaringan online.

5. Untuk mengatasi tingginya biaya produksi persatu kilogram daging (Rp.18.000), diperlukan adanya proteksi pemerintah dalam menekan harga bahan baku pakan yang sebagian besar diimpor dari luar, melalui subsidi pemerintah, sehingga harga pakan yang diterima peternak dapat menekan biaya produksi.

6. Untuk mengatasi harga sapronak (DOC, pakan, OVK), maka perlu dilakukan adanya sistem penentuan harga jual yang transparan dan harga jual yang disepakati para pelaku kegiatan usaha (harga konvensi).

7. Pengembangkan ternak unggas untuk masyarakat peternak, apabila bertujuan untuk penyerapan tenaga kerja maka perlu memperbanyak pola maklon. Orientasi pembinaan peternak rakyat dalam pola maklon untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas pemeliharaan ayam ras pedaging, maka dapat dilakukan dengan memberikan pendalaman ilmu pengetahuan terapan dalam beternak kepada tenaga tecknical service melalui koordinasi dengan asosiasi pengusaha poultry shop yang dilakukan pemerintah daerah setempat melibatkan para penyuluh peternakan.Apabila ingin meningkatkan pendapatan peternak, diberikan kesempatan untuk mengikuti pola kemitraan dengan PT. yang tentunya peternak mendapat bimbingan dari dinas terkait di lingkungan pemerintah daerah setempat.

8. Alternatif untuk jaminan pemerintah ini adalah adanya lembaga pemasaran atau adanya lembagi pengendali harga sapronak, seperti yang diharapkan adanya koperasi peternakan yang mampu bersaing dengan PT pabrikan.

25. Kegiatan Kajian Analisa Usaha Komoditas Peternakan

Kegiatan ini bertujuan menyusun dokumen Analisa Usaha Komoditas Peternakan di Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 66.270.000,- diserap sebesar Rp.64.684.750,- output kegiatan adalah tersusunnya dokumen Kajian Analisa Usaha Komoditas Peternakan di Jawa Barat dan Outcome diketahuinya Sumber daya peternakan berpotensi sebagai penggerak utama perekonomian nasional yang berbasis sumberdaya lokal. Usaha peternakan itik merupakan salah satu alternatif usaha sebagai sumber pendapatan masyarakat di daerah pedesaan. Beternak unggas, baik beternak itik petelur, pedaging, pembibitan (penetasan), hingga usaha di sisi hilir yaitu pembuatan telur asin, memiliki peluang bisnis yang menarik. Semua segmen usaha tersebut memiliki prospek yang semakin terbuka lebar dengan semakin meningkatnya permintaan masing-masing komoditi. Besarnya peluang beternak unggas menjadi alasan utamanya, baik beternak itik petelur, pedaging, pembibitan (Penetasan), hingga usaha di sisi hilir yaitu pembuatan

kesisimpulan bahwa, pengembangan domba mempunyai prospek yang baik karena disamping untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, domba juga memiliki peluang sebagai komoditas ekspor. Ternak domba dan kambing sangat potensial dijadikan lahan usaha, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar.

telur

asin.Selanjutnya

didapat

26. Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Peternakan

Kegiatan ini bertujuan melaksanakan pertemuan koordinasi Tim Litbang KPK Jawa Barat dengan peserta yang hadir adalah Direktur Budidaya, Sekditjen PKH, Dirjen PPHP, PT. PELINDO Cirebon, PT. KAI DAOP Cirebon, Pimpinan Kantor BI Cirebon, Kepala Dinas yang membidangi Fungsi Peternakan (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka), Kepala Badan yang membidangi Fungsi Penyuluhan (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Majalengka), Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Majalengka, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon, Kelompok peternak dari 20 kelompok sapi potong pilot project KPK Wilayah Cirebon. Rapat dipimpin oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Sesditjennak PKH, Direktur Budidaya Ternak dengan moderator Kepala BKPPW Cirebon. dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 20.550.000-diserap Kegiatan ini bertujuan melaksanakan pertemuan koordinasi Tim Litbang KPK Jawa Barat dengan peserta yang hadir adalah Direktur Budidaya, Sekditjen PKH, Dirjen PPHP, PT. PELINDO Cirebon, PT. KAI DAOP Cirebon, Pimpinan Kantor BI Cirebon, Kepala Dinas yang membidangi Fungsi Peternakan (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka), Kepala Badan yang membidangi Fungsi Penyuluhan (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Majalengka), Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Majalengka, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon, Kelompok peternak dari 20 kelompok sapi potong pilot project KPK Wilayah Cirebon. Rapat dipimpin oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Sesditjennak PKH, Direktur Budidaya Ternak dengan moderator Kepala BKPPW Cirebon. dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 20.550.000-diserap

27. Kegiatan Pembinaan SMD

Kegiatan bertujuan menghimpun perkembangan dan aktivitas Sarjan Membangun Desa di Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. Rp. 130.940.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.109.030.400,- Output kegiatan Pembinaan SMD adalah terlaksananya pertemuan SMD Jawa Barat.

28. Kegiatan Pembinaan Pilot Projek SMDWP

Kegiatan ini bertujuan mencari peluang usaha untuk aktivitas Sarjan Membangun Desa Wirausahawan Pendamping di Jawa Barat dengan alokasi anggaran

anggaran sebesar Rp.38.973.000,- Output kegiatan Pembinaan SMDWP adalah terlaksananya branch marcking peluang usaha SMDWP Jawa Barat.

29. Kegiatan Pesta Patok Agribisnis Peternakan

Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan hidayah-Nya dalam rangka meningkatkan posisi tawar masyarakat peternakan Jawa Barat di era global, termotivasinya para pelaku bidang peternakan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan mutu/daya saing agar dapat meraih peluang pasar domestik maupun ekspor untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat/peternak, menampilkan dan menginformasikan berbagai parameter keberhasilan pembangunan peternakan serta merumuskan upaya- upaya agar lebih optimal lagi, mendorong kesadaran pentingnya peranan protein hewani dalam upaya membangun kecerdasan bangsa. Alokasi anggaran sebesar Rp. 410.962.500,-, dengan realisasi penyerapan 382.077.000,- (90.97%). Output kegiatan ini adalah : Terlaksananya kegiatan Pesta Patok Agribisnis Peternakan. Oucome kegiatannya adalah : Terpromosikannya

keberhasilan-keberhasilan

peternakan di Jawa

Barat.Berikut foto kegiatan Pesta Patok Agribisnis Peternakan

30. Kegiatan Sistem Aplikasi Potensi Ketersediaan Pakan Ternak di Jawa Barat

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 211.300.000, realisasi fisik 100%, realisasi keuangan sebesar Rp. 119.252.500,- (56,44%). Output kegiatan adalah 1) Terlaksananaya rapat pendahuluan untuk pembahasan Sistem Aplikasi Potensi Ketersediaan Pakan; 2) tersedianya satu Program/Sistem

Pengolah Data Pakan; 3) Terlaksananaya coaching terhadap petugas kabupaten/kota untuk tatacara penggunaan aplikasi dan pengumpulan data ;

4) Terlaksananya ekspose Sistem Aplikasi.

31. Kegiatan Kajian Strategi Penyediaan Pakan Ternak di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 235.600.000 dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 221.685.400 (94,09%). Output 1) terlaksananaya rapat pendahuluan untuk membahas arah dan tujuan dari kajian; 2) Tersedianya Hasil Kajian Strategi Penyediaan Pakan Ternak di Jawa Barat; 3) Tersedianya hasil kajian mengenai Strategi Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Berkualitas; 4) Terlaksananya Ekspose Hasil Kajian untuk

dengan menghadirkan narasumber/pembahas dari luar institusi pengkaji. Outcome kegiatan adalah 1). Tersedianya Strategi Penyediaan Pakan Ternak di Jawa Barat untuk berbagai kondisi wilayah di Jawa Barat yaitu dengan anjuran teknologi sederhana yang dapat diterapkan oleh peternak; 2). Tersedianya Strategi Penyediaan Hijauan Pakan berkualitas dengan anjuran pembuatan pengawetan hijauan pakan dengan teknologi serta penggunaan bahan pakan lokal sehingga memudahkan peternak untuk mengaplikasikannya.

32. Kegiatan Koordinasi Ketersediaan Pakan Ternak di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 92.850.000 realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 69.851.400 (75,23%). Output kegiatan terlaksananya pertemuan koordinasi dengan pabrik pakan ternak mengenai produksi dan jenis pakan yang diproduksi baik skala besar maupun menengah, sedangkan Outcome kegiatan ketersedaan pakan ternak hasil produksi pabrikan maupun kelompok pengolah pakan dapat diketahui untuk dapat digunakan sebagai bahan kebijakan.

33. Kegiatan Pengawasan Mutu Pakan

Kegiatan ini dilaksanakan olehDinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 174.600.000 realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 129.238.600(74,02%). Output kegiatan adalah 1) terlaksananya pertemuan mengenai pengawasan mutu pakan sebanyak 1 kali;2) terlaksananya pemeriksaan sampel pakan sebanyak 40 Kegiatan ini dilaksanakan olehDinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 174.600.000 realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 129.238.600(74,02%). Output kegiatan adalah 1) terlaksananya pertemuan mengenai pengawasan mutu pakan sebanyak 1 kali;2) terlaksananya pemeriksaan sampel pakan sebanyak 40

Outcome

1) terawasinya/terjaganya kualitas pakan yang beredar di 10 kabupaten/kota 2) Tersedianya Hasil Kajian mengenai Pakan Ternak Berkualitas dengan rekomendasi hasil kajian mengenai standar pakan yang sesuai SNI serta standar pemberian pakan ternak yang disesuaikan dengan kondisi fisiologis ternak.

34. Kegiatan Kontes Ternak Tingkat Jawa Barat

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Produksi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.435.400.000 dilaksanakan perubahan anggaran menjadi Rp 1.291.800.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.215.771.000 (94,11%) dengan fisik 100%. Output kegiatan terlaksananya kontes ternak tingkat Jawa Barat; Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Genetik Ternak, yang dilaksanakan oleh Bidang Produksi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 833.521.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 695.693.400 (83,46%) dengan realisasi fisik 100%. Output kegiatan adalah kajian pengembangan sumber daya genetik ternak di 13 kabupaten (domba Garut, ayam Sentul, itik Rambon, itik Cihateup dan ayam Pelung); tersedianya audio visual pengelolaan sumber daya genetik ternak (domba Garut, ayam Sentul, itik Rambon, itik Cihateup, ayam Pelung dan sapi Pasundan); penyusunan buku pengelolaan sumber daya genetik (domba Garut, ayam Sentul, itik Rambon, itik Cihateup, ayam Pelung dan sapi Pasundan).

35. Kegiatan Pengembangan Wilayah Sumber Daya Genetik Ayam Sentul

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Produksi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 322.775.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 215.701.800 (66,83%) dan fisik 100%.Outputterinventarisirnya sumber bibit ayam sentul; terlaksananya bimbingan lapangan kepada peternak ayam sentul di kabupaten Ciamis.

36. Kegiatan Koordinasi Teknis Budidaya Ternak

Kegiatan

dan kesepahaman pelaksanaan kegiatan Budidaya Peternakan di Provinsi Jawa Barat selama

bertujuan

membangun

kesepakatan

Tahun 2015. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 164.000.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp 133.390.850,- atau setara dengan 81,34% dengan capaian fisik 100%. Output kegiatan ini Dihasilkannya bahan koordinasi Budidaya Ternak. Kegiatan Panen Pedet Hasil Sinkronisasi. Tujuannya adalah terselenggaranya kegiatan yang menampilkan pedet-pedet berkualitas hasil sinkronisasi dan Inseminasi Buatan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015. Alokasi anggaran sebesar Rp. 433.000.000,- dengan realisasi keuangan triwulan IV, tercatat dengan penyerapan Rp 404.916.700,- atau setara dengan 93,51 % dengan realisasi fisik 100 %. Output kegiatan ini adalah Terlaksananya pendataan pedet hasil sinkronisasi Tahun 2013 dan 2014.

37. Kegiatan Penilaian dan Pembinaan Petugas Berprestasi Tingkat Jawa Barat

Kegiatan ini bertujuan terselenggaranya penilaian kepada petugas Inseminator berprestasi tingkat Jawa Barat Tahun 2015. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 254.350.000,- dengan realisasi keuangan triwulan IV, tercatat dengan penyerapan Rp 212.094.200,- atau setara dengan 83,39 % dengan realisasi fisik 100%. Output kegiatan ini adalah Terpilihnya Petugas Berprestasi Tingkat Jawa barat.

38. Kegiatan Pengembangan Produksi Ternak di Wilayah Introduksi dan Pengembangan

Kegiatan bertujuan terlaksananya penyiapan fasilitas pelayanan Inseminasi Buatan di daerah introduksi dan pengembangan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 390.000.000,- dengan realisasi keuangan triwulan IV, tercatat dengan penyerapan Rp 369.055.000,- atau setara dengan 94,63 % dengan realisasi fisik 100%. Output kegiatan ini adalah Meningkatnya Pelayanan dan Populasi Ternak.

39. Kegiatan Workshop Teknologi Pengolahan Limbah Kotoran Ternak

Kegiatan yang dilaksanakan oleh oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp.112.312.500,- realisasi anggaran sebesar Rp. 109.890.000,- atau 97,84%. Output kegiatan ini yaitu terselenggaranya Workshop Teknologi Pengolahan Limbah Kotoran Ternak.

40. Kegiatan Workshop Bimbingan Teknologi Pakan Ternak

Kegiatan ini dilaksanakan oleh oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 116.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 112.3000.000,- atau 96,60 %.%. Output kegiatan ini adalah terselenggaranya Workshop Teknologi Pakan Ternak.

Manusia untuk Membandingkan potensi Lokal

Kegiatan ini dilaksanakan oleh oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 80.825.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 64.758.800,- atau 80,12%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya upaya meningkatkan pengetahuan SDM dalam menggali potensi sumber daya lokal bidang peternakan.

42. Kegiatan Penguatan Prasrana dan Sarana di Lokasi BPAC

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasia nggaran sebesar Rp. 292.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 271.004.700,- atau 92,65%, memiliki output yaitu terfasilitasinya prasarana dan sarana di lokasi BPAC.

43. Kegiatan Diseminasi Teknologi Alat dan Mesin

Kegiatan ini dilaksanakan oleh oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 89.910.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 79.165.000,- atau 88,04%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan diseminasi teknologi alat dan mesin peternakan.

44. Kegiatan Peningkatan Wawasan dan Pengetahuan Ke Sumber Teknologi

Balitnak, Undangan Seminar/Lokakarya)

(Perguruan

Tinggi,

Kegiatan ini dilaksanakan oleh oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 73.140.384,- realisasi anggaran sebesar Rp. 61.704.000,- atau 84,36%. Output kegiatan ini adalah meningkatnya wawasan dan pengetahuan SDM dari sumber teknologi.

45. Kegiatan Pembinaan Kelompok

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 124.781.250,- realisasi anggaran sebesar Rp.

123.110.000,- atau 98,66 %. Output kegiatan ini adalah Terlaksananya kegiatan pembinaan kelompok peternak.

46. Kegiatan Penyusunan Database Kawasan Peternakan di Jawa

Barat. Kegiatan bertujuan tersusunnya database kawasan peternakan di Jawa Barat. Capaian Program : Database Kawasan Peternakan di Jawa Barat. Output : Tersedianya database kawasan peternakan di Jawa Barat. Outcome kegiatan ini adalah tersusunnya database kawasan peternakan di Jawa Barat. Lokasi Kegiatan : Kawasan Peternakan di Jawa Barat. Proses Kegiatan : Persiapan Kegiatan, Petunjuk Teknis kegiatan, pelaksanaan Kegiatan, pelaporan. Anggaran : Rp. 47.872.500,-. Realisasi penyerapan keuangan mencapai Rp. 45.630.000,- atau setara dengan 95,32%. Output Kegiatan ini terlaksananya Rapat Awal dan Rapat Akhir dalam rangka Penyusunan Database Kawasan Peternakan, Belanja Jasa Konsultasi Penelitian Penyusunan Database Kawasan Peternakan di Jawa Barat. Rapat tersebut dihadiri 13 orang pelaksana teknis dan 2 orang tenaga ahli.

47. Kegiatan Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan dan Monev

Penataan Kawasan Peternakan di DAS Citarum. Kegiatan ini memiliki tujuan yaitu terdampinginya pelaksanaan kegiatan & monev penataan kawasan peternakan di DAS Citarum. Output kegiatan ini

adalah terlaksananya kegiatan dan monitoring evaluasi penataan kaasan peternakan di DAS Citarum. Alokasi anggaran sebesar Rp. 62.775.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan mencapai Rp. 61.890.000,- atau setara dengan 98,58%. Output kegiatan ini terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka Pendampingan pelaksanaan kegiatan & monev penataan kawasan peternakan di DAS Citarum dilaksanakan di beberapa desa di kecamatan kertasari kabupaten Bandung.

48. Kegiatan Penataan/Relokasi Kandang Komunal Terintegrasi di DAS Citarum.

Kegiatan ini adalah bertujuan untuk tertata atau terelokasinya kandang ternak dari sempadan DAS Citarum. Proses pelaksanaan : persiapan kegiatan, pet unjuk teknis kegiatan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pelaporan. Alokasi anggaran sebesar : Rp. 2.294.928.875,-. dengan Realisasi keuangan sebesar Rp. 1.453.770.500,- atau setara dengan

63,35%. Output kegiatan ini adalah 1) Tersusunnya dokumen re-design perencanaan dan penataan kandang komunal terintegrasi di DAS Citarum, 2) Penyelesaian kandang komunal terintegrasi, 3) Pengawasan penyelesaian pembangunan kandang komunal terintegrasi, dan 4) Penggantian NJOP lokasi lahan kandang komunal terintegrasi.

49. Kegiatan Sosialisasi Kegiatan Penataan Kawasan Peternakan di

DAS Citarum. Kegiatan ini adalah berujuan untuk tersosialisasikannya kegiatan penataan kawasan peternakan di DAS Citarum. Output kegiatan ini adalah Pertemuan sosialisasi kegiatan penataan kawasan peternakan di DAS Citarum. Kegiatan dilaksanakan di 22 kawasan peternakan di hulu DAS Citarum. Alokasi anggaran sebesar: Rp. 98.700.000,-. Dengan penyerapan keuangan Rp. 89.250.000,- atau setara dengan 89,74%.

50. Kegiatan Kajian Penataan Kawasan Peternakan di DAS Citarum

Segmen 2. Kegiatan ini bertujuan melaksanakan penataan kawasan peternakan di DAS Citarum Segmen 2. Output kegiatan ini adalah tertatanya kawasan peternakan di DAS Citarum Segmen 2. Outcome kegiatan ini adalah terkajinya penataan kawasan peternakan di DAS Citarum segmen 2. Kegiatan dilaksanakan di Kawasan Peternakan di wilayah DAS Citarum – Kab. Bandung. Alokasi anggaran sebesar Rp. 48. 262.500,- dengan realisasi Rp. 44.859.000,- atau setara dengan 93,30%

51. Kegiatan SID Penataan kawasan peternakan di DAS Citarum

Kegiatan ini bertujuan SID penataan kawasan peternakan di DAS Citarum dengan output berupa dokumen SID penataan kawasan peternakan di DAS Citarum. Sedangkan Outcome berupa terfasilitasinya Kajian akademis kawasan peternakan di Jawa Barat. Kegiatan dilaksanakan di Kawasan peternakan yang berada di sempadan sungai di sepanjang DAS Citarum. Alokasi anggaran sebesar Rp. 97. 500.000,- dengan realisasi Rp. 85.454.000,- atau setara dengan 87,65%.

52. Kegiatan Penguatan Kawasan Peternakan di Jawa Barat

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya dukung kawasan peternakan di Jawa Barat dengan Output berupa Penguatan kawasan peternakan di Jawa Barat. Sedangkan Outcome kegiatan yaitu terfasilitasinya kajian akademis Kegiatan ini bertujuan meningkatkan daya dukung kawasan peternakan di Jawa Barat dengan Output berupa Penguatan kawasan peternakan di Jawa Barat. Sedangkan Outcome kegiatan yaitu terfasilitasinya kajian akademis

53. Kegiatan Penyusunan Peta Digital Kawasan Peternakan

Kegiata bertujuan menyusun peta digital kawasan peternakan. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 48.262.500,-. dengan realisasi Rp 43.849.000,- atau setara 91,60% dengan Output berupa terlaksananya pertemuan persiapan, penyusunan peta digital kawasan peternakan dan pertemuan akhir.

54. Kegiatan Pengembangan Teknologi Budidaya Sapi Perah di UPTD BPPIB Ternak Sapi Perah Bunikasih

Kegatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 146.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp 143.300.000,- (97,98 %).Output kegiatan terlaksananya kandang untuk unit percontohan 1 (satu) set, tersedianya mesin perah 1 (satu) set, tersedianya bio gas 1 (satu) set, tersedianya genset 1 (satu) set.

55. Kegiatan Pengembangan Teknologi Hijauan Makanan Ternak di UPTD BPPIB TSP Bunikasih

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 243.750.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 240.427.000,- (98,63%). Output kegiatan berupa rehabilitasi kebun rumput seluas 10 hektar dan 1 Set Pembuatan Bak Limbah.

56. Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Peternakan di UPTD BPPIB TSP Bunikasih

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 472.869.550,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 451.936.000,- (95,57%). Output kegiatan berupa 1 (satu) Bahan Sosialisasi, 1 (satu) set Profile Balai, 2 Orang Meningkatnya Kemampuan SDM di Bidang Transfer Embrio, 50 Kelompok Terbinanya Kelompok Peternak Sapi Perah, 80 Orang Meningkatnya Keterampilan Masayarakan Sekitar Balai.

57. Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Sapi Perah di UPTD BPPIB TSP Bunikasih

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 136.625.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 134.036.000 (98,11%). Output kegiatan ini berupa 1 (satu) set alat kesehatan ternak, 1 (satu) set obat hewan.

58. Kegiatan Peningkatan Tatalaksana Kandang Dan Pemeliharaan Ternak Sapi Perah di UPTD BPPIB TSP Bunikasih

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 195.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 177.114.000 (90,82%). Output kegiatan ini adalah 1 (satu) set peningkatan kandang Free Stall, 1 (satu) set rehab kandang melahirkan, 1 (satu) set rehab kandang dara,1 set alat Bio security.

59. Kegiatan Pengembangan Teknologi Inseminasi Buatan di UPTD BPPIB Ternak Sapi Perah Bunikasih

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 762.483.000,- realisasi anggaran sebesar Rp 731.358.000,- (95,91 %) Output kegiatan ini tersedianya alat dan bahan inseminasi buatan 1 (satu) set, tersedianya alat dan bahan transfer embrio 1 (satu) set, tersedianya alat dan bahan kesehatan reproduksi 1 (satu) set, tersedianya alat dan bahan recording 1 (satu) set, tersedianya pedet calon bibit sapi perah 19 ekor, terlaksananya pengujian penyakit hewan 1 (satu) set,

1 set Bahan Deteksi Kebuntingan (Idexx Visual Pregnancy Test), 1 set Nitrogen Cair, 1 Set Bibit Ternak ( Semen Beku dan Embrio).

60. Kegiatan Penyediaan Pakan dan Kebutuhan Dasar UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.948.255.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 2.896.463.000,- (98,24%). Output kegiatan ini adalah ketersediaan 12 bulan honorarium 34 orang tenaga harian lepas, 84.750 kg pakan ternak tahap I, 505.100 kg pakan ternak tahap II, 427.800 Kg Pengadaan Pakan Ternak Sapi Drooping Baru, 620.496 Kg hijauan pakan ternak, 300 Kg Pengadaan hijauan Pakan Ternak untuk Sapi Drooping Baru, 1 (satu) set peralatan kebun rumput,

1 (satu) set pakaian kerja lapangan, 100 buah tong, 1 (satu) set pupuk, 5 sampel pengujian mutu pakan.

61. Kegiatan Aplikasi teknologi budidaya sapi perah di BPTSP dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 367.796.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.367.677.400,- atau 99.97 %. Hasil kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan jumlah bibit dasar sebesar 13,33 %, bibit induk sebesar 36,67 % dan bibit sebar sebesar 43,33% melalui 1 (satu) set peralatan pengelolaan kandang; 1 (satu) set alat dan bahan penunjang kesehatan pemerahan; 1 (satu) set sarana penunjang recording ternak sapi perah dan informasi; satu set bahan dan alat penunjang reproduksi ternak; satu set pakaian kerja berserta kelengkapnnya.

62. Kegiatan Aplikasi penyediaan, pengolahan pakan serta serifikasi bibit hijauan makanan ternak di BPTSP dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.185.189.550,-, realisasi anggaran sebesar Rp.183.877.950,- atau 99.29 %. Hasil kegiatan adalah jumlah produksi rumput sebanyak 122.114 kg/ha/tahun atau 61,06% dari target sebesar 200.000/kg/tahun, hal ini diakibatkan karena adanya peremajaan kebun rumput di lokasi Cikole seluas 2 Ha dan kemarau yang cukup panjang sehingga mempengaruhi terhadap jumlah produksi per tahun, hal ini berdampak terhadap produksi susu. Produksi susu yang dihasilkan tahun 2015 sebesar 293.858 liter/tahun atau 97,85 % dari target sebesar 300.000 liter/tahun. melalui ketersediaan 1 (satu) set bahan dan alat pengelolaan kebun rumput; Pengujian sampel pakan sebanyak 58 sampel, Pertemuan dalam rangka persiapan sertifikasi HMT di Cikole Lembang, perjalanan dinas dalam rangka monitoring ke SUP Subang, perjalanan dinas ke pusat dalam rangka konsultasi persiapan sertifikasi HMT, Perjalanan dinas dalam rangka pengujian sampel pakan serta perjalanan dinas dalam rangka peningkatan wawasan manajemen pengelolaan bibit alfalfa ke Jawa Tengah.

63. Kegiatan Aplikasi teknologi Hasil Produksi di BPTSP dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 439.409.125,-, realisasi anggaran sebesar Rp.438.400.125,- atau 99,77 %. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 439.409.125,-, realisasi anggaran sebesar Rp.438.400.125,- atau 99,77 %. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas

64. Kegiatan Sosialisasi aplikasi dan transfer usaha tani terapan ke masyarakat di BPTSP dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.116.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.115.821.732,- atau 99,84 %. Hasil kegiatan adalah meningkatnya wawasan stake holder peternakan di 3000 orang stake holder, serta meningkatnya pengetahuan dan wawasan 8 (delapan) kelompok binaan di 7 (tujuh) kabupaten/kota melalui pengadaan bahan cetakan penyebaran teknologi agribisnis sapi perah; pengujian sampel penyakit ternak; perjalanan dinas dalam rangka pengujian penyakit ternak serta pembinaan dan monitoring ke kelompok binaan.

65. Kegiatan Pembuatan Video Visualisasi Profile Sapi Potong di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 53.625.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 46.605.000,- (86,91%). Output kegiatan terlaksananya 3 kali rapat persiapan/kegiatan, terlaksananya pembuatan video profile Balai, tersedianya sarana sosialisasi budidaya ternak potong sapi Pasundan dan keunggulannya.

66. Kegiatan Pengamatan Model Pemuliaan Ternak Sapi Potong Lokal

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 78.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 71.648.0000,- (91,86%). Output kegiatan terlaksananya pendampingan teknis tenaga ahli (Narasumber) dalam rangka pemuliaan ternak sapi potong lokal, dan terlaksananya 1 kegiatan pengamatan model pemuliaan ternak sapi potong lokal di luar daerah Provinsi Jawa Barat.

67. Kegiatan Sosialisasi Budidaya Ternak Sapi Potong yang Baik (Good Farming Practice)

Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 85.702.500,- realisasi anggaran sebesar Rp. 56.332.000,- (65,73%). Output tersedianya 10 paket bahan praktek, tersedianya 500 unit kalender sosialisasi GFP, tersedianya 1.000 unit leflet GFP dan tersosialisasikannya GFP pada 10 kelompok ternak sapi potong.

68. Kegiatan Penyediaan Pakan dan Kebutuhan Dasar di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.657.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.601.269.800,- (96,61%). Output kegiatan tersedianya honorarium petugas kandang, pemelihara kebun rumput dan petugas teknis lainnya sebanyak 7.500 HOK, tersedianya obat-obatan ternak untuk kebutuhan 1 tahun, tersedianya konsentrat sapi potong untuk proses budidaya sebanyak 2 paket pengadaan tahap I dan II, ketersediaan HPT sebanyak 958.800 kg, serta peralatan kandang dan kebun untuk kebutuhan 1 tahun.

69. Kegiatan Kebutuhan Dasar Laboratorium Prosesing Semen Beku di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 97.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 97.070.000,- (99,56%). Output kegiatan tersedianya produksi semen beku sebanyak 15.000 dosis,, tersedianya 3.500 liter N2Cair bahan media penyimpanan semen beku, tersedianya 1 paket bahan kimia prosesing semen beku untuk kebutuhan 1 tahun, terlaksananya pengujian kualitas semen beku produksi UPTD BPPT Sapi Potong Ciamis yang diuji di Laboraorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.

70. Kegiatan Kajian Konservasi Sapi Rancah dan Pola Pengembangannya di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 474.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 446.378.800,- (94,12%). Output tersedianya 1 paket peralatan pengambilan sampel darah, tersedianya obat-obatan pejantan sapi Pasundan, tersedianya 8.000 kg pakan konsentrat dan 54.000 kg hijauan pakan ternak pejantan sapi Pasundan, terjaringnya 10 ekor pejantan sapi Pasundan, terlaksananya pengambilan sampel darah dan uji laboraorium untuk analisis DNA dan Protein Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 474.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 446.378.800,- (94,12%). Output tersedianya 1 paket peralatan pengambilan sampel darah, tersedianya obat-obatan pejantan sapi Pasundan, tersedianya 8.000 kg pakan konsentrat dan 54.000 kg hijauan pakan ternak pejantan sapi Pasundan, terjaringnya 10 ekor pejantan sapi Pasundan, terlaksananya pengambilan sampel darah dan uji laboraorium untuk analisis DNA dan Protein

71. Kegiatan Pengujian Hijauan Makanan Ternak (HMT) di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 82.875.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 75.623.500,- (91,25%). Output kegiatan terlaksananya 2 kali rapat persiapan kegiatan, tersedianya 1 paket peralatan dan 1 paket bahan pengujian HMT, terlaksananya kegiatan pendampingan teknis pengujian HMT kerjasama Jasa Profesi sebagai Narasumber pembuatan burger. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pakan yang diberikan dan tersedianya bibit ternak sapi potong berkualitas.

72. Kegiatan Penyediaan Pakan dan Obat-obatan Pejantan (Bull) di BPPT Sapi Potong Ciamis

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 376.350.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 350.402.400,- (93,11%). Output kegiatan tersedianya 1 paket obat-obatan kebutuhan 1 tahun, tersedianya hijauan pakan ternak (HPT) sebanyak 321.200 kg, tersedianya konsentrat sapi potong pejantan sebanyak 38.544 kg, ketersediaan HPT sebanyak 958.800 kg, serta peralatan kandang dan kebun kebutuhan selama 1 Tahun.

73. Kegiatan Profiling Kelompok Ternak Pembibitan Sapi potong di Wilayah IV

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.440.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 457.515.000,- (83,12%). Output tersedianya data base GIS kelompok ternak sapi potong ternak di wilayah IV, terlatihnya petugas enumerator/surveyor/ kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.440.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 457.515.000,- (83,12%). Output tersedianya data base GIS kelompok ternak sapi potong ternak di wilayah IV, terlatihnya petugas enumerator/surveyor/

74. Kegiatan Kaji Terap Teknologi Pakan di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp. 76.050.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 71.054.680,- (93,43%). Output kegiatan terlaksananya 2 kali rapat persiapan dan evaluasi kegiatan, tersedianya 1 paket bahan kaji terap, tersedianya laporan hasil kaji terap pakan sapi potong.

75. Kegiatan Pendampingan Teknis Tenaga Ahli Bibit dan Semen Beku di BPPT Sapi Potong Ciamis

kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 107.250.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 102.500.000,- (95,57%). Output kegiatan terlaksananya 2 kali rapat persiapan kegiatan, terlaksananya bimbingan teknis tenaga ahli bibit dan tenaga ahli semen beku, terlaksananya pertemuan ekspose hasil bimbingan teknis tenaga ahli, diterbitkanya sertifikasi manajemen mutu.

76. Kegiatan Teknologi Peternakan Prosesing Pengawetan Hijauan Pakan Ternak dan Kompos

Balai Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 188.622.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 187.122.500,- atau 99,20% dan Realisasi Fisik 100%.Output kegiatan adalah tersedianya silase untuk cadangan pakan ternak domba di musim kemarau dan kompos. Outcome kegiatan adalah terlaksananya Penerapan Teknologi peternakan mendukung budidaya ternak domba.

77. Kegiatan Optimalisasi UPTD BPPT Domba sebagai Sumber Bibit Domba Berkualitas

Kegiatan

Balai Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 283.298.950,-, realisasi anggaran sebesar Rp.274.826.750,- atau 97,01% dan Realisasi Fisik 100%.Output kegiatan adalah tersedianya Bibit unggul ternak

ini

dilaksanakan

oleh

UPTD UPTD

78. Kegiatan Sertifikasi dan Uji Performance Ternak Domba di UPTD BPPT Domba Margawati

Kegiatan

Balai Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati dialokasikan anggaran sebesar Rp. 117.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.108.696.000,- atau 92,90% dan Realisasi Fisik 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya sertifikasi ternak domba, danStandarisasi Bibit Domba Priangan.

79. Kegiatan Diseminasi Teknologi Peternakan dan Pembinaan Kelompok Ternak Domba, yang dilaksanakan oleh UPTD Balai Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati

Kegiatan ini dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 146.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.141.121.550,- atau 96,49% dan Realisasi Fisik 100%.Output kegiatan adalah terlaksananya monitoring dan pembinaan kelompok ternak domba, dandesiminasi teknologi peternakan di 12 kelompok.

80. Kegiatan Sartifikasi ISO 9001-2008 UPTD BPPT Domba Margawati, yang

Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 97.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 93.724.970,- atau 96,13% realisasi fisik 100% Output kegiatan yaitu terlaksananya asessman untuk Sertifikasi ISO 9001- 2008.

81. Kegiatan Pemberdayaan Peternak dalam rangka Penanggulangan kemiskinan melalui Magang Budidaya Ternak Domba, yang dilaksanakan oleh UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Ternak Domba Margawati

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 484.304.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.426.418.000,- atau 88,05 % dan Realisasi Fisik 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya magang budidaya ternak domba untuk 12 kelompok.

82. Kegiatan Penyediaan Pakan Ternak dan Kebutuhan Dasar Budidaya Ternak Domba Lainnya di UPTD BPPTDomba Margawati dan SUPPTD

Bunihayu, Kegiatan

Balai Perbibitan dan PengembanganTernak Domba Margawati dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.705.942.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 3.640.232.895,- atau 98,23% dan Realisasi Fisik 100%. Output kegiatan adalah tersedianya konsentrat domba; tambahan hijauan pakan ternak; pupuk urea; pakaian kerja lapangan; jembatan penghubung ke lokasi kebun rumput, springkel untukpenyiraman kebun rumput dan tersedianya bangker silo.

83. Kegiatan Pemurnian Ternak Unggas Plasma Nutfah Asli Jawa Barat di UPTD BPPT Unggas Jatiwangi.

Kegiatan in bertujuan menghasilkan turunan genetika kedua (F2) ayam sentul, turunan genetika kedua (F2) itik rambon, turunan genetika pertama (F0) itik cihateup. Alokasi anggaran sebesar Rp. 131.703.125,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 131.472.000,- atau setara dengan 99,82 %. Output kegiatan ini tersedianya 1 (satu) paket alat kesehatan (sarung tangan dan masker), 1 (satu) paket bahan baku kandang individu ternak pemurnian, 1 (satu) paket wing tag ternak unggas pemurnian, 39 (tiga puluh Sembilan) liter alkohol 70%, 1 (satu) kegiatan honorarium narasumber kegiatan pemurnian ternak (ayam sentul, itik Rambon dan itik Cihateup), 12 (dua belas) bulan honorarium Tenaga Harian Lepas pemelihara Ternak pengujian.

84. Kegiatan Sertifikasi UPTD BPPT Unggas Jatiwangi

Kegiatan ini bertujuan melaksanakan Pra sertifikasi UPTD BPPT Unggas Jatiwangi sebagai balai penghasil bibit ternak unggas lokal yang bersertifikat (ISO 9001 : 2008). Alokasi anggaran sebesar Rp. 74.880.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 73.201.078,- atau setara dengan 97,76 %. Output kegiatan ini terlaksananya kegiatan jasa audit Pra Sertifikasi Balai, perjalanan dinas dalam rangka koordinasi dan konsultasi pra sertifikasi balai, 1 (satu) paket honorarium pengadaan/pekerjaan jasa konsultasi, 2.500 lembar format-format data teknis.

85. Kegiatan Budidaya Ternak Unggas Lokal di UPTD BPPT Unggas Jatiwangi

Kegiatan ini bertujuannya peningkatan produktivitas ternak dan kualitas produk peternakan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 325.105.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp.324.773.317,- atau setara dengan 99,90 %. Output kegiatan ini tersedianya upah lembur PNS (Gol. I, II dan III), 1 (satu) paket alat-alat peternakan, 8.700 karung sekam,

12 (dua belas) bulan honorarium Tenaga Harian Lepas pemelihara ternak dan terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di balai.

86. Kegiatan Penyediaan Pakan Ternak Unggas di UPTD BPPT Unggas Jatiwangi

Kegiatan ini bertujuan meningkatnya produktivitas dan kualitas porduk peternakan. Alokasi anggaran sebesar Rp. 2.133.960.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 2.131.111.397,- atau setara dengan 99,87 %. Output kegiatan ini tersedianya kebutuhan bahan pakan ternak ayam buras dan itik selama 12 bulan, 1 (satu) paket honorarium panitia, pejabat pengadan dan penerima hasil pengadaan barang/jasa (lelang), 5 (lima) kali uji laboratorium pakan/sampling dan terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka mendukung kegiatan di balai.

87. PengujianMutuPakan Secara Laboratories Di Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Cikole.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fungsi Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak dalam kegiatan pelayanan pengujian pakan ternak secara laboratories selama

12 bulan.Alokasi anggaran sebesarRp. 390.000.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp.377.372.205,- atau setara dengan 96.76 %. Output kegiatan ini terlaksananya :Bahan kimia pengujian mutu pakan ternak, Peralatan laboratorium, Permohonan Akreditasi, Assesment, Leaflet Pengujian Mutu Pakan Ternak, Pakaian Kerja Lapangan dan Aktif Service pengendalian Mutu Pakan. Output Kegiatan ini adalah Pelayanan Mutu Pakan bahan Baku Pakan secara analisis Proksimat, Mineral, Gross Energi dan Aflatoksin.

88. Kegiatan Konsultasi Akreditasi Di Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Cikole.

Kegatan ini bertujuan meningkatkan fungsi balai pengujian mutu pakan ternak dalam kegiatan pelayanan pengujian pakan ternak secara laboratories selama

12 bulan.Alokasi anggaran sebesarRp. 146.250.000,-Anggaran Konsultansi Akreditasi tidak dipergunakan karena BPMPT Cikole Lembang mendapatkan bantuan Pendampingan Teknis Pengembangan Laboratorium Pakan Daerah dalam rangka proses Akreditasi dari BPMSP (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

89. Kegiatan Fasilitasi Penyediaaan Pakan Ternak dan kebutuhan dasar lainnya di BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.216.494.300,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.211.832.300,- atau 99,79%. Hasil kegiatan adalah terpeliharanya ternak sapi perah sebanyak 232 ekor; produksi susu sebanyak 293.858 liter atau 97,85 dari target 300.000 liter/ tahun, dicapainya pertambahan bobot badan ternak 0,5 kg/ekor/hr, dicapainya berat lahir ternak jantan sebesar 40,5 kg dan berat lahir ternak betina sebesar 38,7 kg, melalui ketersediaan 12 bulan honorarium Tenaga Harian Lepas Penyabit Rumput; pengadaan bahan obat- obatan kesehatan hewan; pengadaan bahan pakan ternak sapi perah selama

12 bulan.

90. Kegiatan Monitoring dan Pembinaan Kelompok Ternak Sapi Potong di Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 117.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 78.380.000,- (66,99%). Output terbinanya 20 kelompok ternak sapi potong, tersedianya leaflet sebanyak 3.000 eks, tersedianya kalender sebanyak 1.000 eks. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak pada 20 kelompok, serta ketersediaan ternak sapi potong yang berkualitas di masyarakat.

91. Kegiatan Penyelenggaraan Hari Krida Pertanian (HKP) Petani dan Nelayan di Jawa Barat

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp 796.420.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 769.760.000,00 atau sebesar 96.65 %. Output kegiatan adalah terlaksananya Hari Krida Pertanian (HKP) petani dan nelayan di Provinsi Jawa Barat, 1 dokumen hasil Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp 796.420.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 769.760.000,00 atau sebesar 96.65 %. Output kegiatan adalah terlaksananya Hari Krida Pertanian (HKP) petani dan nelayan di Provinsi Jawa Barat, 1 dokumen hasil

92. Kegiatan Penyusunan Regulasi, pengawasan dan pengendalian pembangunan bidang Penyuluhan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp 70.250.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 24.050.000,00 atau sebesar 34.23 %.Output kegiatan adalah Terlaksananya rakor tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, penyusunan pedoman programa dan laporan, rapat penyusunan pedoman programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Outcome adalah dengan tersusunnya pedoman programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, diharapkan teritegrasinya program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dalam satu dokumen programa penyuluhan, sehingga penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan sasaran.

93. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Penyuluh Pertanian

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp 285.500.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 245.884.078,00 atau sebesar Rp 86.12%.Output kegiatan adalah terlaksananya Penyusunan programa tingkat provinsi, pengawalan dan pendampingan petani melalui metode demfarm dan demplot dan terlaksananya pendampingan RDK/RDKK (Pupuk Bersubsidi).

94. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian

Legiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp 18.498.508.000,00. Realisasi Anggaran sebesar Rp 18.225.918.390,00 atau sebesar 98.53 %.Output kegiatan adalah terpenuhinya honorarium dan BOP (2.682 Orang), 160 Orang THL TB-PP dan

THL-P2BN,110 orang Penyuluh Swadaya dan P4S, 56 Orang Kepala BP3K/BPP,

56 Orang Petani, 3 Kegiatan Pameran, 45 Orang Penyuluh Pertanian. Terlaksananya pelatihan jasa tanam jajar legowo, terfasilitasinya kegiatan penilaian Penyuluh, Petani, BPP dan Gapoktan berprestasi, terlaksananya Bintek Sertifikasi Penyuluhan Pertanian, partisipasi mengikuti pameran dan partisipasi mengikuti Saka Taruna Bumi. termotivasinya para penyuluh, petani/gapoktan, dan BPP dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsinya.

95. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan ini dilaksanakan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp2.876.428.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 1.722.616.500,00 atau sebesar 59.89%. Output kegiatan adalah Pengembangan Kelembagaan penyuluh Pertanian Melalui POSLUHDES (25 Orang), Rembug Tani (25 Orang), terealisasinya reflikasi pemberdayaan (1 Kegiatan), Pendampingan (1 Kegiatan), dan Pengawalan (56 Unit) BPP/BP3K.

96. Kegiatan Koordinasi Kelembagaan Penyuluhan Perikanan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaran untuk kegiatanini sebesar Rp 213.484.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 188.621.000,00 atau sebesar 88.35 %. Output kegiatan adalah terlaksananya forum Koordinasi Penyuluhan, terlaksananya mimbar saresehan.

97. Kegiatan Koordinasi Ketenagaan Penyuluh Perikanan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp 221.330.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 215.410.000,00 atau sebesar 97.33%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pelatihan Bagi penyuluh Perikanan (52 Orang).

98. Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 650.875.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 596.130.00,00 atau sebesar 91.59%.Output

kegiatanadalah

terlaksananya

materi penyuluhan, materi penyuluhan,

99. Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Penyuluhan Kehutanaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan anggaran sebesar Rp 192.932.500,00. Realisasi Rp 192.932.500,00 atau sebesar 99.61%. Output kegiatan adalah Terselenggaranya Lomba Wana Lestari Tingkat provinsi Jawa Barat (15 Kategori Lomba).

100. Kegiatan Fasilitas dan Koordinasi Ketenagaan Penyuluhan Kehutanan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dialokasikan anggaran sebesar Rp 193.625.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 191.717.500,00 atau sebesar Rp 99.01 %. Output kegiatan adalah terlaksananya Keikutsertaan dan Jambore Penyuluhan Kehutanan Tingkat Nasional.

101. Kegiatan Koordinasi Kelembagaan Kehutanan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dialokasikan anggaran sebesar Rp 192.940.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 188.212.804,00 atau sebesar 97.55%.Output kegiatan adalah 1 Dokumen Data Kelembagaan Penyuluhan Kehutanan, 1 Laporan Kelompok Usaha Produktif.

102. Kegiatan Penyelenggaraan (a) Temu Penyuluh (b) Mimbar Saresehan KTNA Tingkat Provinsi Jawa Barat dan Rembug KTNA Nasional

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.293.220.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 1.255.317.720,00 atau sebesar 97.07%. Output Terlakasnanya Mimbar Saresehan KTNA Tk. Provinsi Jawa Barat, Terlaksananya Keikut Sertaan dalam Rembug KTNA Nasional dan Terlaksananya Temu Penyuluh PNS Jawa Barat.

103. Kegiatan Peningkatan Kinerja dan Profesionalisme Penyuluh Pertanian Melalui DPW Perhiptani

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaransebesar Rp 238.600.000,00. Realisasi anggara sebesar Rp 230.314.500,00 atau sebesar 96.53%. Output 1 Dokumen Laporan Hasil Temu Penyuluh, 1 Dokumen hasil Workshop.

104. Kegiatan Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh Pertanian di Desa Rawan Pangan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa Barat dialokasikan anggaransebesar Rp 1,00. Realisasi anggaran sebesar Rp 230.314.500,00 atau sebesar 96.53%.Output kegiatan adalahSosialisasi Rumah Tangga Miskin Sebanyak 4 kali, Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh Pertanian di Desa Rawan Pangan oleh 150 Penyuluh Pertanian Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan PNS Provinsi Jawa Barat.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa penerima hibah/bantuan dari pemerintah harus berbadan hukum dan disahkan

kebanyakan kelompok tani/kelompok usaha penerima hibah pada umumnya belum berbadan hukum

(2) Kebijakan Kementerian Pertanian tahun 2015 lebih diarahkan kepada

perbaikan jaringan irigasi dibandingkan cetak sawah baru. (3) Kondisi standar kompetensi petani yang rendah, sehingga sangat sulit untuk melaksanakan akselerasi peningkatan kualitas kemampuan SDM petani pelaku utama agribisnis.

(4) Kesadaran petani menggunakan pupuk organik masih sangat rendah karena jika penggunaan pupuk organik langsung diterapkan sekaligus, maka akan menurunkan produksi.

(5) Belum berkembangnya kelembagaan di tingkat petani (6) Kebutuhan pupuk organik dikalangan petani padi sawah relatif masih rendah

dibandingkan dengan petani sayuran dan tanaman biofarmaka.

2. Solusi

(1) Sosialisasi dan koordinasi kelompok penerima bantuan hibah pada tahun 2016 agar dilakukan proses penyelesaian pengukuhan kelompok yang berbadan hukum.

(2) Kondisi standar kompetensi petani yang rendah, dimana pada umumnya petani hanya berbekal pendidikan setara Sekolah Dasar, sementara itu regenerasi petani oleh angkatan muda dengan stándar pendidikan yang (2) Kondisi standar kompetensi petani yang rendah, dimana pada umumnya petani hanya berbekal pendidikan setara Sekolah Dasar, sementara itu regenerasi petani oleh angkatan muda dengan stándar pendidikan yang

(3) Peningkatan kompetensi petani yang masih rendah, dapat dilakukan melalui pelatihan, magang, dan sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan SDM pertanian. Selain itu, pembinaan terhadap petani dari instansi terkait baik dari tingkat Kabupaten maupun Tingkat Provinsi perlu lebih ditingkatkan agar kualitas petani dalam menyerap penerapan teknologi pertanian dapat meningkat.

