liv
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
ProdiFakultas : Pendidikan SosiologiFakultas Ilmu Sosial
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 MINGGIR
Mata Pelajaran : Sosiologi
KelasSemester : XI1
Materi Pokok : Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
Alokasi Waktu : 2JP 2x 45 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik Dan Mobilitas Sosial
B. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan bentuk-bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan masyarakat.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mendeskripsikan bentuk diferensiasi sosial berdasarkan gender 2. Mendeskripsikan bentuk diferensiasi sosial berdasarkan profesi
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan bentuk diferensiasi sosial
Dari tujuan pembelajaran tersebut peserta didik diharapkan memiliki karakter demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan toleransi.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bentuk diferensiasi sosial a. Diferensiasi Sosial berdasarkan perbedaan gender
Di dalam kehidupan di dunia ini ada dua jenis manusia, yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial, kenyataan
adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan akan mengarah pada pembedaan fungsi, hak-hak dan kewajibannya. Pada umumnya orang
beranggapan istilah jender sama dengan jenis kelamin, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan akan
mencakup tentang perbedaan seks dan perbedaan jender. Perbedaan secara seks adalah perbedaan antara perempuan dan laki-
laki secara biologis, yaitu karakteristik seks primer, seperti: alat kelamin dan karakteristik seks sekunder yang akan muncul kemudian, seperti bentuk
tubuh atau bentuk suara. Sedangkan perbedaan gender adalah cara berperilaku bagi pria dan wanita yang sudah ditentukan oleh kebudayaan
atau kodratnya yang kemudian menjadi bagian dari kepribadiannya. Peran gender, yaitu pola-pola sikap dan tingkah laku yang diharapkan oleh
masyarakat berdasarkan jenis kelamin, dibuat oleh masyarakat, dan
lv
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui agen-agen sosial, seperti keluarga, kelompok bermain, dan media massa.
Dalam masyarakat modern, tenaga fisik bukan merupakan faktor penting dalam menentukan peran kerja. Kaum wanita tidak terlalu menjadi
beban kaum pria tetapi sudah menjadi mitra kerja kaum pria. Dengan demikian, kaum wanita turut serta memilih dan menentukan posisi dalam
keluarga atau dalam dunia kerja tanpa harus meninggalkan kodratnya. Laki-laki memiliki temperamen yang ekstrovert terbuka untuk
mengungkapkan diri ataupun untuk menerima orang lain, sedangkan perempuan memiliki temperamen introvert lebih menutup diri. Hal itu
dapat berpengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Kehidupan politis dan pemerintahan di kebanyakan tempat
didominasi oleh laki- laki, perempuan hanya golongan minoritas. Demikian juga dalam gerak kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Contoh Kasus:
1. Anak usia bayi – remaja Sejak si bayi lahir, bayi perempuan biasanya akan diberi baju, sepatu, topi
berwarna merah jambu, sedangkan anak laki-laki biasanya akan diberi pakaian berwarna biru. Anak-anak perempuan akan diberi mainan
boneka, sementara anak laki-laki diberi bola atau mobil-mobilan. Anak- anak perempuan akan diajarkan untuk lemah lembut dan sopa, sedangkan
laki- laki diajarkan untuk tegar dan pemberani, sering diajarkan juga bahwa anak laki-laki tabu untuk menangis.
2. Usia remaja – dewasa Laki-laki lebih bergerak pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga
yang kuat, sedangkan perempuan kebanyakan bekerja pada pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tenaga. Misalnya, dalam bertani sawah;
perempuan biasanya bekerja di bagian menanam padi, sedangkan laki-laki yang mencakul, menggaru tanah sawah dan lainnya yang serba berat.
3. Peran Jender Saat ini banyak perempuan yang bekerja sebagai polisi wanita, supir,
insinyur, dan lain-lain, sedangkan pria ada yang bekerja sebagai juru masak koki, perancang baju wanita desainer, dan lain-lain. Hal ini
terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti kecakapan, keahlian, minathobi, tuntutan ekonomi keluarga.
b. Diferensiasi sosial berdarkan Profesi Profesi sering dikaitkan dengan pekerjaan. Padahal sebenarnya profesi
berkaitan dengan keahlian atau ketrampilan misalnya saja profesi guru, dokter, pilot, polisi dan lain sebagainya. Diferensiasi profesi didasarkan
pada pembedaan akan pengelompokan masyarakat berdasarkan dengan profesi yang sedang digelutinya. Dalam kaitanya hal ini, bahwa profesi
merupakan suatu bentuk diferensiasi sosial, karena profesi seseorang yang satu dengan seseorang yang lainnya tidak dapat dikategorikan bahwa
profesi yang satu dengan profesi yang lainnya memiliki perbedaan tinggi dan
rendah atau
terhormat maupun
tidak terhormat.
Dengan
lvi
keanekaragaman profesi yang disandang oleh setiap individu akan mengakibatkan terjadinya pembagian kerja yang disebut Emile Durkheim
sebagai division of labour.
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN