Analisis Data .1. Hasil Penelitian

Variabel intention to quit diukur dengan indikator : keinginan pindah dari tempat kerja dan keinginan tetap di tempat kerja memiliki nilai outer loading lebih dari 0,70 dan memiliki signifikansi 0,05. Kedua indikator memiliki nilai outer loding sama yakni sebesar 0,953. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua indikator ini merupakan indikator yang valid untuk mengukur variabel intention to quit. Variabel kualitas pelayanan kesehatan diukur dengan indikator : keandalan reliability, daya tanggap Responsiveness, perilaku courtesy, kejujuran credibility, keamanan Security, kemudahan hubungana cces, komunikasicommunication, mengerti kebutuhan pasien understanding the customer memiliki nilai outer loading lebih dari 0,70 dan memiliki signifikansi 0,05. Keandalan Reliability memiliki nilai outer loding paling besar yakni sebesar 0,958. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima indikator ini merupakan indikator yang valid untuk mengukur variabel kualitas pelayanan kesehatan. 5.1.4.2. Discriminant Validity Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator faktor dinilai berdasarkan Cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar dari pada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Hasil pengukuran Discriminant Validity dapat dilihat seperto Tabel 6.7 Tabel 5.7. Discriminant Validity Variabel AVE Akar AVE Korelasi Ling- kungan Kepuasan Intention to Quit Kualitas Layanan 1. Lingkungan 0,858 0,926 1 2. Kepuasan 0,834 0,913 0,910 1 3. Intention to Quit 0,954 0,977 - 0,951 - 0,898 1 4. Kualitas Layanan 0,820 0,906 0,902 0,901 -0,939 1 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkah data pada Tabel 5.7. dapat dijelaskan bahwa hasil dari ke empat variabel memiliki nilai AVE diatas 0,50 dan semua variabel memiliki akar AVE lebih tingi dari koefisien korelasi antar satu variabel dengan variabel lainnya, sehingga dapat dikatakan data memiliki discriminant validity yang baik. 5.1.4.3. Composite Reliability Reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari composite reliability Ghozali, 2008. composite reliability berfungsi untuk mengukur internal consistency, yang nilainya harus diatas 0,60 dan membandingkan akar AVE dengan korelasi antar konstruk dengan nilai harus diatas 0.50. Hasil perhitungan Composite Reliability seperti terlihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Composite Reliability No Variabel Composite Reliability 1 Lingkungan 0,968 2 Kepuasan 0,909 3 Intention to Quit 0,976 4 Kualitas Layanan 0,973 Sumber : Lampiran 6 Tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa nilai composite reliability dari semua konstruk yaitu diatas 0,60 sehingga sudah memenuhi kriteria reliability. Berdasarkan dari hasil evaluasi secara keseluruhan, baik convergent discriminant validity, composite reliability yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator sebagai pengukur variabel laten merupakan pengukuran yang valid dan reliabel.

5.1.4.4. Pengujian Model Struktural

Inner Model Inner model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada substantive theory. Dalam menilai model dengan PLS, dimulai dengan melihat R-squares untuk setiap variabel laten dependen. Hasil pengujian inner model dapat melihat hubungan antar konstruk dengan cara membandingkan nilai signifikansi dan R- square dari model penelitian Ghozali, 2008. Tabel 5.9. Nilai R-Squares No. Variabel Dependen R-Square 1. Kepuasan 0,840 2. Intention to Quit 0,917 3. Kualitas Layanan 0,966 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel 5.9 dapat dinyatakan Nilai R-square variabel kepuasan sebesar 0,840 angka itu dapat diinterprestasikan bahwa 84,0 variabel konstruk kepuasan dijelaskan oleh variabel lingkungan, sedangkan 16,0 variabel kepuasan dijelaskan oleh variabel di luar model. Demikian juga variabel intention to quit 91,7 variabelnya dijelaskan oleh variabel lingkungan dan kepuasan, sedangkan 8,3 dijelaskan oleh variabel lain. Sedangkan variabel kualitas layanan 96,6 variabelnya dijelaskan oleh variabel lingkungan, kepuasan dan intention to quit, sedangkan 3,4 dijelaskan oleh variabel lain. Selain dengan menggunakan R-square, goodness of fit model juga diukur dengan menggunakan Q-squa re predictive relevance untuk model structural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance ; sebaliknya jika Nilai Q-squa re 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus : Q 2 = 1 – 1-R 1 2 1-R 2 2 1-R 3 2 … 1 -R p 2 dimana : R 1 2 , R 2 2 , R 3 2 adalah R-square variabel endogen Besarnya Q 2 Memiliki nilai dengan rentang 0 Q 2 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik, Besarnya Q 2 ini setara dengan koefisien determinansi total pada analisis jalur path analysis. Perhitungan goodness of fit model adalah sebagai berikut : Q 2 = 1 – 1-R 1 2 1-R 2 2 = 1 - 1-0,840 1-0,917 1-0,966 = 1 - 0,16 0,083 0,034 = 1 - 0,00045152 = 0,999 Berdasarkan perhitungan diatas, 99,9 persen variabel kualitas pelayanan dijelaskan oleh variabel lingkungan, kepuasan kerja, dan intention to quit , sedangkan sisanya 0,1 Persen dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam model. Gambar 5.1. Diagram Jalur Hasil Uji Hipotesis Sumber : Lampiran 6