(4) Memberdayakan peran penyuluh untuk pengawalan petani dalam melakukan proses produksi, sehingga petani yang sudah berhasil dapat menjadi contoh bagi petani yang belum menggunakan pupuk organik.

(5) Mengajukan permohonan dukungan Pemerintah agar petani padi Organik dapat dimudahkan untuk proses sertifikasi, agar petani dapat menjual produk organiknya dengan harga yang layak.

(6) Mengembangkan kelembagaan petani dan kelembagaan usaha lainnya guna mendukung pengembangan agribisnis di Jawa Barat.

3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar RP. 31.380.426.200,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 29.126.129.620,00 atau 92,82 persen. Dengan Outcome adalah Terkendalinya serangan OPT, Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan pelaku usaha perkebunan dalam perlindungan tanaman serta meningkatnya produksi hasil perkebunan.

a. Pelaksanaan program

1. Kegiatan Pengamatan dan Pengendalian OPT PangandanHortikultura di Jawa Barat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp.15.256.321.750,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.15.254.735.100,00 (99,99%). Output kegiatan adalah Koordinasi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat untuk 50 orang; Koordinasi Pengendalian OPT Tanaman Pangan dan Hortikultura Tingkat Wilayah bagi 850 orang; Sekolah

Lapang PHT Pada Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk 10 Kelompok Tani; Pelaksanaan Pengelolaan dan Pengendalian OPT Tanaman Pangan dan Hortikultura; Rekomendasi Pengendalian OPT Tanaman Pangan; Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Adopsi Teknologi PHT; Pengembangan Klinik PHT; Upah Tenaga Teknis Non PNS THL POPT sebanyak 472 orang petugas; ertemuan Bimbingan Teknis Pengamatan dan Peramalan OPT bagi THL POPT sebanyak 522 orang; Penerapan Teknologi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan; Persiapan Kegiatan; Monitoring dan Evaluasi Kegiatan; Pengembangan Kelembagaan RPHD di Jawa Barat; Pertemuan Peningkatan Produksi dan Ketahana Pangan di Jawa Barat Pada Tahun 2015; Peningkatan Kemampuan Teknis Pengamatan Peramalan OPT Bagi POPT dan THL POPT Tingkat Kabupaten; Pertemuan Peningkatan Kompetensi Fungsional POPT di Jawa Barat; Pengujian Mutu Produk Tanaman dan Kualitas Tanah Dalam Rangka Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat; Pertemuan Gelar Teknologi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan; Penguatan Jaringan Informasi OPT, DPI dan Kehilangan Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat; Standarisasi Laboratorium Kimia Agro/Akreditasi.

2. Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Masyarakat Petani di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dan/atau Daerah Penghasil Bahan Baku Industri Hasil Tembakau

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.7.312.500.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp. 5.411.035.000,00 (74,00%). Output kegiatan adalah Terselenggaranya Pertemuan Koordinasi/Evaluasi; Terselenggaranya Orientasi Kepemanduan Demplot Pengendalian OPT Pasca Panen Hortikultura Ramah Lingkungan; Terselenggaranya Demplot Pengendalian OPT Pasca Panen Hortikultura Ramah Lingkungan; Terselenggaranya SL-GAP Buah-buahan.

3. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 633.675.600,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 632.371.551 (99,79 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Teknis dengan dinas terkait di 14 Kab/Kota, pertemuan tingkat nasional dan regional; 1 kegiatan open house BPTP dan tersampaikannya teknologi inovasi teknologi PHT kepada pelaku usaha agribisnis perkebunan; Eksplorasi MA dan Identifikasi OPT di 2 Kabupaten; Pengembangan 5 jenis APH di BPTP sebanyak 4.000 Kg APH

siap aplikasi; 1.000 Kg APH oleh petani di 5 Kabupaten; bibit tanaman pestisida nabati jenis nimba sebanyak 5.000 batang siap salur; penyediaan APH sebanyak 1.500 Kg di 3 kabupaten; uji coba pengendalian OPT secara PHT tepat guna di 2 kabupaten; bahan informasi teknologi PHT berupa neon box sebanyak 3 buah, leaflet sebanyak 1.600 lembar dan 500 eksemplar buku saku; terserapnya inovasi teknologi pengembangan APH metode metabolit sekunder di Universitas Sudirman Purwokerto oleh 8 orang petugas BPTP; kebijakan perlindungan tanaman perkebunan dan data informasi pelaksanaan kegiatan. Permasalahan yang terjadi adalah sifat, jenis dan inang OPT banyak kesamaan dengan komoditas tanaman pangan, sedangkan dalam proses pengendalian OPT di lapangan tidak terkoordinasi dengan sektor tanaman pangan, sehingga lahan kebun yang telah dikendalikan masih tampak adanya serangan OPT yang berpindah dari lahan di luar lahan tanaman perkebunan; Kemampuan pelaku usaha atau petani tebu sangat beragam, disebabkan karena pembinaan, penyuluhan dan penyampaian informasi ternologi PHT masih relatif kurang, hal ini menyebabkan daya saing perlindungan tanaman perkebunan masih lemah baik teknologi, ketersediaan SDM pengendalian tanaman maupun sarana prasarana PHT; Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum optimal; Dalam upaya peningkatkan dan perbaikan kinerja pengendalian OPT tanaman perkebunan antara lain pengendalian OPT pada tanaman tebu; Kesulitan memprediksi karakter faktor alam, faktor iklim dan tanaman itu sendiri secara pasti sehingga memberikan konstribusi yang besar terhadap kekurang berhasilan pencapaian atau ketidak keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT. Solusi yang diambil adalah mendekatkan informasi, teknologi, penyediaan sarana dan sarana PHT kepada lokasi atau sentra produksi perkebunan melalui keberadaan klink PHT perkebunan dan dibentuknya Brigade Proteksi tanaman Perkebunan, agar pelaku usaha perkebunan dengan mudah dapat melaksanakan pengendalian OPT secara benar dan tepat baik serangan regurer maupun bersifat eksplosif; Menyampaikan dan menginformasikan keberadaan kelembagaan perlindungan tanaman perkebunan baik di BPTP maupun di Sub Unit (keberadaan Klinik PHT Perkebunan dan Brigade Proteksi Perkebunan); Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan di Jawa Barat dilakukan upaya- upaya pengembangan dan penyediaan sarana dan bahan pengendalian secara berkelanjutan agar pengendalian dapat berhasil guna dengan implementasi kegiatan-kegiatan yang riil; Dilakukan koordinasi untuk menyelaraskan siap aplikasi; 1.000 Kg APH oleh petani di 5 Kabupaten; bibit tanaman pestisida nabati jenis nimba sebanyak 5.000 batang siap salur; penyediaan APH sebanyak 1.500 Kg di 3 kabupaten; uji coba pengendalian OPT secara PHT tepat guna di 2 kabupaten; bahan informasi teknologi PHT berupa neon box sebanyak 3 buah, leaflet sebanyak 1.600 lembar dan 500 eksemplar buku saku; terserapnya inovasi teknologi pengembangan APH metode metabolit sekunder di Universitas Sudirman Purwokerto oleh 8 orang petugas BPTP; kebijakan perlindungan tanaman perkebunan dan data informasi pelaksanaan kegiatan. Permasalahan yang terjadi adalah sifat, jenis dan inang OPT banyak kesamaan dengan komoditas tanaman pangan, sedangkan dalam proses pengendalian OPT di lapangan tidak terkoordinasi dengan sektor tanaman pangan, sehingga lahan kebun yang telah dikendalikan masih tampak adanya serangan OPT yang berpindah dari lahan di luar lahan tanaman perkebunan; Kemampuan pelaku usaha atau petani tebu sangat beragam, disebabkan karena pembinaan, penyuluhan dan penyampaian informasi ternologi PHT masih relatif kurang, hal ini menyebabkan daya saing perlindungan tanaman perkebunan masih lemah baik teknologi, ketersediaan SDM pengendalian tanaman maupun sarana prasarana PHT; Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum optimal; Dalam upaya peningkatkan dan perbaikan kinerja pengendalian OPT tanaman perkebunan antara lain pengendalian OPT pada tanaman tebu; Kesulitan memprediksi karakter faktor alam, faktor iklim dan tanaman itu sendiri secara pasti sehingga memberikan konstribusi yang besar terhadap kekurang berhasilan pencapaian atau ketidak keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT. Solusi yang diambil adalah mendekatkan informasi, teknologi, penyediaan sarana dan sarana PHT kepada lokasi atau sentra produksi perkebunan melalui keberadaan klink PHT perkebunan dan dibentuknya Brigade Proteksi tanaman Perkebunan, agar pelaku usaha perkebunan dengan mudah dapat melaksanakan pengendalian OPT secara benar dan tepat baik serangan regurer maupun bersifat eksplosif; Menyampaikan dan menginformasikan keberadaan kelembagaan perlindungan tanaman perkebunan baik di BPTP maupun di Sub Unit (keberadaan Klinik PHT Perkebunan dan Brigade Proteksi Perkebunan); Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan di Jawa Barat dilakukan upaya- upaya pengembangan dan penyediaan sarana dan bahan pengendalian secara berkelanjutan agar pengendalian dapat berhasil guna dengan implementasi kegiatan-kegiatan yang riil; Dilakukan koordinasi untuk menyelaraskan

4. Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan anggaran Rp. 951.510.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 947.744.070 (99,60%). Output kegiatan adalah terkendalinya serangan OPT pada tanaman teh, kopi, karet di Kabupaten Bandung, Sumedang, Purwakarta, Sukabumi dan Bogor; terserapnya metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) tepat guna oleh petani kopi di Kabupaten Bandung Barat; tersedianya data hama dan penyakit pada tanaman perkebunan di 15 Kab/Kota. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan anggaran, mengakibatkan mundurnya jadwal pelaksanaan kegiatan di lapangan. Solusi yang diambil adalah efisiensi anggaran yang tersedia.

5. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 525.600.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 499.872.000 (95,11%). Output kegiatan adalah terserapnya informasi teknologi pengendalian OPT tembakau oleh petani yang tersebar di 5 kabupaten; terkendalinya OPT tembakau di 5 kabupaten.

6. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 361.916.000 realisasi anggaran sebesar 354.876.000,- atau (98,05%). Output kegiatan Terlaksananya kegiatan pelayanan kesehatan hewan dengan penyediaan obat vitamin, antiparasit dan antibiotik sebanyak 1 paket, terlaksananya pemberian honorarium untuk petugas pelayanan kesehatan hewan, terlaksananya kegiatan monitoring pelayanan kesehatan hewan di 27 kab/kota, terlaksananya pengadaan bahan sosialisasi pelayanan kesehatan hewan.

7. Kegiatan Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Hewan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.283.833.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.202.095.000,- (99,86%). Output kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi Rabies melalui pengadaan VCD Rabies, terlaksananya sosialisasi Penyakit Hewan

Menular Strategis (PHMS) di 27 kab/kota, terlaksananya pengadaan vaksin dan obat-obatan untuk pengendalian PHMS, terlaksananya rapat koordinasi pengendalian PHMS.

8. Kegiatan Tim Unit Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 132.596.000 realisasi anggaran sebesar Rp.27.073.400,- (95,84%). Output kegiatan adalah terlaksananya Rapat koordinasi Tim URC di tingkat Jawa Barat sebanyak 2 kali , terlaksananya pengadaan pakian kerja Tim URC PHMS sebanyak 1 paket, terlaksananya monitoring kegiatan Tim URC PHMS di Jawa Barat.

9. Kegiatan Surveilans Penyakit Hewan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.82.561.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 79.939.000,- (96,82%). Output kegiatan adalah terlaksananya pengadaan buku petujuk teknis surveilnas penyakit hewan sebanyak 145 buku, tersedianya peta penyakit hewan di Jawa Barat sebanyak 1 paket, terlaksananya pengadaan sarana biosekuriti sebanyak 1 paket, dan terlaksananya kegiatan surveilans penyakit hewan di 27 kab/kota.

