Dimensi dan indikator lingkungan

mendukung dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan demikian implementasi kebijakan Pemerintah KabupatenKota dapat dikaji dari elemen instrumen dan efek yang dirasakan oleh pegawai Pusat Kesehatan Masyarakat organisasi publik yang terlibat langsung dalam operasional kebijakan publik tersebut dan yang merasakan dampak dari kebijakan publik tersebut.

2.2.3. Pengaruh lingkungan terhadap kepusan kerja,

intention to quit dan kualitas pelayanan Beberapa hasil penelitian yang menyatakan lingkungan berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah; Mei 2013 menyatakan bahwa lingkungan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Ahmed 2010 mengatakan lingkungn faktor-faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepusan kerja. Dalam Borzago 2006 dinyatakan bahwa faktor intrinsik dan sikap terhadap hubungan kerja lingkungan berpengaruh kuat terhadap kepuasan. Duserick et. al. 2006 menyatakan Work emvironment lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Mertadiani 2006 menyatakan bahwa lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan, organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. Demikian juga Ayana 2004 menyebutkan bahwa lingkungan psikologis, sosial, fisik, imbalan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan imbalan memiliki pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja. Beberapa hasil penelitian yang menyatakan lingkungan berpengaruh terhadap intention to quit adalah; Bonenberger et. al. 2014 yang menyatakan bahwa lingkungan motivasi berpengaruh terhadap niat berpindah kerja. Mei 2013 menyatakan kondisi iklim organisasi lingkungan berpengaruh signifikan terhadap keinginan keluar intention to quit . Foon et. al . 2010 menyebutkan terdapat hubungan signifikan negatif antara lingkungan komitmen organisasi dengan turnover intension. Setiawan dan Zain 2009 menyataakan bahwa lingkungan role conflict , kepuasan kerja, komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap intensi keluar. Demikian pula Raza 2007 menyebutkan lingkungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja intention to quit . Beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah; Mertadiani 2006 menyatakan lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan, organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja kualitas pelayanan. Wijaya 2005 menyebutkan lingkungan karakteristik individu, jenis pekerjaan dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja kualitas pelayanan hotel. Demikian juga Lagas 2005 menyatakan kepemimpinan lingkungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan. 2.3. Kepuasan 2.3.1 Pengertian kepuasan kerja Nair 2007 menyatakan, kepuasan kerja merupakan dimensi organisasi yang sering diteliti dan telah ditemukan berpengaruh terhadap sikap kerja dan perilaku kerja. Kepuasan kerja telah ditemukan dan mempengaruhi perilaku kerja seperti organizational citizenship beha vior , absensi, dan turnover dan kinerja Ostroff, 1992. Ada begitu banyak definisi kepuasan kerja. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai “keadaan emosi yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penelitian dari pekerjaan atau pengalaman kerja” Locke, 2004; Turner dan Brown, 2004. Sedangkan Topper 2008 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum para pekerja yang didasari oleh pendekatan mereka terhadap upah, kondisi kerja, control, promosi yang berkaitan dengan pekerjaan, hubungan social dalam bekerja, pengakuan dari bakat beberapa variabel yang sama seperti; kataristik pribadi dan hubungan kelompok terpisah dari kehidupan kerja. Kepuasan kerja juga didefinisikan sebagai bagaimana perasaan seseorang tentang pekerjaan mereka dan aspek yang berbeda dari pekerjaan mereka Specto, 1997 dan Tuzun, 2009. Sebagaimana disebutkan Locke 1969 dalam Tuzun 2009, kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan yang dirasakan seseorang antara apa yang mereka inginkan dari pekerjaannya dan apa yang mereka rasakan dari apa yang ditawarkan. Menurut Forgaty 1999 dalam Tuzun 2009, kepuasan kerja mengacu pada sejauhmana karyawan mendapatkan kesenangan dari usaha mereka di tempat kerja. Kepuasan dapat dianggap sebagai penilaian evaluatif positif atau negatif yang dibuat oleh orang-orang tentang pekerjaan mereka atau situasi kerja Tuzun, 2009.

2.3.2 Dimensi kepuasan kerja

Ada tiga dimensi yang diterima secara umum dalam kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi kerja. Dengan demikian kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan. Ketiga, kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan. Sedangkan ketidak puasan kerja adalah fungsi gabungan dari banyak variabel. Seseorang mungkin akan puas dengan satu atau lebih aspek pekerjaannya tetapi pada saat yang sama mungkin tidak senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Milton 1981 dalam Leila 2002 menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan kondisi emosional positif atau menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan berdasarkan pengalamannya. Lebih jauh lagi, Milton 1981 mengatakan, reaksi afektif karyawan terhadap pekerjaannya tergantung kepada taraf pemenuhan kebutuhan –kebutuhan fisik dan psikologis pekerja tersebut oleh pekerjaannya. Kesenjangan antara yang diterima pekerja dari pekerjaannya dengan yang diharapkan menjadi dasar bagi munculnya kepuasan atau ketidak puasan. Kesamaan atau kesesuaian antara karyawan dan pekerja dianggap sebagai pediktor penting dari ketidak puasan kerja. Hasil Studi yang ada Ahmad et. al , 2010 menunjukkan bahwa saat ini karyawan menempatkan nilai tertinggi pada faktor-faktor ekstrinsik seperti; gaji yang baik, lingkungan kerja yang sehat dan keamanan kerja. Beberapa ahli mencoba mengemukakan faktor-faktor yang terlibat dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Hezberg, seperti yang dikutif oleh Gilmer, 1961 dalam Leila, 2002 mengemukakan faktor-faktor kemapanan atau keamanan pekerjaan, kesempatan untuk maju, pandangan pekerja mengenai perusahaan dan manajemannya, gaji, aspek-aspek intrinsic pekerjaan, kualitas penyeliaan, aspek- aspek social dari pekrjaan, komunikasi serta kondisi kerja fisik dan jam kerja sebagai faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja. Penelitian tersebut diperoleh dari laporan pekerja yang sebagian besar pekerja dalam kondisi yang