5.1.5 Pengujian Hipotesis

Koefisien jalur pengaruh lingkungan terhadap kepuasan , lingkungan terhadap intention to quit, lingkungan terhadap kualitas layanan, dan pengaruh kepuasan terhadap intention to quit, kepuasan terhadap kualitas layanan serta pengaruh intention to quit terhadap kualitas layanan disajikan seperti pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Result for Inner Model No Pengaruh Original Sample O Standar Deviation STDEV Standar Error Sterr T Statistic OSterr Keterangan 1. Lingkungan -- Kepuasan 0,84 0,016 0,016 52,500 Signifikan 2. Lingkungan -- Intention to Quit 0,739 0,088 0,088 8,398 Signifikan 3. Lingkungan -- Kualitas Layanan 0,781 0,074 0,074 10,554 Signifikan 4. Kepuasan -- Intention to Quit 0,178 0,097 0,097 1,835 Signifikan 5. Kepuasan -- Kualitas Layanan 0,099 0,047 0,047 2,106 Signifikan 6. Intention to Quit -- Kualitas Layanan 0,086 0,106 0,106 0,811 Tidak Signifikan Sumber : Lampiran 6 Pada penelitian ini telah diperoleh nilai T-tabel dengan signifikansi 5 dk= 75, adalah sebesar 1.665. Dengan memperhatikan koefisien jalur pada Tabel 5.10 ternyata nilai t-statistik ada yang diatas dan dibawah 1.665. Nilai t-statistik diatas 1.665 dapat dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan dan Nilai t- statistik dibawah 1.665 dinyatakan tidak signifikan. Pembahasan untuk masing- masing hipotesis disajikan pada bagian berikut.

5.1.5.1 Pengaruh lingkungan terhadap kepuasan kerja

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap kepuasan kerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,916 dengan nilai t-statistik sebesar 52,500. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel lingkungan terhadap kepuasan kerja. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa lingkungan memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, artinya bahwa semakin baik lingkungan para medis maka kepuasan kerja juga akan semakin meningkat. Hal ini berarti Hipotesis I terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis I.

5.1.5.2 Pengaruh lingkungan terhadap

intention to quit Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap intention to quit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,774 dengan nilai t-statistik sebesar 8,398. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan dari variabel lingkungan terhadap intention to quit . Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa lingkungan memberikan pengaruh negatif terhadap intention to quit , artinya bahwa semakin baik lingkungan para medis maka intention to quit akan semakin menurun. Hal ini berarti Hipotesis II terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis II.

5.1.5.3 Pengaruh lingkungan terhadap kualitas pelayanan kesehatan

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,796 dengan nilai t-statistik sebesar 10.554. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel lingkungan terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa lingkungan memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan kesehatan, artinya bahwa semakin baik lingkungan para medis maka kualitas pelayanan kesehatan juga akan semakin baik. Hal ini berarti Hipotesis III terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis III.

5.1.5.4 Pengaruh kepuasan kerja terhadap

intention to quit Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap intention to quit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,193 dengan nilai t-statistik sebesar 1,835. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap intention to quit . Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh negatif terhadap intention to quit, artinya bahwa semakin baik kepuasan kerja para medis maka intention to quit akan semakin menurun. Hal ini berarti Hipotesis IV terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis IV.

5.1.5.5 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,106 dengan nilai t-statistik sebesar 2,106. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan kesehatan, artinya bahwa semakin baik kepuasan kerja para medis maka kualitas pelayanan kesehatan juga akan semakin baik meningkat. Hal ini berarti Hipotesis V terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis V.

5.1.5.6 Pengaruh

intention to quit terhadap kualitas pelayanan kesehatan Hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa pengaruh intention to quit terhadap kualitas pelayanan kesehatan menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,089 dengan nilai t-statistik sebesar 0,811. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 1.665 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan tidak signifikan dari variabel intention to quit terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Koefisien jalurnya menunjukkan bahwa intention to quit memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas pelayanan kesehatan, artinya bahwa semakin meningkat intention to quit para medis maka kualitas pelayanan kesehatan akan semakin menurun. Hal ini berarti Hipotesis VI terbukti hasil analisis data mendukung hipotesis VI.