10. Kegiatan Pengawasan Kesehatan Hewan Kurban, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 153.156.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 147.125.050,- (96,06%). Output terlaksananya pengadaan sarana untuk pelaksanaan pemeriksaan hewan kurban meliputii kit untuk pemeriksaan hewan kurban sebanyak 10 paket, pengadaan leaflet hewan kurban sebanyak 6000 lembar, tanda sehat hewan kurban sebanyak 20.000 buah dan terlaksananya pencanangan tim pemeriksa kesehatan hewan kurban tingkat Jawa Barat sebanyak 1 kali.

11. Kegiatan Pengawasan Obat Hewan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 53.895.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 49.487.000,- (91,82%). Output kegiatan Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 53.895.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 49.487.000,- (91,82%). Output kegiatan

12. Kegiatan Surveillance Kesehatan Hewan di BPPT Sapi Potong Ciamis

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 82.875.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 76.789.000 (92,66%). Output kegiatan adalah (1) tersediaanya alat dan bahan untuk pengambilan sampel (serum darah, feses dan ulas), (2) Jumlah pengiriman sampel serum darah 86 sampel, feses 117 sampel ulas 63 sampel, (3) tersedianya biaya pengujian laboraorium, (4) terkoordinasinya dan terkonsultasikannya kegiatan Surveillance Kesehatan Hewan.

13. Kegiatan Pengendalian Penyakit Ternak Domba di UPTD BPPT Domba Margawati

Kegiatan ini dilaksanakan oleh UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Ternak Domba Margawati dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 170.625.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 169.811.000,- atau 99,50% dan realisasi Fisik 100%. Output kegiatan adalah tersedianya obat – obatan ternak domba, peralatan kedokteran/ kesehatan pakai habis, belanja kebersihan dan bahan pembersih pakai habis dan perbaikan peralatan biosecurity.

14. Kegiatan Peningkatan Produktivitas dan Kesehatan Ternak di BPPT Unggas Jatiwangi

Kegiatan ini bertujuannya meningkatnya produktivitas serta status kesehatan ternak (ayam dan itik) serta penekanan angka mortalitas ternak sebesar 2% dari nilai teknis sebelumnya. Alokasi anggaran sebesar Rp. 233.911.850,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 233.544.400,- atau setara dengan 99,40 %. Output kegiatan ini tersedianya 1 (satu) paket honorarium pengadaan obat-obatan, 500 karung kapur pertanian, 1 (satu) paket obat-obatan, 1 (satu) paket bahan-bahan kimia, dan 1 (satu) paket alat-alat laboratorium pakai habis.

15. Kegiatan Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan, Obat Hewan dan Pangan Asal Hewan di BP3HK Cikole Lembang

Kegiatan ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta operasional pengujian yang di lakukan di BP3HK Cikole dan Sub Unit Laboratorium Keswan Losari. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 1.453.400.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 1.383.815.357,- (atau 95.21 % dari total anggaran, sedangkan realisasi fisik nya

97.15 % dari target 100 % yang di rencanakan. Output : Kegiatan adalah 97.15 % dari target 100 % yang di rencanakan. Output : Kegiatan adalah

16. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sub Unit Rumah Sakit Hewan Cikole

Kegiatan ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta operasional pengujian yang dilakukan di Sub Unit Rumah Sakit Hewan Cikole. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 2.544.100.000,- dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 2.404.177.292,- atau 94.5 % dari total anggaran, sedangkan realisasi fisik nya 100 % dari target 100 % yang di rencanakan. Output : Kegiatan adalah tersedianya 1 (satu) paket pengadaan alat tulis kantor, 1 (satu) paket pengadaan perlengkapan pakai habis Rumah Sakit Hewan Cikole, 1 (satu) paket pengadaan bahan diagnostik, 1 (satu) paket pengadaan bahan obat-obatan, 1 (satu) paket pengadaan pakan hewan pasien, 1 (satu) paket belanja jasa kantor terdiri dari pembayaran belanja jasa petugas kebersihan, belanja jasa tenaga keamanan, belanja jasa profesi (dokter, paramedic, petugas administrasi dan driver), 1 (satu) paket penyediaan jasa pengolahan limbah rumah sakit hewan Cikole, 1 (satu) paket belanja cetak dan penggandaan (cetak form Rumah Sakit Hewan Cikole, fotocopy dokumen tender, dan penjilidan). 1 (satu) paket belanja makanan dan minuman (dalam rangka rapat persiapan dan rapat koordinasi dan evaluasi kegiatan), 1 (satu) paket belanja perjalanan dinas dalam daerah PNS Provinsi untuk survey harga dan perjalanan dinas petugas pengelola teknis (bantuan teknis) renovasi gedung BP3HK, 1 (satu) paket perjalanan dinas luar provinsi bagi PNS Provinsi dalam rangka bimbingan teknis dan rapat koordinasi Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia. Sedangkan untuk belanja modal diantaranya adalah: 1 (satu) paket pengadaan media informasi visual elektronik (videotron sederhana), 1 (satu) paket alat-alat kedokteran hewan (kandang jepit hewan besar dan instrument orthopedic, dan 1 (satu) paket pengadaan konstruksi bangunan kantor berupa renovasi bangunan gedung BP3HK serta 1 (satu) paket pembangunan musholla dan WC umum di lingkungan BP3HK Cikole.

17. Kegiatan pengendalian penyakit ternak di BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 147.950.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.147.439.000,- atau 99,65%. Hasil kegiatan adalah terpeliharanya kesehatan ternak sapiperahsebanyak 232 ekor.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Permasalahan yang terjadi pada kegiatan komoditastanamanpangan, antara lain : 1) Ketidakdisiplinan akan pola tanam; 2) Kerusakan Infrastruktur, saluran irigasi pembuangan; 3) Terjadinya penyumbatan pada pintu air karena sampah dan limbah; 4) Sulitnya memprediksi iklim/cuaca pada musim Hujan; 5) Kekurangan alat berat untuk perbaikan saluran; 6) Untuk kegiatan tanam ulang harus menunggu air surut; 7) Penyediaan tempat persemaian; 8) Apabila hujan masih terjadi, untuk mengamankan mutu diperlukan alat bantu pasca panen; 9) Modal petani yang terbatas.

(2) Penurunan produksi yang disebabkan oleh timbulnya serangan OPT. Pengaruhnya sangat besar terhadap pencapaian produksi, karena gagal panen akibat serangan OPT dapat mencapai katagori serangan berat dan puso.

(3) Jenis tanaman dan OPT tanaman hortikultura yang sangat beragam/banyak, menyebabkan kesulitan untuk menentukan jenis bahan pengendalian.

(4) Pengadaan baranguntuk OPT dihentikan sehubungan dengan adanya SK Mendagri No. 900/4627/SJ, tentang penajaman pasal 298, ayat 5, UU No.

23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (5) Masih munculnya penyakit Rabies di Kab. Sukabumi dan Cianjur pada Tahun 2015 diakibatkan masih belum optimalnya kegiatan pengendalian PHMS yang dikarenakan keterbatasan jumlah SDM di lapangan, keterbatasan sarana dan prasarana sehingga cakupan vaksinasi masih kurang dari target, serta masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit Rabies

(6) Masih terbatasnya dana surveillans PHMS di Kab/Kota dan masih rendahnya keterlibatan instansi lain dalam upaya pegendalian PHMS sehingga kegiatan pengendalian PHMS masih belum optimal.

(7) Saat ini penjualan hewan kurban belum tersentralkan di lokasi yang ditentukan dan masih tersebar di banyak tempat sehingga tidak semua hewan kurban diperiksa kesehatannya oleh petugas. Banyaknya titik-titik pelaksanaan kurban juga menyebabkan pelayanan petugas tidak optimal.

(8) Belum optimalnya kegiatan pengawasan obat hewan di lapangan karena tidak

tersedianyaanggaranuntukkegiatanpengawasanobathewan di kab/kota. (9) Survailansreakreditasitidakdapatdilaksanakankarena system baru di KAN

menyebabkanketerlambatan proses evaluasidokumen.

2. Solusi

(1) Solusi untuk komoditas tanaman pangan, antara lain : 1) Pembentukan tim pemantau (Satgas bencana alam banjir), serta mengkoordinasikan dengan pemerintah setempat; 2) Pengaturan pola tanam; 3) Mempercepat penyediaan sarana produksi (pupuk) dalam bentuk pinjaman (panen dibayar); 4) Perbaikan saluran drainase dengan memperdayakan perkumpulan petani pemakai air; 5) Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) di daerah rawan banjir; 6) Pada daerah rawan dan sangat rawan dianjurkan tidak menanam padi di musim hujan, tetapi diganti dengan tanaman semusim berumur genjah/ lebih pendek dari tanaman padi seperti palawija atau komoditas lainnya; 7) Mengoptimalkan aktivitas Posko ”terpadu” penanggulangan bencana alam banjir, baik Satkorlak PBA di tingkat Provinsi dengan Satlak PBA di tingkat kabupaten/kota; 8) Mengubah jadwal tanam lebih cepat, sehingga pada saat musim banjir tiba, kondisi tanaman sudah cukup tinggi.

(2) Dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit (OPT) dan kerugian ekonomi yang diakibatkannya. (3) Adanya partisipasi aktif Pemerintah (Instansi terkait) dan inisiatif petani untuk menyediakan bahan dan alat pengendalian khususnya tanaman hortikultura.

(4) Sosialisasi tentang PHMS kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya PHMS dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan dan menggali partisipati aktif dari masyarakat untuk membantu program pengendalian PHMS.

(5) Pelatihan SDM masyarakat untuk meningkatkan keterampilan masyarakat untuk membantu program pengendalian penyakit serta pelatihan petugas untuk meningkatkan kompetensi dalam pengendalian penyakit di lapangan

(6) Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya pengendalian penyakit hewan menular. (7) Peningkatan pengawasan peredaran dan penggunaan obat hewan di lapangan untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat tidak terjaminnya mutu obat hewan dan meminimalir adanya resid uobat/hormon pada produk hewan.

4) Program Pemasaran

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, melalui 37 kegiatan dengan total alokasi anggaran sebesar RP. 11.594.554.600,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp. 10.814.622.095,00 atau 93,27 persen. Dengan Outcome adalah tumbuhnya jiwa kewirausahaan masyarakat pedesaan, meningkatkan pendapatan masyarkat miskin di pedesaan, peningkatan mutu dan nilai tambah komoditas strategis perkebunan.

a. Pelaksanaan Program

1. Piloting Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Pertanian Tanaman Pangan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Baratdengan anggaran sebesar Rp.1.432.725.500,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.428.107.558,00 (99,68%). Output kegiatan adalah Rapat Persiapan Tingkat Provinsi, Rapat Persiapan Tingkat Kabupaten,

Bimbingan Teknis Penanggulangan Kemiskinan melalui Pemberdayaan Usaha Pertanian Tanaman Pangan, Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan melalui Pemberdayaan Usaha Pertanian Tanaman Pangan, Kegiatan Magang Pelaku Olahan Hasil Pertanian.

Rapat

Koordinasi/Sosialisasi/Evaluasi,

2. Sarana Prasarana Pengolahan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Jawa Baratdengan jumlah anggaran Rp.477.330.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.89.830.000 (7,14%).Output kegiatan adalah Sosialisasi Program Kegiatan, Rapat Persiapan, Fasilitasi Sarana Alsintan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura (Mesin Proofing Roti, Mixer, Multi Function Sealer, Alat Rajang Keripik, Alat Press Kemasan Singkong, Mesin Tepung Beras, Meja Stainless Steel, Etalase show case roti, dll). Outcome Jawa Baratdengan jumlah anggaran Rp.477.330.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.89.830.000 (7,14%).Output kegiatan adalah Sosialisasi Program Kegiatan, Rapat Persiapan, Fasilitasi Sarana Alsintan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura (Mesin Proofing Roti, Mixer, Multi Function Sealer, Alat Rajang Keripik, Alat Press Kemasan Singkong, Mesin Tepung Beras, Meja Stainless Steel, Etalase show case roti, dll). Outcome

3. Pengembangan Teknologi, Pengembangan Pasca Panen dan Pemasaran Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Baratdengan anggaran sebesar Rp.1.243.158.000,00 dan realisasi sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp.1.243.157.989,00 (100%). Output kegiatan adalah Bimbingan Teknis Manajemen Pemasaran Bagi Mitra STA; FGD Informasi Pasar Tanaman Pangan dan Hortikultura; Mengikuti Pameran Dalam Negeri; Bimbingan Teknis Pasar Tani di Jawa barat; Bimbingan Teknis Penerapan Pengolahan Hasil Pangan dan Hortikultura; Penerapan Redemen Beras; Kewirausahaan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura; Rapat koordinasi Penerapan Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura; koordinasi dan Evaluasi Penanganan Mutu Hasil Pertanian; Bimbingan Teknis Fasilitator Sistem Jaminan Organik; Sosialisasi SNI Beras di Jawa barat.

4. Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman

Perkebunan, Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 322.550.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 318.040.000 (98,60 %). Output kegiatan adalah terlaksananya peningkatan

mutu dan nilai tambah komoditas strategis perkebunan.

5. Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp. 1.687.881.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 1.625.929.286 (96,33 %). Permasalahan yang terjadi adalah serapan capaian kinerja di awal sampai triwulan III Tahun 2015 sangat rendah dan tidak sesuai dengan anggaran kas, hal ini terjadi karena adanya perubahan waktu pelaksanaan Festival Teh yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus digeser menjadi bulan Oktober 2015. Solusi yang akan diambil adalah untuk TA 2016 diusahakan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan anggaran kas yang telah disusun.

6. Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 317.220.000,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 316.966.000 (99,92%). Output kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi perkebunan besar, pertemuan penilaian kelas kebun,pertemuan kemitraan usaha perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah permohonan data mengenai Izin Usaha Perkebunan Besar dari dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten maupun pelaku usaha perkebunan besar belum disampaikan kembali ke Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat . Solusi yang diambil adalah akan melakukan pengambilan data langsung melalui kunjungan ke dinas kabupaten dan pelaku usaha perkebunan besar.

7. Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas PerkebunanProvinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.082.555.975,- dan realisasi anggaran s.d Bulan Desember 2015 Rp. 1.074.275.000 (99,24 %). Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Usaha Tani Tembakau; Terlaksananya Fasilitasi Pemasaran Hasil Tanaman Tembakau.

8. Kajian Penerapan Jaminan Mutu bagi Pelaku Usaha Pengolahan Hasil Peternakan

Kegiatan bertujuan adalah meningkatkan Daya Saing Produk Olahan hasil Peternakan di Jawa Barat dengan menyusun SOP pengolahan produk peternakan serta melakukan pendampingan penerapan SOP pengolahan dan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan di pelaku usaha pengolahan hasil peternakan. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 93.453.750,00 dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 91.939.000,00 atau setara dengan 98,38 %. Output kegiatan ini Hasil kajian penerapan jaminan mutu bagi pelaku usaha pengolahan hasil peternakan berupa SOP Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) dan pendampingan pelaku usaha dalam penerapan SOP pengolahan dan jaminan mutu produk susu.

9. Kegiatan Pengolahan Produk Peternakan

Kegiatan bertujuan meningkatkan Daya Saing Produk Olahan hasil Peternakan di Jawa Barat dengan memfasilitasi Kemasan dan Desain serta sertifikasi. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 96.871.125,00 dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 84.644.500,00 atau setara dengan

87,38 %. Output kegiatan ini Terfasilitasinya kemasan, Desain dan sertifikasi untuk pelaku usaha pengolahan hasil peternakan.

10. Lomba Inovasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan

Bertujuan menggali Inovasi Pengolahan dan pemasaran di Pelaku Usaha Pengolahan Hasil Peternakan di Kab/Kota se Jawa Barat. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 96.315.375,00 dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 76.590.000,00 atau setara dengan 79,52 %. Output kegiatan ini Terlaksananya seleksi kelompok pengolahan hasil peternakan yang secara teknis dan manajemen penanganan pasca panen tingkat provisi yang akan mewakili provinsi Jawa Barat pada lomba tingkat Nasional.

11. Peningkatan SDM Pelaku Pengolahan Hasil Peternakan

Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku pengolahan hasil peternakandan petugas pengolahan di Kabupaten/kota. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 100.717.500,00 dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 87.153.500,00 atau setara dengan 86,53%. Output kegiatan ini terlaksananya pembinaan petugas dan pelaku usaha pengolahan hasil peternakan di Kabupaten/Kota se Jawa Barat.

12. Kegiatan Gerakan Minum Susu pada Siswa SD/MI.

Bertujuan terlaksananya kegiatan gerakan minum susu bagi siswa SD/MI di perwakilan kab/kota di 4 WKPP Provinsi Jawa Barat. Alokasi Anggaran sebesar Rp. 100.142.250,00 dengan realisasi penyerapan keuangan sampai dengan triwulan IV mencapai Rp. 99.249.250,00 atau setara dengan 99,11 %. Output kegiatan ini Terdistribusikannya 10.000 buah susu ke SD/MI di perwakilan Kab/Kota di 4 WKPP di Jawa Barat.

13. Kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP)

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman, kepedulian serta menggalang kerjasama dengan pihak terkait dalam meningkatkan sinergi masalah pangan. Daerah harus mengantisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan, bagaimana produktivitas harus ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tidak tergantung kepada impor negara lain. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 32.272.500,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 30.924.000,- (95.82%). Output kegiatan ini adalah Diikutinya pameran Hari Krida Pertanian.

14. Kegiatan Pameran Musrenbang

Kegiatan ini bertujuan menunjukkan keberhasilan-keberhasilan pembangunan yang telah di capai oleh Jawa Barat. Melalui ajang pameran ini diharapkan Kegiatan ini bertujuan menunjukkan keberhasilan-keberhasilan pembangunan yang telah di capai oleh Jawa Barat. Melalui ajang pameran ini diharapkan

15. Kegiatan Pameran Pemprov Jawa Barat

Kegiatan ini bertujuan mempromosikan hasil-hasil pembangunan di Jawa Barat, dan produk-produk UKM di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan berbagai macam event pameran, yang diikuti oleh seluruh OPD lingkup Provinsi Jawa Barat dengan melibatkan stake holder terkait dan pelaku usaha, terutama UKM. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 76.187.500,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 55.398.100,- (72,71%). Output kegiatan ini adalah : Diikutinya pameran Pemprov Jawa Barat.

16. Kegiatan Pameran Ildex

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif mempromosikan produk unggulan bidang peternakan, dan terjadinya kerjasama investasi. Alokasi anggaran sebesar Rp. 40.950.000,- dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. 40.315.000,- (98,45%). Ouput dari kegiatan ini : diikutinya pameran Ildex di Jakarta.

17. Kegiatan Pameran Agrinex

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif

18. Kegiatan Pameran Indolivestock

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif mempromosikan produk unggulan bidang peternakan, dan terjadinya kerjasama investasi. Alokasi anggaran sebesar Rp. 40.950.000,- dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. 40.000.000,- (97,68%). Ouput dari kegiatan ini : diikutinya pameran Indolivestock di Jakarta.

19. Kegiatan Kajian Alat Pengangkutan Ternak/Daging/Susu

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya kajian mengenai alat angkuta ternak/daging/susu sebagai bahan kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 55.136.250,-, dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. 54.848.500,- (99.48%). Output kegiatan ini adalah Terlaksananya kegiatan kajian alat pengangkutan ternak/daging/susu. Outcome kegiatannya yaitu tersedianya kajian alat pengangkutan ternak/daging/susu sebagai bahan kebijakan Dinas Peternakan.

20. Kegiatan Kajian Tataniaga Ayam Ras

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya kajian tataniaga ayam ras sebagai bahan kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 55.136.250,- dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 54.815.500,- (99,85%). Output kegiatan ini adalah Terlaksananya kegiatan kajjian tataniaga aya ras. Outcome kegiatannya adalah

Tersedianya kajian tataniaga ayam ras sebagai bahan kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

21. Kegiatan Peningkatan Promosi Peternakan

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan

bangunan untuk mengimplementasikan/mempromosikan hasil-hasil pembangunan peternakan di Jawa Barat (ternak bibit, budidaya, obat-obatan, pakan dan produk olahan dari telur, daging, dan susu, dan lainnya. Serta bangunan ini dapat digunakan selain untuk event pameran, kontes, dapat digunakan untuk kegiatan para Asosiasi di Bidang Petenakan. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 297.389.625,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 286.477.500,- (96.33%). Output kegiatannya : Terlaksananya lanjutan pembangunan arena kontes ternak sebagai tempat promosi peternakan di Jawa Barat. Outcome kegiatannya adalah Terfasilitasinya kegiatan promosi peternakan di Jawa Barat

diperlukan

adanya

wahana/sarana

22. Kegiatan Rapat Supply Demand Ternak dan Hasil Ternak dengan

Kab/Kota. Kegiatan ini bertujuan terjadinya peningkatan kebutuhan terhadap ternak dan hasil ternak dalam menghadapi hari besar keagamaan, sehingga diperlukan data ketersediaan dan kebutuhan ternak dan hasil ternak yang berasal dari kab/kota maupun stakeholder yang terkait. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk menghimpun data tersebut dan pada akhirnya diketahui jumlah ketersediaan dan kebutuhan ternak di Jawa Barat baik reguler maupun menghadapi hari besar keagamaan. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 24.180.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 24.180.000,- (100%). Output kegiatan ini adalah: Terlaksananya rapat suplly demand ternak dan hasil ternak dengan kab/kota. Outcome kegiatannya adalah Terpenuhinya ketersediaan produk peternakan dalam menghadapi hari besar keagamaan.

23. Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dengan Assosiasi Sektor Peternakan

Kegiatan ini bertujuan mengantisipasi pemenuhan kebutuhan ternak dan hasil ternak menghadapi hari besar keagaam, serta mengetahui ketersediaan ternak dan hasil ternak menghadapi hari besar keagaam, diperlukan langkah-langkah yang tepat dan solusi untuk menangani hal tersebut, maka diperlukan FGD dengan Assosiasi sebagai ajang untuk membahas berbagai permasalahan dan solusi dalam pemenuhan kebutuhan ternak dan hasil menghadapi hari besar keagamaan tahun 2015. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 8.848.125,- dengan realiasasi anggaran sebesar Rp. 8.473.000,- (95,76%).

Output kegiatan ini adalah Terlaksananya rapat FGD (Focus Group DIscusion) dengan Assosiasi, Outcome kegiatan ini adalah Tersedianya data ketersediaan ternak dan hasil ternak di Jawa Barat.

24. Kegiatan Pameran HPS

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif mempromosikan produk unggulan bidang peternakan, dan terjadinya kerjasama investasi. Alokasi anggaran sebesar Rp. 87.228.375,-, dengan realisasi penyerapan

kegiatan ini adalah Terpomosikannya produk-produk hasil peternakan di Luar Jawa Barat, Outcome kegiatan ini adalah Tersosialisasikannya pengembangan agribisnis peternakan di Jawa Barat kepada masyarakat, pelaku usaha dan stakeholder.

25. Kegiatan Pameran Gelar Produk Dalam Negeri di Halaman Gedung Sate

Kegiatan ini bertujuan menunjang keberhasilan pembangunan bidang peternakan diperlukan adanya wahana/media baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemajuan yang telah diraih, melalui promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perdagangan bebas, baik di tingkat ASEAN, AFTA, yang sudah dimulai sejak awal tahun 2002 dan ACFTA tahun 2010,maupun Asean Economic Community tahun 2015. Agar dapat berperan dan bersaing dalam era tersebut, Jawa Barat harus selalu terus menerus meningkatkan daya saing, terutama dalam hal mutu dan harga, disamping harus aktif mempromosikan produk unggulan bidang peternakan, dan terjadinya kerjasama investasi. Alokasi anggaran sebesar Rp. 17.550.000,-, dengan realisasi penyerapan 8.774.500,- (50,00%). Output kegiatan ini Terlaksananya Pameran Gelar Produk Dalam negeri di Halaman Gedung Sate. Outcome kegiatan ini adalah Terpromosikannya produk-produk hasil peternakan di Jawa Barat.

26. Kegiatan Bazaar Peduli Ramadhan

Kegiatan ini bertujuan membantu masyarakat guna memenuhi kebutuhan pokok khususnya dalam rangka membantu masyarakat guna memenuhi kebutuhan pokok khususnya dalam mengisi bulan suci ramadhan dan menghadapi hari raya idul fitri dalam menyediakan sarana pemasaran khususnya produk peternakan berbagai kebutuhan dengan harga terjangkau, serta sebagai implementasi bentuk kesalehan sosial sekaligus sebagai upaya peningkatan pemberdayaan ekonomi sesuai potensi yang dimiliki dengan melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Pemerinrah Provinsi Jawa Barat mengadakan Bazar Peduli Ramdhan di 4 Wilayah BKPPW. Alokasi anggaran sebesar Rp. 32.175.000,-, dengan realisasi penyerapan Rp. 19.175.000,- (59.60%). Output kegiatan ini Terlaksananya Bazaar Peduli Ramadhan di 4 Wilayah. Outcome kegiatan ini adalah Terpromosikannya produk-produk hasil peternakan di Jawa Barat.

27. Kegiatan Temu Usaha Agribisnis Peternakan Daging

Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan pemasaran yang bertujuan untuk mewujudkan kerjasama pemasaran antar pelaku usaha agribisnis produk peternakan untuk komoditi daging (daging domba dan ayam ras). Dimana Jawa Barat untuk daging domba dan ayam ras merupakan komoditi unggulan, karena merupakan daeran sentra produksi domba dan ayam ras, dimana populasi ayam ras dan domba di Jawa Barat cukup tinggi di tingkat Nasional. Alokasi anggaran sebesar Rp. 159.733.000,-, dengan realisasi penyerapan Rp. 159.733.000,- (99,84%). Output kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Temu Usaha Agribisnis Hasil Peternakan Daging dan tersosialisasikannya Konsumsi Daging Ayam dan Telur. Outcome kegiatan ini adalah Terjalinnya kerjasama antara pengusaha di Jawa Barat dan Luar Jawa Barat dengan peternak/pelaku usaha daging di Jawa Barat.

28. Kegiatan Temu Usaha Agribisnis Hasil Peternakan Telur

Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan pemasaran yang bertujuan untuk mewujudkan kerjasama pemasaran antar pelaku usaha agribisnis produk peternakan untuk komoditi telur (ayam ras dan itik). Dimana Jawa Barat untuk telur ayam ras masih kekurangannya, khususnya menjelang bulan Ramadhan dan Iedul Fitri dimana permintaan telur cukup tinggi baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri. . Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 9.993.750,-. Realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 9.952.500,- (99.59%) Output kegiatan ini adalah Temu Usaha Agribisnis Hasil Peternakan Telur. Outcome kegiatan ini adalah : Terjalinnya kerjasama antara pengusaha telur di

Jawa Barat dan Luar Jawa Barat dengan peternak/pelaku pengolah telur di Jawa Barat.

29. Kegiatan Temu Usaha Agribisnis Hasil Peternakan Komoditas Susu

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan kerjasama pemasaran antar pelaku usaha agribisnis produk peternakan untuk komoditi olahan susu. Dimana Jawa Barat untuk olahan susu sudah banyak berkembang khususnya di kelompok pengolah susu, dengan berbagai variasi dan inovasi. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 10.725.000,-. Realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 10.725.000,- (100%). Output kegiatan ini adalah Temu Usaha Agribsinis Peternakan (Komoditas Susu). Outcome kegiatan ini adalah Terjalinnya kerjasama antara pengusaha susu di Jawa Barat dan Luar Jawa Barat dengan peternak/pelaku pengolah susu di Jawa Barat.

30. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 93.267.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 90.730.000 (97,28 %). Output kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi kesmavet tingkat Jawa Barat Terlaksananyakegiatan pembinaan dan pengawasan kesmavet di 27 kab/kota, Outcome kegiatan adalah terawasinya produk hewan yang beredar di lapangan.

31. Kegiatan Sosialisasi Produk Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat,

Utuh dana Halal

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 92.159.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 74.492.000 (80,83 %). Output kegiatan adalah pengadaan kit untuk peserta sosialisasi sebanyak 120 paket dan pengadaan sarana sosialisasi berupa poster sebanyak 1.000 lembar, leaflet sebanyak 3.000 lembar dan banner sebanyak 20 buah. Outcome tersedianyanya sarana untuk sosialisasi prduk Pangan Asal Hewan Yang ASUH.

32. Kegiatan Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 93.867.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 92.718.150,- (98,78%). Output diterbitkannya 35 Sertifikat NKV untuk unit Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 93.867.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 92.718.150,- (98,78%). Output diterbitkannya 35 Sertifikat NKV untuk unit

33. Kegiatan Pelatihan Pengolah Hasil Ternak di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 132.500.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 131.928.500 (99,57 %) sedangkan realisasi fisik sebesar 100 % (sebelum anggaran perubahan). Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat peternakan. Output kegiatan : pelaksanaan pelatihan diikuti oleh 60 orang masyarakat peternakan (kelompok wanita tani) di bidang pengolahan hasil ternak, Outcome kegiatan yang diperoleh adalah tersedianya ATK, Kit pelatihan, Modul pelatihan, obat –obatan dan pakaian kerja lapangan bagi peserta sebagai sarana dalam rangka membuat nyaman dan leluasa berpraktik/berdemontrasi, selain itu pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta performans pratik dan hasil kerja peserta terjaga dengan baik.

34. Kegiatan Pelatihan Teknis Peternakan Tahun 2015 di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 666.750.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 621.563.183 ( 93,22 %) dan realisasi fisik sebesar 100 % (sebelum anggaran perubahan). Output kegiatan : pelaksanaan kegiatan diikuti oleh 225 orang peserta yang terdiri dari : 25 orang peternak peserta pelatihan Agribisnis ternak Sapi Perah, 50 orang peternak peserta pelatihan Agribisnis ternak Domba, 50 orang peternak peserta pelatihan Agribisnis ternak Unggas, 50 orang peternak peserta pelatihan Agribisnis ternak Sapi Potong, 50 orang peternak peserta pelatihan Pengolahan Limbah Kotoran Ternak. Terjalinnya koordinasi dengan instansi terkait lainnya di bidang peternakan serta tersedianya kebutuhan pelatihan untuk tahun 2016 serta terevaluasinya pelaksanaan pelatihan tahun 2014. Outcome kegiatan adalah diperolehnya 1 paket perlengkapan praktikum pelatihan, terdiri dari wear pack, sepatu boot/ laras panjang, dan topi sebagai upaya dalam rangka memberi kenyamanan dan leluasa berpraktik/berdemontrasi, lancar, efektif dan efisien serta performans pratik dan hasil kerja peserta dapat terjaga dengan baik. Selain itu diberikan pula 1 paket kit pelatihan terdiri dari tas dan ATK (blocknote, ballpoint, pencil dan tempat pencil, penyerut dan penggaris).

35. Kegiatan Pelatihan Seleksi dan Tatacara Pemotongan Hewan Qurban di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 247.781.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 241.423.100 (91,71%) sedangkan realisasi fisik sebesar 100 %. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat peternakan pengelola kegiatan pemotongan hewan qurban (pengurus DKM). Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan sebanyak 2 angkatan (peserta 60 orang pengurus DKM), Outcome kegiatan yang diperoleh adalah tersedianya 1 paket perlengkapan praktikum pelatihan, terdiri dari sepatu boot/ laras panjang, topi, celemek panjang dan sarung tangan, sebagai

nyaman dan leluasa berpraktik/berdemontrasi bagi peserta pelatihan, selain itu pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta performans pratik dan hasil kerja peserta terjaga dengan baik. Para peserta memperoleh juga 1 paket kit pelatihan, terdiri dari tas, panduan dan ATK (blocknote, ballpoint, pencil dan tempat pencil, penyerut dan penggaris). 1 paket peralatan praktikum pelatihan, terdiri dari : pisau sembelih, pisau menguliti, dan asahan yang merupakan peralatan paraktikum pada pelatihan seleksi dan tatacara pemotongan hewan qurban. Untuk mengetahui keberhasilan dari pelatihan seleksi dan tatacara pemotongan hewan qurban dilakukan monitoring dan evaluasi pelatihan di 27 kabupaten/kota.

36. Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang

Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 113.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 109.132.800 (96,58 %) sedangkan realisasi fisik sebesar 100 % (sebelum anggaran perubahan). Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur pengelola pendidikan dan pelatihan (Diklat). Output kegiatan peserta sebanyak 25 orang melalui pelatihan Trainning Officer Course (TOC), Outcome kegiatan yang diperoleh adalah terlaksananya rapat persiapan sebanyak 1 kali, tersedianya ATK, Kit pelatihan, Modul pelatihan, obat –obatan dan pakaian kerja lapangan bagi peserta sebagai sarana dalam rangka membuat nyaman dan leluasa berpraktik/berdemontrasi, selain itu pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta performans pratik dan hasil kerja peserta terjaga dengan baik. Pada kegiatan ini dilakukan pula kunjungan lapangan dalam rangka Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 113.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 109.132.800 (96,58 %) sedangkan realisasi fisik sebesar 100 % (sebelum anggaran perubahan). Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur pengelola pendidikan dan pelatihan (Diklat). Output kegiatan peserta sebanyak 25 orang melalui pelatihan Trainning Officer Course (TOC), Outcome kegiatan yang diperoleh adalah terlaksananya rapat persiapan sebanyak 1 kali, tersedianya ATK, Kit pelatihan, Modul pelatihan, obat –obatan dan pakaian kerja lapangan bagi peserta sebagai sarana dalam rangka membuat nyaman dan leluasa berpraktik/berdemontrasi, selain itu pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta performans pratik dan hasil kerja peserta terjaga dengan baik. Pada kegiatan ini dilakukan pula kunjungan lapangan dalam rangka

37. Kegiatan Penyiapan Wirausaha Bidang Peternakan

Kegiatan ini bertujuan melaksanakan sosialisasi, monitoring dan pendampingan WUB Bidang Peternakan alokasi anggaran Rp. 476.375.000 - dengan realisasi anggaran sebesar Rp.441.118.801,- Output kegiatan Penyiapan Wirausaha Bidang

Peternakan adalah terlaksananya sosialisasi, monitoring dan pendampingan WUB Bidang Peternakan Outcome adalah terlaksananya janji gubernur penciptaan 100 ribu wirausaha baru Jawa Barat melalui kegiatan RAM- IP penciptaan 100 ribu Wirausaha Jawa Barat.

b. Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

(1) Adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa penerima hibah/bantuan dari pemerintah harus berbadan hukum dan disahkan oleh Kemenhumkam, sementara kebanyakan

kelompok tani/kelompok usaha penerima hibah pada umumnya belum berbadan hukum.

(2) Para pelaku usaha tanaman pangan maupun hortikultura banyak yang belum menerapkan cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice).

(3) Target penurunan tingkat kehilangan hasil sebesar 1%) per Tahun masih sulit dilakukan. (4) Para pelaku usaha pengolahan hasil peternakan banyak yang belum menerapkan cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice). (5) Kurangnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha tentang produk pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal.

2. Solusi

(1) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (pelaku usaha) melalui bimbingan teknis pengolahan pangan dan pembinaan secara kontinyu terutama menyangkut aspek penanganan pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice).

(2) Melakukan sosialisasi kepada konsumen dan pelaku usaha tentang produk pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal.

(3) Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penataan tempat penjualan produk pangan asal hewan agar memenuhi persyaratan higiene sanitasi.

(4) Sosialisasi dan koordinasi kelompok penerima bantuan hibah pada tahun 2016 agar dilakukan proses penyelesaian pengukuhan kelompok yang berbadan

(5) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (pelaku usaha) melalui bimbingan teknis pengolahan pangan dan pembinaan secara kontinyu terutama menyangkut aspek penanganan pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice).

(6) Menambah bantuan peralatan pasca panen pengolahan yang memadai

untuk meningkatkan kapasitas maupun kualitas produksi. (7) Peningkatan pengembangan dan bantuan Alsintan panen dan pasca panen padi baik dari APBN maupun APBD yang diarahkan pada Alsintan tepat guna, sehingga dapat mengurangi tingkat kehilangan hasil, peningkatan mutu hasil, dan nilai tambah. Bantuan alsintan tersebut harus pada semua tahapan yaitu panen, perontokan, pengeringan, dan penggilingan.

(8) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (pelaku usaha) melalui bimbingan teknis pengolahan pangan dan pembinaan secara kontinyu terutama menyangkut aspek penanganan pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice).

(9) Menambah bantuan peralatan pasca panen pengolahan yang memadai

untuk meningkatkan kapasitas maupun kualitas produksi.